Ayah Unggul

Ayah Unggul Praktisi Parenting, Konselor Keluarga, Tumbuh Kembang Anak dan Konsultan Pendidikan

Kita bukan cuma berjanji, tapi berupaya menuliskan kisah pulang untuk banyak hati.eBook ini bantu kamu bikin pesan kesel...
15/04/2025

Kita bukan cuma berjanji, tapi berupaya menuliskan kisah pulang untuk banyak hati.

eBook ini bantu kamu bikin pesan keselamatan yang menyentuh, emosional, dan bermakna.
Dengan template siap edit & kalimat yang bikin orang terdiam, bukan sekadar lewat.

Ubah cara menyampaikan keselamatan—dari aturan jadi rasa.
Download sekarang: [link di bio]
https://lynk.id/sukmaunggul/o0nwn73xmww8

Kita bukan cuma berjanji, tapi berupaya menuliskan kisah pulang untuk banyak hati.eBook ini bantu kamu bikin pesan kesel...
15/04/2025

Kita bukan cuma berjanji, tapi berupaya menuliskan kisah pulang untuk banyak hati.

eBook ini bantu kamu bikin pesan keselamatan yang menyentuh, emosional, dan bermakna.
Dengan template siap edit & kalimat yang bikin orang terdiam, bukan sekadar lewat.

Ubah cara menyampaikan keselamatan—dari aturan jadi rasa.
Download sekarang: [di bio]

Karena keselamatan bukan hanya soal helm ⛑️, sepatu safety 👢, atau rompi 🦺... namun ini soal motivasi & hati ❤️.❤️ Tips ...
12/04/2025

Karena keselamatan bukan hanya soal helm ⛑️, sepatu safety 👢, atau rompi 🦺... namun ini soal motivasi & hati ❤️.

❤️ Tips menyentuh dengan hati:
1. Gunakan nama dan kisah nyata dalam kampanye keselamatan
2. Ajak pembaca membayangkan wajah orang tercinta
3. Sampaikan pesan bukan dengan ancaman, tapi dengan rasa peduli
Yuk mulai!
Download sekarang eBook-nya di sini:
https://lynk.id/sukmaunggul/o0nwn73xmww8

25/12/2024

Terima kasih kepada pengikut terbaru saya! Senang Anda bergabung! Tajuddin, Fatmah Edi, Herman Pakalolo, Kang Ipin Telkom, Anita Nita, Lemira Reski

Semoga sehat dan sukses selalu semuanya.

Selamat liburan bersama keluarga tercinta semuanya

13/12/2024

Terima kasih kepada pengikut terbaru saya! Senang Anda bergabung! Semoga berkah, dimudahkan segala urusan.
Aaamiin

Mutiara Mak'Jetra Sembiring, Andreas Firmansyah, Abu Aisyah Drafman, Arsedia Yanurita, Ririneka Wulandari, Jurnalita Jurnalita Lita, Nur Ahmad, Adang Bima, Sulastri Eti

12/12/2024
10/12/2024

"Anak Sering Minder? Ini Solusinya!"
💔 Anak Anda terlihat takut dan kurang percaya diri?
Trauma kecil bisa berdampak besar pada perkembangan mereka.
✨ Audio Therapy Solusi Praktis:
1️⃣ Pulihkan Trauma dengan Mudah: Cukup dengarkan, kapan saja, di mana saja!
2️⃣ Bangun Kepercayaan Diri: Metode terbukti untuk anak lebih berani dan ceria.
🔒 Garansi 100% Uang Kembali dalam 21 hari jika tidak puas!
👶 Mulai Transformasi Sekarang!
Klik di sini 👉 https://bit.ly/terapianak
Yuk bantu anak Anda jadi lebih percaya diri!

08/12/2024
10/09/2024

Bab 10. Waktu yang Berharga
Setelah percakapan dengan dirinya di masa depan, Bimo menyetel kembali jam ajaibnya ke "now" atau saat ini. Dalam hembusan waktu yang misterius, ia kembali berada di gudang tua di loteng rumahnya, masih memegang erat jam ajaib itu di tangannya.
Bimo tersentak dari lamunannya dan segera menyelesaikan pekerjaan serta mengumpulkan sampah ke dalam plastik. Ia kemudian turun ke lantai bawah dengan langkah cepat.
Sesampainya di dapur, Bimo mendekati ibunya. “Bu, sudah selesai beberes gudangnya.”
Ibunya hanya tersenyum lembut. “Ya sudah, kalau begitu boleh main, asal kembali sebelum maghrib.”
Namun, Bimo tetap berdiri di tempat. “Boleh Bimo bantu Ibu memasak saja?”
“Tumben bantu Ibu,” ujar ibunya dengan nada terkejut, “Ya sudah, sini, bantu kupas wortel.”
Setelah selesai, Bimo kembali mendekati ibunya. “Dibantu apa lagi, Bu?”
“Sudah, ini sudah selesai. Tinggal masukkan wortel dan sayuran ke dalam sop,” jawab ibunya.
Bimo, dengan penasaran, memulai percakapan. “Ayah dulu seperti apa sih, Bu?”
Ibunya terlihat terkejut dan membetulkan kacamatanya. “Ayahmu orang yang baik. Perawakannya biasa saja, tapi kalau ada yang tidak benar, ayahmu tidak akan tinggal diam. Kamu percaya?”
Bimo tersenyum dan mengangguk. “Iya, Bu. Bimo percaya, Bimo yakin ayah orang yang hebat.”
Ibunya kemudian mengambil sebuah foto lama dari dompetnya dan menunjukkannya kepada Bimo. “Ini lihat, badannya kecil, kayak kamu, tapi semangatnya luar biasa.”
Bimo menerima foto itu dan membaca tulisan tangan ayahnya di belakangnya: “Manfaatkan waktu sebaik-baiknya sebelum datang waktu yang tidak dapat diubah.’’ Pesan yang sama yang pernah ia dengar langsung dari ayahnya.
Sejak saat itu, Bimo bertekad untuk meneladani ayahnya, pantang menyerah, dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.
Ia merogoh sakunya dan menyentuh jam tangan ajaib yang masih ada di sana, bertanya-tanya dalam hati apakah suatu saat ia bisa mengunjungi kakeknya, Haryo, bertemu kembali dengan ayahnya, Cipto, di masa lalu atau melompat ke masa depan.
Nantikan episode berikutnya dalam petualangan bersama jam tangan ajaib.

08/09/2024

Bab 9. Makna Tersembunyi
Dari kejauhan, Bimo kembali menyaksikan kejadian yang sama: ayahnya berjuang membela orang lain dan akhirnya kehilangan nyawanya. Bimo tidak sanggup melihatnya lebih lanjut; ia menutup matanya, merasakan campuran duka dan kekaguman terhadap sosok ayah yang nyaris ia tak kenal.
Dengan hati yang penuh kesedihan, Bimo menyetel kembali jamnya ke masa depan dan melompat ke 1 Juni 2040. Ia ingin memberitahukan dirinya di masa depan bahwa dua misinya telah berhasil, namun misi terakhir, yang paling penting, gagal.
Ketika Bimo melintasi waktu dan sampai di ujung masa depan, ia melihat sosok yang menunggunya: dirinya di masa depan, mengenakan baju putih cerah, mengandeng anak laki-laki, seumuran Bimo. Suasana sekitar penuh dengan hijau dan cerah, orang-orang tampak bahagia, modern namun tetap ramah.
Bimo merasa heran dan bertanya, “Mengapa seperti ini? Misi ketigaku gagal.”
Bimo di masa depan tersenyum penuh arti. “Perhatikanlah perubahan di sekelilingmu. Apakah kau melihat kegagalan?”, “Dan kenalkan, ini Niko”, seumuranmu, 12 tahun.
Bimo kaget, “Anakmu?” Bimo masa depan mengangguk pelan, Bimo menatap sekelilingnya dan menjawab, “Suasananya berbeda dari terakhir kali aku di sini. Modern, namun lebih sejuk dan orang-orangnya tampak lebih ramah.”
“Begitulah arti kematian ayah kita,” jawab Bimo masa depan. “Beliau telah meninggal, tetapi semangatnya telah menjadi penyejuk dan harapan bagi banyak orang, terutama untukmu. Engkau kini memandang hidup dengan cara yang lebih berarti, memanfaatkan waktumu dengan lebih baik. Meski engkau tidak bisa menyelamatkan ayah kita, engkau telah belajar banyak dan akan terus memperjuangkan kebenaran yang diwariskan ayahmu.”
Kata-kata tersebut menggema dalam hati Bimo, memberikan makna baru terhadap perjuangan dan kehilangan yang dialaminya.

04/09/2024

Bab 5. Misi terakhir
14 Mei 2008. Tanggal itu hanya berselang tiga hari dari lahir Bimo, namun entah kenapa hari ini terasa ganjil. Ia menatap catatan di tangannya, sedikit berbeda dari instruksi yang biasa ia terima. Tak ada dalam catatan buku harian kakeknya, tak ada petunjuk lebih lanjut selain satu kalimat sederhana: “Hadang ayah pergi.”
Bimo memeriksa catatan itu berkali-kali, berusaha memahami maknanya. Ia merasa gelisah, hingga akhirnya ia mengingat sesuatu yang menghantam kesadarannya dengan keras—ini adalah hari kematian ayahnya.
Hari itu menghantui pikirannya selama bertahun-tahun, tapi ia tak pernah tahu detailnya. Ibunya hanya pernah menyebut bahwa ayahnya, Cipto, meninggal karena kecelakaan. Tak ada keterangan lebih jauh, tak ada kisah yang lengkap. Hanya kenangan samar tentang ayah yang menghilang sebelum Bimo cukup besar untuk benar-benar mengenalnya.
Dengan tangan bergetar, Bimo melangkah mendekati rumah yang tampak tak asing namun terasa begitu jauh. Di dalam, ia melihat sosok yang pernah hanya hidup dalam bayang-bayang ingatan: Cipto, ayahnya, menggendong dirinya yang masih kecil dengan penuh cinta. Ibunya tersenyum lembut di samping mereka, memberikan ketenangan yang tak pernah bisa ia rasakan lagi sejak kepergian Cipto.
Air mata Bimo mulai mengalir. Hatinya bercampur aduk melihat pemandangan ini. Ia merasa tidak pernah benar-benar mengenal ayahnya, namun kini ia ada di hadapan sosok itu—sosok yang begitu penuh kasih sayang, yang hanya ia kenali dari foto-foto tua dan cerita singkat dari ibunya. Bimo ingin berlari ke dalam, ingin memeluk ayahnya. Ingin merasakan kehangatan yang dulu tak pernah sempat ia dapatkan.
Namun, ia paham instruksi yang ada. “Hadang ayah pergi,” kata pesan itu. Bimo akhirnya menyadari bahwa ini adalah kesempatan untuk mengubah segalanya. Jika ia bisa menghentikan ayahnya keluar rumah hari ini, ia bisa menyelamatkannya dari kecelakaan yang telah merenggut nyawanya. Waktu ini adalah miliknya untuk diputar ulang.
Namun bagaimana caranya?
Dapatkan ia menghadang ayahnya pergi, dan mencegah Cipto mati hari itu?

Terima kasih kepada pengikut terbaru saya! Senang Anda bergabung! Sunaryati Widodo, Andi Risma
03/09/2024

Terima kasih kepada pengikut terbaru saya! Senang Anda bergabung! Sunaryati Widodo, Andi Risma

Address

Sepinggan Pratama F3 No. 23

76115

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Ayah Unggul posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Practice

Send a message to Ayah Unggul:

Shortcuts

  • Address
  • Alerts
  • Contact The Practice
  • Claim ownership or report listing
  • Want your practice to be the top-listed Clinic?

Share