Dunia Anak dan Pengasuhan

Dunia Anak dan Pengasuhan Toko buku Islami
Jln prof soetami km 25 Rangkas bitung Lebak Banten

SENYUM Yuuuk.. karenaa.. Tersenyum bisa menurunkan emosi pada diri manusia, karena otot pada p**i akan menghentikan alir...
21/08/2021

SENYUM Yuuuk.. karenaa..

Tersenyum bisa menurunkan emosi pada diri manusia, karena otot pada p**i akan menghentikan aliran oksigen ke otak, sehingga otak menjadi dingin, dan menghasilkan zat serotonin untuk meredam emosi

Jangan pelit senyum sama anak anak ya aybuuuund..

MENDETEKSI POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI RAPOR SEKOLAH-Tips bagi orangtua cara membaca Raport sekolah-             ✏✏✏...
19/12/2020

MENDETEKSI POTENSI KECERDASAN ANAK MELALUI RAPOR SEKOLAH

-Tips bagi orangtua cara membaca Raport sekolah-
✏✏✏✏✏✏✏✏
Ayah bunda yang dirahmati oleh Allah,
Bulan Desember adalah penerimaan raport buat para putra-putri kita.
Kami ikut bahagia di hari yang penuh ceria ini, dan ijinkan kami berbagi tips buat bapak/ibu semua.

tips berikut barangkali memiliki sudut pandang yang mungkin berbeda. Namun jika perspektifnya sama, alhamdulillah.

Yg utama semoga bermanfaat untuk kita semua.

Raport adalah Progress Report Pembelajaran laporan perkembangan ananda selama satu semester dalam menempuh seperangkat materi pelajaran dan BUKAN hasil akhir

Oleh karenanya saat menerima raport lakukan hal2 berikut :

1. Tutup raport terlebih dulu !. Tanyakan kpd ananda Pelajaran apa yg ia s**ai dan siapakah guru yg ia s**ai.

Ini akan berpengaruh terhadap nilai di dalam raport.

Belajar adalah hasil kerja mental emosional (EQ) yg kemudian mengarahkan kemampuan kognitif nya (IQ) untuk meresponnya untuk memperoleh nilai2 belajar.

2. Buka raport.. Fokus kepada nilai TERTINGGI yg ada di raport.

Coba cek adakah signifikansi dg pelajaran yg diminati anak dan guru nya yg dia s**ai.

Sekali lagi
FOKUS lah kepada NILAI TERTINGGI karena disitulah KELEBIHAN ananda. Itulah Anugerah terindah dari Allah SWT yg diberikan. Terima dan Syukuri !

Berikan senyuman dan ucapan dg kalimat yg berisi pujian, apresiasi dan penghargaan dg tulus kpd ananda atas prestasinya.

3. *Perhatikan nilai nilai yg tertinggi dan nilai nilai pelajaran yg rendah.*

Perhatikan pembagian secara sederhana untuk memudahkan memetakan Oka (otak kanan) dan Oki (otak kiri)

kelompok pelajaran otak kiri (matematika, IPA/sains, fisika, kimia, biologi, teknik dll)

Otak Kanan ( bahasa, seni,IPS...)

Jika Ananda dominannya di Oki maka arahkan nantinya ke jurusan sesuai bidang Otak kiri. Demikian sebaliknya.

Raport Ini juga bermanfaat u deteksi kecerdasan sekaligus penjurusan !!!

Jangan sekali kali memaksakan anak yg dominan di pelajaran otak kanan, misalnya, untuk kuliah / sekolah menengah di jurusan golongan otak kiri semisal Matematika, IPA , kedokteran, teknik dll .

Selain kasihan kepada anak, karena menjadi beban, juga kecerdasan anak memang bukan disitu,akhirnya hasilnya/prestasinya menjadi kurang maksimal.

4. Tanyakan kepada ananda, nilai pelajaran apa yg rendah, mengapa bisa terjadi dan bagaimana solusinya untuk selanjutnya !

Ini sekaligus berguna bagi penguatan fondasi jiwa dan mental anak.

Melatih anak agar ia menerima diri apa adanya. Memaafkan diri dan ikhlas atas kekurangan kita sbg hamba Allah yg lemah, kurang, sehingga memotivasi diri untuk memperbaiki.

Kecerdasan spiritual (SQ) dan keimanan yg kokoh dibangun dg melihat diri bahwa manusia memiliki sekian banyak KELEBIHAN sekaligus KELEMAHANNYA...!

Maka latihlah ananda untuk belajar menerima diri apa adanya.

5. Jangan sekali kali MEMBANDING BANDINGKAN dg anak lain! Karena anak anda adalah unik, berbeda dan HANYA SATU DI DUNIA tidak ada duanya.

Allah sdh memberi Fitrah terbaik !
bakat, minat, kecerdasan, modalitas belajar dan potensi yg khas yg berbeda dg anak lain.

So Jangan dibandingkan !!! Karena putra putri Anda Tidak ada bandinganya.

Tulisan dari sahabat berikut ini juga layak untuk diperhatikan :

1. BERHENTILAH anda memamerkan ranking putra-putri anda!

Yang TERPENTING dari Pendidikan itu BUKAN ranking.

Hakekat dari pendidikan itu adalah menjadikan anak anda:
• mencintai aktivitas membaca untuk mencari pengetahuan
• bisa berpikir logis
• tahu nilai-2 benar & salah
• mampu mengembangkan bakatnya, dan
• punya semangat juang untuk mewujudkan apa yang dia inginkan secara disiplin & konsisten.

2. BERHENTILAH anda menjadikan ranking putra-putri sebagai kunci dari keberhasilan !
Ketika kita menjadikan ranking sebagai bukti keberhasilan pada anak kita, dampak terbesar adalah pada titik itulah kita berfokus. Kenyataannya TIDAK !!

• Saat anak anda mencintai membaca maka mereka menguasai banyak pengetahuan, tidak peduli apakah mereka punya ranking baik atau buruk.

• Saat anak anda bisa bepikir logis maka mereka akan mampu membangun visi dan impian mereka. Visi dan impian mereka itu tidak bisa dinilai per semester atau per semester untuk diperbandingkan antara anak satu dengan anak lainnya.

• Saat anak anda tahu mana nilai yang benar dan mana yang salah maka mereka akan punya integritas

• Saat mereka mengenal bakat mereka yang sesungguhnya maka mereka akan mampu menghasilkan karya dan dedikasi yang terbaik

• Saat anak anda punya semangat juang maka itulah kunci sejatinya kesuksesan hidup.
Dan ini semua tidak bisa diranking.

Jika anda fokus pada ranking maka anda akan kehilangan nilai-nilai yang hakiki dalam pendidikan.

Kalau anda harus kompromi dengan sistem pendidikan sekolah maka “kompromi” anda adalah, usahakan anak anda SELALU naik kelas dan bergairah menjalani aktivitas sekolahnya.

Terakhir,
Maknai nilai raport anak anda *HANYA* sebagai *SALAH SATU* indikator untuk tahu mana titik lemahnya, mana titik unggul ...

Semoga dg raportan yg bapak ibu terima, semakin memotivasi untuk tumbuh kembangnya potensi dan kecerdasan serta bakat minat ananda !

Raportan bukan Raport Amal Baik dan Buruk Hari Akhir, bukan!!!

Buku Raport ananda bukan catatan amal baik dan buruk hari akhir nanti, yg tidak bisa diperbaiki.

Raport bukan hasil akhir, ia adalah catatan hasil belajar ananda yg masih bisa dievaluasi dan diperbaiki !

Semoga Alloh menganugerahkan kesolehan dan berkenan mencerdaskan anak kita semua, yg mana kecerdasannya itu dijaga oleh Nya.
Aamiin.

*Semoga bermanfaat*😊

Personality Genetik
Bakat Alami
# Tes Bakat Sidik Jari Genetik STIFIn

RENUNGAN PAGITugas ibu membacakan kisah. Baca, baca dan bacakan saja. Wahai ibu, jaga lisan kita, tahan amarahmu, ucapan...
27/08/2020

RENUNGAN PAGI

Tugas ibu membacakan kisah. Baca, baca dan bacakan saja.
Wahai ibu, jaga lisan kita, tahan amarahmu, ucapanmu adalah doa bagi anakmu.

Seorang ibu, mampu merubah dunia. Dengan memelihara habit, mengkondisikan dan mencontohkan kebiasaan-kebiaasaan yg baik kepada anak-anaknya.

Seorang ibu pengubah mindset. Maka jadilah ibu yg baik.

Bagaimana dg ayah? Ayah adalah seorang pelindung yg hangat di tengah keluarganya.

Ayah sosok yg tangguh namun dekat pada anak-anaknya. Wahai ayah, bermainlah dengan anak-anakmu. Jadikanlah pelukanmu sebuah hal yg selalu dinanti anak-anakmu.

Celakalah-celakalah, bila sosok orangtua hanya menjadi SOSOK ORANGTUA yg DITAKUTI oleh anak-anaknya.

Rasullullah saja tidak pernah marah pada Anas bin Malik, ketika Anas lupa menjalankan perintah Rasulullah, hanya dua kalimat yg Rasulullah sampaikan, "apa yg kau lakukan Anas dan kenapa tidak kau lakukan Anas?"

Tirulah pola asuh Rasulullah. Kekasih Allah. Bila telah kita lakukan seruan Rasulullah, maka rindukanlah surga, ketika anak-anak sholeh kita kelak mempersembahkan mahkota indah yg terbuat dari cahaya, hadiah dari Allah karena berhasil mendidik anak-anak yg sholeh.

"Bunda Neno Warisman"



Ayo Persiapkan Masa Aqil Baligh Anak Kita.. Sebagai seorang ibu yang memiliki anak usia menuju baligh, saya udah mulai k...
25/08/2020

Ayo Persiapkan Masa Aqil Baligh Anak Kita..
Sebagai seorang ibu yang memiliki anak usia menuju baligh, saya udah mulai ketar ketir, khawatir..
Karena masa baligh berarti, masa dimana hawa nafsu seksualitasnya teraktivasi..
Persiapan ilmu yang harus mulai dibekali pada anak usia ini, udah harus mulai diselempangkan..
Sedangkan teraktivasinya hawa nafsu (baligh), berarti juga harus dibarengi dengan teraktivasinya. akal (aqil).
Karena jangan sampe, saat balighnya datang, Aqilnya belum teraktivasi dengan baik..
Banyak sekali dizaman ini, anak yang sudah baligh secara fisik, tapi tidak dibarengi dengan Aqil..
Padahal sejatinya Aqil dan Baligh tak boleh terpisahkan..
Tak terbayang, jika masa baligh anak tak kunjung dibarengi dengan akal..
Maka anak, akan mudah dikuasai hawa nafsu nya..
Saat anak menghadapi masa baligh, berarti mereka sudah mulai siap berreproduksi..
Sudah mulai merasakan pengaruh hormon dalam tubuhnya, yang pasti akan membuat mereka bingung dengan apa yang mereka rasakan.
Kecenderungan dorongan seksual sudah akan mulai mereka rasakan..
Dan kalo tak kita persiapkan ilmunya dari sekarang, bagaimana mereka menghadapi itu..?
Mereka akan cari tau sendiri kondisi mereka melalui teman, atau siapapun yang bisa menjawab keluhan mereka..
Aqil yang diartikan dengan teraktivasi nya akal, sangat penting untuk digunakan sebagai pengendali, agar manusia dapat memilih jalan yang baik bagi diri dan lingkungannya.
Sesuai syari'at yang sudah ditetapkan Allah swt.
Mengapa, persiapan masa baligh menjadi sangat penting?
Karena dalam syari'ah, baligh bisa dikatakan jalan dosa.. dan Aqil dikatakan sebagai jalan pahala..
Dalam arti, jika tanpa akal.. bukan tak mungkin anak akan mudah mengikuti hawa nafsu seksualnya.. maka dengan demikian, anak sudah mengambil jalan dosa.
Karena tanpa akal kita tidak akan perduli dengan syarat halalnya.
Bukan hanya itu..untuk mengatasi dorongan seksual yang belum mereka fahami, kecenderungan yang terjadi adalah, mereka mencari solusi dengan bergaul, atau bahkan menjadi sangat pendiam dan mengurung diri dikamar..
Bahaya nya..jika anak kita dibiarkan berselancar di dunia maya..maka entah apa yang akan mereka selami..
Tanpa akal..tanpa bimbingan orang tua.. tanpa kelekatan batin dengan orang tuanya..
Bukankah sudah banyak kita dengar, tonton melalui berita, anak sd membuat video porno..menghamili temannya, dan banyak lagi berita yang membuat kita bergidik ngeri akhir akhir ini..
Maka kelekatan antara orang tua dan anak menjadi sangat penting..
Disitu anak akan bisa terbuka dengan apa yang mereka rasakan..
Mulai merasakan s**a pada lawan jenis..mulai merasakan dorongan hormon yang bergejolak..
Kita sebagai orang tua, sudah harus mulai aware dengan kondisi masa baligh anak..
Karena dimasa ini, anak akan mulai memiliki pendapatnya sendiri, jika kita tak melekatkan diri dan memberikan persiapan ilmu..
Pada masa baligh ini.. anak akan mulai merasa dewasa, walaupun Aqil belum kunjung tiba..
Maka, jangan menunggu masa baligh tiba untuk mempersiapkan Aqilnya..
Persiapkan sedini mungkin Aqilnya, agar pada saatnya nanti, mereka sudah bisa menempatkan diri dengan hukum Allah swt..
Berikan anak pengertian tentang apa itu baligh..konsekwensi apa yang akan dihadapi pada masa itu..
Bahwa, sejak masa baligh, hukum Allah swt mulai tegak..

Kenalkan mereka dengan Risalah Allah..
Jangan mempersiapkannya dalam semalam..
Jangan biarkan mereka menghadapinya sendiri..
Karena mereka akan menempuh perjalanan panjang yang akan sangat menguras emosi, jika tak kunjung mencapai AQIL..
Jika kita mempersiapkan dari jauh hari..insyaa Allah, perjalanan menuju Aqil tak akan terlalu menguras emosi setelah masa baligh..
Yuk.. ayah.. bunda.. persiapkan masa Baligh anak agar juga mencapai Aqilnya..
Jangan biarkan mereka galau dengan BALIGHnya, tanpa bimbingan untuk mencapai AQIL.
Kita cari tau ilmunya, agar kita bisa membimbing mereka mencapai masa Aqil dan Baligh..
Jangan selalu menganggap mereka sebagai anak kecil yang belum tau apa apa..
Persiapkanlah..
Selamat Belajar..

23/08/2020
10 SIKAP ORANGTUA YANG DIBENCI ANAKOleh: Kak Eka Wardhana, Rumah Pensil Publisher Ayah dan Bunda, sebagai orangtua kita ...
04/07/2020

10 SIKAP ORANGTUA YANG DIBENCI ANAK
Oleh: Kak Eka Wardhana, Rumah Pensil Publisher

Ayah dan Bunda, sebagai orangtua kita harus banyak sekali mawas diri nih. Sebab, salah asuh dikit, bukannya membuat anak tambah baik, malah jadi menjauh. Wah gawat d**g ya...

Nah, mengutip artikel dari Ayushee Bansal, berikut ada 10 sikap orangtua yang dibenci anak dan malah membuat mereka bertambah jauh. Simak ya...

1. Peraturan yang Terlalu Ketat dan
Seringnya Mengomeli Anak
Anak membenci sikap orangtua yang memiliki peraturan terlalu keras ditambah hukuman atau omelan bila anak tak mampu memenuhi peraturan tersebut. Omelan dan pukulan yang terlalu sering membuat anak merasa hidupnya tidak aman dan justru menjadi tidak s**a pada orangtuanya sendiri.

2. Tidak Memberi Perhatian dan Waktu
Karena sibuk bekerja, orangtua masa kini tak lagi punya waktu untuk bermain, memberi perhatian, menjadi teman, bahkan sekadar berbicara cukup pada anak.

3. Tidak Memenuhi Tuntutan Anak
Adalah wajar bila punya keinginan, anak akan mencari orangtuanya. Secara fitrah manusia akan rela hati memenuhi keinginan orang yang dicintainya. Nah, bila orangtua lebih sering menolak keinginan anak walaupun keinginan itu mampu dipenuhi dan wajar, maka akan retaklah rasa cinta anak pada orangtuanya.

4. Bertengkar dengan Pasangan
Bila orangtua bertengkar di depan anak, anak-anak sering mencoba menjadi penengah untuk meredakannya. Karena belum banyak tahu masalah orang dewasa dan takut terjadi hal yang buruk, anak sangat benci melihat orangtuanya saling bertengkar.

5. Over Proteksi dan Terlalu Perhatian
Perlindungan dan perhatian berlebihan akan membuat anak merasa aktivitas dan kebebasannya dibatasi, jadi mereka tidak s**a perlakuan seperti ini.

6. Pilih Kasih
Bila orangtua lebih menunjukkan kasih pada saudaranya, anak merasa bahwa ia ditolak. Timbullah rasa iri dan cemburu, bahkan bisa menimbulkan rasa benci pada orangtua.

7. Kesenjangan Generasi: Sulit Menerima Hal Baru
Perbedaan budaya, gaya hidup dan teknologi ternyata harus diadaptasi oleh orangtua. Bila tidak, orangtua akan terkesan kolot dan bisa jadi banyak salah persepsi tentang maksud anak. Bila berlarut-larut, hal ini akan menimbulkan pertengkaran dan membuat anak menjauh.

8. Standar Ganda
Anak tidak s**a bila orangtua mengatakan apa tetapi melaksanakan yang lain. Atau orangtua berjanji tapi tak menepati. Intinya orangtua harus menepati apa yang dikatakannya pada anak.

9. Memaksa untuk Anak Sempurna
Kadang orangtua memaksa anak untuk tampil sempurna demi gengsi mereka sendiri, bukan demi masa depan anak itu sendiri. Hal ini akan membuat anak membenci orangtuanya sendiri.

10. Menolak Keinginan Anak dan Memaksakan Keinginannya Sendiri
Orangtua yang seperti ini biasanya mempunyai keinginan yang belum tercapai dan memaksakan agar anak memenuhi keinginannya itu. Bahkan segala sesuatu tentang pendidikan, dan masa depan anak diputuskan sendiri oleh orangtua. Hal ini bisa membuat anak akhirnya membenci orangtuanya sendiri.

Salam Smart Parents.

Yang Terhormat Para Orangtua Galau (repost)Tak perlulah kau tanyakan keshalihan anak anakmuKarena mereka lahir dengan me...
13/05/2020

Yang Terhormat Para Orangtua Galau

(repost)

Tak perlulah kau tanyakan keshalihan anak anakmu
Karena mereka lahir dengan membawa fitrah keimanan
Maka..
Tanyalah sebarapa banyak kau sucikan jiwamu dan seberapa besar ghirahmu pada alHaq untuk mendidik fitrah mereka

Tak perlulah kau risaukan anak anakmu masuk neraka atau syurga
Karena semua anak yang Allah wafatkan sebelum AqilBaligh sudah pasti di syurga
Maka..
Tanyalah seberapa pantas dirimu untuk mendidik makhluk syurgawi ini

Tak perlulah kau bimbangkan ketangguhan belajar anak anakmu
Karena semua anak sejak lahir adalah saintis, sebagai bekal fitrah berinovasi seorang Wakil Tuhan di muka bumi
Maka..
Tanyalah seberapa semangat dirimu membersamai kehausan mereka belajar tanpa menjejalkan

Tak perlulah kau khawatir tak mendapatkan cinta tulus anak anakmu
Karena semua anak pada fitrahnya adalah pencinta sejati dan makhluk paling setia
Maka..
Tanyalah seberapa besar kau mencurahkan cintamu kepadanya dengan tulus tanpa syarat

Tak perlulah kau cemaskan kelak anak anakmu menjadi apa dalam peradabannya
Karena semua anak sudah Allah instal fitrah bakat atau potensi uniknya masing masing yang kelak jadi peran peradaban mereka
Maka..
Tanyalah seberapa ikhlash dirimu menghargai sifat unik mereka dan tidak tergesa melabelkan atau menghilangkannya

Tak perlulah kau gusarkan apakah kelak anak anakmu menjadi lelaki sejati atau perempuan sejati, ayah sejati atau ibu sejati
Karena pada fitrah gendernya, Allah hanya menciptakan fitrah lelaki dan fitrah perempuan
Maka..
Tanyalah seberapa dekat dan seberapa banyak hadir dirimu ayah dan dirimu bunda membersamai ananda sampai AqilBaligh

Tak perlulah kau begini dan begitu, apalagi lebay obsesif atau lalai pesimis, namun tetap rileks dan optimislah

Tuhanmu telah berikan hikmah yang banyak kepada para orangtua sepanjang sejarah karena telah mensyukuri fitrah anak anaknya

Lupakah kau pada Luqmanul Hakim?

"Sungguh sungguh telah Kami berikan Luqman Hikmah atas Kesyukurannya"

Maka banyaklah bersyukur atas fitrah dirimu dan fitrah anak anakmu, agar engkau bisa banyak bershabar dan mendapat hikmah yang banyak dalam mendidik.
Maka jangan galau dan panik, jangan banyak sedih dan gelisah, rileks dan optimislah

Lantunkan doa yang biasa dipanjatkan Nabi SAW berikut ini setiap pagi dan petàng

Wahai Allah,
Aku berlindung kepadaMu
dari sedih dan gelisah
dari kemalasan dan ketidakbecusan
dari pelit dan pengecut
dari dililit hutang dan ditindas orang

"Tetaplah pada Fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atas fitrah itu. Tiada perubahan atas Fitrah Allah"

Salam Pendidikan Peradaban

Ustadz Hari Santosa


5 LANGKAH MENINGKATKAN AQIDAH ANAK LEWAT KEJADIAN CORONAOleh: Kak Eka Wardhana, Rumah Pensil Publisher Ayah dan Bunda, s...
17/03/2020

5 LANGKAH MENINGKATKAN AQIDAH ANAK LEWAT KEJADIAN CORONA

Oleh: Kak Eka Wardhana, Rumah Pensil Publisher

Ayah dan Bunda, saat virus Corona mewabah sehingga anak-anak diliburkan dan banyak orangtua bekerja dari rumah seperti ini, yuk jadikan keadaan ini menjadi hikmah. Bukan hikmah biasa, tapi yang kita incar hikmah luar biasa: meningkatnya aqidah anak-anak!

Caranya?

Dari sekian banyak cara, inilah beberapa langkah meningkatkan aqidah anak saat Corona merebak:

1. Tekankan pada anak bahwa virus Corona dan semacamnya terjadi karena izin dan kehendak Allah Ta’ala jua. Kelak bila virus ini mereda, ini juga merupakan izin, kehendak dan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

2. Dekatkan anak dengan Nabi Muhammad Shalallaahu ‘alaihi wassalam dengan menyampaikan beberapa hadis terkait dengan terjadinya wabah. Misalnya hadis dari Shahih Muslim yang menyampaikan dua hal, yaitu bahwa wabah adalah peringatan dari Allah untuk menguji hamba-Nya dan sikap muslim terhadap wabah: jangan pergi ke daerah wabah, namun bila berada di tempat itu, jangan lari dari daerah wabah.

3. Ajarkan bahwa inilah kemuliaan Islam tentang kebersihan. Corona terjadi karena dilanggarnya aturan tentang kebersihan, termasuk memakan makanan kotor dan diharamkan. Sampaikan juga bahwa berwudhu setiap saat adalah upaya yang baik untuk menjaga kesehatan.

4. Berikan pemahaman benar tentang takdir. Sebab banyak orang yang bilang dengan yakin: “Mau aku datang ke keramaian atau tidak, kena Corona mah takdir dari Allah”. Sampaikan sikap sahabat Nabi yang mulia: Umar bin Khattab, saat ditanya karena menghindari wabah Thaun di Syam. Ketika itu Umar radiyallaahu anhu berkata, “Saya lari dari takdir Allah (terkena Thaun) ke takdir Allah yang lain (selamat dari Thaun karena menjaga diri)...”

5. Isi waktu luang yang lebih banyak saat anak libur dan orangtua ada di rumah dengan membacakan kisah-kisah Islami kepada mereka. Tak ada cara yang lebih baik untuk menanamkan karakter selain dua hal ini: memberi anak-anak teladan, dan menginspirasi kalbu mereka dengan kisah-kisah yang baik.

Selamat mencoba. Salam Smart Parents!

Tiada Anak Nakal Setiap Anak lahir dengan membawa benih kebaikan (innate goodness), itulah fitrah. Para Ulama menyebutny...
12/02/2020

Tiada Anak Nakal

Setiap Anak lahir dengan membawa benih kebaikan (innate goodness), itulah fitrah. Para Ulama menyebutnya innately predisposed to know God and to do Good, secara bawaan sudah diberi sifat untuk mengenal Tuhan dan melakukan kebaikan.

Bahkan ada ulama yang menyebut, bahwa fitrah adalah sifat, karakter, konstitusi, kondisi, yg Allah persiapkan untuk menerima Dien atau Kitabullah.

Mustahil Allah ciptakan manusia, yg diberi beban amanah Dienullah, namun tak diberi kemampuan memikul beban itu sejak lahir. Begitulah fitrah.

Tugas Orangtualah untuk merawat, membersamai, membangkitkan, menguatkan fitrah anak anaknya sesuai tahapannya dipandu Kitabullah sehingga tumbuh indah sempurna dan berbahagia serta mencapai maksud penciptaan dan misi nya sebagai Khalifatullah

Maka tiada anak yang Salah Gaul, yang ada adalah Anak yang Salah Asuh atau Gagal Didik

Ustadz Harry Santosa


Catatan: disebut anak adalah usia di bawah 15 tahun

Na'udzubillah...AWAS: PENULARAN PENYIMPANGAN SEKSUAL USIA DINISeorang pimpinan unit psikologi di Jawa Timur tetiba sore ...
04/02/2020

Na'udzubillah...

AWAS: PENULARAN PENYIMPANGAN SEKSUAL USIA DINI

Seorang pimpinan unit psikologi di Jawa Timur tetiba sore ini melapor getir kepada saya :

“Ustadz, penularan LaGiBeTe sudah ada di usia dini. Kami menerima gelombang kasus anak laki-laki usia TK dengan "mainan" barunya : mengulum titit teman dan titit disentuhkan ke dubur"

"Permainan" ini dirancang untuk menular : A mengulum titit B... B mengulum titit C... dan seterusnya...
Jadi, bukan saling kulum. Barusan, dua pengelola TK juga melapor kepada kami”.

Astaghfirullah al-‘azhiim... astaghfirullah al-‘azhiim... astaghfirullah al-‘azhiim...

Betapa seriusnya kaum laknatullah itu berkreasi. Mereka tularkan bocah usia dini, agar perilaku terkutuk itu terkesan alami, fitri dan kodrati.
Sementara kita sendiri tak cukup serius untuk mengamputasinya dari muka bumi.
Lihatlah para wakil-wakil kita di parlemen, bukankah mereka lebih asyik berdebat tentang “apakah LaGiBeTe ini perlu dikriminalisasi ?”.

Sedangkan para hakim konstitusi kita telah lepas tangan dan memindahkan beban itu ke pundak DPR kita.

Astaghfirullah al-‘azhiim... astaghfirullah al-‘azhiim... astaghfirullah al-‘azhiim...

Sungguh mereka sangat cerdik...
Saya jadi teringat teori “Perkembangan Psikoseksual” oleh Sigmund Freud, bahwa anak usia 4 sd 7 tahun mendapatkan kenikmatan pada phalus (titit)nya, sehingga disebut sebagai Fase Phalic.

Ya Rabbii... Rupanya mereka menyalahgunakan titik lemah para bocah, saat ayahbunda mereka begitu abai dengan anak-anaknya, sehingga lebih s**a dititipkan ke pendidikan massal.

Ayahbunda... Bukankah seharusnya ananda usia 0-2 tahun berada dalam pangkuan anda..
Usia 2-4 tahun berada dalam pegangan anda, dan usia 4-7 tahun berada dalam pengawasan mata anda ?

Astaghfirullah al-‘azhiim... astaghfirullah al-‘azhiim... astaghfirullah al-‘azhiim...

Ayahbunda, tahukah anda dari mana penularan itu dimulai ?

DARI GADGET...
DARI INTERNET !!!...

Ya, bukankah anda begitu bangganya saat ananda telah terakses dengan gadget dan internet sejak usia dini, dan berarti mereka telah menjadi Kids Jaman Now?

Kemana kalian saat para pakar IT dan parenting telah mewanti-wanti bahwa gadget dan internet baru cocok pada anak usia 12 tahun ke atas ?

Apakah kalian juga tak mau peduli bahwa penyimpangan seksual saat ini juga sedang ditularkan melalui rekayasa nutrisi yang dikonsumsi anak-anak kalian ?

Astaghfirullah al-‘azhiim... astaghfirullah al-‘azhiim... astaghfirullah al-‘azhiim...

Ayahbunda, dekaplah kembali anak-anak anda... ceritakan kisah ummat Nabi Luth pada mereka dengan penuh cinta dan perasaan, saat mereka sedang dalam usia penuh fantasi dan imajinasi...

Ceritakan itu dengan hati...

Ya, dengan hati nan feminin..
Bukan dengan nalar bertutur dan logika komunikasi nan maskulin itu...

Temani jelang tidur mereka dengan kisah-kisah yang begitu kaya dari AlQur’an : Adam, Nuh, Musa, Ibrahim...

Tentang kaum ‘Aad, kaum Tsamud, kaum Luth, tentang Fir’aun, Ashabul Kahfi atau tentang Ashabul Ukhdud...

Dan tentunya tentang Rasulullah SAW dan para Shahabat

Lalu, ikatkanlah diri dengan pertolongan Allah lewat do’a.

Tak cukupkah kita disadarkan bahwa betapa mereka begitu kuat, dan Allah-lah yang mampu mengalahkan mereka ?

Tak cukupkah kita terperangah bahwa ikhtiar manusia itu tak ada artinya apa-apa bagi mereka yang terlalu sombong untuk minta pertolongan pada Allah ?

Sungguh, doa-doa harus semakin banyak kita lambungkan ke langit, saat kita sedang berhadapan dengan sebuah tipu daya dajjali akhir jaman yang begitu halus.

Semoga Allah lindungi ananda dari gangguan penetrasi dan penularan kaum bejat.

Aamiin yaa Rabbanaa...

----------------------------------------------------
Tulisan asli oleh Bapak Drs. Adriano Rusfi Psi, Psikolog, Konsultan Pendidikan dan SDM, Yayasan Pembina Masjid Salman ITB Bandung

Diskonnya sampe 2jutaan??Sirah Nabi Muhammad saw ini dikasih diskon gede gini, karena SYGMA ingin anak anak negri ini me...
07/12/2019

Diskonnya sampe 2jutaan??

Sirah Nabi Muhammad saw ini dikasih diskon gede gini, karena SYGMA ingin anak anak negri ini mengenal sejarah Nabinya, agar bisa meneladani akhlaqnya..
Dalam rangka milad SYGMA, kami ingin menebar sirah sebanyak banyaknya..
Yuk ah mak pak.. manfaatkaaaann 😍

Klik ini👉 bit.ly/emakaghna untuk info selanjutnya

06/12/2019

Astaghfirullaah.. akibat terlalu lama main game, sampe gangguan jiwa, dan matanya rusak.. 😭

Yuk aah ayah bunda..lindungi anak anak kita..

Sertifikasi Menikah, Perlukah?Perlukah? kalau pun perlu, sebenarnya ini standar saja, bahkan di agama katholik sudah ada...
01/12/2019

Sertifikasi Menikah, Perlukah?

Perlukah? kalau pun perlu, sebenarnya ini standar saja, bahkan di agama katholik sudah ada sejak lama.
Inisiatif ini muncul karena tingkat perceraian sangat tinggi.

Namun, Inti sebenarnya adalah bahwa setiap pernikahan, sejak pra nikah sampai menjalani pernikahan, butuh pendampingan dan pendidikan yang benar utk menjalani 8 dimensi kehidupan sesuai fitrah dengan adab mulia, bukan hanya untuk menjalani pernikahan itu semata.

Dalam 2 tahun saya memberikan family coaching pada hampir 200 lebih keluarga, saya menemukan bahwa dalam usia pernikahan berapapun, pernikahan tetap membutuhkan pendampingan.

Alasan membutuhkan pendampingan pernikahan ini tentu beragam, diantaranya pertama adalah banyak fitrah diri pasangan yang tak tumbuh baik sejak anak.
Masalahnya meledak ketika pernikahan.

Kedua, tak pernah dipersiapkan untuk menjadi ayah ibu yang baik, kecuali sekolah yang tinggi unuk cari makan dan cari nafkah.
Sekolah orangtua umumnya fokus kepada teknik teknik pengasuhan dan tips komunikasi ideal, bukan bagaimana menjalani kehidupan secara seimbang sesuai fitrah.

Ketiga, ketiadaan keluarga besar yang mendampingi dan mengayomi, malah cenderung memihak dan membuat kisruh.

Keempat, tak memahami peran fitrah keayahan dan fitrah kebundaan, termasuk tak memiliki misi pernikahan yang ajeg. Ibarat pilot dan kopilot, sudah tak tahu rute penerbangan, juga tak tahu perbedaan tugas dan tuas kendali masing masing.

Kelima, tak memiliki kemampuan mengurai masalah dan menguatkan potensi masing masing sehingga masalah menjadi kusut dan komulatif lalu berujung pertengkaran dan perceraian.

Keenam, pengadilan agama sama sekali tak membantu intensif, kecuali agenda ketuk palu, umumnya hanya sebatas memberi nasehat pernikahan di ujung perceraian, tak ada pendampingan serius baik psikolog maupun pakar untuk membantu mengurai masalah dalam jangka waktu cukup.

Ketujuh, mindset regulator tentang ketahanan keluarga, umumnya seputar ekonomi semata dan mencegah kdrt. Seharusnya orientasinya adalah kedaulatan keluarga dalam semua dimensi kehidupan.

Kedelapan, dakwah keluarga sepi peminat, jarang ditemui sebuah masjid atau lembaga dakwah menyediakan ustadz dan pakar untuk mendampingi keluarga keluarga sekitar masjid, dalam hal keimanan, pengasuhan, karir, aktifitas sosial bersama dll.

Jadi masihkah butuh sertifikat?
Ya tentu, namun dilanjutkan dengan pendampingan pernikahan



Ustadz Harry Santosa

Semua orang dewasa pernah menjadi anak anak yang lucu..Apa yang terjadi, sehingga banyak orang dewasa yang jahat prilaku...
21/11/2019

Semua orang dewasa pernah menjadi anak anak yang lucu..
Apa yang terjadi, sehingga banyak orang dewasa yang jahat prilakunya?
Patut direnungkan tulisan digambar ini..

Kebohongan tak sengaja tapi dampaknya bahaya.⁣⁣Orangtua melarang anak beli permen karena giginya lagi sakit. Anak ketika...
14/11/2019

Kebohongan tak sengaja tapi dampaknya bahaya.⁣

Orangtua melarang anak beli permen karena giginya lagi sakit.
Anak ketika dilarang eh malah nangis. Nangis kejer lagi.
Di depan banyak orang pula.⁣

Karena "kasihan" atau malu pada orang lain takut dianggap orangtua pelit, orangtua tega atau ayah/ibu tiri, maka diturutilah akhirnya keinginan anak yang padahal tadinya "nggak boleh" berubah jadi "boleh". ⁣

Apa yang anak pelajari? Tadi ayah/ibu bilang nggak boleh, gara-gara nangis jadi boleh..
Oh nanti lagi kalau orangtua bilang "nggak boleh" atau "jangan", tak usahlah dipercaya. Buktinya gara-gara nangis berubah jadi boleh kan?⁣

Lalu ketika nangis gak berhasil, ia akan menambah "ikhtiarnya" dengan berteriak.
Gak berhasil? Terus dilanjutkan berbagai macam variasi ikhtiar: melempar, merusak, menyerang fisik atau kata-kata, guling-guling, ngamuk.
Kalau anak usia TK-SD masih dapat ditahan tenaganya.
Bagaimana kalau yang ngamuk anak-anak usia belasan dan puluhan tahun?

Tapi bukan itu puncak pembangkangan. Puncaknya adalah mengancam orangtua: gak mau makan, gak mau mandi, kalau sudah besar gak mau sekolah, mogok bicara dan seterusnya.

~Abah Ihsan~

HARI GINI MASIH BACA BUKU?Oleh: Kak Eka Wardhana, Rumah Pensil PublisherAyah dan Bunda.. Sudah dari dulunya saya yakin b...
30/10/2019

HARI GINI MASIH BACA BUKU?
Oleh: Kak Eka Wardhana, Rumah Pensil Publisher

Ayah dan Bunda..
Sudah dari dulunya saya yakin bahwa buku dan membaca adalah salah satu metode terbaik dalam mendidik anak.

Tetapi di zaman makin canggih gini timbul pertanyaan: apa buku masih relevan?

Bukankah ada media audio dan visual yang membuat anak lebih nyaman, senang, cepat dan mudah menerima pelajaran?

Menurut saya, keduanya harus saling mendukung. Ada saatnya teknologi sangat membantu, tetapi di sisi lain “Gaya Lama” seperti membaca buku juga tidak tergantikan.

Wah, tidak tergantikan apanya sih?

Begini penjelasannya:

Ketika membaca buku otak kita menjadi lebih aktif dibanding saat menonton atau mendengarkan audio.

Kenapa lebih aktif?
Karena informasi yang diterima otak dari kegiatan membaca harus diolah lebih keras dari menonton dan mendengarkan.

Kenapa lebih keras? Karena buku tak bisa diserap kecuali kalau otak fokus pada bacaan.

Sebab buku tidak bisa bicara sendiri.
Berbeda dengan tontonan atau audio yang memberikan informasi matang berupa gambar bergerak, lengkap dengan suaranya.

Kesimpulannya informasi dari buku lebih mentah dibanding informasi dari audio visual.
Akibat baiknya, otak jadi seperti dilatih untuk lebih sehat.
Hal ini diaminkan oleh Robert S. Wilson, PhD, Profesor neuropsikologi di Rush University Medical Center.

Menurut Prof. Wilson, membaca buku sebagai hobi dari usia anak-anak hingga tua, bermanfaat besar untuk kesehatan otak di usia tua nantinya. Sebab membaca membuat otak lebih efisien mengubah strukturnya untuk terus berfungsi dengan baik.

Contohnya begini Ayah dan Bunda..
Saat buku bercerita tentang raksasa keluar dari hutan, otak bekerja lebih keras untuk mengimajinasikan bagaimana bentuk si Raksasa: setinggi apa dia, seperti apa suaranya, semenggelegar apa langkah kakinya, segalak apa tampangnya dan lain-lain.

Sementara bila kisah raksasa itu didapat dari media audio visual, semua hal tadi sudah jelas tersaji, otak lebih santai serta tak bekerja keras.

Jadi saat membaca, imajinasi lebih diolah dan subur.
Sementara kita tahu imajinasi adalah bahan kreativitas, tanpa imajinasi kreativitas anak akan tumpul.

Saat saya ngobrol dengan artis Fairuz A. Rafiq dan suaminya, ternyata mereka membenarkan dan menguatkan hal ini. Mau tahu apa yang kami obrolkan?
Nantikan vlognya ya.

Mulai sekarang, yuk ajak anak mencintai buku dan membaca.

Salam Smart Parents!

Klik ini👉 bit.ly/emakaghna untuk info selanjutnya

Address

Cihampelas

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Dunia Anak dan Pengasuhan posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Practice

Send a message to Dunia Anak dan Pengasuhan:

Videos

Share