24/02/2021
Suatu ketika, seorang pebudi daya Madu menemukan sebuah sarang lebah yang tak lazim. Dilihat dari ukurannya, sarang lebah ini terlalu berat. Ia pun kemudian menduga volume madu dalam sarang itu mungkin saja sangat banyak. Namun ternyata Diagnosis awalnya itu salah.
Ketika sarang itu dibedah, bukan madu dalam jumlah besar yang ditemukannya, melainkan seonggok bangkai tikus.
Sang pebudidaya itu tak habis pikir. Bagaimana mungkin seekor tikus dapat masuk ke sarang yang memiliki pintu masuk yang kecil ? Tak hanya itu, ia juga tak mampu menemukan jawaban logis mengapa tikus yang telah lama mati itu tak membusuk di dalam sarang?
Untuk menjawab rasa penasarannya, pebudidaya itu membawa temuannya ke sebuah laboratorium. Di sana, jenasah tikus itu Dianalisis. Hasilnya ditemukan jawaban mengapa binatang pengerat itu mati, namun tidak membusuk.
Bangkai kepala tikus yang tak membusuk karena di balur Propolis.
Ternyata setelah tikus itu masuk ke sarang lebah, para lebah berusaha melumpuhkannya dengan cairan propolis sampai akhirnya binatang malang itu mati. Jenasah tikus itu kemudian dilumuri oleh Propolis agar tak membusuk, menjadi sarang bakteri, dan menyebarkan virus di dalam sarang lebah. Setelah sekian lama sampai akhirnya ditemukan si pebubidaya, cairan propolis itu ternyata tetap membaluri bangkai binatang pengerat itu.
Beberapa penelitian (Hoyt, 1965 ; Johnson dkk., 1994, dan Garedew dkk. 2004) mendukung hasil analisis laboratorium di atas. Tak hanya tikus, berbagai Parasit, binatang kecil, dan benda asing lainnya yang berhasil masuk ke sarang lebah juga bernasib sama.
Sebagai Campuran Ramuan
Pengawet Mayat
Sebenarnya kemampuan Propolis untuk mengawetkan mahluk hidup yang telah mati bukan pengetahuan baru bagi manusia. Setidaknya lebih dari 3.000 tahun yang lalu manusia-manusia yang hidup pada zaman Mesir kuno telah menggunakan propolis dalam proses pembalseman atau pengawetan mayat (mumifikasi).
Walaupun memiliki beragam manfaat, istilah propolis hampir selalu identik dengan Ranah Kesehatan. Keterakitan erat ini bukan tanpa alasan. Jauh sebelum umat manusia menggunakan propolis, para lebah telah memanfaatkan cairan ini untuk melindungi sarangnya. Mencegah, bahkan membunuh Virus, Bakteri, dan benda-benda asing lainnya.
Manusia yang lebih belakangan memanfaatkan cairan yang dihasilkan oleh lebah ini kemudian menamakannya Propolis. Istilah ini berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu Pro (di depan) dan Polis (kota). Gabungan kedua kata ini dapat diartikan sebagai pertahanan kota ! sarang lebah
1. Propolis sudah di kenal dan digunakan sejak jaman Firaun. Pada tahun 90 โ an, para ahli gencar melakukan riset riset. Testimoni bermunculan, bahkan dokter umum yg pasiennya sembuh dengan menggunakan propolis ketimbang obat kimia.
2. 1000 tahun sebelum Nabi Isa lahir , propolis sudah di gunakan tentara Romawi untuk penyembuhan luka , dan meminumnya untuk menambah semangat.
3. Yg luar biasa adalah tahun 1600 propolis sudah di cantumkan dalam buku pengobatan resmi di London.
4. Tahun 1973 di uji pada 5000 pasien di Scandinavia untuk berbagai efek. Dan ternyata tanpa efek samping.
6. Bapak obat moderen, Hippocrates (460-377 SM) telah mendeteksi berbagai unsur penyembuh dalam cairan Propolis. Ia menyebut cairan ini mampu menyembuhkan luka dan Borok, baik dari luar maupun dalam tubuh.
6. Filsuf Aristotles (384 โ 322 SM) juga menyinggung khasiat Propolis dalam bukunya yang terkenal berjudul Historia Animalium (Sejarah Hewan). Dalam buku itu, Aristotles menyebut propolis sebagai โ Obat untuk infeksi Kulit dan luka Borokโ.
7. Memasuki abad pertama masehi, Discorides, memperikarakan Propolis bersumber dari Styrax : air liur lebah berawarna kuning beraroma Manis. Sifat cairan ini lembut dan mudah menyebar setelah dikumpulkan dari berbagai damar yang wangi. Styrax bersuhu hangat, atraktif, dan baik untuk menarik Duri atau serpihan lain yang menancap pada kulit. Dan bila diubah menjadi Asap/Uap dapat mengobati Batuk dan menyembuhkan penyakit kulit.
8. Sementara itu, ilmuan Romawi kuno, Pliny (23-79 M) berhasil mempelajari dan memahami lebih detail ihwal sarang lebah. Ia juga berhasil mempelajari dan mengeksplorasi manfaat dari Propolis. Menurut sang ilmuan, propolis berasal dari berbagai pucuk pohon, seperti Beringin, Poplar, Elm, dan Gelagah.
9. Lebih lanjut, Pliny memaparkan Ekstrak cairan itu dapat menyembuhkan kulit yang tertancam benda asing, Bengkak, pengerasan Kulit, meredakan nyeri otot, dan menyembuhkan luka luar. Di luar itu, ilmuan asal Romawi itu membagi Propolis menjadi tiga kategori sesuai fungsinya. Selain Propolis itu sendiri, Pliny menyebut istilah Commosis yang berguna sebagai Desinfektan dan Pissoceros yang berguna untuk memperkuat pertahanan tubuh.
10. Prof. Dr. Al Mahdy ATP. Guru Besar Farmakologi Toksikologi Universitas Andalas. Mengatakan :
Keuntungan dari Propolis banyak kandungan Senyawa yang ada didalamnya misalnya, ada sakit tertentu contohnya sakit โAโ kalau dia mau sembuh harus ada senyawa dengan sakit โAโ juga. Andaikan kebutuhan senyawanya besar maka dosis Propolis dapat ditambah dan tidak terbatas itu keuntungannya.
Kalo abat Kimia misalnya kita sakit kepala lantas minum Paracetamol terus dosisnya dinaikan itu bisa juga tapi Toxic (Racun) ikut naik.
Lain halnya dengan Propolis kalo dinaikan Dosisnya untuk mencapai Efek tertentu itu tidak apa-apa.
Nah kalo kita minum Melia Propolis sekaligus satu botol 55 ml tidak berbahaya / tidak over dosis.
Demikian ulasan mengenai sejarah propolis dan pendapat para ahli. Artinya Propolis sangat bermanfaat bagi manusia.
Untuk mendapatkan informasi pilihan Melia Propolis silahkan klik banner dibawah ini :๐
https://instan.link/SejarahPropolis
Konsultasi gratis silahkn klik'disini ๐
https://wa.me/message/2M6VB2W62JGRO1