19/09/2025
๐ก Tinggalkan Yang Bukan Urusanmu
ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉู ุฑุถู ุงููู ุนูู ููุงูู: ููุงูู ุฑูุณููููู ุงูููููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู
: โู
ููู ุญูุณููู ุฅูุณููุงูู
ู ุงููู
ูุฑูุกูุ ุชูุฑููููู ู
ูุง ูุงู ููุนููููููู.โ ุฑูููุงูู ุงูุชููุฑูู
ูุฐููููุ ููููุงูู: ุญูุณููู.
Dari Abลซ Hurairah radhiallahu โanhu, beliau berkata, โRasulullah ๏ทบ bersabda, โDi antara keelokan Islam seseorang adalah meninggalkan apa yang bukan urusannyaโ.โ (HR. Tirmidzi 2317, beliau berkata, โHadits hasan.โ)
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits :
1. Hadits yang agung di atas mengajarkan adab yang sangat luhur, karena Rasulullah ๏ทบ membuka hadits ini dengan berkata, โDi antara keelokan Islam seseorang.โ
2. Jadi dengan hadits ini kita dapat mengukur keelokan Islam seseorang, yaitu dengan melihat bagaimana kegiatan atau aktifitasnya
3. Apabila berbagai aktifitas yang dia lakukan (baik perkataan maupun perbuatannya) berkaitan dengan urusan yang bermanfaat untuk dunia dan akhirat, maka ia adalah orang yang Islamnya indah.
4. Jika ada orang yang kesibukannya pada perkara-perkara yang tidak bermanfaat dan yang bukan merupakan urusannya, maka (ini) Islamnya tidak indah.
5. Ikut nimbrung dengan urusan orang lain, komentar dengan perkara-perkara yang bukan bidangnya, ikut ingin tahu urusan-urusan orang lain, menghabiskan waktu pada yang tidak bermanfaat, maka (ini) Islamnya pun tidak indah.
6. Dan yang dimaksud dengan โurusanโ di sini adalah urusan yang bermanfaat yang ditentukan oleh syariat.
7. Bukan sibuk dengan โurusanโ yang dia kehendaki (menurut maunya dia), karena setiap orang mempunyai urusan, tapi banyak dari urusan-urusan tersebut yang tidak bermanfaat untuk dirinya.
8. Seseorang hendaknya berusaha menyibukkan dirinya dengan perkara yang bermanfaat bagi dirinya di dunia maupun di akhirat.
9. โUmar bin โAbdul โAziz berkata,
ู
ู ุนุฏูู ููุงู
ู ู
ู ุนู
ูู ุ ูููู ููุงู
ูู ุฅูุง ููู
ุง ูุนููู
โSiapa yang menghitung-hitung perkataannya dibanding amalnya, tentu ia akan sedikit bicara kecuali dalam hal yang bermanfaatโ.
Kata Ibnu Rajab, โBenarlah kata beliau. Kebanyakan manusia tidak menghitung perkataannya dari amalannyaโ (Jaamiโul โUlum wal Hikam, 1: 291).