28/02/2023
Gandarusa
Gandarusa yang memiliki nama ilmiah Justicia gendarussa Burm. f. merupakan jenis tanaman semak tropis yang sangat mudah dijumpai di mana pun, termasuk di pekarangan rumah [1,2,3,4].
Karena mudahnya tumbuh, cukup dengan stek batang maka siapapun dapat memperbanyak tanaman ini.
Tanaman jenis perdu yang memiliki tinggi 0,8 hingga 2 meter dan tumbuh dengan tegak ini memiliki sejumlah nama lain, yaitu [1,4] :
T[aaf]n c[uwr]u
Puli (Ternate)
Gandarusa, trus, tetean (Jawa)
Besi-besi (Aceh)
Kapanitulot (Filipina)
Bo gu (China)
Chiang phraa mon (Thailand)
Gandarisa (Bima)
Handarusa (Sunda)
Gandarusa, urat sugi, temenggong melela (Malaysia)
Ghandharusa (Madura)
Tanaman berdaun tunggal dengan bentuk lanset yang lebarnya 1 hingga 3,5 cm dengan panjang 5-20 cm ini memiliki warna hijau tua dan tampak saling berhadapan [1,11].
Tanaman ini memiliki bentuk segi empat tumpul pada batangnya dan cukup bulat.
Batangnya bercabang, berkayu dan bahkan memiliki ruas dengan warna coklat agak hitam dan mengilap.
Memiliki tepi daun yang agak menggulung keluar dengan ujung daun yang runcing, bunga dari tanaman ini tergolong majemuk dengan beberapa bulir yang terlihat menguncup.
Sejak dulu, bagian daunnya adalah yang paling sering dimanfaatkan, namun ketika dikonsumsi akan terasa getir, asam sekaligus agak pedas.
Pada bagian mahkota bunga, bentuknya adalah tabung dengan warna putih dan memiliki dua bibir.
Sementara itu, buah gandarusa berbiji empat dan bentuk buahnya bulat memanjang yang jika disentuh atau dipegang terasa licin.
Penyebaran tanaman gandarusa adalah di wilayah tropis, maka tak heran jika dapat menjumpainya lebih mudah di beberapa negara seperti Filipina, Indonesia, Thailand, Indo-China, India, Pakistan, Malaysia, Sri Lanka, hingga Indonesia [1].
Jawa, Ambon dan Ternate adalah wilayah-wilayah di Indonesia yang banyak ditumbuhi tanaman ini.
Pertumbuhan tanaman ini jauh lebih baik dengan lokasi ketinggian mencapai 1.500 meter di atas permukaan laut [1,4].
Selain dapat hidup dengan baik di pekarangan rumah, gandarusa adalah tumbuhan yang biasanya tumbuh di hutan dan tanggul sungai [1,2].
Banyak orang yang juga menanam gandarusa sebagai pagar hidup maupun menjadikannya tanaman obat [2].
Tinjauan
Tanaman gandarusa atau Justicia gendarussa Burm. f. merupakan jenis tumbuhan yang mudah dijumpai di wilayah tropis di mana untuk menanam sekaligus memperbanyaknya, metode stek dapat dilakukan.
Kandungan Gandarusa
Menurut hasil analisa fitokimia oleh Laboratorium Teknologi Pertanian Universitas Udayana pada tahun 2016, berikut ini adalah kandungan flavonoid yang terdapat pada ekstrak daun gandarusa [1,2,3].
Tannin 128,09 mg / 100gQE
Fenol 214,55 mg / 100gQE
Saponin 48,93 mg / 100gQE
Sementara itu, hasil dari studi fisikokimia terhadap sel parenkim dengan pembuluh xilem pada akar tanaman gandarusa menunjukkan [3] :
Loss on drying 10,474 %
Ekstrak larut air (water-soluble extract) 4,11 %
Ekstrak larut alkohol (alcohol-soluble extract) 0,564 %
Abu larut air (water-soluble ash) 1,528 %
Abu tidak larut asam (acid-insoluble ash) 0,099 %
Total abu (total ash) 2,990 %
Gandarusa juga diketahui memiliki kandungan-kandungan zat lain seperti berikut [1,2,3,4] :
Steroid
Alkaloid
Kuinon
Saponin
Karbohidrat
Minyak atsiri
Garam-garam dari kalium
Kalsium oksalat
Polifenol
Sterol atau triterpen
Iridoid
Kumarin
Luteolin
Flavon
Flavonol-3-glikosida
Iso orientin
Walau mengandung polifenol dan flavonoid yang tergolong sebagai sifat antioksidan, penting untuk mengetahui bahwa terdapat alkaloid yang agak beracun di dalam tanaman gandarusa [1].
Kandungan flavonoid di dalam gandarusa telah diteliti dan terbukti larut dalam lemak rupanya mampu menjadi pemutus rantai peroksidasi lipid (lemak) dengan bekerja pada membran sel [2].
Tinjauan
Kandungan polifenol dan flavonoid adalah yang paling besar karena berperan sebagai antioksidan pada tanaman gandarusa.
Manfaat Gandarusa
Karena kandungannya yang bermanfaat besar bagi kesehatan, tanaman ini dapat digunakan sebagai solusi obat bagi sejumlah gangguan kesehatan.
1. Sembelit
Bersifat laksatif, ekstrak akar tanaman gandarusa rupanya banyak digunakan untuk mengatasi susah buang air besar [1,6].
Bagi penderita sembelit atau konstipasi, tanaman ini dapat dijadikan obat pencahar alami yang membuat pergerakan di saluran pencernaan lebih optimal.
2. Arthritis
Tanaman gandarusa, terutama pada ekstrak akarnya diketahui mengandung anti arthritis sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat arthritis (radang sendi) [1,7].
Ekstrak etanol yang ada pada tanaman inilah yang membawa anti arthritis yang cukup signifikan di mana fungsi dan manfaatnya sama besar dengan aspirin.
3. Batuk, Demam dan Pilek
Gandarusa adalah tanaman herbal yang sudah sejak dulu digunakan di Bangladesh sebagai obat pilek, batuk dan demam [8].
Karena sifat antibakteri terkandung di dalam tanaman ini, maka biasanya mampu meredakan pilek serta batuk, terutama batuk berdahak.
4. Luka
Sifat antibakteri dari kandungan ekstrak chloroform, hexane dan ethanol menjadi alasan lain mengapa gandarusa juga kerap dimanfaatkan sebagai penyembuh luka [1,8].
Aktivitas bakteri yang ada pada luka akan dibasmi dengan sifat antibakteri dari tanaman ini ketika dijadikan sebagai obat.
5. Antimikroba
Selain antibakteri, gandarusa adalah tanaman bersifat antimikroba yang diketahui ampuh dalam melawan berbagai jamur dan virus, seperti [8] :
Shigella dysenteriae
Shigella boydii
Aspergillus niger
Candida albicans
Microsporum fulvum
Microsporum gypseum
Trichophyton mentagrophtes
Trichophyton rubrum
Enterococcus faecalis
Staphylococcus aureus
Staphylococcus epidermidis
Shigella flese
Streptococcus pyogenes
Sacharomyces cerevacae
Hafnia alvei
Salmonella typhi
Proteus vulgaris
Escherichia coli
6. HIV
Kandungan antivirus di dalam gandarusa telah melalui proses penelitian di mana para peneliti menemukan bahwa aktivitas anti-HIV ada pada tanaman ini [9].
Ekstrak daun gandarusa mengandung anti-HIV.
Namun, masih diperlukan pengembangan pada penelitian tersebut untuk memperoleh lebih banyak informasi ilmiah mengenai efektivitas tanaman gandarusa sebagai obat HIV.
7. Kontrasepsi Alami untuk Pria
Penelitian terhadap ekstrak tanaman gandarusa yang diyakini mampu menjadi bahan kontrasepsi alami untuk pria masih terus berlanjut sejal beberapa tahun lalu oleh para peneliti di Indonesia.
Uji praklinisnya menunjukkan hasil bahwa hewan yang diberi ekstrak gandarusa berhasil menekan pertumbuhan spermatozoa.
Penggunaan ekstrak gandarusa sebagai obat KB sudah dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Papua menurut temuan Prof. Ir. Moeso S. dan Drs. Agus P [11].
Namun rupanya, penelitian ekstrak gandarusa untuk obat KB masih diteliti lebih lanjut oleh Drs. Bambang Prayogo, Apt. dari Fakultas Farmasi di Universitas Airlangga Surabaya, Jurusan Farmakognosi.
Diharapkan penelitian gandarusa ini membuahkan hasil positif bagi industri farmasi sendiri sekaligus para pria yang ingin menggunakannya sebagai kontrasepsi.
Sebab walaupun terdapat vasektomi, metode KB pria yang keefektifannya dianggap tinggi, sayangnya hal ini merupakan salah satu jenis tindakan bedah yang mengerikan bagi sebagian besar pria
8. Asam Urat
Efek hipourisemik juga dimiliki oleh ekstrak air daun gandarusa yang diketahui sangat efektif dalam mengurangi kadar asam urat hingga 80-90%
Penggunaan secara berturut-turut ekstrak tanaman ini tanpa berlebihan dan tanpa jangka waktu panjang terbukti mampu mengatasi penyakit gout.
Ingin lebih tau mengenai tanaman obat lainnya kunjungi kami di Pasirkulon RT 01 RW 02 Karanglewas Banyumas Jateng
Google maps Tabulampot Purwokerto