Dokter Indonesia Bersatu

Dokter Indonesia Bersatu Perkumpulan para Dokter yang peduli terhadap perbaikan layanan kesehatan masyarakat Indonesia

Dokter Indonesia Bersatu terbentuk pada tanggal 9 Maret 2013 dengan visi yaitu memperjuangkan terhadap reformasi Sistem Kesehatan Nasional. Terdiri dari para dokter yang peduli terhadap perbaikan layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia

Pasien obstetri di negaranya udah dikit, jadi dokternya dikirim ke Indonesia. Strategi cerdas, katanya!Ibu-ibu Indonesia...
30/06/2025

Pasien obstetri di negaranya udah dikit, jadi dokternya dikirim ke Indonesia. Strategi cerdas, katanya!

Ibu-ibu Indonesia pun bersuka cita: akhirnya bisa periksa kandungan sambil cosplay jadi pasien di adegan Hospital Playlist. Syukur-syukur dokternya mirip Oppa Cho Jung-Seok, kan?

Yang penting bisa story-in: “Check up sama dokter Korea nih, guys!”
Mutu layanan? Transfer ilmu? Ah, nanti dulu. Yang penting feed Instagram estetik.

Lah terus dokter kita gimana? Ya gitu deh. Yang penting tamu luar happy, rakyat lokal tetap bangga jadi pasar.

Selamat datang di Indonesia: surga medical tourism, surganya selfie bareng dokter asing.

Tambah Fakultas Kedokteran? Tapi kualitas dokter masih jadi alarm merah!2024: Sudah ada 117 FK, naik dari 92 di 2022. Ta...
25/06/2025

Tambah Fakultas Kedokteran? Tapi kualitas dokter masih jadi alarm merah!

2024: Sudah ada 117 FK, naik dari 92 di 2022. Tapi ribuan mahasiswa gagal lulus UKMPPD.

Bahkan ada yang gagal 34 kali—setara 8,5 tahun ujian tanpa hasil.

Ironisnya, perjokian pun terjadi.

Prabowo mau tambah kuantitas, tapi siapa yang jamin kualitas?













Ketika Menteri Kesehatan bicara di Talkshow Rosi Kompas TV soal kraniotomi (tindakan membuka tempurung kepala untuk meny...
21/06/2025

Ketika Menteri Kesehatan bicara di Talkshow Rosi Kompas TV soal kraniotomi (tindakan membuka tempurung kepala untuk menyelamatkan nyawa pasien stroke perdarahan), ada satu pernyataan beliau yang mengkhawatirkan:

> “Dulu spesialis bedah bisa lakukan kraniotomi, sekarang hanya boleh spesialis bedah saraf. Akibatnya, banyak yang meninggal.”

Pernyataan ini bukan hanya menyederhanakan realitas medis yang kompleks, tapi juga berpotensi menyesatkan kebijakan publik dan membahayakan jutaan nyawa.

Menggampangkan Kompetensi = Melegalkan Malpraktik

Jika standar kompetensi diturunkan hanya demi memperluas akses, maka:

Kita bukan lagi bicara tentang solusi, tapi tentang pelanggaran etika kedokteran.

Setiap tindakan medis harus dilandasi pelatihan dan pengawasan yang ketat.
Bukan karena “nggak ada dokter bedah saraf di kabupaten”, lalu semua dokter bedah umum boleh “coba-coba”.

Alih-alih membangun sistem rujukan cepat, memperbanyak pelatihan bedah saraf emergensi, dan memperbaiki distribusi SDM, Menkes justru menyalahkan kolegium karena “membatasi” kompetensi.

Rakyat tidak butuh dokter serbaboleh, mereka butuh dokter yang kompeten, beretika, dan dilindungi sistem yang benar.
Jangan korbankan nyawa demi kebijakan populis yang miskin tanggung jawab.

dr. Edo, residen angkatan 77, mengaku diminta tandatangani lembar kosong saat kondisi mentalnya tertekan karena ibunya d...
21/06/2025

dr. Edo, residen angkatan 77, mengaku diminta tandatangani lembar kosong saat kondisi mentalnya tertekan karena ibunya dirawat di ICU. Ia tak merasa ada perundungan, tapi justru diarahkan Kemenkes untuk lapor ke Polda meski tak ada bukti pelanggaran. Laporannya akhirnya dicabut. Proses ini diduga sarat tekanan.

Netizen, apakah ini bentuk kriminalisasi terselubung?

🤔👇

Monoloyalitas dokter? Ide bagus, biar pelayanan lebih fokus & berkualitas. Tapi kalau pemerintah nggak siap kasih kompen...
18/06/2025

Monoloyalitas dokter? Ide bagus, biar pelayanan lebih fokus & berkualitas. Tapi kalau pemerintah nggak siap kasih kompensasi yang layak, ya dokter bisa aja pilih cabut ke swasta. Gaji, fasilitas, dan apresiasi harus naik kelas juga. Jangan cuma tuntut loyalitas tanpa kasih dukungan nyata. Niat baik butuh strategi cerdas!




Gelar “Ir.” harusnya buat lulusan teknik yang ikut Program Profesi Insinyur.  Eh bukannya Lulusan Fisika Nuklir, bukan t...
17/06/2025

Gelar “Ir.” harusnya buat lulusan teknik yang ikut Program Profesi Insinyur. Eh bukannya Lulusan Fisika Nuklir, bukan teknik. Eh, pas publik mulai nanya, profil beliau di web alumni ITB malah hilang. Kebetulan banget. Kalau sah, kok ilang? Transparansi itu penting, apalagi buat pejabat publik.






"Tak ada reshuffle karena semua dianggap bekerja baik, bahkan yang ingin ubah standar kompetensi demi efisiensi. Kalau b...
13/06/2025

"Tak ada reshuffle karena semua dianggap bekerja baik, bahkan yang ingin ubah standar kompetensi demi efisiensi. Kalau begini arahnya, keselamatan rakyat bisa jadi sekadar opsi, bukan prioritas."





Kalau 80% pasien RS Penang itu orang Indonesia, kenapa nggak sekalian aja kita nyontek total? Plagiat bukan dosa… kalau ...
12/06/2025

Kalau 80% pasien RS Penang itu orang Indonesia, kenapa nggak sekalian aja kita nyontek total?

Plagiat bukan dosa… kalau tujuannya nyelamatin nyawa.

Gaji nakes?Pajak alkes? Harga berobat? Contek aja lah

Nggak usah malu nyontek. Malu tuh... kalau negara sebesar ini masih kalah sama tetangga dekat.













Dokter kita sering lupa rasanya jadi manusia, tapi dituntut harus berempati. Saatnya ubah sistem supaya dokter bisa jadi...
11/06/2025

Dokter kita sering lupa rasanya jadi manusia, tapi dituntut harus berempati. Saatnya ubah sistem supaya dokter bisa jadi manusia, bukan robot.

Terdakwa kasus korupsi pengadaan APD COVID-19 di Kemenkes divonis bersalah. Mantan Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenke...
09/06/2025

Terdakwa kasus korupsi pengadaan APD COVID-19 di Kemenkes divonis bersalah. Mantan Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Budi Sylvana, dijatuhi hukuman 3 tahun penjara dan denda Rp100 juta. Vonis hakim lebih ringan dari tuntutan jaksa. Dua terdakwa lainnya, Satrio Wibowo (PT EKI) dan Ahmad Taufik (PT PPM), juga divonis bersalah.
Sidang vonis digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis, 5 Juni 2025.













❗ASTA CITA DILANGGAR?Menkes seharusnya menjalankan visi Presiden untuk memperkuat demokrasi, pendidikan, dan pelayanan k...
01/06/2025

❗ASTA CITA DILANGGAR?
Menkes seharusnya menjalankan visi Presiden untuk memperkuat demokrasi, pendidikan, dan pelayanan kesehatan rakyat.

Tapi kenyataannya?
➡️ RS vertikal jadi ladang bisnis
➡️ Dokter ditekan secara birokratis
➡️ Pendidikan spesialis dilemahkan
➡️ Pelayanan makin tidak merata

Kesehatan bukan bisnis. Dokter bukan alat.
Asta Cita di bidang kesehatan kini hanya tinggal retorika politik.

📢 Saatnya bersuara!












Renungan Pancasila untuk Insan Kesehatan: 80 Tahun Merdeka, Sudahkah Sehat?Di Hari Lahir Pancasila, mari kita merenung b...
31/05/2025

Renungan Pancasila untuk Insan Kesehatan: 80 Tahun Merdeka, Sudahkah Sehat?

Di Hari Lahir Pancasila, mari kita merenung bersama Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI:

> "Apakah pembangunan kesehatan kita sudah selaras dengan sila Perikemanusiaan? Apakah musyawarah dan keadilan sosial benar-benar terwujud dalam kebijakan kesehatan negeri ini?"

80 tahun Indonesia merdeka, tapi apakah:

Ibu hamil di pelosok sudah bisa melahirkan dengan aman?

Pasien TBC dan penyakit kronis mendapat layanan setara?

Kebijakan kesehatan berpihak pada rakyat, bukan debat kepentingan?

Hari ini, mari refleksi dan bangun komitmen bersama: Kesehatan untuk semua, tanpa kompromi terhadap nilai-nilai Pancasila.

📍 Renungan Pagi & Refleksi Kebangsaan
🗓️ 1 Juni 2025
🕖 07.00–10.00 WIB
📌 Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat












Address

Bekasi Timur Regency Blok L1 No. 1 Kec. Setu Bekasi
Bekasi
17325

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Dokter Indonesia Bersatu posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share