14/02/2025
Rak Baca Anak
Hari itu lewat tiga hari dari jadwal. Kami ke rumah sakit, untuk tindakan ke 3 terhadap gigi anak. Jam menunjukkan pukul 8 lebih tiga puluhan menit ketika kami sampai ke lobi.
Ambil tiket untuk daftar, dapat nomor tiga puluhan. Sementara saat itu di layar sudah masuk ke nomor dua puluhan.
Dari rumah sengaja tidak membawa handphone, coba puasa dari megang layarnya.
Menunggu panggilan, kami coba mengisi waktu dengan duduk di luar ruangan antrian. Menurut pengalaman, jarak antrian belasan itu akan memakan waktu lebih dari belasan menit. Dan pada hari itu sekitar 1-2 jam.
Apa yang kami lakukan dalam jeda waktu itu? Mengamati area sekitar gedung yang banyak di isi dengan pot-pot tanaman. Ngobrol dengan teman yang sekarang bekerja di salah satu departemen rumah sakit. Tugasnya mengingatkan untuk beribadah, dan menuntunn saat kondisi pasien kritis.
Tanpa handphone, waktu lebih terasa detaknya kala menunggu panggilan nomor antrian. Mesti diisi dengan kegiatan lain, sambil sesekali ke lobi dan mengecek ke layar, sudah nomor berapa antriannya.
Lalu, setelah memastikan nomor masih jauh, kami berkeliling area rumah sakit yang boleh di jalani. Hingga pada satu titik terlihat rak buku tertempel di dinding. Sip. Langsung kami dekati dan membaca judul-judul yang ada.
Buku baru adalah buku yang belum pernah kita baca. Meski itu terbitannya sudah lawas. Yang berhasil menarik perhatian kami adalah buku tentang kecerdasan otak. Kovernya jelas kami kenali sebagai karya Andreas Kusumahadi, salah satu desainer kover terbaik yang dimiliki Indonesia.
Buku untuk pembaca dewasa, tentunya isinya hampir seluruhnya rangkaian huruf yang bergabung menjadi kata merangkai makna menjadi kalimat. Saya membawa anak, umuran SD. Mencarikan kegiatan untuk mengisi waktunya menunggu saat saya mengisi waktu membaca buku, ada pilihan. Pertama tempat bermain anak-anak yang ada, tapi tidak cocok lagi, sudah lewat umurnya. Mencarikan buku untuk dibacanya, seingat saya buku-buku yang ada di rak ini, dekat pengambilan obat, di rumah tunggu dokter anak, dan di ruang radiologi, tidak ada buku anak-anak.
Lanjut di komen.