Self Healing & Membangun Karakter Positif

Self Healing & Membangun Karakter Positif Tubuh yg sehat diawali oleh roh dan jiwa yang kuat…

Kesehatan yg hakiki hanya dapat diperoleh ketika kita mau merubah diri kita sendiri, berusaha & berjuang membangun karakter positif di dlm Tuhan

27/09/2025
Mendidik Anak Laki-Laki, Bukan Sekadar Membesarkannya> “Aku tidak sedang membesarkan anak laki-laki biasa. Aku sedang me...
08/08/2025

Mendidik Anak Laki-Laki, Bukan Sekadar Membesarkannya

> “Aku tidak sedang membesarkan anak laki-laki biasa. Aku sedang membentuk calon imam bagi seseorang di masa depan.”

Bagian 1: Lahirnya Seorang Putra, Lahirlah Tanggung Jawab Baru

Saat bidan mengangkat tubuh mungilnya dan berkata,
“Selamat, bayinya laki-laki,”
aku tersenyum… tapi juga mulai gemetar.

Karena memiliki anak laki-laki bukan hanya tentang main bola,
bermain mobil-mobilan, atau membelikan baju biru.
Tapi juga tentang tanggung jawab besar yang menanti:

> “Suatu saat, anak ini akan menjadi kepala rumah tangga bagi seseorang.
Ia akan dimintai pertanggungjawaban, bukan hanya oleh manusia—tapi juga oleh Tuhan.”

Bagian 2: Anak Laki-laki Tak Harus Selalu Kuat

Dulu, aku kira anak laki-laki harus kuat.
Kalau jatuh, jangan nangis.
Kalau sakit, harus tahan.

Tapi semakin aku menjadi orang tua, aku sadar…

> Anak laki-laki juga manusia. Ia berhak menangis, takut, dan merasa sedih.

Aku tak ingin membesarkan laki-laki yang dingin dan kaku.
Aku ingin dia belajar bahwa kekuatan sejati itu lahir dari keberanian untuk jujur terhadap perasaannya.

Jadi, ketika ia datang padaku dengan mata berkaca dan bilang,
“Bu, aku takut,”
Aku jawab,
“Tak apa nak, bahkan ayah pun kadang merasa takut. Tapi kita hadapi bersama ya.”

Bagian 3: Ajarkan Empati Sejak Kecil

Sejak kecil, aku biasakan dia ikut merapikan mainan.
Mengucap maaf bila menyakiti.
Mengantar piring kotor ke dapur.
Bukan karena aku ingin menjadikannya ‘anak manja’ atau ‘anak perempuan’.

> Tapi aku ingin dia tahu bahwa membantu itu tanggung jawab bersama, bukan tergantung gender

Aku ingin kelak istrinya tidak merasa lelah sendirian.
Aku ingin anak ini belajar:
“Menjadi laki-laki itu bukan berarti harus duduk dan disajikan, tapi hadir dan peduli.”

Bagian 4: Tegas, Bukan Kasar. Lembut, Bukan Lemah.

Aku belajar membedakan antara menjadi tegas dan menjadi kasar.
Antara mendidik dengan disiplin dan mendidik dengan ketakutan.

Anak laki-laki tidak boleh tumbuh dalam rasa takut.
Tapi juga tidak boleh hidup tanpa batasan.

Saat ia membentak adiknya, aku tak tinggal diam.
Aku duduk, menatap matanya, dan berkata,
“Kamu boleh marah, tapi kamu tidak boleh melukai.”

Karena laki-laki yang baik bukan yang tidak pernah marah,
tapi yang tahu bagaimana mengelola amarahnya.

Bagian 5: Doa Seorang Ibu untuk Calon Pemimpin

Tiap malam, saat ia terlelap, aku letakkan tangan di atas dadanya dan berdoa:

> “Ya Allah, jadikan dia laki-laki yang bertanggung jawab.
Yang lembut hatinya, yang kuat imannya,
dan yang mampu menjadi pelindung untuk keluarganya kelak.”

Aku tak bisa selalu mendampingi langkahnya seumur hidup.
Tapi aku bisa menanamkan nilai dalam jiwanya.

Karena ketika aku tiada nanti,
yang membentuk dia bukan lagi tanganku, tapi hatinya sendiri.

Bagian 6: Ayah Adalah Cermin, Ibu Adalah Guru

Aku sadar, mendidik anak laki-laki tidak bisa aku lakukan sendiri.
Ia butuh figur ayah—sebagai panutan.
Tapi juga butuh ibunya—sebagai tempat belajar tentang perasaan.

> Seorang anak laki-laki yang melihat ayahnya menghormati ibunya,
akan tumbuh menghargai perempuan.

> Seorang anak laki-laki yang melihat ibunya sabar dalam mendidik,
akan tumbuh jadi laki-laki yang menghormati kelembutan.

Maka kami sepakat: di rumah ini, kami bukan hanya tinggal bersama,
tapi menjadi cermin untuk anak laki-laki kami belajar tentang menjadi manusia.

Bagian 7: Jangan Pernah Malu Meminta Maaf

Aku ajarkan satu kalimat sakral kepadanya sejak dini:
“Aku minta maaf.”

Jika dia salah, dia harus belajar bertanggung jawab.
Jika dia melukai, dia harus belajar memperbaiki.

Laki-laki sejati bukan yang merasa selalu benar,
tapi yang tahu kapan harus merendahkan ego demi kebaikan.

Dan setiap kali aku sendiri salah padanya, aku pun berkata,
“Nak, maaf ya, tadi mama terlalu keras.”
Karena anak laki-laki yang diajarkan bahwa orang tuanya pun bisa salah,
akan tumbuh jadi laki-laki yang tidak arogan.

Bagian 8: Kelak Ia Akan Jadi Suami Seseorang

Mungkin sekarang ia hanya bocah kecil yang merengek karena tidak dibelikan es krim.
Tapi 20 tahun dari sekarang,
ia akan menjadi suami bagi seorang wanita.
Ayah dari anak-anak kecil yang memanggilnya 'Abi'.

Dan wanita itu akan menaruh harap kepadanya.
Seperti aku dulu, yang berharap pada ayahnya.

Maka dari sekarang, aku bentuk hatinya:

Dengan kasih sayang.

Dengan nilai-nilai agama.

Dengan tanggung jawab kecil yang perlahan membesar.

Dengan kesadaran bahwa setiap tindakan punya konsekuensi.

> Karena istri dan anak-anaknya kelak tidak butuh laki-laki tampan,
tapi laki-laki yang bisa hadir dan bertanggung jawab.

Bagian 9: Dunia Keras, Tapi Jangan Jadikan Ia Keras

Aku tahu dunia tak selalu ramah pada laki-laki.
Mereka dituntut untuk "kuat", "tangguh", dan "sukses".

Tapi aku ingin anakku tahu,
bahwa kekuatan bukan diukur dari kekerasan,
melainkan dari keberanian untuk tetap menjadi manusia di tengah tekanan.

Ia boleh menangis, tapi jangan menyerah.
Ia boleh gagal, tapi jangan kehilangan arah.

> Aku ingin anak laki-lakiku tumbuh seperti pohon besar:
akarnya dalam, daunnya rindang, dan naungannya menyejukkan siapa pun di dekatnya.

Bagian 10: Suatu Hari Nanti, Ia Akan Mengerti

Hari ini mungkin dia belum paham kenapa aku banyak bicara.
Kenapa aku larang main gadget terlalu lama.
Kenapa aku suruh bantu menyapu atau cuci piring.
Kenapa aku peluk saat dia sedang malu menangis.

Tapi suatu hari nanti, ketika ia sendiri menjadi suami,
ia akan mengerti.

Ia akan berkata dalam hatinya:

> “Ternyata semua yang ibu ajarkan… adalah bekal yang paling penting untuk hidupku hari ini.”

Dan saat hari itu datang,
aku ingin menatapnya dari kejauhan dan berkata:

> “Terima kasih sudah menjadi laki-laki baik.
Terima kasih telah menepati harapan ibumu.”

Penutup: Anak Laki-laki yang Dididik dengan Cinta

Mendidik anak laki-laki adalah investasi panjang.
Bukan sekadar mencetak anak “pintar”, tapi membentuk jiwa pemimpin yang beradab.

Anak laki-laki yang dicintai,
akan mencintai.
Anak laki-laki yang dimengerti,
akan tumbuh memahami.
Anak laki-laki yang didengarkan,
akan jadi laki-laki yang mau mendengar.

02/08/2025

11.3K s**a, 180 komentar. "Cinta saja tak cukup.Belajar dari Akwila dan Priskila. Pernikahan butuh arah, misi, dan kesepakatan berjalan bersama.”

Banyak orang sibuk nyari pengakuan dari luar, padahal yang paling penting justru penghargaan dari diri sendiri. Gimana m...
31/07/2025

Banyak orang sibuk nyari pengakuan dari luar, padahal yang paling penting justru penghargaan dari diri sendiri. Gimana mau dihargai orang lain kalau kita aja nggak bisa menghargai diri sendiri? Yuk, mulai kenal dan sayang sama diri sendiri lewat cara-cara simpel ini!

1. Jangan Bandingkan Diri dengan Orang Lain
Setiap orang punya jalan hidup masing-masing. Stop mikir,"Kenapa dia udah sukses, aku belum?" Hidup bukan lomba lari. Fokus aja sama prosesmu sendiri.

2. Kasih Waktu Buat Diri Sendiri.
Istirahat itu bukan dosa, bro-sis. Luangkan waktu buat ngopi santai, nonton film favorit, atau jalan-jalan sendiri. Diri kamu butuh recharge juga.

3. Stop Jadi 'People Pleaser'.
Nggak semua harus disetujui. Kalau kamu nggak s**a, bilang aja. Menghargai diri sendiri artinya berani bilang "nggak" demi kebaikan diri.

4. Rawat Tubuh dan Pikiran.
Tidur cukup, makan sehat, olahraga ringan, meditasi-hal-hal kecil ini ngebuat tubuh dan pikiranmu makin strong. Tubuhmu tuh rumahmu, jangan diabaikan.

5. Apresiasi Kecil-Kecil yang Udah Kamu Lakuin.
Nggak usah nunggu pencapaian gede. Bangun pagi tepat waktu Hebat. Bisa tolak ajakan toxic Keren. Semua pencapaian layak diapresiasi.

6. Kurangi Self-Talk Negatif.
Kata-kata dalam pikiran itu ngaruh, lho. Ganti kalimat kayak "Aku nggak bisa" jadi "Aku lagi belajar". Pelan-pelan pikiranmu bakal lebih ramah sama diri sendiri.

7. Berani Lepas dari Lingkungan yang Nggak Sehat.
Lingkungan yang toxic bisa bikin kamu lupa siapa dirimu. Kalau ada orang yang cuma nyakitin mental, nggak salah kok buat mundur demi diri sendiri.

Ingat:
Menghargai diri bukan berarti egois. Justru itu modal buat kamu lebih baik ke orang lain. Kalau bukan kamu yang sayang diri sendiri, siapa lagi?

Suatu hari di tengah musim gugur angin kencang melanda hutan Awan menutupi langit dan daun menari di pusaran liar. Di te...
01/06/2025

Suatu hari di tengah musim gugur angin kencang melanda hutan Awan menutupi langit dan daun menari di pusaran liar.

Di tengah badai ini, seekor gagak yang terbang di atas ladang menabrak cabang pohon tua.

Ditengah kesunyian dia jatuh ke tanah dan salah satu sayapnya bergantung tanpa kekuatan.

Gagak mencoba untuk bangkit, mengibarkan bulunya, tetapi rasa yang sangat sakit menembus tubuhnya.

Dia menyadari bahwa dia tidak bisa melakukannya sendirian.

Jadi ia mengangkat pandangannya ke langit, di mana burung-burung berputar-putar, dan memanggil mengguncang harapan:
- Tolong, Aku tidak bisa terbang.

Seekor murai terbang melewati - melihat gagak dan hanya menoleh:
Kau selalu bangga, terbang tinggi dan menertawakan kami.
Lakukan sendiri sekarang untuk membantu dirimu sendiri.

Semua yang lewat melihat ke arah lain mengacuhnya seakan tidak melihatnya, mereka menunjukkan ketidakpedulian mereka.

Gagak menundukkan kepalanya, sendirian lapar dan terluka mulai dan kehilangan harapan.

Tetapi kemudian dari dekat semak di sekitarnya terdengar suara lembut dan sangat lembut berkata:
Aku akan membantumu jika kau tidak memandang kekuatan kecilku.

Dia adalah seekor pipit kecil yang baik hati bijaksana, dia melompat di sampingnya, membawa remah roti kering di paruhnya. Kemudian dia membawa setetes air ditempatkan dalam penampungan daun kering, dan menyiapkan sarang di dekat akar pohon.

Mengapa kau melakukan ini?

Gagak dengan lembut berkata, karena kau masih hidup dan karena jika kelak aku jatuh, aku juga berharap seseorang tidak akan melewatiku.

Hari berlalu awalnya gagak tidak bisa bergerak tetapi pipit tidak pernah meninggalkannya selalu berbagi remah-remah dengannya, menceritakan tentang kehidupan di hutan, menghangatkannya di malam yang dingin.

Dan ketika gagak dapat melebarkan sayapnya lagi, pemikiran pertamanya bukan untuknya, tetapi untuk teman kecil yang telah menjadi lebih dari siapa pun baginya.

Musim semi datang dengan cepat. Hutan dipenuhi dengan cahaya dan suara.

Tapi suatu hari, saat pipit mengumpulkan biji-bijian, seekor elang keluar dari semak-semak. Semuanya terjadi dalam sekejap - tidak punya waktu untuk mengelak.

Tapi tiba-tiba, siluet hitam melaju dari langit, tampak gagak, kuat dan gagah, melebarkan sayapnya dengan begitu keras hingga mengeluarkan berbunyi keras,
menabrak elang dan mengusirnya.

"Kau menyelamatkan aku" bisik pipit.

Tidak, kau yang menyelamatkanku lebih dulu, gagak menjawab. - Dan sekarang aku tahu bahwa kebaikan tidak diukur dari ukuran sayap,
dan hati dapat menjadi besar bahkan pada dada yang lebih kecil.

■Moral cerita,
Jangan pernah meremehkan siapapun yang lebih lemah darimu.

Sebab kadang-kadang dia yang kau anggap tidak berarti yang kelak menjadi penolongmu.

Dan kebaikan yang diberikan tanpa mengharapkan balasan selalu kembali disaat kamu tidak ada harapan, padahal kamu sangat membutuhkannya.

Ikuti terus kisah inspiratif Kata Alkitab

Cukup Itu Berapa ?Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang ...
01/05/2025

Cukup Itu Berapa ?

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya, seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti, bila si petani mengucapkan kata "cukup".

Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan matanya. Diambilnya beberapa ember untuk menampungnya. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubuk mungilnya untuk disimpan di sana. Kucuran uang terus mengalir, sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya.

Masih kurang ......, Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya.

Belum cukup ......, Dia membiarkan mata air itu terus mengalir, hingga akhirnya ......, Petani itu mati tertimbun.

Ya, dia mati tertimbun bersama ketamakannya, karena ..... dia tak pernah bisa berkata "CUKUP".

Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia, adalah "cukup". Kapankah kita bisa berkata cukup ?

Hampir semua pegawai, merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha, selalu merasa pendapatan perusahaannya masih di bawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati.

Semua merasa kurang ......, kurang ......, dan kurang .......

Kapankah kita bisa berkata "cukup" ?

Cukup, bukanlah soal berapa jumlahnya. Cukup, adalah persoalan kepuasan hati. Cukup, hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa bersyukur.

Tak perlu takut berkata cukup !

Mengucapkan kata cukup, "bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya."

Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.

Selamat beristirahat blessed people...
Tuhan Yesus memberkati.

Yohanes 11:25-26 TB[25] Jawab Yesus: ”Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupu...
19/04/2025

Yohanes 11:25-26 TB
[25] Jawab Yesus: ”Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, [26] dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?”

https://bible.com/bible/306/jhn.11.25-26.TB

Shalom bpk/ibu/sdr/i yg sedang sakit ataupun berbeban berat mari kami undang utk hadir di perayaan Paskah yg disertai KKR Kesembuhan yg akan dilayani Ps. Samuel Muji. Tuhan Yesus rindu menyembuhkan Anda semua.
Kami tunggu kehadirannya...Shalom 🙏

Matius 11:28 TB[28] Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. htt...
17/04/2025

Matius 11:28 TB
[28] Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

https://bible.com/bible/306/mat.11.28.TB

Shalom...bapak/ibu/sdr/i yang sedang sakit atau berbeban berat, Kami undang untuk hadir di Ibadah Jumat Agung GMS Denpasar, akan ada KKR Kesembuhan, yg akan dilayani Ps Philip Mantofa Philip Mantofa secara live streaming dari Surabaya Barat.
Kami tunggu kehadirannya, Shalom 🙏❤️

10/04/2025

Address

Perumahan Dalung Permai, Jalan Tegal Luwih IV Blok OO No 34
Badung
80233

Telephone

+6281547124888

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Self Healing & Membangun Karakter Positif posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Practice

Send a message to Self Healing & Membangun Karakter Positif:

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram