
02/10/2024
Diabetes adalah salah satu penyakit kronis yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Penyakit ini terjadi ketika tubuh tidak mampu memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, sehingga kadar gula dalam darah meningkat. Jika tidak dikelola dengan baik, diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang sangat berbahaya bagi tubuh. Komplikasi ini tidak hanya terbatas pada satu organ saja, melainkan dapat memengaruhi banyak sistem dalam tubuh, termasuk pembuluh darah dan jantung. Faktanya, risiko kerusakan pembuluh darah dan jantung pada penderita diabetes bisa meningkat hingga 10 kali lipat dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki diabetes.
Salah satu komplikasi utama diabetes adalah penyakit jantung. Kadar gula darah yang tinggi dapat merusak dinding pembuluh darah, membuatnya menjadi kaku dan sempit. Akibatnya, aliran darah ke jantung menjadi terganggu dan risiko serangan jantung pun meningkat. Selain itu, diabetes juga meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah, yang dapat menyebabkan penumpukan plak di dinding arteri (aterosklerosis). Kondisi ini bisa memicu penyakit jantung koroner, yang merupakan salah satu penyebab utama kematian pada penderita diabetes.
Selain jantung, diabetes juga berisiko tinggi merusak pembuluh darah kecil di seluruh tubuh, termasuk mata, ginjal, dan saraf. Retinopati diabetik adalah salah satu komplikasi yang umum terjadi pada mata. Kadar gula darah yang tinggi merusak pembuluh darah kecil di retina, menyebabkan kebocoran darah atau cairan dan mengganggu penglihatan. Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan permanen. Pada ginjal, diabetes dapat menyebabkan nefropati diabetik, yaitu kerusakan pada unit penyaring ginjal (glomerulus) yang mengakibatkan fungsi ginjal menurun hingga gagal ginjal. Komplikasi ini sangat serius, karena gagal ginjal membutuhkan dialisis atau transplantasi ginjal untuk bertahan hidup.
Diabetes juga memengaruhi sistem saraf, yang dikenal sebagai neuropati diabetik. Kondisi ini terjadi ketika kadar gula darah yang tinggi merusak serabut saraf, terutama di kaki dan tangan. Gejala neuropati diabetik meliputi rasa kesemutan, nyeri, atau mati rasa, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan luka atau infeksi yang sulit sembuh. Karena aliran darah ke ekstremitas tubuh terganggu, luka pada penderita diabetes cenderung sembuh lebih lama dan berisiko mengalami infeksi serius, yang bahkan bisa menyebabkan amputasi.
Selain itu, risiko stroke pada penderita diabetes juga jauh lebih tinggi. Diabetes mempercepat proses aterosklerosis, di mana arteri yang mengarah ke otak menjadi sempit atau tersumbat. Ini menyebabkan aliran darah ke otak terganggu, yang pada akhirnya memicu stroke. Komplikasi stroke sangat mematikan, karena dapat mengakibatkan kecacatan permanen atau bahkan kematian.
Oleh karena itu, penting bagi penderita diabetes untuk menjaga kadar gula darahnya tetap stabil melalui pola makan sehat, olahraga teratur, serta minum obat atau insulin sesuai anjuran dokter. Deteksi dini dan pengelolaan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi serius yang dapat memperburuk kualitas hidup penderita diabetes. Selain itu, rutin melakukan pemeriksaan kesehatan untuk memantau kondisi jantung, ginjal, mata, dan saraf juga sangat dianjurkan, agar komplikasi dapat dideteksi dan diatasi sedini mungkin.