Salafi Home Schooling Family

Salafi Home Schooling Family Membangun generasi Islami yang kuat dari rumah. Pendidikan berbasis Al-Qur'an dan Sunnah untuk keluarga Muslim

27/10/2024

Daftar pemateri salafi berikut bidangnya.
Akidah-yazid jawas
Rajin bekarja-khalid basalamah
Perbandingan agama-hartono ahmad jaiz.
Akhlak-ainur rafiq ghufran dan ahmad sabiq

18/10/2024

Pembelajaran Seumur Hidup untuk Menemukan Kehidupan yang Bermakna

Setiap momen dalam hidup adalah pelajaran berharga yang dapat membawa kita lebih dekat kepada pemahaman yang lebih dalam tentang diri kita, dunia di sekitar kita, dan tujuan kita sebagai hamba Allah. Sebagai Muslim, kita diajarkan bahwa belajar tidak terbatas di dalam ruang kelas atau buku, tetapi mencakup setiap aspek kehidupan.

1- Kesadaran dalam Pembelajaran Sehari-hari
Kehidupan sehari-hari penuh dengan pelajaran yang dapat kita ambil jika kita melatih diri untuk peka terhadapnya. Allah telah menciptakan dunia ini sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya. Dalam interaksi kita dengan keluarga, lingkungan, dan masyarakat, ada hikmah yang bisa kita gali. Ajak anak-anak untuk lebih banyak bertanya, merenung, dan memahami fenomena yang mereka alami sehari-hari.

2- Mengaitkan Ilmu dengan Tujuan Hidup
Dalam Islam, setiap ilmu yang kita pelajari haruslah membawa kita lebih dekat kepada Allah. Baik itu ilmu agama, maupun ilmu umum, semuanya memiliki peran penting dalam mencapai tujuan kita sebagai hamba dan khalifah di bumi. Edukasi berbasis nilai Islam harus menekankan bahwa ilmu adalah sarana untuk memahami kebesaran Allah dan memperbaiki diri serta masyarakat.

3- Kehidupan yang Bermakna: Menemukan Tujuan Hidup
Anak-anak dan keluarga harus didorong untuk merenungkan pertanyaan mendasar: "Untuk apa kita hidup?" Menemukan makna kehidupan yang sebenarnya adalah dengan mengetahui dan memenuhi hakikat kita sebagai makhluk yang diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Dorong anak-anak untuk menemukan kebahagiaan sejati melalui jalan-jalan kebaikan, amal shaleh, dan memperbaiki diri secara terus-menerus.

4- Pembelajaran Berbasis Praktik
Pembelajaran bukan hanya soal teori, tetapi juga penerapan ilmu dalam kehidupan nyata. Ajarkan anak-anak untuk mempraktikkan apa yang mereka pelajari. Misalnya, ajarkan nilai-nilai kejujuran, empati, dan tanggung jawab dalam kegiatan sehari-hari di rumah.

5- Tazkiyatun Nafs: Memurnikan Hati dan Mencari Ridha Allah
Salah satu kunci dalam membina kesadaran belajar adalah dengan menjaga kebersihan hati. Ketika hati bersih dari penyakit seperti sombong, iri hati, dan cinta dunia, pembelajaran akan lebih mudah diterima, dan makna kehidupan menjadi lebih jelas. Libatkan anak dalam kegiatan yang memurnikan hati seperti membaca Al-Qur'an, berdzikir, dan merenungi ciptaan Allah.

Mengajarkan kesadaran dalam pembelajaran dan menuntun anak-anak untuk menemukan makna hidup adalah investasi jangka panjang yang akan mempersiapkan mereka untuk kehidupan di dunia dan akhirat. Dengan menanamkan nilai-nilai keislaman dan mengaitkan setiap ilmu dengan tujuan hidup sebagai hamba Allah, anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang bijaksana dan berakal sehat.

"Sebagai orang tua dan pendidik, mari bersama-sama membina kesadaran belajar dalam keluarga kita. Jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk belajar, bukan hanya untuk dunia, tapi juga untuk akhirat. Ajak anak-anak Anda untuk menemukan makna sejati kehidupan melalui pembelajaran yang bermanfaat dan berlandaskan nilai-nilai Islam.

📌 Mulai hari ini!
Libatkan anak-anak dalam diskusi tentang hikmah kehidupan, dorong mereka untuk bertanya dan mencari jawaban dalam Al-Qur'an dan Sunnah, serta praktikkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari.

✨ Bagikan pengalaman Anda di kolom komentar!
Ceritakan kepada kami bagaimana Anda membina kesadaran belajar dalam keluarga Anda, dan apa yang telah Anda pelajari bersama! Yuk saling menginspirasi! 😊"










09/10/2024

5 Prinsip Utama Pendidikan Anak dalam Islam: Membangun Generasi yang Bertakwa Sesuai Pemahaman Salaf

Mendidik anak sesuai dengan tuntunan Islam dan pemahaman salaf adalah tanggung jawab besar yang diemban oleh setiap orang tua Muslim. Ada lima prinsip utama yang perlu diperhatikan dalam pendidikan anak agar mereka tumbuh menjadi generasi yang berpegang teguh pada agama dan berakhlak mulia:

1. Tauhid yang Murni
Pendidikan harus dimulai dengan menanamkan tauhid sejak dini, yaitu keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak disembah. Anak-anak harus diajarkan untuk menggantungkan seluruh kebutuhan mereka hanya kepada Allah dan memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini berada di bawah kehendak-Nya. Tauhid menjadi landasan kokoh dalam membangun akidah yang kuat pada diri anak.

2. Adab dan Akhlak yang Mulia
Akhlak yang baik adalah cerminan dari iman seseorang. Mengajarkan adab yang mulia kepada anak sangat penting, baik dalam berinteraksi dengan orang tua, sesama manusia, maupun dengan alam sekitar. Rasulullah ï·º telah memberikan contoh teladan tentang bagaimana memiliki akhlak yang luhur dalam setiap aspek kehidupan, dan ini harus diterapkan dalam pendidikan anak sehari-hari.

3. Menghindari Syirik dan Bid'ah
Orang tua harus waspada agar anak-anak terhindar dari syirik (menyekutukan Allah) dan bid'ah (inovasi dalam agama). Kedua hal ini bisa merusak akidah dan membawa anak menjauh dari jalan yang lurus. Pendidikan yang diberikan harus mengikuti Sunnah Rasulullah ï·º dan tidak menyimpang dari ajaran yang telah ditetapkan.

4. Pendidikan Berlandaskan Sunnah
Metode pendidikan yang diterapkan harus berdasarkan pada ajaran Al-Qur'an dan Sunnah sesuai dengan pemahaman para salaf. Hal ini berarti orang tua harus mengikuti metode pendidikan yang dicontohkan oleh Rasulullah ï·º dalam mendidik anak-anaknya, menanamkan akhlak yang baik, dan memberikan pemahaman agama yang lurus tanpa inovasi.

5. Mengajarkan Ketergantungan kepada Allah (Tawakal)
Penting untuk menanamkan dalam hati anak bahwa segala sesuatu, baik keberhasilan maupun kesulitan, harus diserahkan kepada Allah. Mengajarkan anak untuk berusaha sebaik mungkin dan kemudian bertawakal kepada Allah adalah salah satu cara membangun keyakinan bahwa segala urusan berada dalam kendali-Nya. Ini akan membantu anak tumbuh dengan sikap sabar dan syukur dalam menghadapi ujian hidup.

Kesimpulan: Kelima prinsip ini jika diterapkan dengan baik akan membentuk karakter anak yang bertakwa, berakhlak mulia, serta memiliki keteguhan hati dalam menjalankan ajaran Islam sesuai dengan pemahaman salaf. Mendidik anak dengan dasar yang benar akan membawa keberkahan, tidak hanya bagi anak itu sendiri, tetapi juga bagi keluarganya dan masyarakat luas.

Para orang tua yang dirahmati Allah, mari mulai menerapkan kelima prinsip utama ini dalam kehidupan sehari-hari anak-anak kita. Mulailah dengan menanamkan tauhid yang kuat, membiasakan adab dan akhlak yang mulia, serta menjaga mereka dari bahaya syirik dan bid'ah. Jadikan pendidikan berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai dasar pendidikan di rumah, dan ajarkan mereka untuk selalu bergantung dan bertawakal kepada Allah dalam segala hal.

Ingat, apa yang kita tanam hari ini dalam pendidikan anak-anak kita akan menjadi bekal yang mereka bawa sepanjang hidupnya, insya Allah. Mari kita wujudkan generasi bertakwa yang siap menjadi cahaya umat dan pewaris ajaran yang lurus sesuai pemahaman salaf.

Mulai sekarang, ajarkan anak-anak kita untuk mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan mengikuti prinsip-prinsip ini.

Langkah kecil hari ini akan menjadi jejak besar di masa depan. 🌱

07/10/2024

Pentingnya Melindungi Kesejahteraan Emosional Anak di Tengah Gejolak Politik

Saat ini, situasi politik di Indonesia sedang menjadi perbincangan yang hangat di berbagai media. Berita politik, demonstrasi, dan berbagai peristiwa politik lainnya dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis anak-anak jika tidak dikelola dengan bijak.

Sebagai orang tua, kita harus memastikan bahwa anak-anak tetap merasa aman dan tidak terbebani dengan situasi yang terjadi di luar kendali mereka. Anak-anak cenderung menyerap stres dari lingkungan mereka, termasuk dari diskusi atau berita politik yang mungkin mereka dengar di rumah.

Berikut beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk melindungi anak dari dampak negatif situasi politik:

1. Batasi Paparan Berita Politik: Hindari membiarkan anak-anak menonton berita yang dapat menimbulkan kecemasan. Pilihlah waktu yang tepat untuk mendiskusikan situasi yang sedang terjadi, sesuai dengan usia mereka.

2. Berikan Penjelasan yang Mudah Dipahami: Jika anak bertanya tentang situasi politik, berikan penjelasan yang sederhana dan tidak menakutkan. Fokuskan pada cara-cara positif untuk menghadapi perubahan dan tantangan.

3. Ciptakan Lingkungan yang Stabil dan Positif: Pastikan anak-anak tetap memiliki rutinitas yang sehat seperti belajar, bermain, dan berinteraksi dengan teman-teman. Lingkungan yang positif di rumah akan membantu anak merasa lebih aman.

4. Ajarkan Anak Mengelola Emosi: Latih anak untuk mengungkapkan perasaan mereka dan ajarkan cara menenangkan diri saat merasa cemas. Ini akan membantu mereka mengatasi perasaan yang mungkin muncul saat mendengar atau melihat berita politik.

Jangan biarkan ketidakstabilan politik mengganggu kesejahteraan psikologis anak-anak kita. Ayo kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di rumah!

Apakah Anda punya cara lain untuk menjaga kesehatan mental anak di tengah situasi yang penuh tekanan seperti ini? Bagikan pengalaman dan tips Anda di kolom komentar. Yuk, kita saling berbagi dan belajar untuk mendukung anak-anak kita tumbuh dengan bahagia!

Membangun Rutinitas Islami yang Kokoh Sejak Dini: Kunci Kesuksesan Anak di Dunia dan AkhiratAssalamu'alaikum warahmatull...
07/10/2024

Membangun Rutinitas Islami yang Kokoh Sejak Dini: Kunci Kesuksesan Anak di Dunia dan Akhirat

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, keluarga SHF!
Sebagai orang tua, salah satu tanggung jawab besar kita adalah membimbing anak-anak untuk mencintai dan menghidupkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu cara efektif untuk melakukan ini adalah dengan membentuk rutinitas Islami yang kokoh di rumah. Yuk, kita bahas bagaimana kita bisa mulai!

1. Mengapa Rutinitas Islami Penting?
Rutinitas Islami yang dibangun sejak dini tidak hanya membantu anak dalam memperkuat ibadah mereka, tapi juga membentuk karakter dan akhlak yang baik. Rasulullah ï·º bersabda:
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), maka orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini mengingatkan kita akan pentingnya bimbingan orang tua dalam menanamkan nilai Islam sejak kecil. Dengan rutinitas Islami yang konsisten, insya Allah anak-anak kita akan tumbuh menjadi generasi yang kuat imannya.

2. Langkah-Langkah Membentuk Rutinitas Islami
Tidak perlu langsung besar, mulailah dari langkah-langkah kecil yang bisa dilakukan sehari-hari:

Ajarkan Doa-doa Harian
Biasakan anak-anak mengucapkan doa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas sehari-hari, seperti makan, tidur, atau belajar. Ini bisa menjadi pondasi bagi kesadaran spiritual mereka.

Perkenalkan Waktu Sholat Sejak Dini
Mulailah dengan mengajak anak-anak untuk sholat bersama keluarga, terutama di waktu maghrib atau subuh. Buat suasana yang menyenangkan, agar mereka merasa senang melakukannya.

Membaca Al-Qur'an Bersama
Tentukan waktu khusus setiap hari, meskipun hanya beberapa menit, untuk membaca atau mendengarkan Al-Qur’an bersama anak-anak. Ini bisa menjadi momen yang memperkuat hubungan keluarga sekaligus meningkatkan keimanan.

3. Peran Orangtua sebagai Teladan
Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita harus menjadi contoh terbaik bagi mereka.

Sholat berjamaah di rumah secara konsisten, terutama di waktu-waktu tertentu, akan memberi contoh nyata tentang pentingnya ibadah.
Jangan ragu untuk berbagi cerita tentang Rasulullah ï·º atau sahabat-sahabat yang dapat menginspirasi anak-anak.
4. Manfaat Jangka Panjang dari Rutinitas Islami
Rutinitas Islami yang dibentuk dengan baik akan berdampak positif pada anak-anak, baik secara spiritual, emosional, maupun sosial. Mereka akan tumbuh dengan kedisiplinan, rasa tanggung jawab, serta hati yang selalu mengingat Allah. Insya Allah, anak-anak yang terbiasa dengan rutinitas Islami akan menjadi pribadi yang sukses di dunia dan akhirat.

5. Tips Praktis untuk Memulai:
Gunakan Alarm Waktu Sholat: Ajak anak untuk menyiapkan alarm setiap waktu sholat, sehingga mereka terbiasa mengenali waktu-waktu penting dalam sehari.
Buat Jadwal Kegiatan Islami Harian: Buat jadwal sederhana yang mencakup waktu sholat, membaca Al-Qur'an, dan waktu doa bersama. Tempel di tempat yang mudah dilihat anak, misalnya di ruang keluarga atau di dekat tempat belajar.
Kegiatan yang Menyenangkan: Buat kegiatan Islami menjadi sesuatu yang menyenangkan, seperti membacakan kisah nabi sebelum tidur atau mengajak anak menulis hafalan doa mereka.
Kesimpulan:
Membangun rutinitas Islami adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat luar biasa untuk perkembangan spiritual dan psikologis anak. Dengan dukungan, teladan, dan ketelatenan kita, insya Allah, anak-anak akan tumbuh menjadi hamba Allah yang taat.

Bagaimana dengan Anda, keluarga SHF?
Apakah Anda sudah memiliki rutinitas Islami di rumah? Yuk, bagikan tips dan pengalaman Anda di kolom komentar! Bersama-sama, kita bisa saling belajar dan menguatkan satu sama lain dalam mendidik anak-anak yang shalih dan shalihah.

Barakallahu fikum!















"Pentingnya Menjaga Kesejahteraan Emosional dan Psikologis Anak dalam Perspektif SHF Salafi Home Schooling Family."Kesej...
06/10/2024

"Pentingnya Menjaga Kesejahteraan Emosional dan Psikologis Anak dalam Perspektif SHF Salafi Home Schooling Family."

Kesejahteraan emosional dan psikologis anak adalah fondasi utama dalam pembentukan karakter dan kepribadian mereka di masa depan. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang sehat secara emosional akan lebih percaya diri, memiliki kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik, serta menjalin hubungan sosial yang positif. Sebaliknya, berbagai hal negatif yang kita abaikan dapat merusak keseimbangan psikologis mereka, menyebabkan masalah jangka panjang dalam perkembangan mental dan emosional. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai orang tua dan pendidik untuk memahami dan menghindari faktor-faktor yang bisa merusak kesejahteraan anak, seperti kritik berlebihan, kekerasan, atau pengabaian. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa hal yang sebaiknya dihindari agar anak-anak kita dapat tumbuh dengan penuh cinta dan rasa aman.

Berikut adalah hal-hal yang dapat merusak kesejahteraan emosional dan psikologis anak, yang sebaiknya dihindari dalam mendidik dan merawat mereka:

1. Kurangnya Perhatian dan Kasih Sayang
Anak yang merasa diabaikan atau tidak mendapat cukup kasih sayang dari orang tua atau pengasuh dapat merasa tidak dihargai, tidak dicintai, dan kurang percaya diri. Kurangnya perhatian emosional membuat mereka merasa kesepian, yang berdampak pada perkembangan emosional dan hubungan sosial mereka di masa depan.

2. Kritik Berlebihan dan Merendahkan
Kritik yang terus-menerus atau merendahkan anak, terutama di depan orang lain, dapat merusak rasa percaya diri mereka. Mereka mungkin tumbuh dengan keyakinan bahwa mereka tidak cukup baik atau tidak berharga. Kritik yang membangun dan penyampaian yang tepat sangat penting untuk mendukung perkembangan mereka.

3. Ekspektasi yang Tidak Realistis
Menuntut anak untuk memenuhi standar yang terlalu tinggi atau tidak realistis bisa membuat mereka merasa stres, cemas, dan takut gagal. Ini bisa mengarah pada rendahnya self-esteem dan ketakutan yang berlebihan terhadap penolakan atau kegagalan. Orang tua harus menyadari bahwa setiap anak berkembang dengan kecepatan dan kapasitas yang berbeda.

4. Kekerasan Fisik dan Verbal
Bentuk kekerasan fisik maupun verbal, seperti pukulan, hinaan, atau ancaman, tidak hanya melukai tubuh tetapi juga jiwa anak. Kekerasan ini menciptakan rasa takut, ketidakamanan, dan trauma yang dapat mengganggu perkembangan psikologis dan emosional anak dalam jangka panjang.

5. Kurangnya Kestabilan dan Kepastian
Lingkungan yang tidak stabil, misalnya seringnya perubahan tempat tinggal, konflik dalam keluarga, atau masalah keuangan yang berdampak langsung pada anak, dapat membuat mereka merasa tidak aman. Ketidakpastian yang berkelanjutan dapat menyebabkan kecemasan dan gangguan emosional.

6. Perbandingan dengan Anak Lain
Membandingkan anak dengan saudara atau teman-teman mereka dapat membuat anak merasa tidak berharga dan gagal. Setiap anak memiliki keunikan dan kemampuan masing-masing, dan perbandingan hanya akan memunculkan rasa iri, rendah diri, atau dendam.

7. Kurangnya Komunikasi Terbuka
Anak yang tidak diajarkan atau diberikan ruang untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya dapat merasa tertutup dan terisolasi. Komunikasi yang terbuka dan empatik membantu anak merasa didengar dan dihargai, sementara kurangnya komunikasi bisa membuat mereka merasa kesepian dan bingung dengan emosi mereka sendiri.

8. Menjadikan Anak Sumber Stres
Orang tua yang secara tidak sadar menjadikan anak sebagai tempat melampiaskan stres atau masalah pribadi dapat membuat anak merasa terbebani dengan hal-hal yang seharusnya tidak mereka tanggung. Ini bisa menyebabkan anak menjadi cemas atau merasa harus bertanggung jawab atas kebahagiaan orang tua.

9. Pengabaian terhadap Bakat atau Minat Anak
Tidak memberi dukungan terhadap bakat atau minat anak dapat membuat mereka merasa bahwa minat atau kemampuan mereka tidak dihargai. Ini bisa menyebabkan mereka kehilangan motivasi dan semangat untuk mengembangkan diri. Dukungan terhadap minat dan bakat anak sangat penting dalam membangun kepercayaan diri mereka.

10. Lingkungan yang Toxic atau Beracun
Tumbuh di lingkungan yang penuh dengan konflik, permusuhan, atau ketidakpedulian (toxic environment) dapat menyebabkan anak merasa tertekan dan kehilangan rasa aman. Mereka mungkin merasa tidak berdaya atau putus asa, yang berujung pada masalah perilaku, kesulitan sosial, atau masalah mental seperti depresi dan kecemasan.

Dengan menghindari hal-hal tersebut, orang tua dan pengasuh dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat secara emosional dan psikologis bagi anak, sehingga mereka dapat tumbuh dengan perasaan yang lebih positif, penuh kasih, dan percaya diri.

SHF Salafi Home Schooling Family (SHF) berkomitmen untuk mendukung kesejahteraan keluarga, khususnya dalam membentuk lingkungan yang kondusif bagi perkembangan emosional dan psikologis anak. Visi SHF adalah menciptakan generasi yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki keseimbangan emosional yang baik, sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.

Misi kami adalah memberikan dukungan kepada para orang tua dan pendidik untuk memastikan setiap anak merasa aman, dicintai, dan dihargai dalam setiap tahap perkembangan mereka. Dengan menjaga kesejahteraan emosional anak, SHF percaya bahwa kita bisa membentuk generasi yang tangguh, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan hidup dengan ketenangan hati dan pikiran yang sehat.










Pentingnya Pendidikan Berbasis Aqidah untuk AnakDalam homeschooling berbasis Islam, fokus utama adalah membentuk anak-an...
04/10/2024

Pentingnya Pendidikan Berbasis Aqidah untuk Anak

Dalam homeschooling berbasis Islam, fokus utama adalah membentuk anak-anak yang memiliki aqidah yang kuat. Pendidikan tidak hanya soal akademis, tapi juga menanamkan nilai-nilai tauhid yang lurus sejak dini, agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah

Di era modern ini, anak-anak dihadapkan pada berbagai tantangan seperti pengaruh media sosial, sekularisme, dan materialisme. Oleh karena itu, homeschooling berbasis aqidah memberikan anak-anak bekal untuk menghadapi tantangan tersebut dengan keteguhan iman. Mereka diajarkan untuk:

-Menolak segala bentuk pemikiran yang bertentangan dengan tauhid, seperti pemikiran liberal atau paham-paham yang merusak keimanan.
-Memahami bahaya syirik (menyekutukan Allah) dan menjaga diri dari hal-hal yang bisa menjerumuskan ke dalamnya.
-Tetap berpegang pada prinsip-prinsip Islam meski dalam situasi sulit atau ketika dihadapkan pada tekanan dari luar.

Address

Komplek Kurma Jalan Srikandi 01 Blok K No. 15-D
Pekanbaru
28297

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Salafi Home Schooling Family posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram