18/09/2024
HUKUM DAN KEILMIAHAN TERAPI KALAJENGKING
HUKUM DASAR
Sebelum berbicara tentang hukum sesuatu, kita harus menentukan terlebih dahulu apakah itu adalah suatu bentuk peribadatan ataukah suatu perkara dunia semata.
Sebab, jika termasuk peribadatan, maka akan ada kaidah bahwa tidak boleh melakukan apapun kecuali ada dalil Wahyu yang membolehkannya.
Sebaliknya, jika merupakan perkara dunia semata, maka berlakulah kaidah "selama tidak ada dalil Wahyu yang tegas melarangnya, maka perkara dunia tersebut adalah halal"
Tentu saja dalam persoalan ini, yang benarnya persoalan pengobatan adalah persoalan dunia semata. Itu adalah dasar dalam pengobatan. Hanya persoalan dunia semata. Sehingga, banyak pengobatan-pengobatan yang tidak pernah ada dalil wahyu yang mengajarkan pengobatan itu, hukumnya adalah boleh. Misalnya, pengobatan dengan laser, transplantasi, obat kimia sintetis, dsb.
BAGAIMANA DENGAN BISA KALAJENGKING
Setelah kita mengetahui bahwa pengobatan adalah perkara dunia, maka untuk mengharamkan suatu perkara dunia, kita perlu suatu alasan. Atau, lebih akrab dengan istilah dalil syariah.
Kesimp**annya, berikut hal-hal yang mungkin digunakan untuk menjatuhkan hukum haram terhadap terapi kalajengking. Berikut alasan-alasannya:
1. berbahaya
2. Nabi صلى الله عليه وسلم saja berobat dari sengatan kalajengking, bukan malah berobat dengan racun kalajengking
3. hewan yang diperintah untuk dibunuh
4. haram dimakan
5. terjadi perbedaan pendapat atau ketidakjelasan di kalangan ahli kesehatan soal manfaat racunnya.
BENARKAH KALAJENGKING BERBAHAYA
Nah, meski rasanya sudah menjadi perkara yang dimaklumi, kenyataan malah menunjukkan sebaliknya.
Dari +2000 jenis (spesies) kalajengking, hanya -50 jenis saja yang menyandang Predikat Mematikan. Itupun, maksud dari Predikat Mematikan disini adalah yang paling banyak menyebabkan kasus kematian JIKA dibandingkan dengan kalajengking jenis lainnya. Juga, nyatanya orang yang disengat kalajengking paling mematikan di dunia, yaitu Deathstalker ataupun Red Indian Scorpion, jauh lebih banyak yang tidak meninggal dunia. Ini adalah rahasia umum di tengah penghobi kalajengking.
NABI صلى الله عليه وسلم SAMPAI MENGHENTIKAN SHALATNYA KARENA DISENGAT KALAJENGKING
Sudah umum di tengah penghobi kalajengking, bahwa memang ada perbedaan yang sangat jauh antara kalajengking gurun dan kalajengking hutan/tanah. Kalajengking gurun memiliki tingkat bisa mulai dari menengah hingga atas. Adapun, kalajengking hutan atau tanah maka rata-rata tingkat bisanya adalah menengah hingga rendah.
Kuat dugaan bahwa yang menyengat beliau adalah kalajengking gurun, tentu.
Lagi p**a, adanya kemiripan dari segi fisik ataupun bahkan dari segi ilmu silsilah kekeluargaan hewan, itu tidaklah menunjukkan akan samanya hukum. Biawak yang ada di Indonesia hukumnya haram dimakan. Sementara, biawak padang pasir atau yang disebut dengan dobb, hukumnya halal.
Juga, beberapa hewan darat yang haram tetapi ketika hewan tersebut memiliki 'saudara' kembar di lautan, maka hukumnya halal. Misalnya, siput, cacing laut (tembuluk), dan lain-lain.
Semua kalajengking Indonesia, tidak ada yang memiliki bisa (racun) level tinggi. Dan dugaan kuat, orang yang sampai drop atau demam setelah disengat kalajengking Indonesia, sebabnya adalah takut yang berlebihan. Jangankan disengat kalajengking, bahkan temani istri belanja saja kadang membuat seseorang lelah, mengalahkan lelahnya main sepak bola.
BUKANKAH NABI MEMERINTAHKAN UNTUK MEMBUNUH KALAJENGKING
Meski asalnya menunjukkan kewajiban, tetapi terkadang perintah agama menunjukkan sekedar anjuran. Namun, jika kita memperhatikan sebagian hadis, di situ disebutkan bahwa kalajengking adalah hewan yang fasik atau berbahaya. Dan terkadang Nabi shallallahu alaihi wasallam berbicara sesuai dengan kondisi setempat. Seperti saat menyebutkan kiblat penduduk Madinah.
Dengan banyaknya jenis kalajengking dan yang berbahaya rata-rata hanya tinggal di gurun, maka memang perlu dikaji atau diajukan kepada para ahli fikih apakah perintah untuk membunuh kalajengking mencakup 2000 lebih jenis kalajengking.
Di sini kita tidak ingin memaksakan diri untuk menjawab pertanyaan di atas. Tetapi, pada akhirnya, yang benarnya adalah membunuh kalajengking hanya dalam kategori sunnah. Bukan wajib yang bilamana tidak dilakukan maka seorang berdosa.
Dan ketika hukumnya adalah sunnah, sementara, membantu orang lain hukumnya sunnah dan bisa menjadi wajib, maka tentu lebih didahulukan membantu orang lain. Tidak berarti harus gratis. Semakin penting perkara membantu kesehatan orang lain, terlebih jika kita melihat banyak orang yang gagal saat diuji dengan sakitnya. Ada yang datang ke dukun. Ada yang berobat dengan konsumsi yang haram dimakan.
HARAM DIMAKAN TETAPI TIDAK NAJIS SEHINGGA BOLEH ADA DI BADAN KITA
Kalau lah yang kita bicarakan adalah memakan kalajengking, atau menyangrai untuk dijadikan kopi, maka benar keharamannya.
Namun, yang dibahas di sini adalah menggunakan sengatannya untuk terapi.
Barangkali, kita bisa melihat pada kasus memasukkan sesuatu dalam badan dalam bentuk infus. Banyak dari ulama masa ini menjelaskan, jika infus berfungsi sebagai pengganti makanan, maka infus membatalkan puasa karena dianggap makan dan minum.
Adapun, jika infus tidak berfungsi sebagai pengganti makanan, maka tidak batal puasa kita.
Padahal, dimaklumi bahwa infus yang mana pun mengalir di darah. Darah merupakan tempat makanan atau nutrisi kita. Tetapi ketika infus tidak berfungsi pengganti makanan, maka tidak batal puasa walau infus dimasukkan pada aliran nutrisi.
Lalu, bagaimana lagi dengan sengatan kalajengking? Sangat jelas, ketika sengatan kalajengking terkait dengan 'kabel-kabel' saraf, bukan aliran darah, maka sengatan kalajengking tentu tidak bisa dianggap makan dan minum.
Lintah yang memasukkan enzimnya (hirudin) ke dalam aliran darah, dibolehkan oleh ulama, seperti dalam madzhab Syafi'i. Mereka mengharamkan memakan lintah, namun membolehkan terapi menggunakan lintah. Maka, tentu terapi kalajengking mesti lebih halal lagi.
APAKAH BERMANFAAT DAN TIDAK MEMILIKI BAHAYA SELANJUTNYA
Dari segi sains kedokteran modern, sudah sangat banyak penelitian, jurnal, dan lainnya, yang menunjukkan potensi besar racun kalajengking sebagai obat untuk banyak penyakit yang di antaranya belum ditemukan obatnya.
Soal bahaya di kemudian hari, mesti anda tahu bahwa terapi kalajengking memiliki fakta empiris, di mana tetapi ini telah dilakukan dalam waktu yang lama di beberapa tempat. Seperti: Cina, Kuba Amerika Selatan, dan ada beberapa catatan dalam sejarah Arab.
As Safārīni berkata dalam kitan Ghidzāul Albāb:
" ولدغت إنسانا به الفالج فعوفي وخلص منه . وربما صحت الأحساد بالعلل "
Dan kalajengking pernah menyengat seseorang yang padanya ada penyakit lumpuh. Lalu, dia pun diberi kesembuhan dan dia pun benas darinya (lumpuh). Terkadang, badan jadi sehat oleh sebab penyakit (rasa sakit).
Sehingga ini cukup menjadi bukti bahwa racun kalajengking secara umum aman. Meskipun tetap harus ada SOP, namun semua pengobatan juga memiliki aturan.
Bahkan, bedah yang jelas efek samping berupa kekurangan darah dan lainnya, tetap dilaksanakan oleh kedokteran modern.
Maka, tentu fakta empiris di atas lebih didahulukan dari pada ketakutan yang tidak berdasar. Kalau ada yang menyatakan racun kalajengking kebanyakannya berbahaya, maka dia wajib datangkan bukti. Sebab, bukti wajib diberikan oleh yang mengklaim/menuduh.
Berikut delapan manfaat racun kalajengking secara umum, dalam penelitian sains kedokteran modern:
Anti jamur, anti kuman, anti bakteri, anti virus, anti kanker, analgesik, bradikinin, imuno supressive.
DALAM MEDIS TRADISIONAL
Dalam pengobatan tradisional Arab, racun kalajengking bermanfaat untuk Al Quwwah An Nafsāniyyah alias Kemampuan Kejiwaan (saraf dll), yang merupakan 1 dari 4 kemampuan dasar tubuh, yang juga kemudian menjadi panas dalam tubuh. Panas dalam tubuh biasa diartikan metabolisme.
Dalam pengobatan tradisional Cina, mirip dengan Api Ginjal. Yang kemudian mengaktifkan organ imajiner yang disebut dengan Tiga Pemanas.
Meski tidak banyak kami ketahui dari ilmu Pengobatan India alian Ayurveda, tetapi yang sering ditekankan dalam Ayurveda adalah bahwa apa yang terjadi di alam juga terjadi pada diri kita. Alam adalah makrokosmos dan diri kita adalah mikrokosmos. Racun kalajengking seperti matahari, yang merupakan energi panas yang sangat berperan penting bagi kehidupan di bumi. Matahari menyebabkan fotosintesis pada dedaunan sehingga kita bisa bernapas. Dengan sinar matahari, kelembaban dapat dihindari sehingga tidak mencegah jamur dan hal negatif lainnya yg dapat muncul bila tidak ada matahari.
TERAPI LEBAH DAN TERAPI LINTAH
Kalajengking, lebah, lintah, adalah hewan yang haram dimakan. Namun, jauh lebih ringan persoalan dalam terapi kalajengking.
Sebab, terapi lebah menyebabkan 99% lebahnya mati. Sementara, lebah haram dibunuh. Sehingga, yang terjadi pada terapi lebah adalah kita membunuh hewan yang diharamkan untuk dibunuh. Sementara, di terapi kalajengking, kita hanya tidak membunuh hewan yang disunnahkan untuk dibunuh.
Terapi lintah jauh lebih berat, sebab ada enzim lintah yang masuk dalam aliran darah.
Wallāhu a'lam