PR Ipm Dukuh Jati Kidul

PR Ipm Dukuh Jati Kidul PR IPM DUKUH JATI KIDUL

23/04/2015

jadilah orang baik sebelum mengaku pintar,
dan jadilah pintar sebelum anda di bodohi.

mars ipm
12/02/2014

mars ipm

ortom muhammadiyah
11/02/2014

ortom muhammadiyah

11/02/2014

sejarah berdirinya pemuda muhammadiyah

Pemuda Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta pada tanggal 26 Zulhijjah 1350 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 2 Mei 1932 Miladiyah.

Pemuda Muhammadiyah adalah organisasi otonom Muhammadiyah, yang merupakan gerakan Islam, amar ma'ruf nahi munkar, bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah.

Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah berkedudukan di ibukota Negara Republik Indonesia

Maksud dan Tujuan Pemuda Muhammadiyah
Menghimpun, membina dan menggerakkan potensi pemuda Islam demi terwujudnya kader Persyarikatan, kader umat dan kader bangsa dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah

Sejarah Singkat Pemuda Muhamadiyah
Awal berdirinya Pemuda Muhammadiyah secara kronologis dapat dikaitkan denga keberadaan Siswo Proyo Priyo (SPP), suatu gerakan yang sejak awal diharapkan KH. Ahmad Dahlan dapat melakukan kegiatan pembinaan terhadap remaja/pemuda Islam. Dalam perkembangannya SPP mengalami kemajuan yang pesat, hingga pada Konggres Muhammadiyah ke-21 di Makasar pada tahun 1932 diputuskan berdirinya Muhammadiyah Bagian Pemuda, yang merupakan bagian dari organisasi dalam Muhammadiyah yang secara khusus mengasuh dan mendidik para pemuda keluarga Muhammadiyah. Keputusan Muhammadiyah tersebut mendapat sambutan luar biasa dari kalangan pemuda keluarga Muhammadiyah, sehingga dalam waktu relatif singkat Muhammadiyah Bagian Pemuda telah terbentuk di hampir semua ranting dan cabang Muhammadiyah. Dengan demikian pembinaan Pemuda Muhammadiyah menjadi tanggung jawab pimpinan Muhammadiyah di masing-masing level. Misalnya, di tingkat Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggung jawab mengasuh, mendidik dan membimbing Pemuda Muhammadiyah diserahkan kepada Majelis Pemuda, yaitu lembaga yang menjadi kepanjangan tangan dan pembantu Pimpinan Pusat yang memimpin gerakan pemuda.

Selanjutnya dengan persetujuan Majelis Tanwir, Muhammadiyah Bagian Pemuda dijadikan suatu ortom yang mempunyai kewenangan mengurusi rumah tangga organisasinya sendiri. Akhirnya pada 26 Dzulhijjah 1350 H bertepatan dengan 2 Mei 1932 secara resmi Pemuda Muhammadiyah berdiri sebagai ortom.

Dinamika Gerakan
Kendati secara resmi baru berdiri pada 2 Mei 1932, Pemuda Muhammadiyah tidak bisa dipisahkan dari pertumbuhan awal Muhammadiyah. Di daerah-daerah di Jawa Timur, berdirinya Muhammadiyah sering didahului oleh kegiatan-kegiatan yang dipelopori oleh kalangan pemuda. Pada awal pertumbuhan Muhammadiyah di berbagai daerah, cabang dan ranting mengadakan kegiatan-kegiatan di bidang kepemudaan dan kepanduan. Cabang-cabang dan ranting mengadakan HW yang menjadi wadah pembinaan anak-anak muda Muhammadiyah. Usaha-usaha pendirian HW dilakukan oleh cabang dan ranting sejak awal pertumbuhan Muhammadiyah.

Pertumbuhan Pemuda Muhammadiyah pada dekade 1930-an tergolong dinamis, dan paruh kedua dekade itu setiap cabang memiliki bagian Pemuda Muhammadiyah. Terbukti dengan pelaksanaan konferensi-konferensi daerah yang diikuti oleh pimpinan Pemuda Muhammadiyah cabang dan ranting. Pada 1937, dilaksanakan konferensi Pemuda Muhammadiyah di berbagai daerah.(dokumentasi pemuda muhammadiyah)

SPIRIT MUHAMMADIYAH senantiasa mengilhami setiap organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah. Demikian p**a hatnya dengan Pemuda Muhammadiyah, yang lahir dengan semangat yang sama dengan berdirinya Muhammadiyah, yaitu semangat untuk membangun generasi yang tangguh untuk masa mendatang. Sebagai salah satu organisasi otonom tertua di lingkungan Muhammadiyah (berdiri 2 Mei 1932), Pemuda Muhammadiyah hadir sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna perjuangan Muhammadiyah.

Visi:
Mempersiapkan kader dan generasi muda Indonesia untuk siap menghadapi tantangan masa depan yang lebih beragam, penuh dinamika dan berbagai kepentingan datam rangka mencapai maksud dan tujuan Pemuda Muhammadiyah.

Misi:
Menjadikan gerakan dakwah amar ma'ruf nahi mungkar, gerakan keilmuan, gerakan social kemasyarakatan dan gerakan kewirausahaan sebagai tumpuan kegiatan dengan memahami setiap persoalan yang timbut dan kebutuhan lingkungan dimana Pemuda Muhammadiyah melakukan amal karya nyatanya.

Prinsip Dasar Organisasi
Pemuda Muhammadiyah adatah organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah yang merupakan gerakan dakwah Islam amar ma'ruf nahi mungkar di kalangan pemuda, beraqidah Islam, dan bersumber pada al-Quran dan Sunnah Rasul. Organisasi ini didirikan dengan maksud dan tujuan untuk menghimpun, membina, dan menggerakkan potensi Pemuda Islam serta meningkatkan perannya sebagai kader untuk mencapai tujuan Muhammadiyah.

Pencapaian maksud dan tujuan tersebutdilakukan dengan upaya-upaya sebagai berikut:
1. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu Wa ta'ala.
2. Memperdalam ilmu, memperluas pengetahuan dan meningkatan kecerdasan serta mengamatkan sesuai dengan ajaran Islam.
3. Memperdalam dan meningkatkan pemahaman Agama Islam.
4. Menyelenggarakan dan meningkatkan mutu pendidikan kader.
5. Mengadakan dakwah di kalangan pemuda dan remaja.
6. Meningkatkan fungsi dan peran pemuda Muhammadiyah sebagai kader Muhammadiyah, kader umat Islam, dan kader bangsa.
7. Memasyarakatkan dan meningkatkan kegiatan olahraga sebagai sarana dakwah Islamiyah.
8. Menumbuhkan dan mengembangkan seni budaya yang bernafaskan Islam.
9. Menggembirakan beramal yang diridhai Allah dan hidup tolong-menolong (ta'awun) dalam ukhuwah Islamiyah.
10. Usaha-usaha lain yang tidak menyalahi tujuan.

Jaringan Struktural
Susunan organisasi Pemuda Muhammadiyah dibuat secara berjenjang dari tingkat Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan tingkat Ranting. Pimpinan Pusat adalah kesatuan wilayah-wilayah dalam ruang lingkup nasional. Pimpinan Wilayah adalah kesatuan daerah-daerah dalam tingkat propinsi atau daerah tingkat I. Pimpinan Daerah adalah kesatuan cabang- cabang dalam tingkat kabupaten/kotamadia atau daerah tingkat II. Sedangkan Pimpinan Cabang adalah kesatuan ranting-ranting dalam satu tempat tertentu (setingkat kecamatan). Pimpinan Ranting adalah kesatuan anggota-anggota datam satu tempat tertentu (setingkat desa). Saat ini, Pemuda Muhammadiyah telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

GARIS-GARIS BESAR HALUAN GERAKAN
GBHG adalah serangkaian strategi yang mungkin dan memungkinkan untuk dilakukan dengan penjabaran program yang lebih realistis, dan tentunya memiliki daya dukung yang memadai. Oleh karenanya, improvisasi, kreatifitas dan penyesuaian atas kondisi masing-masing sangatlah mungkin dan terkadang harus dilakukan. Dalam kaitan itulah maka dapat dirumuskan 5 (lima) pondasi utama untuk dijadikan koridor penting sebagai batasan pijakan bersama untuk mencapai tujuan kemajuan Pemuda Muhammadiyah, yaitu;
Pondasi pertama, Tauhid. Aqidah ini penting sekali sebagai dasar gerakan kita. Jika keyakinan kita temah, maka akan sangat rapuh gerakan Pemuda Muhammadiyah. Sesuai dengan surat Al- Ankabut (19:41); "Perumpamaan orang-orang yang mengambil perlindungan-perlindungan selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, kalau mereka mengerti".
Pondasi kedua, adatah sistem moral yang benar berdasarkan wahyu illahi. Kita sering membaca surat Al-Baqarah (12:185); yang menyatakan bahwa Al-Quran itu sebagai hudallinnas (petunjuk bagi ummat manusia). Kemudian berisi keterangan (explanation) dan pembeda, yakni the distingtion between good and evil. Jadi selain tauhid kita bangun juga sistem nilai moral yang benar.

Pondasi ketiga, adalah faith and action atau action base on faith. Jadi melakukan amal sholeh sebanyak-banyaknya yang didasarkan pada aqidah serta nilai-nilai moral yang benar, sehingga amal itu tidak hampa. Tujuan amat itu menjadi jelas arahnya.

Pondasi keempat, adatah Keadilan. Keadilan ini merupakan perintah pertama dalam Al-Quran. Innallah ya'muru bil 'adl wal ihsan, yakni agama keadilan. Karena memang begitu jelas benang meraih keadilan itu dalam konsep agama Islam. Jadi keaditan harus ada keseimbangan yang semetris. Semua orang mendapat apa yang menjadi haknya dan bagi semua orang itu diminta apa yang menjadi kewajibannya. Pemuda Muhammadiyah berusaha membangun masyarakat yang tidak diskriminatif atau abau dende (pilih kasih).

Pondasi kelima, adalah memiliki kecenderungan yang kuat untuk tidak putus-putusnya mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dalam banyak tinjauan Al-Quran dan Al-Sunnah ilmu pengetahuan itu merupakan salah satu kunci pembangunan kehidupan menuju sejahtera tidak hanya di bumi tapi juga di akherat.

Program Kerja Bidang Pengembangan Organisasi dan Sistem Informasi Manajemen
1. Melakukan pemberdayaan organisasi dengan mengintensifkan gerakan Pemuda Muhammadiyah mulai ranting, cabang, daerah, wilayah hingga pusat sendiri melalui perumusan tugas dan pokok-pokok kegiatan yang harus dikerjakan pada masing-masing level secara jetas, terarah dan menjadi jaringan yang terkontrol, terpantau dan dapat dievaluasi.
2. Meningkatkan kualitas manajemen organisasi yang efisien dan efektif
3. Membangun jaringan internal Pemuda Muhammadiyah pada semua tingkat pimpinan agar mampu melakukan kerjasama untuk memperkuat konsolidasi organisasi.
4. Melakukan inventarisasi dan mengupayakan adanya pengembangan pimpinan khususnya di tingkat cabang dan ranting di semua kecamatan dan desa/ kelurahan, khususnya daerah pemekaran.
5. Mengembangkan komunikasi dengan memanfaatkan teknologi informasi di seluruh daerah.
6. Melaksanakan koordinasi, konsolidasi dan komunikasi terstruktur dengan semua ortom, majelis, lembaga dan amal usaba dilingkungan persyarikatan khususnya berkaitan dengan penataan organisasi dan sistem informasi bersama.
7. Mengadakan turba dan pembinaan minimal untuk satu tingkatan pimpinan dibawahnya yang harus dilakukan sedikit-dikitnya satu kali dalam satu periode
8. Melaksanakan dan menggalakkan pengajian pimpinan pada semua tingkatan
9. Melakukan pendataan keberadaan pimpinan, jumlah kader maupun aset PemudaMuhammadiyah mulai pusat hingga ranting yang dapat dipertanggung jawabkan
10. Membangun jati diri Pemuda Muhammadiyah dari sesuatu yang sederhana seperti mampu menghafal lagu mars Pemuda Muhammadiyah, s**a menggunakanatribut Pemuda Muhammadiyah, atau tertib administrasi dan sebagainya, disamping hal-hat lain yang bersifat ideologis, filisofis maupun semangat kejuangan lainnya.
11. Membangun sistem keuangan yang transparan dan akuntable.
12. Membangun sistem informasi menejemen (SIM) yang baku atau standar, efektif dan mampu dilaksanakan hingga jenjang pimpinan ranting.

Program Kerja Bidang Dakwah dan Pengkajian Agama/Masyarakat
1. Melakukan kajian masalah-masalah pemikiran ke-Islaman dan kemasyarakatan dalam rangka meningkatkan pemahaman terhadap nilai-nilai Islam yang mampu diaktulisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Melakukan upaya-upaya yang intensif bagi kaderisasi calon muballigh dan juru dakwah melalui aneka kegiatan baik dilakukan mandiri maupun bekerja sama dengan pihak lain.
3. Mengkaji kembali metodologi dakwah Islam Pemuda Muhammadiyah untuk kalangan Pemuda khususnya pendekatan dakwah jama'ah dengan mengingat realitas Ranting sebagai ujung tombak gerakan Pemuda Muhammadiyah.
4. Mampu menemukan pola pengembangan dan model gerakan dakwah jama'ah yang efektif dan efisien bagi gerakan Pemuda Muhammadiyah menuju masyarakat Madani.
5. Melakukan kerjasama untuk memungkinkan mendirikan jaringan radio komunitas Pemuda Muhammadiyah dan mengfungsikan web site untuk media dakwah Pemuda Muhammadiyah.
6. Memperkaya kepustakaan dan informasi hasit kajian dakwah tertulis baik media cetak maupun elektronik dari buku sampai CD.
7. Menyusun pedoman menghadapi gejala-gejala pemurtadan.
8. Membuat peta dakwah, kompetensi dakwah dan tantangan dakwah di setiap daerah.
9. Melakukan kerjasama dengan berbagai kalangan untuk memberi kesempatan kepada kader-kader Pemuda Muhammadiyah diberi kesempatan belajar, magang ataupun kursus dalam upaya mencetak kader ulama atau pemikir bidang ke-Islaman.

Program Kerja Bidang Kader dan, Pengembangan Sumber Daya Insani
1. Merevitalisasi fungsi perkaderan dengan optimalisasi pelaksanaan program perkaderan formal untuk pimpinan dan anggota dengan menyelenggarakan Pelatihan Instruktur secara berjenjang, untuk tingkat pusat sekurang kurangnya 3 kali dalam satu periode.
2. Menguji dan mensosialisasikan modul, model dan sistem perkaderan yang telah ada dengan sekaligus mengevaluasi keutamaan dan kelemahannya.
3. Menjadikan keikutsertaan jenjang perkaderan sebagai salah satu tolak ukur seseorang mampu menduduki jabatan pimpinan sesuai tingkatannya untuk menjamin terjadinya budaya perkaderan yang intensif, berjenjang dan berkualitas di lingkunganPemuda Muhammadiyah.
4. Meningkatkan pembinaan anggota dengan menanamkan pemahaman yang intensif mengenai prinsip-prinsip gerakan seperti mengenal persyarikatan Muhammadiyah dengan segala permasalahnya, mengenal prinsip-prinsip perjuangan Pemuda Muhammadiyah dan sebagainya.
5. Bekerjasama dengan berbagai pihak untuk membentuk forum kajian tematik bagi pengembangan kader.
6. Melakukan koordinasi kaderisasi dengan ortom-ortom yang ada pada setiap jenjang, serta mengupayakan transformasi kader dengan banyak melibatkan dan member pengalaman yang proporsional kepada kader samping asal AMM dalam berbagai aktivitas.
7. Pemetaan sumberdayainsani yang dimiliki Pemuda Muhammadiyah pada semua lini organisasi, khususnya alumni Pemuda Muhammadiyah yang bertebaran di banyak tempat.
8. Mengokohkan sitaturrahim alumni Pemuda Muhammadiyah sebagai bagian dari pengembangan kader pada berbagai sektor kehidupan berbangsa dan bernegara.

Program Kerja Bidang Pemberdayaan Ekonomi, Koperasi dan Kewirausahaan
1. Pengembangan program pemberdayaan ekonorni rakyat meliputi pengembangan SDM pelaku ekonomi, pengembangan kewirausahaan dan usaha kecil, koperasi, dan jika mungkin ada Badan Usaha Milik Pemuda Muhammadiyah (BUM-PM) yang benar-banar konkrit dan produktif.
2. Penggatangan kerjasama dengan berbagai pihak untuk pengembangan program ekonomi dan kewiraswastaan di lingkungan Pemuda Muhammadiyah.
3. Melakukan pelatihan-pelatihan dan pilot proyek pengembangan ekonomi kecil dan menengah baik secara mandiri maupun kerjasama dengan lembaga lain sesuai perencanaan program ekonomi & kewirausahaan.
4. Sosialisasi berbagaiwacana model pemberdayaan ekonomi yang didasarkan atas kekuatan sendiri sebagai wujud cita-cita kemandirian ekonomi umat.
5. Memberikan panduan terhadap usaha-usaha ekonomi datam membangun kekuatan masyarakat kecil (akar rumput) metalui kegiatan-kegiatan ekonomi alternatif.
6. Membentuk himpunan dan menguatkan jaringan pengusaha Pemuda Muhammadiyah.
7. Mendorong kader Pemuda Muhammadiyah untuk berani, mampu dan menjadi contoh pemuda mandiri yang mampu menciptakan lapangan kerja baru.
8. Melakukan upaya-upaya agar tercipta Badan Usaha Ekonomi yang nyata di tingkat wilayah, daerah dan cabang, sebagai sarana penggalian dana dan upaya peningkatan ekonomi kader.

Program Kerja Bidang Hikmah dan Hubungan Antar Lembaga
1. Mengadakan kajian dan memberi solusi pemikiran terhadap berbagai isu aktual dan kebijakan pemerintah yang menyangkut kehidupan rakyat banyak.
2. Membangun sitaturahim yang berkelanjutan antara Pemuda Muhammadiyah dengan intitusi legislatif, eksekutif, yudikatif, ormas dan LSM sebagai upaya menyamakan visi, misi mengawal reformasi pembangunan di segala bidang.
3. Mensinergikan seluruh potensi kader profesional Pemuda Muhammadiyah, seperti politisi,birokrat, pengusaha dan intelektual untukmengemban misi pencerahan bangsa.
4. Membentuk posko-posko gerakan anti korupsi dan penyalahgunaan jabatan (abuse of power) dalam rangka menciptakan pemerintahan yang bersih (good governance).
5. Meningkatkan kepekaan kader Pemuda Muhammadiyahterhadap persoalan-persoalan pembangunan dan politik lokal, dalam rangka melakukan social control sekaligus sebagai social support terhadap seluruh proses pembangunan nasional di segala bidang.
6. Membangun kekuatan Pemuda Muhammadiyah yang berperan sebagai tenda besar bagi pemuda Islam khususnya dan umat manusia pada umumnya dalam rangka mengemban misi kerahmatan.
7. Membangun jaringan dengan berbagai elemen masyarakat pada semua tingkatan dalam rangka mendukung tercapainya tujuan Pemuda Muhammadiyah.
8. Membentuk dan mengembangkan simpul-simpul aksi kepedulian terhadap berbagai persoalan umat menuju kearah kesejahteraan bersama.
9. Menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga datam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya kader Pemuda Muhammadiyah baik dalam bidang IPTEK maupun organisasi.
10. Proaktif membangun dan mengembangkan solidaritas umat dan manusia terhadap berbagai persoalan regional dan nasional yang menyangkut ketidakadilan, HAM dan kemanusiaan atau SARA.

Program Kerja Bidang Pengembangan Seni Budaya dan Olah Raga
1. Mengembangkan apresiasi kesenian, kesusastraan dan obyek pariwisata untuk memperhalus budi dan memanfaatkannya sebagai media da'wah.
2. Melaksanakan da'wah kultural dengan memanfaatkan budaya daerah setelah mengisi dengan nilai-nilai Islam sehingga tidak bertentangan dengan ajaran tauhid.
3. Melakukan rasionalisasi dan demitologisasi terhadap cerita-cerita rakyat yang berkembang di masyarakat sehingga menjadi cerita yang Islami dan bersih dari TBK (taglid, bid'ah dan khurafat).
4. Mengadakan kerjasama dengan berbagai lembaga untuk membantu pementasan seni (drama, musik, dll.) maupun pertombaan olah raga metatui pertunjukan langsung atau lewat media massa sebagai wadah ekspresi diri dan sebagai media da'wah yang berciri Islam modern.
5. Mengadakan kajian, seminar atau loka karya untuk membahas berbagai aspek dakwah yang mungkin untuk dilakukan metalui media kesenian dan olah raga

Program Kerja Bidang Hukum, HAM dan Advokasi Publik
1. Melakukan pelatihan advokasi dalam upaya meningkatkan kesadaran hukum dikalangan Pemuda Muhammadiyah baik masalah kepentingan publik maupun penegakan HAM.
2. Melakukan kajian bidang hukum berdasar isu-isu nasional maupun regional.
3. Memberikan kontribusi pemikiran kepada berbagai pihak untuk mendukung tegaknya supremasi hukum.
4. Memberikan mas**an kepada berbagai pihak agar terlaksananya social control dan check and balance antara rakyat dan penguasa, sehingga tegaknya hukum, bukan Negara kekuasaan.
5. Melakukan upaya-upaya yang sinergi dengan rekan-rekan yang ada di birokrasi maupun legislative untuk melakukan pemantauan,pendampingan maupun pengusulan berbagai produk hukum yang sejalan dengan misi dakwah Pemuda Muhammadiyah.

Program Kerja Bidang Hubungan Luar Negeri
1. Melakukan kerjasama sesama Pemuda Asean dalam mengembangkan sitaturrahim berbagai usaha-usaba untuk mencapai kemajuan pemuda dalam berbagai bidang.
2. Membangun kebersamaan diantara tokoh-tokoh Pemuda di dunia internasional, sehingga dapat mengembangkan potensi kader dalam arena internasional
3. Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak datam rangka melakukan studi lanjut untuk berbagai jenjang, program study dan Negara tujuan.
4. Menjembatani dialog peradaban dikalangan pemuda Internasional asal Negara-negara berbasis mayoritas penduduk muslim untuk mencermati isu-isu actual tentang pemikiran, gerakan dan pengembangan Islam masa depan.
5. Bersikap pro-aktif dalam memberikan respon isu-isu actual Internasional, perkembangan dunia Islam dan melakukan upaya-upaya sosialisasi dengan berbagai lembaga internasional dalam rangka meningkatkan dakwah Islam di berbagai kalangan internasional.
6. Melakukan kerja sama kajian, seminar ataupun kegiatan kemasyarakatan dengan berbagai donor luar negeri dengan menjamin independensi dan kebebasan berdakwah Islamiyah amar makruf nahi mungkar.

Program Kerja Bidang Kesehatan dan Lingkungan Hidup
1. Mengembangkan program-program pemberdayaan untuk masyarakat yang perduli lingkungan dan kesehatan di masyarakat.
2. Melakukan advokasi di bidang lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat.
3. Mensinergikan kegiatan bantuan kesehatan dengan dakwah.
4. Mendorong kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup.
5. Meningkatkan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengoptimalisasikan peran serta dalam bidang lingkungan hidup, kesehatan dan kesegaran jasmani masyarakat luas.

Program Kerja Bidang KOKAM dan SAR
1. Melakukan restrukturisasi posisi, peran serta, dan jati diri KOKAM/SAR Pemuda Muhammadiyah, khususnya berkaitan dengan berbagai pihak yang berkebutuhan dengan KOKAM/SAR.
2. Melakukan sosialisasi, recruitment dan pelatihan intensif KOKAM/SAR dalam upaya meningkatkan kesadaran Pemuda Muhammadiyah dalam perjuangan bela Negara dan membantu masyarakat luas.
3. Membangun jati diri KOKAM/SAR yang kokoh sehingga mampu menjadikan KOKAM/SAR sebagai media dakwah efektif bagi kalangan pemuda maupun pemudi sebagai bagian dari sistem perkaderan Pemuda Muhammadiyah yang komprehensif dan berkesinambungan.
4. Melakukan kajian intensif bagi pengembangan pola organisasi, pembinaan dan pembiyaan KOKAM/SAR yang variatif, inovatif dan dapat dipertanggung jawabkan.
5. Melakukan kerja sama dengan berbagai instansi pemerintah atau non pemerintah untuk mempersiapkan KOKAM/SAR sebagai lembaga bantuan gerak cepat, tanggap darurat dan memiliki akselerasi tinggi dalam penanganan bencana, situasi kritis dan pengawatan.

KOMANDO KESIAPSIAGAAN ANGKATAN MUDA MUHAMMADIYAH ( KOKAM )
Komitmen kemanusiaan dan kebangsaan persyarikatan Muhammadiyah tertulis nyata di atas bentang perjalanan usia dan terpatri kuat dalam sejarah bangsa Indonesia. Dengan tanpa menyinggung peran kongritnya dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik tanpa melupakan arti penting peran kader-kader Muhammadiyah yang berjuang secara individual dan menjadi tokoh besar di berbagai bidang dalam zamannya masing-masing ; mulai fase perjuangan fisik hingga pada era pembentukan wajah Indonesia modern. Maka sikap istiqomah Muhammadiyah secara kelembagaan tersebut tercermin secara nyata dalam kancah pertahanan keamanan dan lapangan bela negara, seperti Hisbul Wathan pra zaman perjuangan kemerdekaan dan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) pada era G.30 S.

Perjuangan membangun bangsa dan negara bagi persyarikatan Muhammadiyah bersifat holistic tanpa batasdan tanpa melihat suasana “era menyenangkan atau era pahit” dan menguntungkan secara material atau tidak.

Keterlibatan persyarikatan Muhammadiyah di lapangan belanegara pada era G.30 S, terlepas dari kontradiksi sejarah yang menyertai pergolakan ini, akan tetapi kasus tersebut mendorong momentum penghancuran rasa kemanusiaan secara massif dan mengganggu stabilitas dan eksistensi Indonesia sebagai negara dan bangsa. Maka dengan penuh kesadaran institusional, pada tanggal 1 Oktober 1965 jam 21.30 WIB, Muhammadiyah menetapkan berdirinya barisan bela negara yang dikenal dengan nama KOKAM. Keputusan tersebut sekaligus menjadi salah salah satu bentuk peran kongrit persyarikatan Muhammadiyah bersama dengan komponen bangsa lainnya dalam memberi dukungan fisik terhadap berbagai bentuk ancaman bagi kedaulatan negara RI.

Seiring dengan usainya masa pergolakan tersebut dan Indonesia memasuki masa damai, KOKAM secara alamiah juga berubah fungsi dan peran, yakni sebagai salah satu jalur pembinaan anggota Pemuda Muhammadiyah berdasarkan minat, bakat, dan kemampuannya, dengan catatan tidak menggunakan uniform militer secara mencolok dan merubah arah aktivitas dari satuan pengamanan ke arah penyiapan sumber daya terlatih untuk penanganan masalah – masalah publik berbasis bencana.

Adapun pembinaan KOKAM Pemuda Muhammadiyah mengarahkan pada pembentukan profil personal sebagai subyek dan pelaku dengan dukungan sistem kelembagaan dan kualifikasi spesifik dan profesional pada bidang yang digelutinya, bedasarkan minat, bakat, dan kemampuan masing-masing, sehingga nani akan tercipta “Pemuda Islam yang ahli SAR, ahli Kepalangmerahan, dan paham tentang tugas-tugas kemanusiaan”.

11/02/2014

SEJARAH BERDIRINYA NASYIATUL AISYIYAH

Melacak Jejak Sejarah

BERDIRINYA NASYlATUL AISYlYAH juga tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan rentang sejarah Muhammadiyah sendiri yang sangat memperhatikan keberlangsungan kader penerus perjuangan. Muhammadiyah dalam membangun ummat memerlukan kader-kader yang tangguh yang akan meneruskan estafet perjuangan dari para pendahulu di lingkungan Muhammadiyah.

Gagasan mendirikan NA sebenarnya bermula dari ide Somodirdjo, seorang guru Standart School Muhammadiyah. Dalam usahanya untuk memajukan Muhammadiyah, ia menekankan bahwa perjuangan Muhammadiyah akan sangat terdorong dengan adanya peningkatan mutu ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada para muridnya, baik dalam bidang spiritual, intelektual, maupun jasmaninya.

Gagasan Somodirdjo ini digulirkan datam bentuk menambah pelajaran praktek kepada para muridnya, dan diwadahi dalam kegiatan bersama. Dengan bantuan Hadjid, seorang kepala guru agama di Standart School Muhammadiyah, maka pada tahun 1919 Somodirdjo berhasil mendirikan erkumputan yang anggotanya terdiri dari para remaja putra-putri siswa Standart School muhammadiyah. Perkumputan tersebut diberi nama Siswa Praja (SP). Tujuan dibentuknya Siswa Praja adatah menanamkan rasa persatuan, memperbaiki akhlak, dan memperdalam agama.

Pada awalnya, SP mempunyai ranting-ranting di sekolah Muhammadiyah yang ada, yaitu di Suronatan, Karangkajen, Bausasran, dan Kotagede. Seminggu sekali anggota SP Pusat memberi tuntunan ke ranting-ranting. Setelah lima bulan berjalan, diadakan pemisahan antara anggota laki-laki dan perempuan dalam SP. Kegiatan SP Wanita dipusatkan di rumah Haji Irsyad (sekarang Musholla Aisyiyah Kauman). Kegiatan SP Wanita adatah pengajian, berpidato, jama'ah subuh, membunyikan kentongan untuk membangunkan umat Islam Kauman agar menjalankan kewajibannya yaitu shalat shubuh, mengadakan peringatan hari-hari besar Islam, dan kegiatan keputrian.

Perkembangan SP cukup pesat. Kegiatan- kegiatan yang dilakukannya mulai segmented dan terklasifikasi dengan baik. Kegiatan Thalabus Sa'adah diselenggerakan untuk anak-anak di atas umur 15 tahun. Aktivitas Tajmilut Akhlak diadakan untuk anak-anak berumur 10-15 tahun. Dirasatul Bannat diselenggarakan dalam bentuk pengajian sesudah Maghrib bagi anak-anak kecil. Jam'iatul Athfal dilaksanakan seminggu dua kali untuk anak- anak yang berumut 7-10 tahun. Sementara itu juga diselenggarakan tamasya ke luar kota setiap satu butan sekali.

Kegiatan SP Wanita merupakan terobosan yang inovatif dalam metakukan emansipasi wanita di tengah kultur masyarakat feodal saat itu. Kultur patriarkhis saat itu benar-benar mendomestifikasi wanita dalam kegiatan-kegiatan rumah tangga. Para orang tua seringkali melarang anak perempuannya keluar rumah untuk aktifitas-aktifitas yang emansipatif. Namun dengan munculnya SP Wanita, kultur patriarkhis dan feodal tersebut bisa didobrak. Hadirnya SP Wanita sangat dirasakan manfaatnya, karena SP Wanita membekali wanita dan putri-putri Muhammadiyah dengan berbagai pengetahuan dan ketrampilan.

Pada tahun 1923, SP Wanita mulai diintegrasikan menjadi urusan Aisyiyah. Perkembangan selanjutnya, yaitu pada tahun 1924, SP Wanita telah mampu mendirikan Bustanut Athfal, yakni suatu gerakan untuk membina anak taki-laki dan perempuan yang berumur 4-5 tahun. Pelajaran pokok yang diberikan adalah dasar-dasar keislaman pada anak-anak. SP Wanita juga menerbitkan buku nyanyian berbahasa Jawa dengan nama Pujian Siswa Praja. Pada tahun 1926, kegiatan SP Wanita sudah menjangkau cabang-cabang di luar Yogyakarta.

Pada tahun 1929, Konggres Muhammadiyah yang ke-18 memutuskan bahwa semua cabang Muhammadiyah diharuskan mendirikan SP Wanita dengan sebutan Aisyiyah Urusan Siswa Praja. Pada tahun 1931 dalam Konggres Muhammadiyah ke-20 di Yogyakarta diputuskan semua nama gerakan dalam Muhammadiyah harus memakai bahasa Arab atau bahasa Indonesia, karena cabang-cabang Muhammadiyah di luar Jawa sudah banyak yang didirikan (saat itu Muhammadiyah telah mempunyai cabang kurang lebih 400 buah). Dengan adanya keputusan itu, maka nama Siswa Praja Wanita diganti menjadi Nasyi'atul Aisyiyah (NA) yang masih di bawah koordinasi Aisyiyah.

Tahun 1935 NA melaksanakan kegiatan yang semakin agresif menurut ukuran saat itu. Mereka mengadakan shalat Jum'at bersama-sama, mengadakan tabligh ke berbagai daerah, dan kursusadministrasi. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan aktifitas yang tidak wajar dilaksanakan oleh wanita pada saat itu.

Pada Konggres Muhammadiyah ke-26 1938 di Yogyakarta diputuskan bahwa Simbol Padi menjadi simbol NA, yang sekaligus juga menetapkan nyanyian Simbol Padi sebagai Mars NA. Perkembangan NA semakin pesat pada 1939 dengan diselenggarakannya Taman Aisyiyah yang mengakomodasikan potensi, minat, dan bakat putri-putri NA untuk dikembangkan. Selain itu, Taman Aisyiyah juga menghimpun lagu-lagu yang dikarang oleh komponis-komponis Muhammadiyah dan dibukukan dengan diberi nama Kumandang Nasyi'ah.

Pada masa sekitar revolusi, percaturan politik dunia yang mempengaruhi Indonesia membawa akibat yang besar atas kehidupan masyarakat. Organisasi NA mengalami kemacetan. NA hampir tidak terdengar lagi perannya di tengah-tengah masyarakat. Baru setelah situasi mengijinkan, tahun 1950, Muhammadiyah mengadakan Muktamar untuk mendinamisasikan gerak dan langkahnya. Muktamar tersebut memutuskan bahwa Aisyiyah ditingkatkan menjadi otonom. NA dijadikan bagian yang diistimewakan dalam Aisyiyah, sehingga terbentuk Pimpinan Aisyiyah seksi NA di seluruh level pimpinan Aisyiyah. Dengan demikian, hat ini berarti NA berhak mengadakan konferensi tersendiri.

Pada Muktamar Muhammadiyah di Palembang tahun 1957, dari Muktamar Aisyiyah disampaikan sebuah prasaran untuk mengaktifkan anggota NA yang pokok isinya mengharapkan kepada Aisyiyah untuk memberi hak otonom kepada NA. Prasaran tersebut disampaikan oleh Baroroh. Selanjutnya pada Muktamar Muhammadiyah di Jakarta pada tahun 1962, NA diberi kesempatan untuk mengadakan musyawarah tersendiri. Kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya oleh NA dengan menghasilkan rencana kerja yang tersistematis sebagai sebuah organisasi.

Pada Sidang Tanwir Muhammadiyah tahun 1963 diputuskan status otonom untuk NA. Di bawah kepemimpinan Majetis Bimbingan Pemuda, NA yang saat itu diketuai oleh Siti Karimah mulai mengada-

kan persiapan-persiapan untuk mengadakan musyawarahnya yang pertama di Bandung. Dengan didahului mengadakan konferensi di Solo, maka berhasillah NA dengan munasnya pada tahun 1965 bersama-sama dengan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah di Bandung. Dalam Munas yang pertama kali, tampaklah wajah-wajah baru dari 33 daerah dan 166 cabang dengan penuh semangat, akhirnya dengan secara organisatoris NA berhasil mendapatkan status yang baru sebagai organisasi otonom Muhammadiyah.

Prinsip Gerakan NasyiatulAisyiyah, sering juga disebut Nasyiah, adatah organisasi otonom dan kader Muhammadiyah yang merupakan gerakan putri Islam yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan dan keputrian.

Tujuan organisasi ini ialah membentuk pribadi putri Islam yang berarti bagi agama, keluarga dan bangsa menuju terwujudnya masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhai oleh Allah. Pencapaian tujuan tersebut dilakukan dengan upaya-upaya sebagai berikut:

1.Menanamkan Al-Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadis sesuai dengan jiwa Muhammadiyah kepada anggota-anggotanya sebagai dasar pendidikan putri dan sebagai pedoman berjuang.

2.Mendidik anggota-anggotanya agar memiliki kepribadian putri Islam.

3.Mendidik anggota-anggotanya untuk mengembangkan ketrampilan dan keaktifannya sebagai seorang putri serta mengamalkannya sesuai dengan tuntunan Islam.

4.Mendidik dan membina kader-kader pimpinan untuk kepentingan agama, organisasi dan masyarakat.

5.Mendidik anggota-anggotanya untuk menjadi mubalighat motivator yang baik.

6. Meningkatkan fungsi Nasyiah sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah/Aisyiyah.

7.Membina ukhuwah Islamiyah.

8.Usaha-usaha lain yang sesuai dengan tujuan organisasi.

Jaringan Struktural NA

Susunan organisasi NA dibuat secara berjenjang dari tingkat Pimpinan Pusat, Pimpinan Wilayah, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang, dan tingkat Ranting. Pimpinan Pusat adalah kesatuan wilayah- wilayah dalam ruang lingkup nasional PimpinanWilayah adalah kesatuan daerah-daerah dalam tingkat propinsi atau daerah tingkat I. Pimpinan Daerah adalah kesatuan cabang-cabang dalam tingkat kabupaten/kota. Sedangkan Pimpinan Cabang adalah kesatuan ranting-ranting dalam satu kecamatan. Pimpinan Ranting adalah kesatuan anggota-anggota dalam satu sekolah, desa/ kelurahan atau tempat lainnya. Saat ini, Nasyiatul Aisyiyah telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

Cita-cita Nasyiah 2020

Nasyiatul Aisyiyah periode 2004-2008 mencanangkan cita-cita NA2020. Pada tahun 2020 diharapkan NasyiatulAisyiyah mampu mewujudkan:

1.Kualifikasi kader bangsa dan kader umat yang berpikir terbuka, memiliki etos kerja yang tinggi, istigomah, dan komitmen yang tinggi terhadap perjuangan dan dakwah Islam amar makruf nahi munkar.

2. Organisasi Nasyiah menjadi organisasi yang profesional, berkembang secara kuantitas sesuai dengan pengembangan dan pemekaran wilayah Indonesia serta memiliki pengaruh terhadap dunia nasional maupun internasional.

3. Berbagai sumber pembelajaran untuk keluarga (family learning centre), antara lain berupa lembaga yang memberikan perlindungan dan pendampingan terhadap permasalahan anakdan perempuan.

Isu-isu Strategis NA

1.Sistem dan pengelolaan organisasi yang efektif dan responsif terhadap situasi lingkungan keluarga, masyarakat, negara dan internasional.

2. Jaringan struktur Nasyiatul Aisyiyah sampaitingkat cabang dan ranting yang kuat.

3. Ideologi jender dan responsif jender perspektif NasyiatulAisyiyah

4. Kuantitas dan kualitas kader Nasyiah yang memiliki komitmen dan serta kemampuan berorganisasi.

5. Pengembangan fundrising demi kemandirianorganisasi.

6. Pendampingan anak dan perempuan putus sekolah, perempuan miskin baik secara ekonomi, ketrampilan maupun spiritual, dengan berbasis lokalitas.

7. Keterlibatan Nasyiatul Aisyiyah datam upaya resolusi konflik berbasis SARA.

8. Media bagi syiar Nasyiatul Aisyiyah

9. Penyiapan kader Nasyiah untuk peran pengambilan kebijakan publik.

PROGRAM NASYlATUL AISYlYAH ARAH DAN KEBlJAKAN BIDANG PROGRAM

Kebijakan NA (2008-2012) diarahkan pada: "Pemantapan dan pengembangan sistem organisasi yang efektif dan peningkatan capacity building kader Nasyiah dalam menggerakkan aksi-aksi pendampingan terhadap permasalahan perempuan dan anak." Sebagai tolak ukur bahwa arah periode ini tepat sasaran, maka disusunlah beberapa indikator capaian tahapan sebagai berikut:

- Terbentuknya kader Nasyiatul Aisyiyah yang memiliki ketrampilan utama (core skill) dan kemampuan (capability) sebagai agen peru bahan datam berdakwah dan bermasyarakat.

- Terwujudnya sistem organisasi yang efektif dan sustainable dari aspek manajemen dan administrasi, kepemimpinan, pendanaan, komunikasi, serta pengelolaan program dan evaluasinya.

- Menguatnya peran advokasi non-litigasi Nasyiah metalui gerakan aksi pemberdayaanperempuan dan anak.

Kebijakan ini diterjemahkan dalam bidang-bidang garap program Nasyiah. Bidang program merupakan bidang garapan/gerak program- program Nasyiatul Aisyiyah yang mengacu pada AD/ART pasal 2, bahwa Nasyiatul Aisyiyah adalah organisasi otonom dan kader Muhammadiyah, merupakan gerakan putri Islam, yang bergerak di bidang keperempuanan, kemasyarakatan, dan keagamaan. Karenanya bidang garap NA adalah bidang keorganisasian, bidang keislaman, bidang kaderisasi, dan bidang kemasyarakatan.

Tujuan dan strategi tiap-tiap bidang tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bidang keorganisasian

Tujuan:

a. Terciptanya efektifitas sistem organisasi, media komunikasi dan informasi dalam rangka menguatan eksistensi dan jaringan Nasyiah secara internal maupun eksternal.

b. Meningkatnya kinerja pimpinan serta aktifitas anggota Nasyiatul Aisyiyah sebagai gerakan perempuan dan dakwah Islam amar makruf nahi munkar.

Strategi sistem organisasi, media komunikasi dan informasi yang efektif:

a.Meningkatkan efektivitas koordinasi dan komunikasi di setiap tingkat pimpinan dalam melaksanakan program organisasi.

b. Mengoptimalkan media informasi agar dapat menjadi sarana publikasi dan komunikasi baik untuk kepentingan internal maupun eksternal.

c. Mengembangkan jalinan kerjasama dan fundrising Nasyiatul Aisyiyah dengan lembaga lain di dalam dan luar negeri.

d. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan mekanisme dan kebijakan organisasi

e. Menguatkan jaringan struktur intern NasyiatulAisyiyah.

Strategi kinerja pimpinan:

a. Meneguhkan komitmen pimpinan dalam berdakwah Islam metalui Nasyiatul Aisyiyah

b. Meningkatkan ketrampilan pimpinan dalam mengelola program sehingga terwujud kelompok kerja yang kokoh, profesional berlandaskan nilai-nilai Islam,

c. Memperluas akses bagi anggota NA untuk meningkatkan pengetahuannya metatui program kerja sama dengan pihak lain.

2. Bidang Kaderisasi

Tujuan:

Terwujudnya kader Nasyiah yang dapat menghimpun, mengembangkan, dan mendayagunakan potensi untuk aktif dalam menggerakkan masyarakat berdasar nilai-nilai Islam.

Strategi:

a. Menjadikan Sistem Perkaderan Nasyiatul Aisyiyah sebagai pedoman pendidikan kader dalam mentranformasikan nilai-nilai ideologis gerakan.

b. Mengintensifkan pembinaan potensi kader bagi keberlanjutan gerak organisasi.

c. Meningkatkan peran kepeloporan dan kepemimpinan kader di dalam membantu memecahkan permasalahan masyarakat.

3. Bidang Keislaman

Tujuan:

Ditransformasikan dan dilaksanakannya nilai-nilai Islam dalam pemikiran, sikap, dan perilaku di dalam kehidupan pribadi, masyarakat berbangsa, dan bernegara.

Strategi:

a. Memantapkan ideologi Muhammadiyah para anggota Nasyiatul Aisyiyah agarmempunyai kematangan beragama dalam berfikir, berorganisasi dan berperilaku.

b. Mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam mensikapi berbagai persoalan yang dihadapi ummat, khususnya masalah keluarga, perempuan dan anak-anak

c. Meningkatkan kemampuan berdakwah anggota NA dalam rangka syiar Islam.

4. Bidang Kemasyarakatan

Tujuan:

a.Peningkatan gerak Nasyiah dalam mela kukan pendampingan terhadap persoalan perempuan dan anak, utamanya dalam aspek ekonomi, sosial, dan pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

b. Pengembangan kepedulian NasyiatulAisyiyah dalam politik, budaya, kesehatan, dan lingkungan.

Strategi pendampingan ekonomi, sosial, dan pendidikan:

a. Meningkatkan ketrampilan para anggota Nasyiah dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah ekonomi, sosial, dan pendidikan, yang dihadapi perempuan.

b. Meningkatkan efektifitas peran NasyiatulAisyiyah dalam pengambilan kebijakanpublik yang sensitif jender.

c. Memberdayakan potensi ekonomi masyarakat lokal.

d. Meningkatkan sensitivitas jender di lingkungan NasyiatulAisyiyah.

e. Membangun NA sebagai gerakan belajar bagi perempuan, anak, dan keluarga khususnya pada sektor pendidikan non formal.

Strategi pengembangan kepedulian terhadap masalah politik, kesehatan dan lingkungan:

a. Mengembangkan peran anggota Nasyiah dalam upaya-upaya resolusi konflik yang ditimbulkan oleh proses demokratisasi, integrasi sosial, budaya dan agama di tingkatannya masing-masing.

b. Meningkatkan kepedulian anggota Nasyiatul Aisyiyah terhadap isu kesehatan reproduksi dalam keluarga.

c. Membangun kesadaran anggota Nasyiatul Aisyiyah terhadap kelestarian lingkungan hidup.

Address

Adiwerna

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when PR Ipm Dukuh Jati Kidul posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share