26/08/2022
Serupa tapi tak sama, begitulah istilah yang tepat untuk menggambarkan kondisi penyakit GERD dan maag. Pada kebanyakan orang, seringkali GERD dan maag dianggap penyakit yang sama karena kemiripan gejala dan sama-sama menyerang organ lambung yang mengganggu pencernaan. Namun, jika ditelaah lebih lanjut, maag dan GERD ternyata memiliki perbedaan yang cukup signifikan
GERD
GERD adalah kondisi ketika asam lambung naik dari perut menuju kerongkongan (refluks asam). Adapun penyebab GERD ialah melemahnya katup di bagian bawah kerongkongan. Menurut American College of Gastroenterology, GERD adalah refluks asam yang terjadi dua kali atau lebih dalam seminggu. Orang dengan maag mungkin saja dapat mengalami GERD.
Gejalanya sama dengan maag, yakni rasa terbakar di dada dan seperti ada makanan yang tersangkut di tenggorokan. Anda juga mungkin mengalami batuk kering serta kesulitan menelan. Diagnosis kondisi ini dapat dilakukan oleh dokter atau ahli gastroenterologi dengan mengevaluasi frekuensi dan tingkat keparahan gejalanya.
Maag
Maag yang juga dikenal dengan istilah dispepsia merupakan gangguan di organ lambung yang ditandai dengan rasa nyeri atau terbakar di ulu hati, rasa penuh atau tidak nyaman setelah makan, dan rasa cepat kenyang. Kondisi ini cukup umum dialami oleh kebanyakan orang.
Kondisi lain yang paling sering terjadi pada sakit maag yaitu:
Perut kembung di bagian atas
Perut terasa penuh saat makan, padahal makanan belum habis
Nyeri pada ulu hati
Buang angin dan bersendawa
Mual
Muntah
Tak hanya gejala yang berkaitan dengan sistem pencernaan, penderita GERD juga mungkin akan mengalami beberapa hal di bawah ini:
Batuk kronis
Tidur terganggu
Radang tenggorokan
Sesak napas seperti asma
Cara Mencegah GERD dan Maag
GERD maupun maag merupakan kondisi yang sama-sama bisa dicegah. Cara paling mudahnya adalah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, Anda juga dapat melakukan hal-hal di bawah ini:
Makan dengan tertib, tidak terlambat
Menghindari makan dalam porsi besar
Tidak terburu-buru saat makan
Menghindari berbaring setelah makan
Menjaga berat badan agar tetap stabil
Menghindari kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol
Menghindari makanan yang bisa mengiritasi perut, seperti makanan berlemak, pedas, asam, atau obat anti inflamasi non steroid (OAINS) seperti aspirin dan ibuprofen