09/09/2025
•
•
When you learn to open heart properly, your heart becomes like an inner compass, guiding you with its innate heart wisdom. Heart Based Institute
Hati itu bagaikan sebuah kompas. Hati sebagai penunjuk arah dibimbing kasih sayang Tuhan. Ketika seseorang sungguh-sungguh menggunakan dan membuka hatinya, maka hati itu berfungsi layaknya sebuah kompas alami dalam perjalanan hidup keseharian manusia. Kompas ini tidak terlihat secara fisik, tetapi arahnya begitu nyata, menuntun kita ke arah yang selaras dengan kehendak Tuhan.
Dalam rutinitas sehari-hari, saat kita dihadapkan pada pilihan sederhana, misalnya bagaimana bersikap pada keluarga, bagaimana menanggapi rekan kerja, atau bagaimana merespons masalah yang muncul, dengan membuka dan menggunakan hati yang bersedia dibantu kasih sayang Tuhan, bimbing hati kita untuk memilih jalan yang lebih selaras dengan kebaikan.
Dengan membuka hati dapat membuat kita lebih peka dalam hubungan dengan orang lain. Di tengah kesibukan dan tuntutan hidup, kita dapat lebih mudah menjadi reaktif seperti cepat marah, mudah tersinggung, atau cenderung menutup diri. Namun ketika hati digunakan sesuai dengan kehendak Tuhan, kita belajar menunda reaksi, mendengarkan dengan empati, dan melihat orang lain bukan sebagai lawan, melainkan sebagai sesama yang juga sedang belajar kehidupan. Belajar untuk lebih bersedia menyadari betapa kasih sayang Tuhan ada untuk kita semuanya.
Pada akhirnya, membuka hati bukan sekadar perjalanan spiritual yang jauh dari realitas, melainkan bekal yang sangat praktis dalam menjalani hidup. Membuka hati membuat kita lebih mudah berdamai dengan keadaan, lebih bijak dalam membuat keputusan, dan lebih tenang menghadapi ketidakpastian. Sadari saat hati sebagai kompas, menuntun bukan hanya di momen-momen besar, tetapi juga dalam langkah-langkah kecil sehari-hari, ketika kita memilih kata-kata, ketika kita memutuskan sikap, bahkan ketika kita belajar menerima diri apa adanya. Dengan membuka hati, kita menyadari bahwa bimbingan kasih sayang Tuhan selalu ada.
Kita sadari hidup menjadi perjalanan yang penuh makna, bukan sekadar rutinitas yang harus dijalani.
(RKJ)
bandung