Madrasah Pendidikan Jiwa

Madrasah Pendidikan Jiwa Pendidikan Jiwa

24/03/2025

𝙋𝙀𝙈𝙄𝙈𝙋𝙄𝙉 𝙔𝘼𝙉𝙂 𝙈𝙀𝙈𝘽𝙐𝙇𝙇𝙔 𝙍𝘼𝙆𝙔𝘼𝙏𝙉𝙔𝘼

Dalam perspektif psikologi Islam, kepemimpinan dipandang sebagai amanah yang memerlukan tanggung jawab besar dan akhlak mulia. Pemimpin yang menindas atau "membully" rakyatnya menunjukkan penyimpangan dari nilai-nilai Islam dan dapat memberikan dampak negatif terhadap kesejahteraan psikologis masyarakat

𝙆𝙤𝙣𝙨𝙚𝙥 𝙆𝙚𝙥𝙚𝙢𝙞𝙢𝙥𝙞𝙣𝙖𝙣 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙄𝙨𝙡𝙖𝙢

Kepemimpinan dalam Islam bukan sekadar posisi atau kekuasaan, melainkan amanah yang harus dijalankan dengan keadilan, tanggung jawab, dan ketakwaan. Pemimpin ideal menurut Islam adalah mereka yang memiliki karakter dan akhlak mulia, seperti kejujuran, rendah hati, dan kepedulian terhadap rakyatnya. Imam Al-Ghazali menekankan bahwa pemimpin yang ideal harus memenuhi kriteria seperti bertanggung jawab, menerima nasihat dari ulama, berlaku baik kepada bawahannya, rendah hati, tidak mementingkan diri sendiri, memiliki loyalitas tinggi, hidup sederhana, mencintai rakyatnya, serta ikhlas dan tulus dalam menjalankan tugasnya.

𝘾𝙞𝙧𝙞-𝙘𝙞𝙧𝙞 𝙋𝙚𝙢𝙞𝙢𝙥𝙞𝙣 𝙕𝙖𝙡𝙞𝙢 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙋𝙚𝙧𝙨𝙥𝙚𝙠𝙩𝙞𝙛 𝙄𝙨𝙡𝙖𝙢

Pemimpin yang menindas rakyatnya atau bersikap zalim memiliki beberapa ciri yang bertentangan dengan ajaran Islam, antara lain:

1. 𝘼𝙠𝙝𝙡𝙖𝙠 𝘽𝙪𝙧𝙪𝙠: Pemimpin zalim sering menunjukkan perilaku yang jauh dari etika dan moral yang baik, seperti kurangnya tanggung jawab, kejujuran, dan integritas. Mereka cenderung angkuh dan tidak menerima kritik atau nasihat yang baik dari orang lain.

2. 𝙀𝙠𝙨𝙥𝙡𝙤𝙞𝙩𝙖𝙨𝙞 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙋𝙚𝙣𝙞𝙣𝙙𝙖𝙨𝙖𝙣 𝙍𝙖𝙠𝙮𝙖𝙩: Mereka mengeksploitasi rakyat untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu, melakukan penindasan ekonomi, politik, maupun sosial. Contohnya adalah penarikan pajak yang berlebihan tanpa memberikan manfaat nyata kepada masyarakat.

3. 𝙆𝙚𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠𝙥𝙚𝙙𝙪𝙡𝙞𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙧𝙝𝙖𝙙𝙖𝙥 𝙋𝙚𝙣𝙙𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖𝙖𝙣 𝙍𝙖𝙠𝙮𝙖𝙩: Pemimpin zalim tidak memperhatikan keluhan, kesulitan, atau kebutuhan rakyat. Mereka lebih fokus pada kepentingan pribadi, seperti menjaga status, kekayaan, dan kekuasaan, serta lamban atau acuh tak acuh dalam memberikan bantuan saat krisis.

𝘿𝙖𝙢𝙥𝙖𝙠 𝙋𝙨𝙞𝙠𝙤𝙡𝙤𝙜𝙞𝙨 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙆𝙚𝙥𝙚𝙢𝙞𝙢𝙥𝙞𝙣𝙖𝙣 𝙕𝙖𝙡𝙞𝙢

Kepemimpinan yang menindas dapat menyebabkan berbagai dampak negatif pada kondisi psikologis masyarakat, seperti:

- 𝙎𝙩𝙧𝙚𝙨 𝙙𝙖𝙣 𝙆𝙚𝙘𝙚𝙢𝙖𝙨𝙖𝙣: Kebijakan yang tidak adil dan penindasan dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan di kalangan rakyat.

- 𝙆𝙚𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠𝙥𝙚𝙧𝙘𝙖𝙮𝙖𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙧𝙝𝙖𝙙𝙖𝙥 𝙋𝙚𝙢𝙚𝙧𝙞𝙣𝙩𝙖𝙝𝙖𝙣: Tindakan zalim dari pemimpin dapat mengikis kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintahan.

- 𝙈𝙚𝙣𝙪𝙧𝙪𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙆𝙚𝙨𝙚𝙟𝙖𝙝𝙩𝙚𝙧𝙖𝙖𝙣 𝙈𝙚𝙣𝙩𝙖𝙡: Rasa ketidakberdayaan dan ketidakadilan dapat menyebabkan depresi dan gangguan mental lainnya.

𝙋𝙚𝙧𝙖𝙣 𝙋𝙨𝙞𝙠𝙤𝙡𝙤𝙜𝙞 𝙄𝙨𝙡𝙖𝙢 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙈𝙚𝙣𝙜𝙚𝙢𝙗𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙣 𝙈𝙤𝙧𝙖𝙡𝙞𝙩𝙖𝙨 𝙋𝙚𝙢𝙞𝙢𝙥𝙞𝙣

Psikologi Islam menekankan pentingnya pengembangan moralitas dan akhlak bagi pemimpin. Dengan memahami nilai-nilai Islam dan menerapkannya dalam kepemimpinan, diharapkan pemimpin dapat menjalankan tugasnya dengan adil dan bijaksana, sehingga kesejahteraan psikologis masyarakat dapat terjaga. Kegiatan seperti seminar dan temu ilmiah nasional telah diselenggarakan untuk merumuskan konsep moralitas pemimpin berdasarkan Psikologi Islami, yang menekankan pentingnya integritas dan tanggung jawab dalam kepemimpinan.

𝙆𝙚𝙨𝙞𝙢𝙥𝙪𝙡𝙖𝙣

Dalam pandangan psikologi Islam, pemimpin yang menindas rakyatnya merupakan penyimpangan dari ajaran Islam yang menekankan keadilan, tanggung jawab, dan akhlak mulia dalam kepemimpinan. Penting bagi masyarakat untuk memahami ciri-ciri pemimpin zalim dan dampak negatif yang ditimbulkannya, serta mendorong pengembangan moralitas pemimpin melalui pendekatan psikologi Islam guna mencapai kesejahteraan bersama.

𝙈𝘼𝙕

02/02/2025
02/04/2023

Mendidik Bukan Menghardik Dalam Islam
Catatan: Muhammad Aziz

Islam dalam metode pendidikan atau tarbiyah sangat ditekankan dan dianjurkan. Islam mengajarkan agar pendidikan dilakukan dengan cara yang baik dan penuh kasih sayang, bukan dengan cara yang kasar dan keras.

Pendidikan dalam Islam mencakup segala aspek kehidupan, baik itu pendidikan agama, moral, sosial, maupun pendidikan akademik. Tujuannya adalah untuk membentuk pribadi yang berakhlak mulia dan berkualitas, yang mampu mengembangkan potensi diri dan memberikan manfaat bagi dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Dalam hal mendidik anak, Islam mengajarkan untuk menggunakan cara yang lembut dan penuh kasih sayang. Nabi Muhammad saw. juga telah memberikan contoh yang baik dalam mendidik anak-anak dengan memberikan perhatian yang penuh kasih sayang, sabar, dan memperhatikan kebutuhan mereka.

Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita seharusnya senantiasa mengedepankan pendidikan yang baik dan penuh kasih sayang, dengan tujuan membentuk pribadi yang berakhlak mulia dan berkualitas, serta mampu memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

31/03/2023

Cobaan atau Hukuman
Catatan: Muhammad Aziz

Cobaan dan hukuman adalah dua hal yang berbeda. Cobaan biasanya merujuk pada situasi atau keadaan yang menimpa seseorang untuk menguji kemampuan atau kesabaran mereka. Cobaan dapat menjadi pengalaman yang berat dan menantang, tetapi tujuannya adalah untuk membantu individu tumbuh dan berkembang dalam cara yang positif.

Sementara itu, hukuman adalah tindakan yang diambil sebagai akibat dari tindakan yang salah atau melanggar aturan. Tujuannya adalah untuk memberikan konsekuensi yang adil dan memberikan dorongan untuk menghindari melakukan tindakan yang salah atau melanggar aturan di masa depan.

Meskipun cobaan dan hukuman memiliki beberapa kesamaan, mereka memiliki tujuan yang berbeda. Cobaan biasanya dihadapi secara tidak sengaja, sementara hukuman ditetapkan sebagai hasil dari tindakan yang disengaja. Cobaan biasanya bertujuan untuk membantu seseorang berkembang, sedangkan hukuman bertujuan untuk menghukum pelanggaran atau tindakan yang salah.

30/03/2023

Terluka Dalam Mencari Jati Diri
Catatan: Muhammad Aziz

Proses mencari jati diri memang tidak selalu mudah dan dapat menyebabkan seseorang merasa terluka atau bingung dalam perjalanan tersebut. Proses mencari jati diri melibatkan pemahaman diri yang mendalam, mengenali kekuatan dan kelemahan diri, serta menemukan tujuan hidup dan nilai-nilai yang penting bagi diri sendiri.

Seseorang dapat merasa terluka dalam mencari jati diri ketika mereka menemukan bahwa pandangan atau nilai-nilai mereka tidak sesuai dengan orang-orang di sekitarnya, atau ketika mereka menemukan bahwa mereka tidak sejalan dengan citra yang mereka buat tentang diri mereka sendiri. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak dihargai atau bahkan ditolak oleh orang lain, yang pada gilirannya dapat menyebabkan rasa sakit atau kebingungan dalam diri seseorang.

Namun demikian, proses mencari jati diri juga dapat membawa banyak manfaat. Ketika seseorang menemukan nilai-nilai dan tujuan hidup yang penting bagi diri mereka sendiri, mereka dapat hidup dengan lebih jujur dan autentik, serta merasa lebih bahagia dan puas dengan hidup mereka. Penting untuk mengambil waktu untuk merenungkan diri sendiri dan menjalani proses mencari jati diri dengan penuh kejujuran dan kesabaran, dan juga mengenali bahwa ini adalah sebuah perjalanan yang terus berkembang dan berubah seiring waktu.

29/03/2023

Korban Bullying Melakukan Kesalahan, Mendapatkan Hukuman Berat
Catatan: Muhammad Aziz, SH, M.Pd

Tidak adil jika korban bullying dikenai hukuman berat karena melakukan kesalahan. Hal ini dapat memperburuk kondisi psikologis korban dan membuatnya merasa tidak aman.

Sebaliknya, tindakan yang seharusnya dilakukan adalah memberikan bantuan dan perlindungan pada korban bullying. Jika korban melakukan kesalahan, pendekatan yang lebih baik adalah memberikan pembinaan dan mendidiknya agar tidak melakukan kesalahan tersebut lagi.

Pihak sekolah atau institusi yang terkait harus memastikan bahwa ada kebijakan dan prosedur yang jelas dalam menangani kasus bullying. Hal ini termasuk pemberian sanksi kepada pelaku bullying sesuai dengan tingkat keparahan tindakannya.

Namun, juga penting untuk memberikan perhatian pada korban dan memberikan bantuan psikologis dan emosional yang diperlukan untuk membantu mereka pulih dari pengalaman bullying yang mereka alami.

28/03/2023

Korban Bullying Malah Dikeluarkan Dari Sekolah
Catatan: Muhammad Aziz, SH, M.Pd

Mengeluarkan korban bullying dari sekolah bukanlah tindakan yang tepat dan tidak akan menyelesaikan masalah bullying. Tindakan ini akan membuat korban merasa diabaikan, tidak dihargai, dan merasa terisolasi dari lingkungan sosialnya. Selain itu, tindakan mengeluarkan korban bullying dari sekolah dapat membuat pelaku merasa diberikan kebebasan untuk melakukan bullying kepada orang lain karena merasa tidak ada hukuman yang diterima.

Sebagai gantinya, sekolah harus berupaya untuk memberikan perlindungan kepada korban bullying dan menyelesaikan masalah tersebut secara menyeluruh. Beberapa tindakan yang bisa dilakukan oleh sekolah antara lain:

Membuka dialog dan berbicara dengan kedua belah pihak
Sekolah harus membuka dialog dengan kedua belah pihak, baik korban maupun pelaku bullying. Dalam dialog ini, pihak sekolah harus mencoba untuk menyelesaikan masalah dengan cara yang baik dan adil.

Memberikan dukungan dan bimbingan
Korban bullying harus diberikan dukungan dan bimbingan oleh pihak sekolah, seperti konseling atau psikolog. Selain itu, sekolah juga dapat memberikan pelatihan dan pembinaan untuk mengatasi masalah bullying.

Memberikan sanksi yang tegas terhadap pelaku bullying
Pelaku bullying harus diberikan sanksi yang tegas dan sesuai dengan tindakan yang dilakukan. Hal ini akan menjadi pembelajaran bagi pelaku untuk tidak melakukan tindakan bullying lagi di masa depan.

Menjalin kerja sama dengan orangtua
Sekolah harus menjalin kerja sama yang baik dengan orangtua, baik korban maupun pelaku bullying. Hal ini akan membantu dalam penyelesaian masalah dan mencegah terulangnya kasus bullying di masa depan.

Dalam mengatasi kasus bullying, sekolah harus memastikan bahwa semua pihak terlibat dan tindakan yang diambil harus tepat, adil, dan mengutamakan kepentingan keselamatan dan kesejahteraan siswa.

27/03/2023

Tanggungjawab Sekolah Terhadap Korban Bullying
Catatan: Muhammad Aziz, SH, M.Pd

Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar dalam mencegah dan menangani kasus bullying atau perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah. Berikut adalah beberapa tanggung jawab sekolah terhadap korban bullying:

Pencegahan
Sekolah harus menerapkan kebijakan yang jelas dan tegas terkait pencegahan bullying di lingkungan sekolah. Kebijakan ini harus mencakup langkah-langkah konkrit untuk mencegah tindakan bullying, seperti penyuluhan mengenai pentingnya menghormati orang lain, menyediakan program pelatihan dan pembinaan bagi siswa dan guru, serta menjalin kerja sama dengan orangtua dan masyarakat.

Pemberian dukungan
Sekolah juga memiliki tanggung jawab untuk memberikan dukungan kepada korban bullying, baik dalam bentuk dukungan emosional maupun dukungan praktis seperti penyediaan akses ke konselor atau psikolog.

Tindakan disiplin
Sekolah juga harus memberikan tindakan disiplin yang tegas terhadap pelaku bullying. Hal ini termasuk memberikan sanksi yang sesuai dengan tingkat keparahan tindakan bullying, seperti teguran, hukuman, atau pengambilan tindakan hukum jika perlu.

Pelaporan dan evaluasi
Sekolah harus melakukan pelaporan dan evaluasi terhadap setiap kasus bullying yang terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi kebijakan dan program yang sudah diterapkan serta memastikan bahwa tindakan yang diambil sudah tepat dan efektif.

Dalam mengatasi masalah bullying, kolaborasi antara sekolah, orangtua, dan masyarakat sangat penting. Semua pihak harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua siswa.

27/03/2023

Akibat Bullying Terlalu Lama Tak Terselesaikan.
Catatan: Muhammad Aziz, SH, M.Pd

Bullying dapat memiliki dampak yang merugikan pada kesehatan mental dan emosional seseorang. Beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat bullying adalah:

Stres dan kecemasan: Orang yang di-bully cenderung mengalami tingkat stres dan kecemasan yang lebih tinggi daripada orang yang tidak di-bully. Mereka mungkin merasa takut, tidak aman, dan khawatir setiap saat.

Depresi: Bullying dapat menyebabkan depresi pada orang yang di-bully. Mereka mungkin merasa sedih, kehilangan minat pada kegiatan yang biasa mereka sukai, dan sulit tidur.

Rendahnya harga diri: Orang yang di-bully cenderung memiliki harga diri yang rendah dan merasa tidak dihargai. Mereka mungkin merasa malu dan merasa seperti tidak ada yang peduli tentang mereka.

Gangguan makan: Bullying dapat menyebabkan gangguan makan pada orang yang di-bully. Mereka mungkin kehilangan nafsu makan atau mulai makan secara berlebihan.

Gangguan tidur: Orang yang di-bully cenderung mengalami gangguan tidur seperti sulit tidur atau terbangun terus menerus pada malam hari.

Prestasi akademik menurun: Orang yang di-bully cenderung mengalami penurunan kinerja akademik karena sulit berkonsentrasi dan fokus pada tugas-tugas sekolah.

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami bullying, penting untuk segera mengambil tindakan untuk menghentikan perilaku tersebut dan mendapatkan bantuan dari sumber daya yang tersedia seperti guru, orang tua, atau konselor.

Banten, 27-03-2023

24/03/2023

Pendidik Harus Peduli Dengan Anak Korban Bullying
Catatan: Muhammad Aziz, SH, M.Pd

Anak yang mengalami depresi akibat bullying perlu mendapatkan perhatian dan dukungan dari orang dewasa, seperti orang tua, guru, atau konselor. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh anak depresi karena di bully adalah sebagai berikut:

Berbicara dengan orang dewasa: Anak perlu diajarkan untuk tidak menutupi perasaannya dan berbicara dengan orang dewasa yang dapat dipercaya, seperti orang tua, guru, atau konselor, tentang pengalaman bullying yang dialaminya.

Mencari dukungan dari teman sebaya: Anak perlu diajarkan untuk mencari dukungan dari teman sebaya atau kelompok sosial yang dapat memberikan dukungan moral dan emosional.

Mengikuti kegiatan yang menyenangkan: Anak perlu diajarkan untuk mengikuti kegiatan atau hobi yang menyenangkan untuk membantu mengalihkan perhatian dari perasaan sedih dan putus asa.

Menjaga kesehatan mental dan fisik: Anak perlu diajarkan untuk menjaga kesehatan mental dan fisik dengan berolahraga, tidur yang cukup, dan makan makanan yang sehat.

Belajar strategi coping: Anak perlu diajarkan strategi coping untuk membantu mengatasi perasaan sedih dan putus asa, seperti teknik dzikir, relaksasi, meditasi, atau visualisasi positif.

Mencari bantuan profesional: Jika perasaan sedih dan putus asa terus berlanjut, anak perlu dibawa ke profesional kesehatan mental, seperti psikolog atau psikiater, untuk mendapatkan perawatan dan dukungan yang tepat.

Bullying dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik anak. Oleh karena itu, penting bagi orang dewasa untuk memperhatikan dan membantu anak yang mengalami bullying untuk mendapatkan dukungan dan perawatan yang tepat.

Jangan sampai anak menjadi korban berlipat. Kena bully, dihukum, stress, dan depresi. Bahkan bully bisa dilakukan oleh orang dewasa dengan kebijakannya. Waspadalah!

Banten, 25-03-2023

Address

Jalan Raya Serang Km 21 Cibadak Cikupa Tangerang
Banten
15710

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Madrasah Pendidikan Jiwa posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share