Bali Alternative

Bali Alternative Holiday Services Bali TOUR Alternative will be arrange your holiday more deeply. Do you assess that Bali is good, it was ugly or not according to your expected?

The Bali Island is a mass tourism, there are many tourism facilities modern, which gives new value to the Bali tourism. That is your vote, but Bali Alternative will be arrange your holiday to be able to interact directly with the culture and customs. That excess Bali now, though Bali is a mass tourism, but keep the Bali culture and customs of remain sustainable. Even the Bali Alternative will carry out your holiday program according to you want and return home with happiness.

08/06/2025
Endongan adalah salah satu persembahan saat merayakan Kuningan di Bali
03/05/2025

Endongan adalah salah satu persembahan saat merayakan Kuningan di Bali

Ingin kebutuhan dunia  terpenuhi ? Dalam ajaran Hindu, pemenuhan kebutuhan duniawi (artha) dapat dicapai selaras dengan ...
01/05/2025

Ingin kebutuhan dunia terpenuhi ?
Dalam ajaran Hindu, pemenuhan kebutuhan duniawi (artha) dapat dicapai selaras dengan prinsip-prinsip Bhakti Yoga, Karma Yoga, Jnana Yoga, dan Raja Yoga sebagai berikut:

Bhakti Yoga (Jalan Devosi):

Meskipun Bhakti Yoga berfokus pada cinta dan pengabdian kepada Tuhan, praktiknya dapat memotivasi seseorang untuk menjalani kehidupan yang jujur dan bertanggung jawab. Keyakinan bahwa segala sesuatu adalah manifestasi dari Tuhan dapat mendorong seseorang untuk bekerja dengan integritas dan menghargai sumber daya duniawi sebagai karunia-Nya.
Devosi juga dapat menumbuhkan rasa syukur atas apa yang telah dimiliki, mengurangi keserakahan dan keinginan yang berlebihan, yang pada akhirnya membantu dalam mengelola kebutuhan duniawi dengan lebih baik.
Melalui pelayanan tanpa pamrih (seva) kepada sesama sebagai wujud bakti kepada Tuhan, seseorang juga dapat memperoleh rezeki dan dukungan yang diperlukan.
Karma Yoga (Jalan Aksi Tanpa Pamrih):

Karma Yoga mengajarkan untuk bertindak sesuai dengan dharma (kewajiban) tanpa terikat pada hasil. Dengan melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawab duniawi dengan sebaik-baiknya dan tanpa motif egois, seseorang secara alami akan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Fokus pada tindakan itu sendiri, bukan pada imbalan materi, dapat membawa kesuksesan dan kemakmuran sebagai konsekuensi wajar dari kerja keras dan dedikasi.
Prinsip tanpa keterikatan juga membantu seseorang untuk tidak terlalu cemas atau kecewa jika hasil yang diharapkan tidak tercapai, sehingga menjaga keseimbangan mental dalam menghadapi naik turunnya kehidupan duniawi.
Jnana Yoga (Jalan Pengetahuan):

Jnana Yoga melalui pemahaman yang benar tentang hakikat diri dan realitas dapat membantu seseorang untuk membedakan antara kebutuhan yang esensial dan keinginan yang bersifat ilusi.
Dengan kebijaksanaan dan pemahaman yang mendalam, seseorang dapat menghindari gaya hidup konsumtif dan fokus pada pemenuhan kebutuhan yang benar-benar penting.
Pengetahuan tentang hukum alam dan karma juga dapat membimbing seseorang dalam membuat keputusan yang bijaksana terkait dengan pengelolaan sumber daya dan keuangan.
Raja Yoga (Jalan Meditasi dan Kontrol Pikiran):

Raja Yoga mengajarkan pengendalian pikiran dan indra. Dengan pikiran yang tenang dan fokus, seseorang dapat membuat perencanaan keuangan yang lebih baik, mengambil keputusan yang rasional, dan menghindari impulsif dalam pengeluaran.
Meditasi dapat mengurangi stres dan kecemasan yang seringkali menjadi pemicu perilaku konsumtif yang tidak sehat.
Kekuatan konsentrasi yang dikembangkan melalui Raja Yoga juga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam bekerja, yang berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan duniawi.

Secara keseluruhan, ajaran Hindu tidak menolak pemenuhan kebutuhan duniawi, tetapi menekankan pentingnya melakukannya dengan cara yang selaras dengan dharma dan tanpa melupakan tujuan hidup yang lebih tinggi. Praktik yoga yang berbeda dapat membantu individu dalam mencapai keseimbangan antara kebutuhan materi dan spiritual.

Penataran Agung Besakih merupakan pusatnya Kawasan Pura Besakih, dan Padma Tiga adalah pelinggih terpenting di dalam Pen...
03/04/2025

Penataran Agung Besakih merupakan pusatnya Kawasan Pura Besakih, dan Padma Tiga adalah pelinggih terpenting di dalam Penataran Agung Besakih.

Padma Tiga atau Padma Bhuwana adalah pelinggih untuk memuja Tri Puruṣa
(teisme filosofisnya Hindu Bali).
Tri Puruṣa adalah 3 aspek keTuhanan dalam Siwaisme.

Pengembangan dari Tri Purusa ini oleh Dang Hyang Nirartha (Ida Pedanda Sakti Wau Rauh/Ida Bethara Lingsir/Pangeran Sanggapati/DangHyang Dwijedra/Tuan Semeru).. saat beliau pertama kali tiba di Pulau Bali dari Jawa sekitar tahun saka 1411 atau 1489 M, dan ketika itu Kerajaan Bali Dwipa dipimpin oleh Dalem Waturenggong... beliau mendapat wahyu di Purancak Jembrana...disana Beliau menerima wahyu jika di Bali perlu dikembangkan paham Tri purusa.

Tri Purusa :

• Paramaśiwa

Śiwa yang Tak Terbayangkan, tidak memiliki nama, tanpa wujud, bukan ini dan bukan itu. Dalam Śaiwāgama, Paramaśiva adalah totalitas dari keberadaan (Mahāśūṇyatārūp Parama-Puruṣa). Paramaśiwa diluar 36 tattva dan karena itu berwarna HITAM yang berarti diluar wilayah pembahasan dan filsafat.

• Sadāśiwa

Śiwa mulai menujukkan sifat-sifat kemahakuasaan-Nya sebagai Pañchakṛtya (5 wajah: Pencipta, Pemelihara, Peleburan, Penyerapan, dan Anugraha). Sadāśiwa dapat melakukan 5 kegiatan itu karena memiliki Māyā Agung dalam wujud 3 Śakti: Icchāśakti (kekuatan berkehendak), Kriyāśakti (kekuatan beraktifitas), dan Jñānaśakti (kekuatan pengetahuan). Jika Jñānaśakti (pengetahuan) mendominasi maka prinsipnya adalah Sadāśiwa, yaitu keadaan dimana Kesadaran Śiwa dirasakan atau diwujudkan, karena itu Sadāśiwa berwarna PUTIH yang melambangkan kesucian. Jika Kriyāśakti (aktifitas) mendominasi maka prinsipnya adalah Maheśwara, warna-Nya MERAH karena melambangkan aktifitas penciptaan (rājasika). Maheśvara adalah sumber keberadaan Trimūrti (Brahmā, Viṣṇu, Rudra).

• Śiwātmā

Jika Sadāśiwa adalah momentum kebersamaan Śiwa dan Māyāśakti dalam keadaan seimbang, maka dalam ranah Śiwātmā ini merupakan momentum Śakti mulai mengungguli / menguasai Śiwa. Śiwa berubah menjadi jiwa-jiwa individu yang diperdaya oleh Māyāśakti. Makhluk hidup (ātman) tidak lain adalah Tuhan Śiwa yang telah tertutup keagungan-Nya. Yang menutupi itu adalah Mayaśakti (kekuatan/ilusi Śiwa), Śiwa menyembunyikan keagungan-Nya Sendiri untuk mengalami diri sebagai roh-roh individu. Paramaśiwa adalah keutuhan, dan keutuhan dibelah menjadi kepingan puzzle oleh Mayāśakti. Kepingan-kepingan inilah yang disebut ātman (roh).

• Ekaṁ bahu syām: — 'Aku Satu, biarkan Aku menjadi banyak'

Sumber : IG Filsafat Hindu dengan sedikit penambahan informasi sebagai pelurusan sejarah🙏

Svarakaka
Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik Nyoman Parta

Bali cycling adventure 7 night 8 days
26/03/2025

Bali cycling adventure 7 night 8 days

Kapan ada salju
22/11/2023

Kapan ada salju

Early Sunday, January 22, 2023, people started arriving at the Ulun Siwi Jimbaran temple one by one. The temple grounds ...
26/01/2023

Early Sunday, January 22, 2023, people started arriving at the Ulun Siwi Jimbaran temple one by one. The temple grounds were bustling with activity as villagers from all over Jimbaran had gathered to participate in the holy journey they had been waiting for seven years.

Tens of thousands of villagers were preparing to begin the "Ngiring Ida Sesuhunan Dewa Ayu Jimbaran" ritual, a holy journey to the Uluwatu temple. Happy smiles graced their faces as they prepared for the 15 km walk.

They were dressed in traditional attire, carrying offerings and prayer items as they set out on the pilgrimage. The journey had begun with great optimism and excitement, but the sky grew darker as they walked.

All of a sudden, the trip experienced an obstacle. It started to rain, drizzling and slowly getting heavier. But the smiles of the people of Jimbaran village turned out to be more resilient than the rain. They walked and kept walking hand in hand until the rain gave up, trying to chill them. The villagers refused to let the rain dampen their spirits or their determination to complete the pilgrimage.

As the sun slowly appeared, the atmosphere became more energetic. The warmth and light lifted the villagers, who walked with renewed energy.

Some individuals enter a state of deep concentration, indicative of intense emotional connection, and demonstrate affection while seeking forgiveness. Despite this, they remain unafraid and move forward with the guidance and protection of the divine.

This journey aims to ask for blessings as an initiation process for spiritual growth. And so, the people of Jimbaran village continued on their journey, hand in hand, until they reached the Uluwatu Temple, where they offered prayers and received blessings.

___

GUS TEJA World Music is at GUS TEJA World Music.5 orang wisatawan dari California-USA datang ke studio saya kemarin. Dal...
18/07/2022

GUS TEJA World Music is at GUS TEJA World Music.

5 orang wisatawan dari California-USA datang ke studio saya kemarin.
Dalam perjumpaan selama kurang lebih 30 menit itu, saya memperlihatkan sekilas bagaimana saya membuat Suling (Balinese Flute) yang sering saya pakai dalam konser. Dan di akhir perjumpaan itu, saya bawakan 2 buah lagu dari karya-karya saya. Dan kebanyakan dari tourist yang datang ke studio saya mengatakan mereka sangat mengenal lagu-lagu yang saya bawakan karena mereka sering mendengarnya di hotel tempat mer… See more

5 orang wisatawan dari California-USA datang ke studio saya kemarin.
Dalam perjumpaan selama kurang lebih 30 menit itu, saya memperlihatkan sekilas bagaimana saya membuat Suling (Balinese Flute) yang sering saya pakai dalam konser. Dan di akhir perjumpaan itu, saya bawakan 2 buah lagu dari karya-karya saya. Dan kebanyakan dari tourist yang datang ke studio saya mengatakan mereka sangat mengenal lagu-lagu yang saya bawakan karena mereka sering mendengarnya di hotel tempat mereka menginap.
Bagi saya, beginilah semestinya pariwisata itu berjalan di Bali. Adat, Seni dan Budaya sangat berkaitan satu sama lain. Roh Bali adalah adat, seni dan budaya itu sendiri. Tergantung kita sekarang, apa kita bisa menghargainya atau tidak.
Kemarin, Workshop singkat yang saya lakukan ini adalah sebagai bentuk dari upaya yang saya bisa lakukan untuk ikut menjaga Bali.
Salam Seni dan Budaya 🙏🎶

Hari Nyepi di Bali
23/06/2022

Hari Nyepi di Bali

MANTRA-MANTRA NYEPI REKOMENDASI I GUSTI BAGUS SUGRIWA

Oleh: Sugi Lanus

— Catatan Harian Sugi Lanus, 2 Maret 2022.

Tokoh besar Hindu Bali I Gusti Bagus Sugriwa menurunkan artikel relatif panjang berjudul Nyepi dalam majalah yang dipimpinnya: MADJALAH DAMAI, Tahun Ke-I, No 1, 17 Maret 1951.

Artikel ini ditulis dengan maksud menjawab banyaknya pertanyaan terkait perayaan Nyepi ketika itu, baik bagi masyarakat Bali yang masih memerlukan bimbingan ruhani ketika itu, dan juga banyaknya pertanyaan dari masyarakat luar Bali yang penuh tanya kenapa ada tradisi Nyepi di Bali.

Tulisan yang dimuat di Madjalah Damai tersebut mengandung nilai sangat istimewa — disamping karena mengulas Nyepi dengan sangat mendasar, yang sangat diperlukan di tengah kurang lancarnya arus informasi ketika itu —artikel ini berisi mantra-mantra sangat penting yang direkomendasi oleh I Gusti Bagus Sugriwa untuk diuncarkan dalam brata (pengendalian diri) ketika hari sipeng (Nyepi).

Di bawah ini dikutip sebagian kecil dari tulis IGB Sugriwa yang menjelaskan bahwa Nyepi adalah momentum sapta yoga.

[Semua kalimat setelah garis panjang di bawah ini adalah kutipan dari tulisan Sugriwa dan ditutup kembali dengan garis panjang juga].

———————————————————————

Besoknja pagi2, sebelum matahari terbit, menurut hakekat penjepian itu, orang2 tua atau orang2 dewasa membersihkan dirinja, lalu matirtha dan kemudian makan. Persediaan makan ini disediakan tadi malamnja.

Demi matahari telah terbit pada saat itu telah mulai dinamai Njepi. Sipeng, Mati geni (Mutih atau Ngebleng). Berapi-api dilarang, malamnja gelap tidak berlampu dalam rumah masing2.

Orang2 tua atau orang2 dewasa tadi jang menaruh minat kepada inti hakekat agama seharusnja tidak makan dan minum dalam sehari semalam. Hal ini termasuk dalam perlaksanaan brata. Tetapi bagi anak2 jang di bawah umur belum diharuskan melakukan brata, karena kemadjuan badan djasmani saja masih meningkat naik, supaja djangan terhalang karenanja. Sebab itu oleh ibu2nja disediakannja makan minumnja untuk hari mabrata itu. Pada hari itu orang2 (baik tua maupun muda) diharuskan diam di rumahnja (di halamannja) masing2, tidak harus bekerdja berat, memikul dan mendjundjung barang2. Tidak diidjinkan berdjalan... Hal ini termasuk bagian tapa.

Selandjutnja melakukan penghormatan kepada Sūrya, dengan setjara yoga. Maksudnja mengutjapkan terima kasih kepada surya jang amat besar djasanja kepada dunia. Dan mengutjap sukur kepada Tuhan (Hyang Widhi) karena Tuhan telah mengadakan Surya.

Selandjutnja mohon ampun kepada Tuhan atas kesalahan2 kita jang telah lalu dan jang akan datang. Untuk ini boleh memakai pikiran atau kata2 sendiri dan bolen djuga mempergunakan Weda2 mantram jg.

Istimewa untuk itu, misalnja:

1. Mula2 duduk setjara padmâsana, jaitu: tapak kaki kiri naikkan lebih dahulu letakkan di atas paha kanan, kemudian tapak kaki kanan naikkan dan letakkan diatas paha kiri. Badan tegak, tulang punggung lurus.

2. Melakukan pranayama, jaitu: memasukkan nafas pelan2 dari hidung kiri sampai paru2 penuh dengan udara dengan menjebutkan mantram dalam bathin:

Oṃ ung namah

Setelah paru2 penuh dengan udara, tahan sedjurus dengan mantram:

Oṃ mang namah

Kemudian keluarkan nafas pelan2 dari hidung kanan dengan mantram dalam bathin:

Oṃ ang namah

3. Ngili atma, jaitu: Tarik Sanghyang Atma naik keubun-ubun (śiwadwara) dengan mantram dalam bathin:

Oṃ ang hrêdaya naṃaḥ

Umpamakan (rașakan) badan kasar serta malanja [kekotorannya] telah bersih hangus, mantram:

Oṃ ung rah phat astra ya namah

Sanghyang Atma tidak turut hangus dan rasakan amreta mantjur dari angkasa-śiwa melalui ubun2, mantram:

Oṃ hrang hring șah Parama Śiwa anmrêta ya namah. Om ang Śiwâtmane namah

4. Memudja kepada surya,

Mantramnja ada beberapa matjam, boleh dipilih mempergunakannja boleh djuga semuanja, misalnja:

a.

Oṃ râdityasya paranjotih, rakta tejo namostute, śweta pangkaja madhyaste, Bhaskâra ya ‘namo namaswaha.

b.

Oṃ trang hrih sah Paramaśiwa-radtiya ya nama swaḥa.
Oṃ ṭrang hrih sah sûrya ya namah.
Oṃ trang hrih sah śiwa-sûrya paran teja swa rûpa ya naṃa swaha.

c.

Oṃ istamba meru pariwarta samasta lokam
bim badhi dewaya wajikara ya.
jambo 'ratiwa gaganaya samasṭa metram
aṃbara bindu śaranaya mamo inaṃaste
diwyapo murtti parameśwara bhaskaranam
jyotih samudra pariraksita natha naya
bhuḥ sapta loka bhuwana netraya sarwa neṭram
aditya dewa śaranaya namo namaste
kālaya kastha rawi bhaskara baladewa
bhaktya murtti paṛiwarta suniskuṭaya
ratnaya ratna ṃani bhusita sayutaya
trailokya natha śananaya namo nameste.

5. Permohonan ampun ada beberapa matjam (pada) djuga, boleh dipergunakan salah satu diantaranja atau kesemuanja.

a.

Oṃ papo ham papo atma ham
papatma papa sambhawah
trahi mam pundarikaksa
sabahya byantara śuci

b.

Oṃ ksma swa mam Mahadewa
sarwa prani hitangkarah
mam moca sarwa papebhyo
phalaya swa sadaśiwa.

c.

Oṃ ksantawya kayika dosah
ksajitawya wacika mama
ksantwaya manasa dosah
tat pramadham ksama swa mam.

6. Malamnja melakukan yoga (sapta-yoga), untuk mentjapai nirbana.

Besok paginja dinamai Ngembak-api (geni), sudah boleh menanak dan memasak ke dapur untuk persediaan makanan alabuh brata. Hanja bekerdja berat masih dilarang, karena baru habis melakukan brata, yoga.

Sekian.-

Oṃ tat sat, ekam swā ḍwityam Brahṃaṇ
Swastyastu nama Śiwaya.

———————————————————————

Demikanlah kutipan tulisan IGB Sugriwa.

Sebagai tokoh umat, IGB Sugriwa mendirikan dan memimpin Madjalah Damai. Majalah ini punya cita-cita luhur untuk mengupayakan masyarakat Bali menjadi masyarakat tercerahi, baik dalam konteks beragama Hindu Bali dan dalam konteks bernegara.

Membaca tulisan penting di atas, disamping mendapat mantra-mantra penting dan petunjuk singkat brata panyepian, pembaca budiman diajak memasuki sebuah kilas bagaimana peran yang harus dimainkan oleh TOKOH UMAT Hindu Bali.

TOKOH UMAT adalah pembawa berita damai. IGB Sugriwa bisa menjadi panutan bagaimana pentingnya tokoh umat untuk menulis hal-hal penting dengan gamblang agar bisa menjadi sesuluh umat, memberikan jalan keluar dan koridor dalam mengawal tradisi. Teguh mendampingi umat agar umat menemukan jalan lapang dan hati bersih dalam menjalani tradisi beragama. IGB Sugriwa memberi contoh bagaimana salah satu tugas penting yang harus diembang tokoh masyarakat Bali adalah menjelaskan nilai-nilai suci agama Hindu Bali, dan memberikan tuntunan teknis yang praktis panduan umat untuk berlatih mengendalikan diri dan berlatih memasuki kehidupan batiniah. IGB Sugriwa memberikan pesan moral untuk menjaga tanah dan manusia Bali diperlukan keteladanan dan kepemimpinan yang teguh memberi himbau-himbauan dan tuntunan-tuntunan mengajak umat untuk hidup sehat lahir batin, berpuasa, beryoga, membaca susastra-agama, melakukan renungan batin dan pengendalian diri — bukan sebaliknya.

Kembali ke topik Nyepi, dengan kembali membaca tulisan IGB Sugriwa di atas, umat Hindu Bali bisa mengambil pelajaran penting: Nyepi adalah hari berlatih ajaran ruhaniah. Terutama bagi “orang2 tua atau orang2 dewasa tadi jang menaruh minat kepada inti hakekat agama”.

Tulisan di atas pesannya sangat jelas, kalaulah tidak bisa dijalani dengan penuh, atau belum mampu menjadikan momentum Nyepi sebagai momentum berlatih ruhani, maka minimal tidak melakukan hal-hal yang berlawanan dengan makna tradisi besar Nyepi.

Sebagai tokoh besar Hindu Bali IGB Sugriwa ini menyatakan dengan tegas bahwa Nyepi adalah hari suci “untuk penghormatan kepada Sūrya, dengan setjara yoga”.

Sungguh berbalik arah jika ada kelakar pongah di masyarakat Bali yang mengatakan bahwa Nyepi adalah hari ceki. Celakanya, kelakar ini berangkat dari kenyataan memang ada kelompok masyarakat yang menjadikan momentum Nyepi menjadi hari ceki. Bahkan dianggap “tradisi”. Bukan hanya terjadi di kalangan rakyat bawah pedesaan, di lingkar pejabat pun santer desas-desus siapa-siapa oknum pejabat yang menjadikan Nyepi sebagai ajang “kondangan meceki”.

Pesan IGB Sugriwa perlu kita renungi kembali: “… menurut hakekat penjepian itu, [adalah momentum untuk] orang2 … membersihkan dirinja” secara lahir batin.

Tentunya, sungguh berbalik arah jika Nyepi disambut dengan tumpah ruah arak di bale-bale banjar.

Semoga kutipan/ ketikan kembali ini artikel yang ditulis tokoh besar Hindu Bali ini bermanfaat.

Selamat melakukan Tawur Kasanga dan brata panyepian. Semoga para pimpinan umat senantiasa diberi kesehatan dan kejernihan hati. Semoga kita semua selamat dan pandemi segera bisa kita atasi. Semoga kita senantiasa dalam kejernihan pikiran. Selamat menuju menyambut tahun 1944 Śaka. Semoga semua makhluk berbahagia.

Address

Denpasar
80362

Opening Hours

Monday 09:00 - 17:00
Tuesday 09:00 - 17:00
Wednesday 09:00 - 17:00
Thursday 09:00 - 17:00
Friday 09:00 - 17:00
Saturday 09:00 - 17:00

Telephone

+6281338773577

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Bali Alternative posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Practice

Send a message to Bali Alternative:

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram