22/07/2025
HO’OPONOPONO
Kontemplasi untuk Jiwa Gelisah
Dalam hidup, kita tak selalu bisa menghindari konflik, kekecewaan, atau luka batin.
Banyak hal yang tersimpan lama, tak terlihat, tapi terus terasa.
Kemarahan, rasa bersalah, dan penyesalan kadang tumbuh diam-diam dan mengganggu ketenangan jiwa.
Ho’oponopono adalah praktik kontemplatif dari Hawaii yang membantu kita menyembuhkan luka batin dari dalam.
Inti dari praktik ini sederhana: mengucapkan empat kalimat dengan kesadaran penuh:
Aku minta maaf.
Tolong maafkan aku.
Terima kasih.
Aku menyayangimu.
Kalimat ini bukan untuk orang lain saja, tapi juga untuk diri sendiri.
Karena sering kali, yang paling sulit kita maafkan justru adalah diri sendiri.
Tanpa bermaksud menafikan ajaran agama apa pun, Ho’oponopono bisa menjadi pelengkap dalam proses penyembuhan jiwa.
Ia bukan bentuk pengganti doa, melainkan ruang kontemplasi—membantu kita membersihkan pikiran dan emosi yang menumpuk.
Ho’oponopono mengajak kita melihat ke dalam, bukan ke luar.
Alih-alih terus menyalahkan keadaan atau orang lain, kita diajak mengambil tanggung jawab atas apa yang kita rasakan, lalu melepaskannya dengan penuh kesadaran.
Saat hati gelisah, mungkin yang dibutuhkan bukan solusi cepat, tapi jeda.
Mencari waktu untuk bernapas, menyadari, dan memulihkan hati.
Dan di situlah Ho’oponopono bisa menjadi titik awal.
Ho’oponopono ini mirip dengan falsafah Minahasa “Sitou Timou Tumou Tou” yang artinya secara harafiah “Manusia hidup untuk memanusiakan manusia.”
Keduanya menekankan hubungan antar manusia dan nilai saling menyembuhkan atau saling membangun.
Intinya sama-sama bicara soal kehidupan sosial yang harmonis dan tanggung jawab terhadap sesama.
✍🏼 TT, 14.07.25
🎨 AI