10/04/2023
SPIRITUAL BYPASSING VS SPIRITUAL BREAKTHROUGH
Oleh: Ahmad Junedi Cajna
Spiritual bypassing (pelarian diri dengan menuju spiritual) dan spiritual breakthrough (terobosan spiritual) adalah dua konsep yang berbeda dalam konteks spiritualitas.
Spiritual bypassing adalah suatu kondisi di mana seseorang menggunakan spiritualitas untuk menghindari atau mengabaikan masalah dan emosi yang sebenarnya harus diatasi secara langsung. Contohnya, seseorang mungkin menghindari perasaan kesedihan atau kekecewaan dengan mengatakan "itu semua adalah bagian dari rencana Tuhan" atau "saya akan melepaskan semuanya dan membiarkan semuanya terjadi dengan sendirinya." Spiritual bypassing bisa menjadi suatu bentuk pelarian dari kenyataan dan kewajiban yang sebenarnya.
Sementara itu, spiritual breakthrough adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami perubahan atau transformasi besar dalam kesadaran atau pemahaman mereka tentang diri mereka sendiri atau dunia sekitar. Spiritual breakthrough bisa terjadi melalui meditasi, refleksi diri, kontemplasi, pengalaman mistis, atau perubahan hidup yang signifikan. Spiritual breakthrough bisa membantu seseorang untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dengan lebih sadar dan penuh kesadaran.
Dengan demikian, perbedaan antara spiritual bypassing dan spiritual breakthrough adalah bahwa spiritual bypassing merupakan suatu bentuk pelarian dari masalah dan emosi yang seharusnya diatasi, sementara spiritual breakthrough adalah suatu bentuk pemahaman baru atau transformasi diri yang membantu seseorang untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang diri mereka sendiri dan dunia sekitar.
Spiritual bypassing adalah suatu bentuk ignorance (ketidakmautahuan) dan ketidaksiapan, sementara menerobos spiritual agar terjadi spiritual breakthrough adalah bentuk dari kesiapan dan keberserahdirian pada Yang Maha Kuasa atau Yang Sejati untuk menguatkan petunjuk, pancaran, dan memberikan daya dalam berbagai cara agar kita tercerahkan dalam menghadapi suatu masalah atau semakin efektif dalam bertumbuh.
Spiritual bypassing adalah bentuk keputusasaan dengan menyamankan diri di dimensi spiritual, sedangkan menerobos spiritual adalah langkah memenangkan diri dari berbagai persoalan hidup secara cepat dengan cara membersihkan diri sebersih-bersihnya dan bergegas menuju sumber pemberi kehidupan itu sendiri dengan transenden untuk mendapati pertolonganNYA berupa pemahaman dan kesiapan akan pengaturanNYA. Inilah hakikat berwudhu dan bergegas sholat yang sebenarnya diajarkan dalam Islam.
Atau dalam agama lain dilakukan dengan cara-cara yang lain.
Jadi melakukan terobosan spiritual dengan bergegas memurnikan jiwa serta menguatkan kesadaran akan keberadaan yang sejati melalui Jati Diri itu sangatlah berbeda dengan melakukan spiritual bypassing.
Justru melakukan terobosan spiritual adalah bentuk move on yang paling cepat, paling mudah, dan paling tinggi hasil perubahannya pada diri setiap orang dan merupakan bentuk kesiapan diri akan penyembuhan serta penumbuhan diri sendiri yang sebenarnya.
Pemurnian jiwa adalah langkah awal dalam menyayangi diri sendiri yang terbaik, karena kita tidak lagi membiarkan diri kita terkotori dan tersakiti oleh seseorang, keadaan, atau oleh nafsu dan ego kita sendiri. Pemurnian jiwa adalah justru langkah yang terbaik dan tercepat dalam menghadapi setiap permasalahan apapun jika dibandingkan dengan cara-cara lainnya seperti pengasingan diri, peredaman emosi, atau pelampiasan emosi.
Setelah memurnikan jiwa, diri kita menjadi langsung bergerak naik menjadi ke tingkat jiwa yang ikhlas dan damai, yang dalam tingkat kesadaran adalah LoC 600, sebuah tingkat kesadaran satu tingkat di bawah tingkat pencerahan di LoC 700.
Maka setelah memurnikan jiwa, setiap orang menjadi sangat mudah serta sangat stabil dalam berkhalwat dengan Tuhannya atau dalam mengenali Diri Sejatinya, atau istilah Jawanya Manunggaling Kawula Gusti.