Shankara Kriya Yoga Shala

Shankara Kriya Yoga Shala Pusat Yoga,Meditasi & Healing
Of Living Faculty
Kriya Yoga
Sri Yoga
& Advance Meditasi
Excel for kid
& Yin Yoga

28/08/2025

8 Agustus 2025

We are not double exposing our minds; we are doing multiple exposures. This mind has become a multiple exposure. That’s why the film does not mean anything; it’s a mess. There’s a couplet in Hindi,

‘Ek hi saadhe sub sadhe, sub saadhe sub jaye’

The mind is imposed by so many impressions, the film is stuck. It is not moving, but you are exposing it over and over again. Wake up and see all has been like a dream. It’s finished. It’s not there right now. Then where are your cravings? ‘Oh my God I want this!’

यत्र विश्वमिदं भाति कल्पितं रज्जुसर्पवत् ।
आनंद परमानन्दः स बोधस्त्वं सुखं चर ॥

yatra viçvamidam bhāti
kalpitam rajjusarpavat |
ānandaparamānandaù sa
bodhastvam sukham cara ||

When you can see the entire event as fleeting impositions or happenings, and you remain untouched by them, then you are happy. Joy springs out of you, like a fountain. That is your very nature. Clinging on to the past, to your likes and dislikes, you have bolted the fountain of joy.

It was a dark night. A gentleman was going into a forest with a small torch. From a distance he saw a snake on the path. He stood there waiting for the snake to move. His batteries were running out. If it had
been totally dark he would have passed. But it wasn’t—there was a feeble light, so he could see the snake. He was frightened. He stood there sweating and shivering. The snake seemed to be very adamant. It never moved. It seemed to say that it will move if he moved. That it will make sure he did not move. It was very frustrating for him. He waited and waited, for three to four hours. By that time another person came along with a more powerful torch. He checked and discovered that it was not a snake but just a rope! There was a big sigh of relief! He wondered at his foolishness that he had wasted so much time, shivering and getting angry and fearing the snake, while it was just a rope.

Something which appears to be a big burden, problem or hurdle, that which may seem to take away life, later seems a joke. The gentleman laughed and laughed the rest of the way. Then, the day broke and the entire forest was filled with sunshine and celebration. Birds were singing, peacocks were dancing and streams were flowing. That place, which was so frightening in the dark night, now became a place of celebration. This very universe and the very events in the world which appear to us to be a big botheration, turn around, turn around and become a playing field, a game. When you can see this whole flow of events as temporary, as nonexistent, then you smile even when someone scolds you. When somebody is scolding you, notice the buttons being pushed i.e. something is happening. ‘Oh, what is happening here inside? I am getting angry.

8 Agustus 2025

Kita bukan hanya mengekspos pikiran kita dua kali, tetapi berkali-kali.
Pikiran ini telah menjadi seperti film dengan multiple exposure (banyak lapisan pencitraan). Karena itulah hasil filmnya tidak bermakna; berantakan. Ada sebuah bait dalam bahasa Hindi:

‘Ek hi saadhe sub sadhe, sub saadhe sub jaye’
(Jika satu hal diselesaikan, semua pun selesai; tetapi jika semua hal diselesaikan sekaligus, maka semuanya bisa hilang.)

Pikiran telah dipenuhi begitu banyak kesan dan tumpang tindih. Filmnya macet. Ia tidak bergerak, tetapi kamu terus mengeksposinya berulang kali. Bangunlah dan lihat—semua ini hanyalah seperti mimpi. Sudah selesai. Itu tidak ada sekarang.
Lalu di mana semua hasratmu? “Oh Tuhan, aku menginginkan ini!”

यत्र विश्वमिदं भाति कल्पितं रज्जुसर्पवत् ।
आनंद परमानन्दः स बोधस्त्वं सुखं चर ॥

Yatra viśvam idaṁ bhāti kalpitam rajju-sarpa-vat |
Ānanda-paramānandaḥ sa bodhas tvaṁ sukhaṁ cara ||

Artinya:
“Ketika engkau dapat melihat seluruh dunia ini hanyalah tampilan semu, seperti melihat tali yang dikira ular, maka kesadaran itu adalah kebahagiaan tertinggi. Engkaulah kebahagiaan itu—jalani hidupmu dengan s**acita.”

Ketika kamu melihat seluruh peristiwa sebagai kejadian yang cepat berlalu dan sementara, dan kamu tetap tidak terpengaruh oleh mereka, maka kamu akan bahagia.
Sukacita akan memancar dari dalam dirimu seperti mata air. Itulah sifat sejati dirimu.
Namun karena melekat pada masa lalu, pada s**a dan tidak s**a, kamu telah mengunci mata air s**acita itu.

Ada suatu malam yang gelap. Seorang pria sedang berjalan ke hutan dengan membawa senter kecil.
Dari kejauhan, ia melihat seekor ular di jalan. Ia berdiri diam, menunggu ular itu bergerak. Baterai senternya hampir habis.
Jika saat itu benar-benar gelap gulita, ia mungkin akan terus berjalan tanpa sadar. Tapi karena ada sedikit cahaya, ia bisa melihat ‘ular’ itu. Ia menjadi takut. Ia berdiri di situ, berkeringat dan gemetar. Ular itu tampak tidak mau pergi. Ia seperti mengatakan: “Aku akan bergerak kalau kamu bergerak, tapi aku pastikan kamu tidak bisa bergerak.”

Situasi itu membuatnya sangat frustrasi. Ia menunggu selama tiga sampai empat jam.
Akhirnya, seseorang datang dengan senter yang lebih terang.
Orang itu memeriksa, dan ternyata itu bukan ular, melainkan hanya seutas tali!

Ia menghela napas lega!
Ia merasa lucu terhadap kebodohannya—sudah membuang waktu berjam-jam dengan gemetar ketakutan, padahal hanya karena sebuah tali.

Sesuatu yang tampak seperti beban besar, masalah besar, atau rintangan besar—yang seolah bisa merenggut hidup kita—ternyata hanya lelucon belaka.
Pria itu tertawa sepanjang perjalanan setelah menyadari itu.

Lalu, pagi pun tiba.
Seluruh hutan menjadi terang oleh cahaya matahari.
Burung-burung berkicau, merak menari, dan sungai kecil mengalir dengan tenang.

Tempat yang sebelumnya tampak menakutkan di malam hari, kini berubah menjadi tempat yang penuh perayaan.

Alam semesta ini, dan semua peristiwa dalam hidup yang dulu terasa sangat berat dan mengganggu, tiba-tiba bisa berubah menjadi lapangan permainan.
Ketika kamu menyadari bahwa seluruh aliran peristiwa ini hanya sementara, tidak nyata, kamu bisa tersenyum bahkan ketika seseorang memarahi kamu.

Saat seseorang sedang memarahi kamu, perhatikan ‘tombol-tombol’ dalam dirimu yang sedang ditekan.
“Apa yang sedang terjadi di dalam sini? Aku merasa marah

28/08/2025

5. YOU ARE FREE RIGHT NOW

Our mind is like a camera, taking pictures of events as they take place; but the events are not there. Just think what you did yesterday, and the day before that. Just go back in the flow of events. What happens? Swim backwards in the current. When you are swimming in the direction of the river, it gives you an illusion that you are swimming very fast. But try to swim against the current, then you know you are not swimming. In fact, it’s the force of the water that pushes you and carries your body on. You can realize the force of events. You can realize that they simply do not exist this moment. What happened a little while before? What happened yesterday? You were happy, unhappy or sad. You argued, talked, danced, laughed and cried. What happened? Is it there now? Could you hold onto it? What happened a month ago? Where were you a month ago? What happened two months ago? What happened two years ago? Isn’t it all like a dream till this moment? Couldn’t this be a dream? You will go to bed today, and then the next day something will happen. That ends and the next day something else will happen and then the end. In another ten days, one month, two months, three months, six months… it’s all finished. Is it not like a dream? Is it not like a movie? Events move, but they give you an impression that they are permanent; that they will stay and appear very big and seem impossible. The camera in your mind gives you an illusion, a feeling that they stay and are big. Where is this universe? Where is it? Where is the society? Where is your life? What is it you are hanging onto—your wants, your likes and dislikes. What is it you dislike? What is it you crave for? Where are they? Are they not just a fleeting impression in the mind—coming and vanishing, coming and vanishing? Those moments stay in the photographic memory, and you are not able to see anything else clearly. They rob the clarity from you. When you are thinking about what happened the previous day [what so-and-so said to you], your mind is not alert and awake; you are unable to perceive things right now. You can see this practically for yourself. Keep several things in a room and ask somebody to look at them. Everybody looks at them in a different way, and not everyone looks at all the things. Many times even small things like the position of a bulb or switch in your own room are invisible to your eyes because your mind is full of pictures from the past. The world is in your memory. You know, when several pictures are taken on the same film, it looks very funny. It results in something else. It sometimes happens to you by mistake. You click several times to take one photograph. Afterwards there is more than one photograph in one frame. You take a picture of a bird and then you take a picture of someone else. In the photograph you will see the bird sitting on someone’s nose i.e. a double exposure—a simple term!

5. KAMU BEBAS SAAT INI JUGA

Pikiran kita seperti kamera, mengambil gambar dari peristiwa saat itu terjadi; tetapi peristiwanya sendiri tidak benar-benar ada di sana. Coba pikirkan apa yang kamu lakukan kemarin, dan sehari sebelumnya. Coba telusuri kembali aliran peristiwa itu. Apa yang terjadi? Berenanglah melawan arus. Ketika kamu berenang mengikuti arah sungai, kamu mendapat ilusi bahwa kamu berenang sangat cepat. Tapi cobalah berenang melawan arus, barulah kamu sadar bahwa kamu sebenarnya tidak berenang. Sesungguhnya, itu adalah kekuatan air yang mendorong dan membawa tubuhmu. Kamu bisa menyadari kekuatan dari peristiwa-peristiwa itu. Kamu bisa menyadari bahwa mereka sebenarnya tidak ada di saat ini.

Apa yang terjadi tadi? Apa yang terjadi kemarin? Kamu merasa bahagia, tidak bahagia, atau sedih. Kamu bertengkar, berbicara, menari, tertawa, dan menangis. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah itu ada sekarang? Bisakah kamu menggenggamnya? Apa yang terjadi sebulan lalu? Di mana kamu sebulan lalu? Apa yang terjadi dua bulan lalu? Apa yang terjadi dua tahun lalu? Bukankah semuanya terasa seperti mimpi hingga saat ini? Bisakah ini semua juga hanya mimpi? Kamu akan tidur malam ini, lalu keesokan harinya sesuatu akan terjadi. Itu selesai, dan keesokan harinya lagi sesuatu yang lain terjadi—dan begitu seterusnya sampai akhir. Dalam sepuluh hari lagi, sebulan, dua bulan, tiga bulan, enam bulan... semuanya selesai. Bukankah itu seperti mimpi? Bukankah itu seperti film?

Peristiwa terus bergerak, tapi mereka memberikan kesan seolah-olah mereka permanen; seolah-olah mereka akan tetap tinggal dan tampak sangat besar serta tak tergoyahkan. Kamera dalam pikiranmu menciptakan ilusi—perasaan bahwa semua itu tetap tinggal dan sangat penting. Di mana alam semesta ini? Di mana letaknya? Di mana masyarakat? Di mana kehidupanmu?

Apa yang kamu pegang erat—keinginanmu, kes**aan dan ketidaks**aanmu. Apa yang tidak kamu s**ai? Apa yang kamu dambakan? Di mana semua itu? Bukankah semua itu hanya kesan sesaat dalam pikiran—datang dan pergi, datang dan pergi?

Momen-momen itu tetap tinggal dalam ingatan seperti foto, dan membuatmu tidak mampu melihat apa pun dengan jernih. Mereka merampas kejernihanmu. Ketika kamu terus memikirkan apa yang terjadi kemarin [apa yang si A katakan padamu], pikiranmu tidak hadir dan terjaga; kamu tidak mampu merasakan apa yang sedang terjadi saat ini.

Kamu bisa membuktikan ini sendiri. Coba letakkan beberapa benda di dalam ruangan dan minta seseorang melihatnya. Setiap orang akan melihat dengan cara yang berbeda, dan tidak semua orang melihat semua benda yang ada.

Seringkali bahkan hal-hal kecil seperti posisi saklar atau bohlam di kamarmu sendiri tidak terlihat oleh mata, karena pikiranmu dipenuhi oleh gambar-gambar dari masa lalu. Dunia ini ada di dalam ingatanmu.

Kamu tahu, saat beberapa foto diambil di film yang sama, hasilnya bisa terlihat lucu. Itu menjadi sesuatu yang lain. Kadang itu terjadi secara tidak sengaja. Kamu menekan tombol beberapa kali untuk mengambil satu foto. Setelahnya, ternyata ada lebih dari satu gambar dalam satu frame.

Kamu mengambil gambar seekor burung, lalu kamu mengambil gambar seseorang. Dalam foto itu, kamu akan melihat burung tersebut duduk di atas hidung seseorang—itulah yang disebut double exposure, istilah yang sederhana!

28/08/2025

7 Agustus 2025

How long you can hold onto your body even if it is very healthy? Can you hold on to it, forever? One day it is going to drop. If a body gets sick, attend to it, that is all. Getting mentally agitated makes it even worse. It is the nature of the body to be sick and healthy.

An eighty two years old swamiji came to see me. He was very proud of never having fallen sick all his life. He kept telling this to everybody. He slept on a cot outside. And the next morning at 3, he could not move his body. It had become very stiff because it was cold outside. He started chanting Om loudly. Everybody thought that he was meditating or chanting in the morning [a habit of his] or maybe the old man could not sleep any longer. He would go to bed exactly at 9 pm. So he must have got up at 3 am and started chanting. He was actually shouting Om at the top of his voice. I thought something was wrong with him. So I came down to see him. He exclaimed that he could not move; that he was dying but all he needed was a warm blanket, hot milk and a couple of bananas!

The body is unpredictable. All our life, we put our hundred percent into giving comfort to this body, nourishing and keeping it safe. What can you keep? Can you keep it as a monument? The entire life energy? The entire life energy is put into this. People read health food books day and night. And it makes them sick! People who take too much care of their bodies, have very poor health. People in the village are much stronger and can lift stones. Yet they eat a very poor, nutrition-less diet. The diet has nothing, just ragi, mung dal and rice. They don’t even eat vegetables. They grow vegetables and sell them outside. They eat one grain and remain healthy. They work hard for twelve to thirteen hours per day and they don’t get sick. They are very strong.

The other day the Director of Youth came and narrated an event. He said that they had held a bicycle race on a hill nearby. All the muscular people had trained with proper shoes and fancy bicycles with all the gadgets. They had spent a lot of money on this. And then there were a set of rural village boys or cowherds. Before these people could get up that hill, they saw the boys had already cycled up to there! They had gone and come halfway back while the other people were still going up. A village milk vendor, who had to go from one town to another to give milk, became a bicycle coach for all the youth. Even today, he is the coach.

Now, where is reality; what is the truth?

You care for your health and health food but are you healthy? Or is the one who doesn’t care for health or health food really healthy? Whose health is better? It is astonishing! This is a revelation. See what is reality; what has given you strength?

vétaçokaù sukhé bhava

Do not be unhappy. There is no need to be unhappy or sad about your body, and the things happening in your mind, about people, situations, events and circumstances around you. Then, what can you be unhappy about? Is there any other thing to be unhappy about? Is it? Sukhī bhava! It is an order as well as a blessing.

You know, people often come and ask if they will pass an exam or win the lottery. An enlightened person looks at it, and even if there is a five percent possibility, he will not say no. ‘No’s’ are much more powerful. Everyone and anyone in society, even you—has this capacity. Their ‘no’ has much more power than their ‘yes’. ‘No’ is said absolutely when there is no possibility or it is not good for the person at all in any way. Secondly, if someone says ‘no’, and one still continues to do it, it becomes a double tax or a bigger taxation.

Berapa lama kamu bisa mempertahankan tubuhmu, bahkan jika tubuh itu sangat sehat? Apakah kamu bisa mempertahankannya selamanya?
Suatu hari nanti, tubuh itu pasti akan ditinggalkan. Jika tubuh sakit, rawatlah—itu saja. Menjadi gelisah secara mental hanya akan memperburuk keadaan. Sudah menjadi sifat tubuh untuk kadang sehat, kadang sakit.

Seorang swamiji berusia 82 tahun datang menemuiku. Ia sangat bangga karena seumur hidupnya tidak pernah sakit. Ia terus-menerus mengatakan hal itu kepada semua orang. Ia tidur di ranjang di luar ruangan. Dan keesokan paginya jam 3, ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Tubuhnya menjadi sangat kaku karena dingin. Ia mulai melantunkan “Om” dengan suara keras. Semua orang mengira ia sedang bermeditasi atau melantunkan mantra pagi seperti kebiasaannya, atau mungkin karena orang tua itu tidak bisa tidur lagi. Ia memang selalu tidur tepat jam 9 malam. Jadi, mereka pikir ia bangun jam 3 pagi dan mulai melantunkan mantra. Padahal sebenarnya, ia sedang berteriak "Om" sekeras-kerasnya. Aku merasa ada yang tidak beres, jadi aku turun untuk melihat. Ia berkata bahwa ia tidak bisa bergerak, bahwa ia sedang sekarat—tetapi ternyata ia hanya butuh selimut hangat, susu panas, dan beberapa buah pisang!

Tubuh ini tidak bisa diprediksi.
Sepanjang hidup, kita mengerahkan 100% energi untuk memberi kenyamanan pada tubuh ini, merawatnya, dan menjaga keamanannya. Tapi apa yang bisa kamu pertahankan? Apakah tubuh bisa dipertahankan seperti monumen? Seluruh energi hidup kita tercurah hanya untuk ini.
Orang-orang membaca buku tentang makanan sehat siang dan malam—dan justru jatuh sakit karenanya! Orang-orang yang terlalu banyak merawat tubuhnya justru sering memiliki kesehatan yang buruk.

Orang-orang desa jauh lebih kuat dan bisa mengangkat batu besar, meskipun makanan mereka sangat sederhana dan minim gizi. Mereka hanya makan ragi, kacang hijau, dan nasi. Mereka bahkan tidak makan sayur; mereka menanamnya untuk dijual. Tapi mereka tetap sehat, bekerja keras 12–13 jam sehari, dan jarang sakit. Mereka sangat kuat.

Beberapa waktu lalu, Direktur Pemuda datang dan menceritakan sebuah kejadian. Mereka mengadakan lomba sepeda di sebuah bukit. Para peserta yang berbadan kekar telah berlatih dengan sepatu khusus dan sepeda mahal lengkap dengan alat-alat canggih. Mereka menghabiskan banyak uang. Namun ada sekelompok anak-anak desa dan penggembala sapi. Sebelum para atlet perkotaan ini mencapai puncak bukit, anak-anak desa itu sudah mencapai puncak dan bahkan setengah jalan kembali turun, sementara yang lain masih berjuang naik.
Seorang penjual susu dari desa, yang setiap hari harus pergi dari satu kota ke kota lain, akhirnya menjadi pelatih sepeda untuk semua anak muda di sana. Bahkan sampai sekarang, dia masih menjadi pelatih mereka.

Sekarang, di mana realita? Apa kebenarannya?
Kamu peduli pada kesehatan dan makanan sehatmu—tapi apakah kamu benar-benar sehat?
Atau justru mereka yang tidak peduli kesehatan dan makanan sehat malah benar-benar sehat?
Kesehatan siapa yang lebih baik?
Ini sungguh mengejutkan. Sebuah pencerahan.
Lihatlah, apa yang sebenarnya memberimu kekuatan?

---

vétaçokaù sukhé bhava
Jangan bersedih. Tidak ada alasan untuk merasa sedih atau tidak bahagia atas tubuhmu, atas apa yang terjadi dalam pikiranmu, terhadap orang-orang, situasi, peristiwa, atau keadaan di sekitarmu.

Kalau begitu, apa lagi yang bisa membuatmu sedih? Apakah benar ada hal lain yang patut disedihkan?
Sukhī bhava!
Itu bukan hanya sebuah anjuran, tapi juga sebuah berkah.

---

Kamu tahu, sering kali orang datang dan bertanya apakah mereka akan lulus ujian atau menang undian.
Seorang bijak melihatnya, dan meskipun ada kemungkinan lima persen saja, ia tetap tidak akan mengatakan “ya.”
Karena “tidak” jauh lebih kuat.

Setiap orang di masyarakat—termasuk kamu—memiliki kapasitas ini.
“Tidak” mereka lebih kuat daripada “ya” mereka.
Kata “tidak” diucapkan ketika memang benar-benar tidak ada kemungkinan, atau ketika hal itu tidak baik untuk orang tersebut dalam bentuk apa pun.

Kedua, jika seseorang sudah mengatakan “tidak” dan orang lain tetap melakukannya, maka itu ibarat pajak ganda, atau hukuman yang lebih besar.

vétaçokaù sukhé bhava
Berbahagialah; tanpa kesedihan

28/08/2025

7 Agustus 2025

Your mind is going through ups and
downs, sorrows and joys. It has its own ways, its own time. There is nobody on this planet who can say they have always been unhappy. It’s impossible! But when you are unhappy, you feel that you are always so. When you have a problem, you feel that you always have a problem. You seem to extend it to infinity. You may feel that you are always unsuccessful. How can you always be unsuccessful? If you were always unsuccessful, you would never feel it. In fact, you couldn’t ‘be’ without being unsuccessful, because unsuccessful would become part of your nature. You would not even know it! You know you are unhappy because you were happy at other times. There are some moments you were happy, some moments you were free. Now, recollect and remember those moments when you were free. In fact, they are more than the moments of your unhappiness. Those moments, those glimpses, are sufficient to make you know that you are free. You may feel that you always have thoughts. But for sure, you only know you have thoughts because you have experienced having no thoughts.

nāham karteti viçvāsāmātam pétvä sukhé bhava ||

There’s only one way you can be happy—to see that you are not the doer; that everything is just happening. Let it happen. Thinking you are the doer agitates you further, and you become more restless. Not to do or to undo is another doing. The desire to do something and then to get out of it, is another ‘doing.’ It’s something like a pond
being muddy. You know this, but you start stirring it more. And if you keep stirring, it is bound to become muddier. There is no way it can settle down.

nāham karteti viçvāsāmātam pétvä sukham cara ||

When you feel ‘I am not the doer,’ when this confidence, this faith dawns on you, that is nectar. With that, you will become happy.

eko viçuddhabodho’ham iti niçcayavahninä |
prajvālyājñānagahanam vétaçokaù sukham cara ||

Let this fire of awareness, this fire of knowledge burn all that ignorance and destroy your sorrow. What are you unhappy about? What is it that you are unhappy about? You are unhappy about the situations and circumstances around you. You are unhappy about the people around you. Are they going to be there permanently or forever? They are moving and changing. It is all like a flowing river! Wake up and see the person you saw yesterday night is not the same person this morning, this evening or tomorrow. Why are you unhappy about other people? Know they are all like bubbles on the surface of water. They are fleeting; they are moving. You are unhappy about situations and circumstances. How long are they going to be there, not forever? They all move and change. What else are you unhappy about—the health of your body?

7 Agustus 2025

Pikiranmu sedang mengalami naik-turun, kesedihan dan kebahagiaan. Ia punya caranya sendiri, waktunya sendiri. Tidak ada seorang pun di planet ini yang bisa berkata bahwa mereka selalu tidak bahagia. Itu mustahil! Tapi ketika kamu sedang tidak bahagia, kamu merasa seolah-olah kamu selalu begitu. Saat kamu punya masalah, kamu merasa seolah-olah kamu selalu punya masalah. Kamu seolah-olah memperpanjangnya sampai tak terbatas.

Kamu mungkin merasa bahwa kamu selalu gagal. Bagaimana mungkin kamu selalu gagal? Jika kamu memang selalu gagal, kamu bahkan tidak akan merasakannya. Bahkan, kamu tidak akan menjadi tanpa mengalami kegagalan, karena kegagalan akan menjadi bagian dari natur dirimu. Kamu bahkan tidak akan menyadarinya!

Kamu tahu kamu sedang tidak bahagia karena di waktu lain kamu pernah bahagia. Ada momen-momen ketika kamu bahagia, ada momen-momen ketika kamu merasa bebas. Sekarang, ingat dan kenang kembali saat-saat ketika kamu merasa bebas. Bahkan sebenarnya, momen-momen itu lebih banyak daripada saat kamu merasa tidak bahagia. Momen-momen itu, sekilas pandang itu, sudah cukup untuk membuatmu tahu bahwa kamu bebas.

Kamu mungkin merasa bahwa kamu selalu memiliki pikiran. Tapi sebenarnya, kamu hanya tahu bahwa kamu memiliki pikiran karena kamu juga pernah mengalami keadaan tanpa pikiran.

---

nāham karteti viçvāsāmātam pétvä sukhé bhava ||
Satu-satunya cara agar kamu bahagia adalah menyadari bahwa kamu bukanlah pelaku. Bahwa segala sesuatu hanya sedang berlangsung dengan sendirinya. Biarkanlah ia terjadi.

Berpikir bahwa kamu adalah pelaku hanya akan membuatmu makin gelisah dan resah. Bahkan keinginan untuk tidak melakukan sesuatu pun adalah satu bentuk melakukan. Keinginan untuk melakukan sesuatu, dan kemudian ingin keluar dari situ, juga merupakan satu bentuk tindakan lagi.
Itu seperti kolam air yang keruh. Kamu tahu airnya keruh, tapi kamu terus mengaduknya. Dan jika kamu terus mengaduk, air itu akan semakin keruh. Tidak ada cara untuk membuatnya tenang jika kamu terus mengaduknya.

nāham karteti viçvāsāmātam pétvä sukham cara ||
Saat kamu benar-benar merasa, “Aku bukan pelaku,” saat keyakinan ini muncul dalam dirimu—itulah nektar. Dan dengan itu, kamu akan menjadi bahagia.

eko viçuddhabodho’ham iti niçcayavahninä |
prajvālyājñānagahanam vétaçokaù sukham cara ||
Biarkan api kesadaran ini, api pengetahuan ini membakar semua ketidaktahuan dan menghancurkan kesedihanmu.

Apa yang membuatmu tidak bahagia? Apa sebenarnya yang membuatmu tidak bahagia? Kamu merasa tidak bahagia karena situasi dan keadaan di sekitarmu. Kamu tidak bahagia karena orang-orang di sekitarmu. Apakah mereka akan selalu ada di sana? Selamanya? Tidak. Mereka berubah dan bergerak. Semuanya seperti sungai yang mengalir!

Bangunlah dan sadari: orang yang kamu lihat tadi malam bukanlah orang yang sama pagi ini, atau sore nanti, atau besok. Mengapa kamu sedih karena orang lain? Ketahuilah, mereka semua seperti gelembung di permukaan air. Mereka hanya sekilas; mereka terus bergerak.

Kamu sedih karena keadaan dan situasi. Tapi berapa lama keadaan itu akan bertahan? Tidak selamanya. Semuanya berubah dan bergerak.
Lalu, apa lagi yang membuatmu tidak bahagia? Kesehatan tubuhmu?

28/08/2025

7 Agustus 2025

You do something and then say that you didn’t do it; that ‘I’ did it. But when you say ‘I’ did everything for you, then that ‘I’ is the enjoyer. So why do you say you are the sufferer? These go together. When you say you have not done it, you are also not experiencing the consequences. Someone else does something and you experience the consequence? Where does that stand? You tell me to do it. Okay then if ‘I’ do it, ‘I’ will enjoy it also! You may say that ‘I’ created a problem. Yes, Guruji himself is suffering anyway for that problem. Where are you? Why have you come in between? If you think Guruji is doing everything for you, then Guruji is the one who is enjoying or suffering. That is the truth. One consciousness is doing everything, and is enjoying or suffering everything too. You eat too much at night, and the next day you say that ‘I’ made you eat too much and you suffered!

**na kartāsi na bhoktāsi mukta ev

else and not to you? I’m sure you all have had this experience some time or the other. Do an experiment. Put your warm hands in cold water. When your hands have become very cold, after touching freezing water or holding ice cubes in your hand, then if you touch anything, you won’t feel it. It’s as though something else is feeling or touching. When your hands, legs or body become numb, you still experience it, but as though it is elsewhere. This is what happens with anaesthesia. Anaesthesia creates a momentary separation of the consciousness from the body. If your stomach is cut open after anaesthesia, you watch and see it as though it’s not happening to you. I’m sure many of you have experienced teeth being pulled out. Dentists administer anaesthesia, and then pull your teeth out. You don’t feel it. After the teeth are pulled out, you don’t feel that portion of the mouth for quite awhile.

mukta evāsi sarvadā

You are free. You are the infinite space. The craving to be free is itself another bo***ge. This is what Ashtavakra said. ‘You are free, my dear.’ He gave an example of how ‘I am the doer’ exists. It’s like a dark serpent having bitten you. When it bites, the poison spreads all over your body. In the same way, your feeling of being the doer, of being somebody, in every cell of your being has gone very deep into you. Now trust my words: ‘You are not the doer’. Life is ‘happening’ on this planet. Everything is moving.

7 Agustus 2025

Kamu melakukan sesuatu lalu berkata bahwa kamu tidak melakukannya; bahwa “Aku” yang melakukannya. Tapi ketika kamu berkata “Aku” melakukan segalanya untukmu, maka “Aku” itu juga yang menikmatinya. Jadi mengapa kamu mengatakan bahwa kamu yang menderita? Keduanya berjalan bersama.

Ketika kamu berkata bahwa kamu tidak melakukannya, berarti kamu juga tidak mengalami konsekuensinya. Apakah orang lain yang melakukan sesuatu dan kamu yang merasakan akibatnya? Bagaimana itu bisa? Kamu menyuruhku melakukannya. Baiklah, kalau “Aku” yang melakukannya, “Aku” juga yang akan menikmatinya! Kamu mungkin berkata bahwa “Aku” yang membuat masalah. Ya, Guruji sendiri yang menanggung penderitaan atas masalah itu. Di mana kamu? Mengapa kamu ikut campur? Jika kamu berpikir Guruji yang melakukan segalanya untukmu, maka Guruji juga yang menikmati atau menderita karenanya. Itulah kebenaran. Satu kesadaranlah yang melakukan segalanya, dan juga yang menikmati atau menderita segalanya.

Kamu makan terlalu banyak di malam hari, lalu keesokan harinya kamu berkata bahwa “Aku” membuatmu makan terlalu banyak dan kamu yang menderita!

na kartāsi na bhoktāsi mukta ev

Apakah itu pada orang lain dan bukan padamu? Saya yakin kalian semua pernah mengalami ini pada suatu waktu. Cobalah sebuah eksperimen. Masukkan tangan hangatmu ke dalam air dingin. Ketika tanganmu sudah sangat dingin setelah menyentuh air es atau memegang bongkahan es, kemudian jika kamu menyentuh sesuatu, kamu tidak akan merasakannya. Seolah-olah ada sesuatu yang lain yang merasakan atau menyentuhnya.

Ketika tangan, kaki, atau tubuhmu menjadi mati rasa, kamu masih mengalaminya, tetapi seakan-akan itu terjadi di tempat lain. Inilah yang terjadi pada saat pembiusan (anestesi). Anestesi menciptakan pemisahan sementara antara kesadaran dan tubuh. Jika perutmu dibedah setelah dibius, kamu akan melihatnya seakan itu tidak terjadi padamu.

Saya yakin banyak dari kalian pernah mengalami gigi dicabut. Dokter gigi memberikan anestesi, lalu mencabut gigimu. Kamu tidak merasakannya. Setelah gigi dicabut, kamu tidak merasakan bagian mulut itu selama beberapa saat.

mukta evāsi sarvadā

Kamu bebas. Kamu adalah ruang tak terbatas. Keinginan untuk bebas itu sendiri adalah bentuk belenggu lainnya. Inilah yang dikatakan Ashtavakra: “Kamu bebas, sayangku.” Dia memberi contoh bagaimana perasaan “Aku adalah pelaku” itu ada. Itu seperti ular hitam yang telah menggigitmu. Ketika menggigit, racunnya menyebar ke seluruh tubuhmu.

Dengan cara yang sama, perasaan bahwa kamu adalah pelaku, adalah “seseorang”, ada di setiap sel tubuhmu dan sudah meresap sangat dalam. Sekarang percayalah pada kata-kataku: “Kamu bukan pelaku.” Hidup sedang “terjadi” di planet ini. Segalanya sedang bergerak.

Address

Jalan Surapati No 45
Denpasar
80232

Telephone

+6281339604734

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Shankara Kriya Yoga Shala posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Practice

Send a message to Shankara Kriya Yoga Shala:

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram