02/07/2025
18 Kasus Leptospirosis di Yogyakarta, 5 Pasien Meninggal Dunia
Yogyakarta — Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat sebanyak 18 kasus leptospirosis terjadi di wilayahnya sejak Januari hingga akhir Juni 2025. Dari total kasus tersebut, 5 pasien dilaporkan meninggal dunia.
Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unwanah, menyampaikan bahwa sebagian besar kasus kematian disebabkan oleh keterlambatan pasien dalam mengakses layanan kesehatan.
"Memang saat awal terinfeksi, gejalanya tidak terlalu spesifik. Mirip dengan gejala infeksi bakteri atau virus lain, sehingga masyarakat sering terlambat mendapatkan penanganan medis," ujar Lana, Senin (30/6).
Lana menjelaskan bahwa leptospirosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, dan ditularkan melalui urine (kencing) tikus yang terinfeksi. Penyakit ini kerap muncul saat musim hujan, terutama di wilayah dengan sanitasi buruk atau genangan air.
Gejala awal leptospirosis antara lain demam, sakit kepala, nyeri otot (khususnya di area betis dan paha), serta mata berwarna kuning. Gejala yang tidak khas ini kerap membuat pasien mengira sakit yang dialaminya bukan sesuatu yang serius, hingga akhirnya datang ke fasilitas kesehatan dalam kondisi yang sudah berat
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk lebih waspada, terutama saat beraktivitas di lingkungan yang berpotensi terkontaminasi urine tikus. Masyarakat juga diingatkan untuk segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala mencurigakan.