SIGMA SHD

SIGMA SHD Wahana pembelajaran spiritualitas yang membawa pada kesatuan dengan energi dan kesadaran penciptaan yang paling murni
(1)

Buku yang akan mengurai keruwetan bernalar dan memecut Anda agar tak kebanyakan alasan untuk TIDAK BAHAGIA, segera ditan...
21/12/2024

Buku yang akan mengurai keruwetan bernalar dan memecut Anda agar tak kebanyakan alasan untuk TIDAK BAHAGIA, segera ditandatangani dan dikirim kepada para pemesan.

Menjadi bahagia tidak serumit yang Anda kira, bisa dimulai saat ini juga.

Belum pesan?
Silakan hubungi Admin Pasar Gemahripah
di WA 0811-9110-660

KARENA PUNYA FREE WILL SAYAPUN MEMILIH UNTUK SETIA PENUH PADA GUSTISetelah kita memahami kenyataan diri manusia seutuhny...
06/11/2024

KARENA PUNYA FREE WILL SAYAPUN MEMILIH UNTUK SETIA PENUH PADA GUSTI

Setelah kita memahami kenyataan diri manusia seutuhnya sebagai kesatuan dari tubuh fisik, nyawa, pikiran, perasaan, ego, tubuh halus, jiwa, diri sejati, selanjutnya yang sangat penting adalah menyadari bahwa manusia punya free will yang berlanjut pada freedom of choice, setidaknya berkaitan dengan hasrat atau kehendak apa yang bakal dijalani: ego, akal sehat, atau Gusti (yang bertahta di relung hati).

Semenjak saya mengenal ajaraj kebijaksanaan, saya mulai belajar untuk hidup dengan akal sehat, dengan pertimbangan rasional, tidak terus hanyut mengikuti hasrat egoistik. Gak lagi sakkarepe dewe manut sama ego. Lalu, ketika saya mulai mengenali tuntunan Gusti, saya belajar tak hanya melampaui ego tapi juga melampaui akal sehat untuk setia penuh pada tuntunan Gusti.

Kini di taraf kematangan sebagai manusia, saya memilih untuk setia penuh pada tuntunan Gusti. Saya menjalani titahNya yang kadang absurd dan beresiko tinggi; tapi waktu membuktikan itulah jalan keselamatan yang presisi. Setia pada titah Gusti membuat saya bisa dicap apapun, bisa juga ditinggalkan orang yang semula dekat. Tapi nyatanya, dilihat gambaran utuhnya saya justru semakin merealisasikan versi terbaik diri dan bergerak maju menuju visi besar yang telah sering diucapkan sejak 2019. Saya saya betul-betul bersyukur atas apa yang terjadi. Saya katakan dengan penuh kesadaran: "Gusti, saya setia penuh pada TitahMu, saya terima penuh segala hasil dan resikonya."

Jalan kesetiaan pada Gusti, inilah yang saya ajarkan di persaudaraanmatahari . Makanya semua harus bisa hening agar jelas bisa menangkap titah Gusti. Jika belum mantap makanya ada mekanisme validasi dari yang ahli. Yang belum bisa ya diajarkan untuk mempergunakan akal sehat.

MANUSIA SEUTUHNYAHal sederhana tentang manusia yang belum dimengerti banyak orang:  Inilah bagian-bagisn atau lapisan ek...
05/11/2024

MANUSIA SEUTUHNYA

Hal sederhana tentang manusia yang belum dimengerti banyak orang: Inilah bagian-bagisn atau lapisan eksistensi yang keseluruhannnya membentuk realitas manusia.

Tubuh Fisik = Keberadaan yang merepresentasikan dunia atomic, tersusun dari milyaran sel - tapi bermula dari zygoth bersel tunggal, yang menjadi wadah/kendaraan bagi sang jiwa. Padanan katanya: raga, body, jasad.

Nyawa: Bio-energi atau bio-lisyrik yang menghidupi tubuh fisik, bersumber dari 4 elemen kosmik: api air tanah udara; secara kongkret bio-energi ini muncul dari makanan, minuman, sinar matahari, dan udara yang dihirup. Padanan katanya: prana, chi, di kamus bahasa Inggris umumnya diterjemahkan sebagai life. Kalau Anda gunakan google translate untuk Bahasa Arab terjemahan dari kata nyawa adalah haya. Tapi kata yang sering dipadankan dengan nyawa sebagai energi yang menghidupi jasad adalah ruh. Hanya saja orang jadi bingung karena kata ruh sering kali juga diterjemahkan sebagai jiwa dan elemen ilahiah pada manusia (holy Spirit). Dalam bahasa Arab juga kata nyawa ini sering dikaitkan dengan kata nafas dan nufus.

Pikiran: Fungsi dari otak, yang membuat manusia bisa mengetahui dan menyadari berbagai realitas, sekaligus punya kemampuan untuk menyelesaikan tantangan/masalah kehidupan. Padanan yang sering dipakai untuk kata pikiran adalah: mind, rasio, akal.

Perasaan: Sisi lain dari fungsi pikiran; sepadan dengan kata emosi yang mencerminkan fenomena hormonal yang berbeda-beda akibat persepsi yang dinamis.

Tubuh Halus alias Subtle Body, adalah realitas energi/keberadaan fisik yang membungkus jiwa dan merekam segala pikiran, perasaan dan karna dari manusia di seluruh oerjalanan hidupnya. Lebih terperinci tubuh halus bisa dikategorikan sebagai tubuh astral, tubuh eterik dan tubuh cahaya. Tubuh halus ini yang membuat jiwa punya bentuk dan punya visual holografis.

Jiwa: entitas atau realitas non fisikal yang telah ada sebelum tubuh ada, dan tetap ada setelah kematian dan tubuh terurai ke asalnya, Sepadan dengan kata soul, sukma, Dicari dalam padanannya dalam bahasa Arab, orang sering menggunakan kata nafs dan ruh. Tapi memang jadi membingungkan saat kata ruh dimaknai juga sebagai nyawa dan holy spirit; sementara kata nafs sering dipahami sebagai "diri". Jiwa inilah yang mengalami evolusi jiwa dan bisa berinkarnasi/reinkarnasi, jiwa yang mengalami surga nerakanya kehidupan, bisa bertumbuh jadi sempurna atau malah terdegradasi. Jiwa inilah yang punya free will dan terikat hukum karma.

Ego: identitas diri, fungsi dari pikiran yang membentuk kesadaran bahwa setiap manusia berbeda dengan manusia lainnya. Ego ini dibentuk dari pengkondisian lewat pendidikan, tradisi, yang membuat munculnya " preferensi, selera, keinginan".

Nafsu: Daya dorong atau hasrat natural dari tubuh seperti lapar yang bikin ingin makan, haus yang bikin ingin minum, termasuk juga hasrat s*x. Orang sering mengganggap nafsu selalu jelek karena dipadankan dengan ego, padahal pada praktiknya nafsu ini ya natural saja; justru berguna untuk memelihara tubuh, nafsu hanya perlu dikelola bukan dimatikan; nafsu hanya jadi destruktif jika ditunggangi ego.

Hingsun/Diri Sejati: esensi ilahi yang tak pernah berpisah dari jiwa; yang menjadi sumber kasih murni, energi bahagia sejati, dan tuntunan agung di dalam diri. Sepadan dengan kata Sukma Sejati, Sang Hyang Atman, Holy Spirit atau Ruh (Ruh al Quds, Ruh al Azzam, dll). Ruh dalam pengertian ini bukan ditiupkan kepada badan; tapi pahamilah dalam konteks hierarki eksistensi yang terbentuk lewat proses manifestasi, pengejawantahan, tajalli; realitas diri sejati adalah keberadaan/energi/kesadaran perdana yang kualitasnya merepresentasikan seutuhnya kualitas dari Sang Sumber Hidup/Tuhan. Diri Sejati adalah Tuhan yang mempribadi, Gusti di relung hati, yang tak pernah mengalami dinamika dualitas susah senang, Ia sudah sempurna sejak semula dan jadi esensi dari senua jiwa: pada manusia Dia jadi esensi, demikian juga pada Kecoa, Iblis dan Malaikat - maka disebut juga sebagai Benih Keilahian pada setiap diri. Tentu saja saat manusia mati Holy Spirit alias Diri Sejati ini gak akan kembali kepada Tuhan. Kenapa? Pakai akal Anda: 1. Tuhan itu tanpa batas tak pernah berpisah dengan apapun, tak ada yang pernah terpisah denganNya sehingga harus kembali kepadaNya; 2. Segala yang ada bahkan jiwa juga dengan segala dinamika dan pangung kehidupannya, yang bersumber dariNya tak pernah berpisah dengan Dia sebagai Sang Sumber Hidup, apalagi ini kita bicara tentang realitas Diri Sejati/Holy Spirit/Roh Suci yang sejatinya adalah Dia atau Tuhan itu sendiri yang menyampaikan Firman/Sabda Suci/Tuntunan Keselamatan.

Nah, yang harus dipahami, SPIRITUALITAS adalah jalan untuk MEMURNIKAN JIWA, MENYEMPURNAKAN JIWA, DAN MEMELIHARA RAGA, atau MEMBIMBING MANUSIA MENGALAMI HIDUP SURGAWI SEJAK HIDUP DI BUMI DENGAN BADAN FISIKNYA.

Berhenti menghayalkan surga sebagai tempat tinggal Tuhan, karena Tuhan adalah keberadaan tanpa batas yang meliputi surga dan neraka. Stop juga berkhayal bahwa mati adalah momen manusia/jiwa kembali kepada Tuhan karena nyatanya tidak pernah ada perpisahan denganNya. Jangan ngayal juga bahwa kelak jiwa akan berpisah dengan Roh Kudusnya; karena jelas Roh Kudus adalah esensi yang selalu bersama jiwa; entah jiwa pindah ke dimensi atas atau dimensi rendah.

Dengan meniti jalan spiritual sewajarnya kita jadi punya nalar kritis, tidak percaya sembarang percaya.  Tapi jangan p**...
04/11/2024

Dengan meniti jalan spiritual sewajarnya kita jadi punya nalar kritis, tidak percaya sembarang percaya. Tapi jangan p**a jadi ngawur gampang menyangkal; nalar kritis harus disertai sikap netral memberi ruang pada diri untuk melakukan pembuktian secara otentik sebelum menjatuhkan penilaian.

Dengan nalar kritis, kita mempertanyakan jika ada konsep yang premis-premis atau proposisinya saling bertabrakan atau inkonsisten. Jelas, inkonsistensi adalah penanda bahwa orang yang merumuskan konsep itu tidak mengerti kenyataannya dan banyak ngayalnya.

Sebagai contoh, jika Anda menyangkal adanya jiwa, jangan pernah membenarkan reinkarnasi - atau membuat dalih bahwa reinkarnasi adalah proses berpindahnya kesadaran ke alam yang baru.

Ksadaran itu apa?

Bagaimana bisa ada kesadaran berpindah ke badan baru tapi jiwa dibilang nggak ada? Jadi sekarang kesadaran yang pindah ke badan Anda itu dulunya ada dimana, punya siapa? Yang punya masih ada apa nggak?

kesadaraan itu ya harus nempel sama satu entity/eksistensi...gak ada kesadaran kalo gak ada entity/eksistensi.

Kesadarannya Si X itu ada ya karena ada sosok bernama X. Kalau tubuhnya sudah gak ada berarti ada sesuatu yang tetap ada dari Si X yang jadi sandaran/tempat melekat dari kesadaran itu, itulah yang namanya jiwa, sebagai entity/eksistensi yang memetik buah karma dari tindakan masa lalunya.

Kalau jiwa gak ada yang punya kesadaran lalu siapa?

Jadi Anda yang hidup di Bumi sekarang bisa memetik buah karma dari kehidupan lampau karena ada bagian diri yang tak ikut mati... ya itu yang namanya jiwa, yang punya kesadaran yang dibawa hingga saat ini, yang menciptakan rajutan karma pencipta nasib masa kini.

Karena kesadaran adalah penentu dari buah karma apa yang harus dipetik tapi bukan yang merasakan/memetik buah karma itu. Ini hal yang sangat sederhana, jelas, logis, kalo emang mau mikir beneran.

Kalo jiwa nggak ada, terus yang memetik buah karma siapa?

makanya dijelasin berbagai realitas:

tubuh
pikiran
kesadaran
perasaan
nyawa
jiwa
diri sejati

Lucu kalo ada yang menyangkal adanya jiwa dan diri sejati tapi masih memberi hormat atau minta diberkati kepada tokoh-tokoh masa lalu yang telah meninggal dunia.. la ngasih hormat dan minta diberkati kepada siapa? Katanya jiwanya gak ada?

INKONSISTENSI AKUT AKAN MEMBUAT OTAK JADI KORSLET

PERTAPA DI JAMAN MODERNDulu, saya mengasumsikan bahwa bertapa itu berarti "laku prihatin"; pokoknya mencegah diri dari k...
30/10/2024

PERTAPA DI JAMAN MODERN

Dulu, saya mengasumsikan bahwa bertapa itu berarti "laku prihatin"; pokoknya mencegah diri dari kenikmatan badani dan menjauhi keduniawian. Itu saya lakukan bertahun-tahun; dan hasilnya adalah saya kurus tapi tidak tercerahkan.

Lalu, karena tekun konsisten menjalankan laku hening kapanpun dimanapun - dan ditopang bakat dari kehidupan lampau, tak segan saya mengatakan bahwa sejak 2019 saya mengalami pencerahan dan tentu seiring waktu saya menggapai tangga pencerahan yang semakin tinggi. Saya tak kurus lagi, tapi saya tidak lantas hidup mengikuti hasrat egoistik; badan saya segar sehat dan setiap langkah saya mengikuti titah Gusti yang muncul dari relung hati.

Saya tidak lagi laku prihatin, saya laku bahagia. Biar yang prihatin itu Fajar Prihattanto aja.

Baru-baru saja saya menyelesaikan tapa brata di dua negara, yaitu Malaysia dan Vietnam. Di dua negara itu saya menginap di Hotel Arte Mont Kiara, lalu di Hotel Majestic, Hotel Grand dan Hotel Continental Saigon. Kesemuanya adalah hotel yang menawarkan classic luxury. Anda mau bilang saya sombong ya terserah; tapi demikianlah titah yang harus saya jalani. Dulu saya sudah ngalami meditasi dingin-dingin gelap digigit nyamuk. Kini saya harus meditasi di tempat yang menyamankan lahir batin. Dan tentu, tapa brata saya bisa dikatakan sukses, saya sudah ada di level berbeda lagi.

Saya tidak lagi prihatin, tapi saya juga tidak mata duitan dan tidak melekat pada apapun - saya hanya setia pada Gusti. Segala titahNya saya laksanakan sepenuh hati. Termasuk ketika mendadak harus batalkan penerbangan dan penginapan di kota lain; termasuk ketika harus pesan hotel lain di kota dan hari yang sama meski sudah sempat pesan hotel. Kalau mau disebut ujian, ujiannya udah beda: kalau dulu harus tahan susah, sekarang harus kendel dan sigap melepas/mengalirkan uang. Sementara soal makan dan lainnya, saya nikmati sewajarnya tanpa pantangan.

Laku saya sekarang berkesadaran kapanpun dan dimanapun - terus terhubung kepada sumber kasih murni di relung hati.

Anda pilih jalan mana? Laku prihatin atau laku bahagia?

Kenapa saya membahas Ta**ra lagi?  Karena masih banyak yang salah paham, menganggap ini ajaran satanik; ada p**a yang te...
23/10/2024

Kenapa saya membahas Ta**ra lagi? Karena masih banyak yang salah paham, menganggap ini ajaran satanik; ada p**a yang terkesan memuliakannya tapi menungganginya untuk mencapai hasrat egoistik. Sulit sekali menemukan praktisi Ta**ra yang peduli pada pemurnian jiwa dan kesadaran murni. Umumnya ya cuma cari sidhi/kesaktian dan muter2 di filsafat moral yang ilusif.

Dari mana saya belajar Ta**ra? Tentu saya melakukan studi literatur untuk mengerti bagaimana cara pandang orang terhadap Ta**ra. Tapi saya punya versi Ta**ra sendiri yang saya akses di acashic record melalui laku hening. Ta**ra versi saya jelas beda dengan yang dipraktikkan oleh praktisi Ta**ra Kanan dan Ta**ra Kiri. Saya juga tidak mensakralkan manuskrip kuna tentang Ta**ra yang setelah saya selami jelas penuh ilusi dan energinya ruwet.

Yang penting, dengan belajar Ta**ra itu Anda mengalami moksha (bebas dari lingkaran samsara) sekarang juga, mengalami nirwana dan nibbana sekarang juga. Saya kalau bukan ahli di satu bidang gak bakal sok-sokan ngajarin orang. Saya bukan tukang mindah data/informasi dari buku ke kepala orang. Saya memandu jalan menuju kesadaran murni karena saya sudah mencapainya. Gak ada basa basi.

Saat memulai pembahasan tentang KABBALAH, saya paparkan dulu nalar yang tepat dalam memahami ISRAEL.  ISRAEL itu sejarah...
22/10/2024

Saat memulai pembahasan tentang KABBALAH, saya paparkan dulu nalar yang tepat dalam memahami ISRAEL. ISRAEL itu sejarah adalah nama Negara. Warga atau bangsa Israel saat ini tidak semuanya orang adalah orang Yahudi, ada juga yang Arab Muslim - termasuk mereka ini jadi bagian dari Timnas Sepakbola Israel U20 yang tadinya hendak tampil di Indonesia. Sementara Jews/Yahudi itu nama Ras: tidak semua orang Yahudi adalah warga negara Israel, tapi nyebar di banyak negara. Banyak Jews jadi warga negara AS, Ukraina, Russia dan lainnya - bukan tak mungkin ada juga yang jadi warga Indonesia. Jelas juga tidak semua Jews adalah pemeluk Judaism atau Agama Yahudi. Dan sangat jelas, tidak semua Jews, tidak semua pemeluk Yahudi, tidak semua warga Israel, adalah Zionis dan s**a dengan Perang Israel - Palestina (dan sama saja, tidak semua orang Palestina itu Muslim apalagi Hamas, ada juga yang Kristen). Wajar saja jika Anda menjadi fans Gal Gadot (artis dunia berdarah Yahudi) tapi tak s**a pada Benyamin Netanyahu (PM Israel) dan Zelensky (Orang Yahudi yang jadi Presiden Ukraina).

Selebihnya saya menjelaskan KABBALAH itu aliran mistik dalam Yahudi, sepadan dengan tasawuf dan gnostik sebagai aliran mistik dalam Islam dan Kristen. KABBALAH didasarkan pada Zohar, teks sakral yang berbeda dengan Torah yang menjadi teks suci dalam agama Yahudi - jelas bahwa tidak semua pemeluk agama Yahudi adalah praktisi KABBALAH dan sebaliknya tidak semua praktisi KABBALAH adalah pemeluk agama Yahudi - saya ini jelas bukan orang Yahudi, bukan orang Israel, bukan Zionis tapi menghayati KABBALAH karena mempraktikkan formula kesatuan dengan Ein Sof yang sepadan dengan ajaran Jumbuh Kawula Gusti dan Suwung.

Tentu saja banyak praktisi KABBALAH yang belok dari ajaran awalnya; karena mulai menggunakan mistisisme untuk memenuhi kepentingan egoistik, tetap memelihara ilusi-relijius, sehingga salah server. Tapi jelas, meski banyak orang Israel ataupun Yahudi salah server, jelas mereka sangat kuat karena menggenggam kekuatan magis, intelektual dan finansial. Sementara pembenci mereka bego, miskin dan gak sakti.

Hanya kalau orang Indonesia bisa kembali pada ajaran spiritual murni, mereka bisa jadi manusia keren dengan jiwa murni dengan Pusaka Trisula Wedha: kekuatan magis, intelektual, dan finansial. Hanya dengan cara itu orang Indonesia gak bisa dikadalin oleh Orang Yahudi/Israel dan semua adik-adiknya.

MENYAKSIKAN DAN MENJUMPAI TUHANTuhan, bagi para pejalan spiritual, semestinya tidak lagi jadi misteri yang selalu memjad...
04/10/2024

MENYAKSIKAN DAN MENJUMPAI TUHAN

Tuhan, bagi para pejalan spiritual, semestinya tidak lagi jadi misteri yang selalu memjadi obyek persangkaan. Keberadaan Tuhan sewajarnya disaksikan, perjumpaan denganNya benar-benar dialami. Inilah faktanya: jika Anda benar-benar bisa hening dengan meresapi nafas natural, Anda mestinya bisa merasakan Kasih dan Kuasa yang menghidupi diri, yang bersumber dari keberadaan tanpa batas yang meliputi segala yang Ada. Anda sewajarnya mengerti bahwa Anda selalu ada dalam kesatuan denganNya, tak pernah terpisah, karena tubuh dan jiwa Anda selalu diliputiNya.

Ketika Anda benar-benar hening masuk ke dalam diri dengan meniti jalan nafas, menjangkau relung hati di ujung tarikan nafas natural, merasakan Kasih Murni yang memancar darinya, Anda sewajarnya bisa menyaksikan realitas Tuhan sebagai Diri Sejati yang bertahta di relung hati, lalu pada ujungnya, Anda bisa menyaksikan Tuhan sebagai realitas kekosongan absolut yang meliputi segalanya dan menjadi sumber segalanya. Penyaksian dan perjumpaan mistik ini tentu saja mempersyaratkan kualitas hening yang bagus, mendalam, dimana perhatian Anda sepenuhnya tertuju pada momen kekinian, otak Anda terhubung selaras dengan Rasa Sejati, yang meluaskan cakrawala realitas yang Anda saksikan dan jumpai.

Menjumpai dalam konteks pengalaman mistik ini, bisa dipahami sebagai berikut:

Pertama, sebagai satu diri/pribadi, Anda sadar dan menyaksikan realitas Diri yang lain, yang agung, yang ilahiah, yang bersemayam di relung hati Anda. Anda sebagai Sang Sadar menyadari keberadaan Sang Maha Sadar, menerima limpahan kesadaran dariNya sehingga kesadaran Anda meluas. Dimengerti ada dua eksistensi yang sebenarnya ada dalam kesatuan (loroning atunggil): eksistensi yang pertama yaitu Anda - merupakan manifestasi/pengejawantahan dari eksistensi kedua yaitu Tuhan; eksistensi kedua menjadi esensi/intisari dari eksistensi pertama; eksistensi pertama punya kepribadian, identitas, kehendak sendiri, yang membuatnya punya pilihan untuk menjadi selaras atau tidak selaras dengan eksistensi kedua, meski secara ruang waktu tak pernah terpisahkan. Pada pengalaman mistik yang seperti ini, eksistensi pertama yaitu Anda bisa menangkap Sabda/Firman/Kehendak/Petunjuk, dari eksistensi kedua yaitu Tuhan.

Kedua, dalam hening yang semakin dalam, atau dalam puncak keheningan, disadari diri sebagai eksistensi yang semula punya identitas dan batasan, menyatu, luruh dalam kebersamaan dan kemenyatuan, dengan eksistensi yang tanpa batasan yang melingkupi semuanya - yang bsa dimengerti dalam berbagai lapisan realitas: samudera kasih murni, samudera kebahagiaan murni, samudera cahaya, ataun samudera kekosongan yang tanpa batas - tanpa hilang kesadaran sebagai sang aku yang mandiri dan punya identitas. Kata “samudera” dipakai karena ini adalah kata yang paling representatif untuk membahasakan realitas/eksistensi yang meliputi diri (jiwa dan raga manusia). Dialam pengalaman kemenyaruan dengan yang tanpa batas ini, tak ada kata atau firman atau apapun yang bersifat verbal. Yang ada hanya kesadaran yang bertumbuh, meluas, hanya diiringi rasa bahagia, damai, dalam tatarannya yang paling murni.

Pengalaman mistik seperti ini, uniknya mempersyaratkan diri yang murni (terbebas dari sisi gelap atau kekeruhan secara energi, persepsi, emosi dan karma) - setidaknya berada dalam keadaan pasrah total, luruh segala hasrat egoistik. Saat yang sama, siapapun yang mengalaminya justru juga semakin dimurnikan atau diluruhkan sisi gelapnya (jika masih ada). Dari sisi manusia, ada upaya yang memang harus dilakukan: menjadi relaks, memberi perhatian penuh pada aliran nafas yang natural, meniti jalan nafas untuk menjangkau relung hati, pasrah menerima segala momen yang bisa terjadi, sekaligus pasrah menerima sensasi apapun - dengan sikap syukur yang tak pernah berkurang. Pengalaman mistik jelas tak bisa dipaksakan dalam hal waktu, durasi, dan bentuknya. Tapi Anda punya kendali atas hening dan tidak heningnya diri Anda; ini soal pilihan dan kemampuan yang terbentuk lewat latihan/disiplin/jam terbang.

Bicara lebih teknis, tak mungkin Anda mengalami perjumpaan dengan Diri Sejati dan mengalami rasa penyatuan dengan keberadaan yang tanpa batas jika kualitas hening Anda di bawah 10%. Kenyataanya saya sendiri, benar-benar bisa mendengar/menangkap Firman Tuhan dengan kualitas hening minimal 30%, lalu masuk ke pengalaman mistik penyatuan hanya jika kualitas hening saya di atas 50%. Jika kualitas hening Anda cuma di kisaran 0,1%~1,5% tapi Anda mengklaim mendengar Sabda Tuhan, mendapatkan TuntunanNya, atau merasakan tenggelam dalam samudera kasih, FIX Anda ngayal alias halu. Di sinilah pentingnya Anda punya pembimbing yang benar-benar ahli untuk memvalidasi pengalaman Anda agar tak terjebak dalam klaim palsu. Anda tak bisa cuma disuruh cari sendiri nanti ketemu sendiri tanpa bimbingan yang jelas dalam metode/cara hening yang benar.

Tapi bagaimana Anda bisa tahu pembimbing Anda benar-benar ahli dan bukan manusia halu? Ujilah! Orang yang bisa membimbing Anda di jalan ini hanyalah para Jiwa Ilahi yang lahir kembali (berInkarnasi) dan bisa dibuktikan dengan menimbang 4 kriteria:
Pertama, Kejeniusan Spiritual yang bisa Anda saksikan dari wawasannya yang luas, mendalam, kemampuan mengurai yang rumit, dan konsistensi logika yang sempurna.
Kedua, Kasih Murni yang bisa Anda rasakan dari totalitasnya dalam membimbing Anda, tidak pilih kasih/tanpa diskriminasi, tak pernah berhitung soal duit dalam memberikan pengetahuan yang sangat berharga bahkan langka.
Ketiga, Pesona mistik yang terpancar dari cahaya wajah, kata-kata, dari energi yang menerpa Anda, yang sulit Anda jelaskan.
Keempat, Pengalaman hidupnya yang kaya, otentik, dia telah teruji sanggup mengatasi segala tantangan hidup dan mengalami kehidupan surgawi, saat ini di Bumi ini.
Dengan nalar budi Anda semestinya Anda bisa menimbang siapa saja yang memenuhi dan tidak memenuhi kriteria ini.

Di penghujung tulisan ini, saya hendak bertanya dan mohon jawab apa adanya. Pernahkan Anda menemukan orang lain yang bisa menguraikan pengalaman mistik ketuhanan setara dengan apa yang saya tuliskan di sini, juga memenuhi kriteria sebagai maestro mistisisme yang murni? Jika ada, tunjukkan ke saya, agar saya menelitinya, dan jika benar dia keren, punya LoC 1000+++, saya rekomendasikan dia untuk menjadi pembimbing Anda.

BANGSA NUSANTARA KUNA BUKAN BANGSA BARBARApakah jika tak ada agama-agama langit yang dari Timur, bangsa Nusantara (yang ...
22/09/2024

BANGSA NUSANTARA KUNA BUKAN BANGSA BARBAR

Apakah jika tak ada agama-agama langit yang dari Timur, bangsa Nusantara (yang kini jadi bangsa Indonesia) akan jadi bangsa barbar? Ini ilusi akut. Bangsa yang punya aksara sendiri jelas bangsa intelek bukan bangsa barbar; dengan aksara dan kemudian bahasa sendiri, tradisi intelektual dan kebudayaan dikembangkan.

Bangsa yang warisan agungnya masih bisa ditemukan setelah kurun waktu yang panjang, jelas bukan bangsa bodoh. Wastra dalam segala ragam rupa dan warna, seni tari dengan segala corak geraknya, candi dengan segala keagungannya, juga patung-patung nan indah beserta segala kenangan akan kejayaan Majapahit, Sriwijaya, Singasari, Kediri, Kahuripan, Mataram dan seterusnya, menunjukkan bahwa Bangsa Nusantara kuna itu adalah bangsa yang meninggalkan LEGACY. Bangsa kuna adalah bangsa berperadaban tingggi yang bisa mencipta kemajuan dalam berbagai ranah: spiritual, estetika, teknologi, politik, ekonomi.

Bangsa Nusantara yang menyatakan Tuhan sebagai Sang Hyang Suwung, Sangkan Paraning Dumadi, dengan ajaran Sastrajendra dan Ta**ra yang agung, jelas bukan penyembah pohon dan batu. Leluhur kita hidup dalam KESADARAN SPIRITUAL atau KESADARAN MURNI. Laku hening, mangening, manekung, dijalankan bukan atas dasar KEPERCAYAAN, bukan untuk menebalkan ilusi, bukan untuk memuja sosok apapun, tapi itulah laku berkesadaran untuk mengerti keilahian di dalam diri, untuk memurnikan jiwa, untuk meluruhkan ego, untuk bisa hidup dalam harmoni - dengan prinsip agung hamemayu hayuning bawana.

Leluhur kita menghormati matahari, bumi, tanah, air, gunung, hutan, lautan, mata air, tetumbuhan dan binatang, menyadari semuanya sebagai wahana penopang kehidupan dan media terlimpahnya Kasih Murni dari Sang Sumber Hidup.

Jadi bangsa ini gak perlu diajari cara mengenal Tuhan - leluhur kita sudah menyaksikan Tuhan yang nyata sebagai kekosongan absolut yang meliputi segala yang ada dan menjadi sumber dari segala yang ada; Tuhan sebagai realitas kecerdasan tertiinggi di jagad raya yang mengejawantah sebagai hukum-hukum kosmik; dan Tuhan sebagai Hingsun, sebagai Diri Sejati, sebagai esensi teragung dari segala yang ada.

Bangsa kita juga gak perlu diajari soal Hukum Tuhan, karena kita sudah mengenal tradisi agung terhubung pada Tuhan yang nyata di telenging manah, dan mengerti segala titahNYA yang membawa pada keselamatan. Leluhur kita itu sudah biasa NDEREK KERSANING GUSTI: mengalir selaras irama semesta, dancing with universe. Jadi konyol kalau orang Indonesia sekarang malah memuja-muja Tuhan yang dikhayalkan.

Mari, kembali jadi bangsa Nusantara yang agung.

Selalu ada jawaban atas misteri kehidupan,  Saya tak lelah memberi jawaban - jawaban itu muncul karena saya juga rajin m...
17/09/2024

Selalu ada jawaban atas misteri kehidupan, Saya tak lelah memberi jawaban - jawaban itu muncul karena saya juga rajin mempertanyakan. Tapi tak semua yang bertanya dapat jawaban sendiri. Bisa jadi jawabannya datang lewat saya.

Jadi, apakah masih siap belajar dan menyingkap banyak tabir rahasia?

Transcending Level of Consciousness Komparasi Formula Hawkins vs Formula SHD - part 1Saya menyampaikan tinjauan kritis s...
07/09/2024

Transcending Level of Consciousness
Komparasi Formula Hawkins vs Formula SHD - part 1

Saya menyampaikan tinjauan kritis saya tentang Level of Consciousness (LoC) Formula Hawkins, dan membandingkannya dengan Formula SHD. Serta bagaimana cara meningkatkan LoC yang diterapkan di Persaudaraan Matahari.

Simak dan hayati wedaran berikut.
https://youtu.be/rz_95ttYsL8?si=2NFrUiL5v9F8B76u

JANGAN CUMA JADI PAK TURUT NGIKUT NGIKUT DOANG TANPA ADA KRITISISME PADAHAL KITA BISA MEMBUAT RUMUSAN LEBIH BAIK.

Webinar 21 Juli 2024
"Transcending Level of Consciousness Komparasi Formula Hawkins vs Formula SHD" (1)

Guru Setyo Hajar Dewantoro menyampaikan tinjauan kritisnya tentang Level of Consciousness (LoC) Formula Hawkins dibandingkan dengan Formula SHD. Serta bagaim...

Berikut ini adalah Web terbaru yang dibuat oleh Tim Kreatif di Persaudaraan Matahari...
01/09/2024

Berikut ini adalah Web terbaru yang dibuat oleh Tim Kreatif di Persaudaraan Matahari...

Memang banyak bukti untuk menyatakan bahwa bangsa Nusantara (yang sejak momen Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dikenal sebagai bangsa Indonesia) benar-benar

Address

Jakarta

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when SIGMA SHD posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Practice

Send a message to SIGMA SHD:

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram