22/12/2025
_Bulan Rajab sering datang bersamaan dengan air mata yang jatuh diam-diam. Ia membuka pintu ampunan selebar-lebarnya, seakan berkata: pulanglah, sebelum terlambat. Rajab membangunkan hati yang hampir mati, menampar kita yang rajin menilai dosa orang lain, tapi buta pada dosa sendiri. Kita sibuk minta dimaklumi, namun jarang benar-benar menyesali. Merasa dekat dengan Allah lewat lisan, padahal perintah-Nya sering kita tunda. Rajab bukan bulan untuk merasa aman, tapi bulan untuk sadar: jika hari ini Allah menutup pintu ampunan, kita tak punya apa-apa untuk dibanggakan. Maka runtuhkan gengsi, remukkan rasa sok baik, dan kembalilah dengan hati yang hancur dan bersujud karena di pintu ampunan itulah, air mata taubat akhirnya menemukan jawaban._