09/07/2025
🔹 Apa itu Kapitayan?
Kapitayan adalah sebuah ajaran kepercayaan asli Nusantara (khususnya dari Jawa) yang berkembang sebelum masuknya agama-agama besar seperti Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Kapitayan bukan sekadar sistem kepercayaan, tetapi juga filsafat hidup masyarakat Jawa kuno, terutama pada masa kerajaan-kerajaan awal seperti Kuno Mataram.
🔹 Asal Usul dan Etimologi
Kata Kapitayan berasal dari kata "Taya" dalam bahasa Jawa Kuno yang berarti "kosong", "tidak berwujud", "tanpa bentuk".
Dalam ajaran ini, Taya mengacu pada Tuhan Yang Maha Esa yang abstrak, tidak bisa digambarkan, namun diyakini ada dan menjadi sumber dari segala sesuatu.
🔹 Filosofi Inti Kapitayan
Aspek Penjelasan
Ketuhanan Tuhan disebut sebagai Sang Hyang Taya – wujud yang tidak bisa dicerap oleh indra, tidak berbentuk, tidak bernama, tapi hadir dalam semua.
Manusia Manusia adalah bagian dari kosmos. Hidup harus dijalani dengan selaras terhadap alam, leluhur, dan Tuhan.
Ritual dan Etika Tidak menyembah patung/dewa-dewi, tapi memuja dengan sembah dan semedi (kontemplasi) untuk menyatu dengan Sang Hyang Taya.
Kebajikan Hidup dijalani dengan laku, yaitu tindakan-tindakan spiritual dan etis seperti tapa, brata, semedi, dan menjaga harmoni.
Kosmologi Alam semesta dianggap sebagai bagian dari energi hidup universal. Segala sesuatu saling terhubung.
🔹 Konsep Utama dalam Kapitayan
1. Sang Hyang Taya
→ Tuhan yang maha gaib, nirguna (tanpa sifat), nirrupa (tanpa bentuk).
2. Sembah Raga & Sembah Jiwa
→ Praktik sembah dilakukan tidak hanya secara lahiriah (jasmani) tapi juga secara batin (rohani).
3. Semedi
→ Proses kontemplasi untuk menyatu dengan kesadaran ilahi dan memahami hakikat diri.
4. Sangkan Paraning Dumadi
→ Filosofi tentang asal-usul dan tujuan hidup manusia: dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan.
🔹 Nilai-Nilai Filsafat Kapitayan
Nilai Makna
Monoteisme Abstrak Tuhan satu, tapi tidak terjelaskan secara material.
Kesadaran Diri Menyadari hubungan antara diri, alam, dan Sang Hyang Taya.
Keselarasan Harmoni dengan alam, sesama, dan spiritualitas sangat penting.
Etika Laku Praktik hidup bersih lahir-batin, melalui pengendalian nafsu, olah rasa, dan meditasi.