Pasti Bisa Sembuh

Pasti Bisa Sembuh Atasi Masalah Paru-Paru Tanpa Ragu

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan pada paru-paru yang berkembang dalam jangka panjang. PPOK umumn...
04/04/2022

Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah peradangan pada paru-paru yang berkembang dalam jangka panjang. PPOK umumnya ditandai dengan sulit bernapas, batuk berdahak, dan mengi (bengek).

Dua kondisi yang paling sering berkembang menjadi PPOK adalah bronkitis kronis dan emfisema. Pada bronkitis kronis, kerusakan terjadi pada saluran bronkus, sedangkan pada emfisema kerusakan terjadi pada alveolus.

PPOK lebih sering menyerang orang berusia paruh baya yang merokok. Seiring waktu, penyakit ini akan makin memburuk dan berisiko menyebabkan penderitanya mengalami penyakit jantung dan kanker paru-paru.

Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Penyakit paru obstruktif kronis terjadi ketika saluran pernapasan dan paru-paru rusak serta mengalami peradangan. Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita penyakit ini adalah:
◾ Memiliki kebiasaan merokok atau sering terpapar asap rokok (perokok pasif)
◾ Terpapar polusi udara, misalnya dari debu jalanan, asap dari kendaraan, atau asap pabrik dan industri
◾ Menderita penyakit asma, tuberkulosis, infeksi HIV, dan kelainan genetik yang menyebabkan kekurangan protein alpha-1-antitrypsin (AAt)
◾ Memiliki keluarga dengan riwayat PPOK
◾ Berusia 40 tahun ke atas
◾ Berjenis kelamin wanita

Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis
PPOK berkembang secara perlahan dan tidak menunjukkan gejala khusus pada tahap awal. Gejalanya baru muncul setelah bertahun-tahun, ketika sudah terjadi kerusakan yang signifikan pada paru-paru.

Sejumlah gejala yang biasanya dialami oleh penderita PPOK adalah:

◾ Batuk tidak kunjung sembuh yang dapat disertai dahak
◾ Napas tersengal-sengal, terutama saat melakukan aktivitas fisik
◾ Berat badan menurun
◾ Nyeri dada
◾ Mengi
◾ Pembengkakan di tungkai dan kaki
◾ Lemas

Obat yang biasanya digunakan untuk meredakan gejala PPOK adalah obat hirup (inhaler) berupa:

Bronkodilator, seperti salbutamol, salmeterol dan terbutaline
Kortikosteroid, seperti fluticasone dan budesonide
Tergantung pada kondisi pasien, dokter dapat meresepkan obat-obatan di atas sebagai obat tunggal atau obat kombinasi.

Jika obat hirup belum dapat meredakan gejala PPOK, dokter akan meresepkan obat minum berupa kapsul atau tablet.

Sumber: alodokter. com

Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga...
02/04/2022

Pneumonia adalah peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi. Pneumonia bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Beberapa gejala yang umumnya dialami penderita pneumonia adalah batuk berdahak, demam, dan sesak napas.

Pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru basah. Pada kondisi ini, infeksi menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru. Akibatnya, alveoli bisa dipenuhi cairan atau nanah sehingga menyebabkan penderitanya sulit bernapas.

Pneumonia bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. SARS-CoV- 2 yang menyebabkan COVID-19 adalah salah satu jenis virus yang bisa menyebabkan pneumonia. Pneumonia akibat COVID-19 bisa menyebabkan komplikasi berbahaya, salah satunya adalah acute respiratory distress syndrome (ARDS). Pneumonia terkadang juga bisa muncul beserta penyakit paru-paru lain, misalnya TB paru.

Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak-anak di seluruh dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 15% kematian anak-anak berusia di bawah 5 tahun disebabkan oleh penyakit ini. WHO juga menyatakan bahwa pada tahun 2017, terdapat lebih dari 800.000 anak-anak meninggal akibat pneumonia.

📌 Penyebab Pneumonia
Pneumonia terjadi akibat adanya infeksi bakteri, virus, dan jamur. Pada orang dewasa, pneumonia paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri.

📌 Gejala Pneumonia
Gejala pneumonia cukup bervariasi. Namun, umumnya pneumonia ditandai dengan gejala berikut ini:
◾ Batuk
◾ Demam
◾ Sesak napas
◾ Menggigil
◾ Kelelahan

📌 Pengobatan Pneumonia
Pengobatan pneumonia akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan dari kondisi yang dialami. Pneumonia akibat infeksi bakteri akan ditangani dengan pemberian antibiotik. Selain itu, dokter juga dapat memberikan beberapa obat pneumonia lainnya untuk meredakan gejala yang muncul, seperti obat batuk, obat penurun demam, atau obat pereda nyeri.

Jika pasien sulit bernapas, dokter akan memberikan oksigen tambahan atau memasang alat bantu napas (ventilator). Penderita pneumonia dengan gejala yang berat perlu mendapatkan pengananan di rumah sakit dan pengawasan intensif untuk mencegah komplikasi yang bisa berakibat fatal.

📌 Pencegahan Pneumonia
Pneumonia dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:
◾ Menjalani vaksinasi
◾ Memperkuat daya tahan tubuh, misalnya dengan mencukupi asupan nutrisi
◾ Menjaga kebersihan diri, misalnya rajin mencuci tangan dan tidak menyentuh hidung atau mulut dengan tangan yang belum dicuci
◾ Tidak merokok
◾ Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
◾ Menjaga jarak dengan orang yang sedang sakit batuk atau pilek

Sumber: alodokter. com

01/04/2022
Bronkitis biasanya ditandai dengan batuk, yang terkadang disertai dengan keluarnya dahak atau lendir akibat iritasi pada...
01/04/2022

Bronkitis biasanya ditandai dengan batuk, yang terkadang disertai dengan keluarnya dahak atau lendir akibat iritasi pada dinding bronkus. Bronkitis yang memburuk dan tidak ditangani berisiko menyebabkan pneumonia, yang ditandai dengan nyeri dada, demam, dan penurunan kesadaran.

Secara umum, bronkitis terbagi menjadi dua tipe, yakni:

1. Bronkitis akut
Bronkitis akut umumnya berlangsung selama 10–14 hari. Namun, penderita bronkitis akut bisa mengalami batuk hingga 3 minggu. Bronkitis akut dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh anak-anak usia di bawah 5 tahun.

2. Bronkitis kronis
Bronkitis kronis biasanya berlangsung selama 3 bulan atau terjadi selama beberapa kali dalam 2 tahun. Bronkitis kronis adalah salah satu jenis penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Bronkitis ini lebih sering terjadi pada orang dewasa berusia 40 tahun ke atas.

Gejala dan Penyebab Bronkitis
Gejala yang umum terjadi pada bronkitis adalah batuk, yang dapat disertai dengan demam, sesak napas, dan sakit tenggorokan. Pada kasus yang parah, batuk dapat menyebabkan nyeri dada atau penurunan kesadaran.

Penyebab bronkitis terbagi menjadi dua, yaitu infeksi dan noninfeksi. Bronkitis akibat infeksi bisa berasal dari virus atau bakteri. Sementara penyebab bronkitis noninfeksi antara lain kebiasaan merokok dan paparan debu atau polusi.

Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena bronkitis, antara lain daya tahan tubuh lemah dan sering terpapar zat-zat berbahaya, seperti amonia.

Pengobatan dan Pencegahan Bronkitis
Pengobatan bronkitis adalah dengan mengonsumsi obat batuk berdahak. Selain itu, penderita juga disarankan untuk banyak minum air putih dan beristirahat yang cukup guna membantu proses pemulihan.

Bronkitis dapat dicegah dengan tidak merokok, selalu mencuci tangan setiap usai beraktivitas, dan selalu memakai masker untuk menghindari paparan senyawa berbahaya.

Sumber: alodokter. com

Penderita asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif dibandingkan orang normal. Ketika paru-paru terpapar pemi...
31/03/2022

Penderita asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif dibandingkan orang normal. Ketika paru-paru terpapar pemicu asma, maka otot-otot di saluran pernapasan akan kaku sehingga membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu, produksi dahak juga meningkat. Kombinasi dari kondisi tersebut membuat penderita mengalami gejala asma.

Penyebab dan Gejala Asma

Meskipun penyebabnya belum diketahui secara pasti, ada beberapa hal yang kerap menjadi pemicu asma, yaitu:
◼ Asap rokok
◼ Debu
◼ Bulu hewan
◼ Udara dingin
◼ Infeksi virus
◼ Paparan zat kimia

Sejumlah pemicu tersebut dapat menimbulkan keluhan pada penderita asma, seperti sulit bernapas, batuk, mengi, dan rasa nyeri atau sesak di dada.

Pengobatan dan Pencegahan Asma

Pengobatan asma dapat akan disesuaikan dengan kondisi pasien. Tujuannya adalah untuk meredakan gejala asma, mencegah kekambuhan gejala, serta mengurangi pembengkakan dan penyempitan pada saluran pernapasan. Metodenya bisa berupa pemberian obat-obatan atau operasi.

Sumber: alodokter. com

31/03/2022
Paket kesehatan paru-paru herbal De Nature terdiri dari DETOPAR (Ekstrak buah mengkudu, jahe dan lengkuas) dan PIPECA ( ...
30/03/2022

Paket kesehatan paru-paru herbal De Nature terdiri dari DETOPAR (Ekstrak buah mengkudu, jahe dan lengkuas) dan PIPECA ( kapsul daun sirih merah ) yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan paru - paru dan mengobati batuk kering maupun berdahak, Batuk Menahun, Batuk Berdarah, Batuk Akut Kronis, Asma, Sesak Nafas, Flek Paru Bronkitis & Detox Paru bahkan mampu mengobati penyakit TBC yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

DETOPAR DAN PIPECA.
IZIN BPOM RI:
- DETOPAR DE NATURE (TR163394651)
- PIPECA DE NATURE (TR173399911)
IZIN UKOT DINKES RI No. 503/1259/2016/2
BERSERTIFIKAT HALAL DARI MUI

Address

Jalan Pahonjean
Cilacap Regency
53257

Opening Hours

Monday 07:00 - 16:00
Tuesday 07:00 - 16:00
Wednesday 07:00 - 16:00
Thursday 07:00 - 16:00
Friday 07:00 - 16:00
Saturday 07:00 - 16:00

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Pasti Bisa Sembuh posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Practice

Send a message to Pasti Bisa Sembuh:

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram