10/10/2024
Setiap 10 Oktober diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. Hari Kesehatan Mental Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 1992.
Sejarah Hari Kesehatan Mental Sedunia
Hari Kesehatan Mental Sedunia ini diinisiasi oleh Federasi Kesehatan Mental Dunia (WFMH) yang didirikan oleh Sekretaris Jenderal, Richard Hunter pada 1992. Misi utamanya yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan mengedukasi masyarakat di seluruh dunia mengenai pentingnya kesehatan mental.
Peringatan ini juga berfungsi sebagai pengingat bahwa kesehatan mental juga bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan.
Pada tahun 1994, WFMH memperkenalkan tema pertama, "Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Jiwa di Seluruh Dunia," sebagai langkah awal dalam fokus tahunan yang terus dikembangkan. Sejak itu, peringatan ini menjadi ajang global untuk menyebarkan kesadaran dan memajukan penanganan isu-isu kesehatan mental.
Hari Kesehatan Mental di Indonesia
Sementara itu, di Indonesia, Hari Kesehatan Mental mulai ditetapkan pada tahun 1993. Peringatan ini bertujuan untuk menghormati hak ODMK (Orang dengan Masalah Kejiwaan) dan memperluas pencegahan masalah kesehatan jiwa.
Sebagai informasi, WFMH sendiri merupakan NGO yang didirikan pada tahun 1948 di London, dan telah telah terlibat dalam advokasi dan pendidikan untuk mengubah persepsi terhadap penyakit mental selama puluhan tahun.
Dalam advokasinya, mereka melakukan siaran televisi dengan durasi dua jam di seluruh dunia melalui satelit badan informasi Amerika Serikat. Siaran tersebut berisi pesan-pesan visual tentang pentingnya menjaga kesehatan mental.
Tema Hari Kesehatan Mental 2024: Memprioritaskan Kesehatan Mental di Tempat Kerja
Hari Kesehatan Mental 2024 mengusung tema“Saatnya Memprioritaskan Kesehatan Mental di Tempat Kerja”. Tema ini berfokus pada dampak lingkungan kerja terhadap kesehatan mental.
Tema ini dipilih melalui pemungutan suara global yang melibatkan anggota WFMH, pemangku kepentingan, dan pendukung, dengan lebih dari 2000 peserta dari 116 negara dengan proses seleksi yang inklusif. Tema tersebut dipilih untuk mencerminkan kesadaran akan kebutuhan yang mendesak.
Berdasarkan data WHO sekitar 15% orang dewasa usia kerja di seluruh dunia mengalami gangguan mental. Lingkungan kerja yang tidak mendukung, seperti diskriminasi, beban kerja berlebih, dan ketidakpastian, berkontribusi pada meningkatnya gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan bahkan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2024 menjadi momentum penting untuk menyoroti masalah kesehatan mental di tempat kerja. Dengan tema "Saatnya Memprioritaskan Kesehatan Mental di Tempat Kerja," diharapkan setiap perusahaan dapat menciptakan budaya kerja yang mendukung kesejahteraan mental. Kesehatan mental yang baik tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga bagi produktivitas dan perkembangan organisasi secara keseluruhan.
(Suchika Julian Putri) Medcom.id