Detik Wicaksono

  • Home
  • Detik Wicaksono

Detik Wicaksono Sufi yang menjangkau Terang, Anarkis yang meronta Kekang

Piye jaaalllll...
28/01/2025

Piye jaaalllll...

JAWA PUNYA KALENDER (Jawa Kuno)
====================

Tidak semua suku/ bangsa di dunia, bahkan sangat sedikit yang memiliki kalender sendiri,
Jawa termasuk di antara yang sedikit itu. Kalender Jawa diciptakan oleh mPu Hubayun, pada tahun 911 Sebelum Masehi, dan pada tahun 50 SM Raja/ Prabu Sri Mahapunggung I (juga dikenal sebagai Ki Ajar Padang I) melakukan perubahan terhadap huruf/ aksara, serta sastra Jawa.

Bila kalender Jawa dibuat berdasarkan‘Sangkan Paraning Bawana‘ (=asal usul/ isi semesta), maka aksara Jawa dibuat berdasarkan “Sangkan Paraning Dumadi” (=asal usul kehidupan), serta mengikuti peredaran matahari (=Solar System).

Apabila ditilik berdasarkan penanggalan Jawa yang diciptakan mPu Hubayun pada 911 SM, maka saat ini (2022) adalah tahun 2933 Jawa (asli, bukan Saka, Jowo kini, atau Hijriah). Sebuah Kalender asli yang dibuat tidak berdasarkan agama,

Dengan demikian, tinggal selangkah lagi untuk menemukan bukti-bukti arkeologi autentik lainnya, setelah penemuan lempeng tanah persawahan yang diperkirakan berumur 6000 tahun lebih di kedalaman laut Jawa, maka penemuan kalender yang telah berumur hampir 3000 tahun itu bisa di pastikan memang berasal dari peradaban Nusantara :)…
Dasar perhitungan kalender yang di Bali disebut tiko/tika (Mohon korèksi),
pada gambar dibawah, masih digunakan sambai saat ini untuk dasar perhitungan pada kalender Bali.

PERBANDINGAN TAHUN KALENDER

Kalender Internasional thn 2022
Kalender China thn 2573
Kalender Hijriah thn 1443/1444
Kalender Jawa thn 1955
Kalender Jawa Kuno thn 2933

Sejarah dan penemuan" situs membuktikan bahwa peradapan dan budaya kita bukan budaya ècèk"
Sepatutnya kita bangga dengan budaya kita sendiri.
Sungguh mengagumkan leluhurku ."

Semoga bermanfaat.

04/11/2023

Jadi, saat aksara disalin jadi lisan, maka bukan ucapannya yang utama, namun cipta dan karsa yang memiliki daya manifestasi, vibrasinya, otentisitas enerjinya. Ucapannya bisa bahasa apa saja, bahasa Jawa, Inggris, Ibrani, Latin, dll. Karena bahasa hanya print-out, namun programming nya dari pikiran.

Setiap ucapan dan niat (thoughts') kita adalah kode. Kode ini diterima oleh tiga elemen primordial alam, yakni udara, air dan mineral (tanah, batu, dll.) Tiga elemen ini, udara, batu dan air, bahkan tanah bermineral tinggi (misal karbon) akan menerima dan memproses wishes tadi. Semakin kuat dan SPESIFIK vibrasi dari suatu sinyal, semakin jelas program dan outputnya. Di Jawa, inilah yang disebut SABDÅ DADI yang merujuk pada Sabdå Pandhitå Ratu Tan Kenå Wolawali.

Jadi...
Jika kisanak dan nyisanak melihat mengapa banyak orang sembah hyang di depan batu, bukan berarti menyembah batu. Itu adalah ritual dari spirit dengan memvibrasi amplifier sekaligus transmitter alami, agar lebih mudah diterima oleh Jagad Semesta Alam.
Aniwei baidewei...
Bukankah salah satu agama besar di Bhumi ini juga berdoa mengelilingi batu?

“Yèn tå sirå amiseså, kasantå jroning karonsih,
Tunggal sarågå jiwå, tunggaling karså pinanggih,
Tunggal sapati urip, punåpå tå rupinipun,
Nalar sirnå déning panrimå…”

• Hyå Sirå Hyå Ingsun
• Hånånirå Hyå Hånåningsun
• Kersånirå Hyå Kersåningsun
• Tan Hånånira Tan Hånåningsun

Semoga semua mahluk selamat dan bahagia

Rahayu Rahayu Rahayu
🙏🏽🖤🙏🏽
Berkah Dalem

Send a message to learn more

04/11/2023

Ada sumber mata air tawar dibawah deburan ombak Samudera. Berendam untuk penyerahan diri, bukan berarti tanpa mempertimbangkan pasang surut gelombang. Berserah diri bukan berarti tak memiliki emosi kuat tentang sesuatu. Membiarkan emosi itu mengalir dari sumbernya untuk kemudian bermuara dan melebur dengan rahsa Shang Samudera. Disanalah letak penyerahan diri total, dimana Aku dan Ingsun melebur dalam ketidaksempurnaan mahluk.

Semoga semua mahluk selamat dan bahagia

Rahayu 🙏🏽🖤🙏🏽 Berkah Dalem

07/09/2023

“Kuncara ruming bangsa dumunung aneng luhuring budaya...”
(ketenaran dan kemuliaan suatu bangsa terletak pada keluhuran kebudayaannya)

Semoga semua mahluk selamat dan bahagia

Salam Budaya

Rahayu 🙏🏽🖤🙏🏽 Berkah Dalem

03/08/2023

Siapa lagi yang akan menjaga dan melestarikan adat budaya tradisi dan ajaran leluhur kalau bukan kita...

Semoga semua mahluk selamat dan bahagia

Rahayu 🙏🏽🖤🙏🏽 Berkah Dalem

01/05/2023

Hyang Hulun Mung Hånå Rahayu

Bagi orang Jawa, taraf kehidupan paling standar tercapai tatkala manusia telah mampu bersikap waskita, mampu melihat segala persoalan secara jernih yang umumnya antara lain dicapai setelah berhasil memahami dan menguasai “kåcåbenggålå” berupa himpunan pengertian, narasi dan kata-kata bijak dalam budaya Jawa. Sipat dan sikap waskita tidak mungkin tercapai jika belum mencapai kebijaksanaan, sebab menjadi bijaksana merupakan pondasi dasar mencapai kewaskitaan.

Sebelum sampai tahap tertinggi iså weruh sakdurungé winarah artinya dapat melihat yang terjadi sebelum segalanya betul-betul terjadi, merupakan impian terpendam setiap manusia Jawa. Namun benarkah demikian rumit mencapai hal tersebut, dengan konstruksi sosial manusia Jawa yang dikenal sangat luwes dalam pergaulan hidup dan mengedepankan keselarasan?

Budaya Jawa sendiri menyediakan dirinya sebagai kehidupan yang kaya simbol, terangkai dalam bentuk pituduh (tuntunan moral), wewaler (tabu-larangan), dan sanèpan (ungkapan tradisional), yang memberikan nilai-nilai ke arah kearifan hidup individual secara vertikal maupun horizontal. Mulai dari sangkan paraning dumadi hingga manunggal kawulå Gusti, menjadi rangkaian panjang proses sebuah perjalanan manusia Jawa untuk mencapai yang namanya Kasampurnan Pati (kematian sempurna). Kasampurnan pati disini dimaknai sebagai kematian tanpa meninggalkan memori buruk pada DNA yang nantinya bisa terbawa menjadi bagian dari simpul DNA anak cucu. Maka untuk mencapai kematian sempurna, bagi sebagian kecil manusia Jawa yang benar-benar memahami konsep hidup keJaWAan, berupaya untuk “mati sajroning ngaurip” yakni menjalani laku untuk memahami konsep Kasampurnan Hurip (kehidupan sempurna).

Pencapaian taraf “waskitå” bagi orang yang benar-benar memahami konsep Jawa (dalam hal ini Kedjawen) secara utuh murni (integral holistik), memerlukan proses yang tidak instan. Keselarasan tubuh kasar dan tubuh halus menjadi kunci utama, sebelum selanjutnya mencapai keselarasan dengan Jagad Semesta Alam. Dan mungkin, HANYA yang pinilih, piniji, dan pinesthi yang diberikan “hak” istimewa terkait putaran waktu yang disebut sebagai Jåntrå Jångkå Kawijayan.

Semoga semua mahluk selamat dan bahagia

Rahayu Rahayu Rahayu
🙏🏽🖤🙏🏽
Berkah Dalem

Konon, Sendang Nirmolo identik terkait kisah Cupu Manik dengan Dewi Anjani sebagai tokoh utama. Sementara, Belahan atau ...
30/04/2023

Konon, Sendang Nirmolo identik terkait kisah Cupu Manik dengan Dewi Anjani sebagai tokoh utama. Sementara, Belahan atau Sumber Tetek konon menjadi pemandian di komplek Taman Sari sebuah Kedhaton. Dibalik semua cerita yang berkembang di masyarakat, terlepas itu benar atau tidak, kedua tempat tersebut menjadi bagian dari ke-7 titik poin tempat yang dikunjungi dalam rangkaian alur perjalanan “menggugah” Tumapel Singhasari.

Tumapel Singhasari sebagai salah satu Pakuwuan (Pakuwan/Pakuwon), merupakan salah satu negara bagian dari koloni “persemakmuran” masa Nusantara Kuno terdahulu. Koloni ini konon disebut sebagai Dewata Nawa Sangha, dengan 9 negara besar yang menjadi pilar utama persemakmuran. Konon 9 negara besar ini disebut dengan istilah Wangsa atau dinasti, yang terbagi atas 3 wangsa di Barat, 3 wangsa di Tengah, dan 3 wangsa di Timur. Klise (gambaran) besar terkait cerita itu secara gamplang ter-reliefkan di candi Naga dan masih abadi hingga kini.

Puji Gusti dan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang sudah membantu, sehingga misi ini bisa berjalan dengan lancar.

Semoga semua mahluk selamat dan bahagia

Rahayu 🙏🏽🖤🙏🏽 Berkah Dalem

23/04/2023

Ajaran KEDJAWEN deles (murni) mengajarkan manusia untuk mengerti, memahami, bahkan menyatakan sendiri keberadaan Bhumi. Menurut Eyang Buyut saya, Bhumi itu ada 3 jumlahnya.
• Bhumi Sutji (kamandungan atau rahim)
• Bhumi Muljå (realitas kehidupan fisik/nyata)
• Bhumi Langgeng (kehidupan setelah kematian)

• Bhumi Sutji
Garba atau kamandungan atau rahim adalah tempat inkubasi semua bentuk materi di Alam Semesta, baik yang hidup dan bergerak maupun yang tidak. Leluhur Nusantara jaman dulu khususnya Jawa sudah memahami hal ini sejak lama, ratusan bahkan ribuan tahun.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli sepakat ada 7 hukum Alam Semesta. Salah satunya adalah Hukum Gestasi, yaitu semua wujud materi selalu mengalami masa inkubasi. Bebatuan sebelum menjadi batu, mengalami inkubasi di perut Bhumi, yang kemudian keluar karena proses erupsi sebuah gunung berapi. Pepohonan sebelum menjadi pohon tinggi besar menjulang, mengalami inkubasi dalam bentuk buah yang kemudian menghasilkan biji pohon. Semua hal tersebut menjadi bagian dari proses penciptaan, atau kalau di ajaran Jawa disebut sebagai Sangkan Paraning Dumadi.

Seperti disebutkan diatas, bahwa semua wujud materi mengalami masa inkubasi. Selama proses tersebut, tentunya ada masa atau ada waktu yang dibutuhkan hingga proses tersebut selesai. Selama proses berlangsung, tentunya ada memori-memori yang tersimpan sebagai bagian dari rekam jejak perjalanan sebuah proses. Memori ini menjadi salah satu unsur pembentuk sifat dan karakter, khususnya pada materi hidup. Contohnya ketika janin anak manusia dikandung selama 9 bulan 10 hari, semua peristiwa yang mempengaruhi kondisi mental emosional sang Ibu, menjadi rekaman memori pada diri si janin. Dan ketika janin ini lahir, maka bayi tersebut sudah memiliki sifat dan karakter dari bentukan selama masa di kandungan.

Pertanyaannya, apabila rekam jejak memori selama di kandungan ini lebih banyak menyimpan memori buruk, apakah hal itu bisa dirubah untuk menjadikan sifat dan karakter manusia menjadi jauh lebih baik? Jawabannya, sangat bisa. Merubah bentukan dasar dari sifat dan karakter itu bisa dilakukan dengan banyak cara. Ada yang menawarkan terapi personal, seperti contohnya hypnotherapy. Ada yang menggunakan metode meditasi dan yoga. Lebih dalam ada metode Samadhi. Namun, semua metode tersebut akan menguap begitu saja dan menjadi sia-sia ketika hanya menyentuh sisi AKIBAT tanpa kembali mengurai SEBAB. Artinya adalah, untuk merubah bentukan dasar sifat dan karakter buruk, seorang manusia harus kembali pada keadaan “didalam” kandungan. Lalu caranya bagaimana? Apakah dilakukan induksi sugestibilitas? Apakah dengan meditasi, yoga, atau samadhi? Ternyata dari pengalaman yang terjadi selama ini, semua metode tersebut ‘hanya’ sebagai ‘obat penenang’. Efek plasebo menjadi bagian proses dari semua metode tersebut.

Leluhur Nusantara terdahulu mempunyai resep cara ampuh yang tidak diketahui banyak orang. Data dan manuskrip terkait hal tersebut juga entah kemana. Namun dari keberadaan situs yang ada di Jawa dan mungkin di beberapa tempat di Nusantara menuntun untuk tersingkapnya rahasia ribuan tahun tersebut. Jadi jelas bahwa ajaran leluhur Nusantara dahulu sudah melampaui kajian ilmu pengetahuan modern, yang menurut saya hanya mengembangkan pemikiran dari filosofi yang sudah ada.

• Bhumi Muljå
..........bersambung

Semoga semua mahluk selamat dan bahagia

Rahayu 🙏🏽🖤🙏🏽 Berkah Dalem

Masyarakat masa kini adalah masyarakat yang telah lupa bagaimana cara menangis, bagaimana berbela rasa, dan bagaimana be...
23/03/2023

Masyarakat masa kini adalah masyarakat yang telah lupa bagaimana cara menangis, bagaimana berbela rasa, dan bagaimana berempati menderita bersama orang lain. Globalisasi ketidakpedulian telah mencabut akar kemampuan kita utk menangis.

Zona nyaman membuat sebagian masyarakat hidup dalam gelembung sabun, meski indah namun kosong dan mudah musnah. Gelembung yang menawarkan kefanaan, melahirkan egosentris, hedonisme, dan menjadikan manusia mahluk "Yang Diam Tak Bernama". Gelembung itu membuat hidup menjadi kering, sebab telinga tak lagi mendengar halilintar yang berbisik..."



Semoga semua mahluk selamat dan bahagia

Rahayu 🙏🏽🖤🙏🏽 Berkah Dalem

19/03/2023

Jika maaf menjadi suatu ukuran untuk manusia menjadi berubah baik, ya berilah itu.

Jika itu belum memuaskan hatimu, cobalah mengampuni meski pikiranmu menolaknya.

Namun jika keduanya belum juga memberi damai dalam hatimu, cobalah bertanya pada dirimu yang terdalam apakah kesucian sudah meliputi hidup dan kehidupanmu.

Jika itupun belum mampu membuat jiwamu bersahadat pada Kebijaksanaan Tertinggi, maka lumuri tubuhmu dengan lumpur agar engkau mampu merasakan bahwa sebuah pertobatan itu bukanlah hal mudah, namun bukan berarti sulit untuk dilakukan.



Semoga semua mahluk selamat dan bahagia

Rahayu 🙏🏽🖤🙏🏽 Berkah Dalem

Malam menjelang Dhasa PurnamaMalam dimana semesta menyatakan cintanyaMalam saat sang pungguk merindu haru pada rembulanD...
19/03/2023

Malam menjelang Dhasa Purnama
Malam dimana semesta menyatakan cintanya
Malam saat sang pungguk merindu haru pada rembulan
Dan lihatlah...
Nyatanya rembulan tak pernah meninggalkan Bhuminya

Ketahuilah...
Bukan perkara siapa yang pertama datang
Bukan perkara siapa yang paling berjasa
Bukan tentang siapa yang berkorban penuh ketulusan
Atau bukan tentang siapa yang memberikan segalanya
Namun...
Ini tentang siapa yang tak pernah pergi
Meski deru dera menggerus jiwa
Meski hati membiru kelam tersayat sembilu.

Iyaa...
Ini tentang sabda Sang Kala kepada Bhumi dan Langit yang mengurai karma untuk sebuah penggenapan.



Semoga semua mahluk selamat dan bahagia

Rahayu 🙏🏽🖤🙏🏽 Berkah Dalem

28/02/2023

Jiwa Tua dan Kecerdasan Lokal

Jiwa-jiwa tua yang muncul di bumi saat ini, mereka memang terlahir dengan membawa ingatan akan ajaran-ajaran leluhur kuno bumi, tetapi tidak semua akan beruntung untuk mampu mengembalikan pengetahuan-pengetahuan itu lagi dalam pikiran mereka. Maka sejak lahir mereka sudah mengenali apapun budaya yang masih tersisa, lalu ingatan-ingatan akan itu membangkitkan ketertarikan lebih dalam, karena itu semua memang ada dalam DNA dan genetika mereka.

Itu sebabnya, mereka yang terlahir seperti itu tidak akan tertarik dengan agama-agama yang ada, karena memang itu tidak memiliki keselarasan dengan prinsip yang tersimpan dalam DNA dan genetiknya. Kalaupun sebagiannya terlahir di keluarga yang mendidik mereka dengan dogma berbagai ajaran yang dominan saat ini, mereka akan hanya menjalani itu sebagai formalitas atau demi kepentingan status sosial saja.

Apa yang tidak selaras dengan prinsip dalam diri tidak akan bisa dipaksakan selaras, dogma apapun tidak akan bisa membohongi pikiran yang telah matang. Bagi jiwa yang telah matang, hidup hanya tanggung jawab diri sendiri, yang akan membentuk koridor perilaku adalah hanya 'kesadaran', bahwa semua pikiran dan tindakan akan kembali kepada diri sendiri.

Jiwa-jiwa yang matang yang terlahir di dunia barat akan cenderung memilih atheism atau agnosticism, karena ajaran-ajaran leluhur di negeri - negeri mereka bisa dikatakan hampir musnah. Itu sebabnya, atheism meningkat sejak beberapa dekade ini, mereka yang telah berjiwa matang tidak akan nyaman berada dalam aturan - aturan dogma apapun, mereka tidak bisa ditakuti dengan konsep neraka-surga atau dosa-pahala. Segala ketidaklogisan dalam ajaran-ajaran yang umumnya berbasis kepada monotheism yang mengagungkan satu sosok individual super power, tentunya bukan pilihan masuk akal bagi jiwa-jiwa yang telah matang.

Semoga semua mahluk selamat dan bahagia

Rahayu 🙏🏽🖤🙏🏽 Berkah Dalem

Address


Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Detik Wicaksono posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Practice

Send a message to Detik Wicaksono:

  • Want your practice to be the top-listed Clinic?

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram