SEHAT ITU INDAH

SEHAT ITU INDAH Sehat itu mahal dan belum tentu mahal itu sehat...sehat itu indah Indah itu belum tentu sehat...sehat itu penting belum tentu kepentingan itu menyehatkan..

14/09/2025

TERNYATA BEGINI CARANYA TOH!

Untuk membedakan gula merah kelapa asli dan campuran, perhatikan warna dan teksturnya.

Gula merah kelapa asli biasanya berwarna cokelat tua agak kusam dengan aroma khas kelapa yang kuat. Teksturnya padat tetapi mudah dipotong atau diserut.

Sementara itu, gula merah campuran cenderung lebih terang, mengilap, dan terlalu keras karena ada tambahan gula pasir atau bahan lain.

Saat dilarutkan dalam air panas, gula merah asli akan larut perlahan dengan warna cokelat keruh, sedangkan yang campuran cepat larut dan warnanya lebih bening.

Dengan melihat ciri ini, kita bisa lebih mudah memilih gula merah yang benar-benar asli.

MANTAP đź«°

05/09/2025

Di hutan hujan Amerika Selatan, ada makhluk mungil yang terlihat seperti ciptaan fantasi: katak kaca. Dinamai begitu karena kulit bagian bawah tubuhnya benar-benar transparan. Kalau kamu melihatnya dari bawah, jantung, hati, bahkan ususnya bisa terlihat jelas seolah sedang menatap “versi hidup” dari anatomi biologi.

Tubuh katak ini kecil, rata-rata hanya sepanjang 2–3 sentimeter. Warna punggungnya hijau terang sehingga bisa menyatu dengan daun, membuatnya hampir tak terlihat oleh predator. Tapi yang paling bikin kagum adalah bagian perutnya yang bening seperti kaca—membiarkan kita mengintip rahasia organ dalam tanpa harus membedahnya.

Ilmuwan masih meneliti kenapa katak kaca berevolusi dengan kulit transparan. Salah satu teori menyebutkan transparansi ini membantu mereka berkamuflase, memantulkan warna daun di bawah tubuhnya sehingga sulit dibedakan dari lingkungannya. Dengan begitu, mereka bisa selamat dari burung atau ular yang mengintai.

Hari ini, katak kaca jadi simbol betapa luar biasanya keanekaragaman hayati hutan Amerika Selatan. Seekor hewan kecil yang membuktikan bahwa alam selalu punya cara kreatif untuk bertahan hidup—bahkan dengan menjadikan tubuhnya sendiri sebagai “jendela transparan”. 🌿🔍

Sumber Referensi:

National Geographic – Glass Frog Facts

BBC Earth – The Transparent Glass Frog

Encyclopaedia Britannica – Centrolenidae (Glass Frogs)

05/09/2025

Ketika seseorang merasa terhibur, ia membuka hati dan pikirannya; proses belajar pun menjadi lebih ringan dan menyenangkan. Sebaliknya, jika pengajaran dipaksakan hanya untuk menjadi hiburan, maka substansi ilmu bisa hilang, dan yang tersisa hanyalah tontonan kosong.

Dalam dunia kreatif, gagasan ini menjelaskan mengapa karya-karya Disney bukan sekadar hiburan, melainkan sarana pembelajaran yang membekas. Nilai-nilai tentang keberanian, persahabatan, kerja keras, dan harapan dikemas lewat cerita yang menghibur sehingga mudah diterima oleh anak-anak maupun orang dewasa. Hiburan berfungsi sebagai medium, sementara pelajaran moral menjadi inti yang tersampaikan tanpa terasa menggurui.

Makna lebih luas dari ungkapan ini adalah ajakan untuk mengedepankan pendekatan yang humanis dalam proses belajar. Orang lebih mudah menangkap pesan ketika mereka merasa terlibat dan terhibur, bukan saat mereka dipaksa. Dengan menghibur untuk mengajar, kita tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menanamkan pengalaman yang hidup dalam ingatan. Itulah kekuatan sejati dari pendidikan yang menyenangkan.

05/09/2025

"Kekuatan pikiran datang dari kebiasaan berpikir baik"

Aristoteles mengungkapkan kekuatan sejati dari pikiran manusia terletak pada pola pikir yang positif, konsisten, dan berfokus pada hal-hal yang baik. Kebiasaan berpikir baik tidak hanya membentuk cara kita memandang dunia, tetapi juga mengarahkan tindakan kita menuju tujuan yang bermakna.

Pikiran kita ibarat tanah. Jika kita menanam benih berupa pikiran-pikiran positif—seperti keyakinan, harapan, dan rasa syukur—maka pohon yang tumbuh akan menghasilkan buah keberanian, kebahagiaan, dan kesuksesan. Namun, jika tanah itu dipenuhi dengan gulma berupa pikiran negatif, seperti ketakutan dan keraguan, ia akan menghambat pertumbuhan dan membuat pikiran kita rapuh.

Aristoteles menekankan bahwa berpikir baik adalah kebiasaan yang harus dilatih. Sama seperti seorang atlet yang melatih tubuhnya untuk menjadi kuat, kita harus melatih pikiran kita agar menjadi lebih tangguh. Dengan membiasakan berpikir positif dan konstruktif, kita dapat menghadapi kesulitan dengan lebih bijaksana dan melihat peluang di balik tantangan.

Pikiran yang kuat tidak dibangun dalam semalam, melainkan melalui proses panjang. Semakin sering kita memilih untuk berpikir baik, semakin kuat pikiran kita dalam menghadapi tantangan hidup. Kekuatan pikiran sejati bukan hanya tentang seberapa cerdas kita, tetapi bagaimana kita memilih untuk memandang dunia dengan optimisme dan kebijaksanaan.

"Jadi, perlu Ingatkan jika ingin memiliki pikiran yang kuat, mulailah dari kebiasaan kecil: bersyukur, melihat sisi baik dari setiap kejadian, percaya pada potensi diri serta terus memperdalam kebijaksanaan melalui pencerahan filosofis. Sebab, pikiran yang terbiasa berpikir baik adalah dasar dari kehidupan yang penuh makna dan pencapaian.

05/09/2025

Pendidikan sejati bukan sekadar memindahkan ilmu dari satu generasi ke generasi berikutnya. Ia bertujuan membentuk manusia yang mampu berpikir kritis, berimajinasi, dan melahirkan gagasan baru. Dunia terus berubah, tantangan pun selalu berganti, sehingga manusia dituntut untuk beradaptasi dengan cara-cara segar yang relevan dengan zamannya.

Apabila pendidikan hanya menekankan pengulangan tradisi tanpa ruang kreativitas, yang lahir hanyalah manusia peniru. Mereka mungkin piawai mempertahankan kebiasaan lama, tetapi rapuh menghadapi perubahan. Sejarah membuktikan bahwa kemajuan selalu digerakkan oleh orang-orang yang berani keluar dari pola lama, menolak stagnasi, dan menawarkan solusi yang belum pernah dicoba sebelumnya.

Oleh karena itu, pendidikan harus membebaskan pikiran, menumbuhkan rasa ingin tahu, dan melatih keberanian untuk berbeda. Pengetahuan perlu dihubungkan dengan kenyataan hidup agar tidak berhenti sebagai hafalan kosong. Dengan cara demikian, generasi baru akan tumbuh sebagai penggerak masa depan, bukan sekadar bayangan masa lalu.

05/09/2025

Banyak yang mengira orang diam itu tenang, padahal justru di balik kesunyian wajahnya, ada ribuan percakapan yang tak berhenti di dalam kepalanya. Paradoks ini sering disalahpahami, seolah diam identik dengan pasif. Faktanya, menurut Susan Cain dalam Quiet: The Power of Introverts in a World That Can’t Stop Talking (2012), orang yang diam bukan berarti kosong. Justru mereka cenderung memiliki kehidupan batin yang lebih kaya, penuh refleksi, dan kadang melelahkan karena tidak semua bisa diucapkan keluar.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa melihat seseorang yang duduk diam di pojok ruangan rapat. Dari luar tampak tenang, namun di dalam pikirannya mungkin ia sedang menganalisis setiap detail yang terjadi. Ketika orang lain sudah mengucapkan kalimat, ia mungkin sudah memikirkan tiga kemungkinan respons yang berbeda. Inilah mengapa diam sering kali bukan tanda hampa, tetapi justru tanda otak sedang sibuk bekerja.

1. Diam sebagai Ruang Refleksi

Menurut Anthony Storr dalam Solitude: A Return to the Self (1988), diam memberi ruang bagi pikiran untuk mencerna pengalaman dan menemukan makna yang tersembunyi. Orang yang diam sering kali tampak pasif, namun sebenarnya sedang memproses dunia dengan kedalaman yang jarang terlihat.

Contoh sederhana adalah ketika seseorang tidak langsung merespons dalam percakapan. Alih-alih dianggap tidak tahu, bisa jadi ia sedang menimbang kata-kata dengan hati-hati agar tidak salah langkah. Justru diam menjadi cara mereka mengatur ketenangan sebelum melontarkan pendapat yang bernas.

Dengan begitu, diam bukanlah kosong, melainkan aktivitas mental yang intens. Orang yang mampu menahan diri dari bicara berlebihan biasanya memiliki sudut pandang yang lebih matang.

2. Pikiran yang Penuh Skenario

Julian Jaynes dalam The Origin of Consciousness in the Breakdown of the Bicameral Mind (1976) menunjukkan bahwa kesadaran manusia sering diwarnai oleh “suara internal” yang terus berbicara. Orang yang diam di luar mungkin justru memiliki “dialog batin” yang berisik di dalam.

Seorang individu yang tampak hening bisa saja sedang memikirkan berbagai skenario: apa yang terjadi jika ia bertindak, bagaimana orang lain menilai, atau apakah ada risiko tersembunyi. Aktivitas mental ini membuat diam bukan tanda hampa, melainkan tanda otak yang sedang sibuk menguji berbagai kemungkinan.

Dalam situasi sosial, mereka mungkin terlihat tidak berkontribusi banyak, padahal mereka tengah mengamati, menyerap, dan memproses informasi lebih banyak daripada yang terlihat di permukaan.

3. Beban Ekspektasi Sosial

Dalam The Presentation of Self in Everyday Life karya Erving Goffman (1959), dijelaskan bahwa setiap orang tampil dengan peran sosial tertentu. Orang yang diam sering dianggap “tidak aktif” hanya karena tidak memainkan peran sesuai ekspektasi kelompok. Padahal, diamnya bisa menjadi bentuk resistensi halus terhadap tekanan sosial.

Misalnya, dalam pertemuan keluarga, ada orang yang lebih s**a mendengarkan ketimbang menimpali. Diamnya justru penuh kesadaran, bukan kekosongan. Ia memilih tidak masuk dalam hiruk pikuk peran sosial, tapi bukan berarti pikirannya kosong.

Di sinilah sering muncul salah paham. Diam dipandang lemah, padahal justru merupakan kekuatan dalam mengendalikan diri.

4. Overthinking sebagai Sisi Lain dari Diam

Dalam The Overthinking Cure karya Nick Trenton (2021), dijelaskan bahwa orang yang diam sering kali adalah mereka yang lebih rentan terhadap overthinking. Diam di luar bisa menyembunyikan suara-suara internal yang berisik, penuh keraguan dan pertanyaan.

Seseorang yang tampak kalem mungkin sedang mengulang-ulang percakapan semalam, menebak-nebak bagaimana orang lain menilainya. Hal ini menunjukkan bahwa diam bisa menjadi topeng dari pikiran yang terlalu sibuk.

Meskipun melelahkan, proses ini juga bisa membuat mereka lebih teliti dan kritis. Diam memberi mereka waktu untuk memproses dengan hati-hati, meski risikonya adalah terlalu lama terjebak dalam pikirannya sendiri.

5. Kreativitas yang Lahir dari Sunyi

Mihaly Csikszentmihalyi dalam Creativity: Flow and the Psychology of Discovery and Invention (1996) menunjukkan bahwa kreativitas sering lahir dari kesunyian. Orang yang diam justru punya ruang lebih luas untuk membiarkan pikirannya mengembara dan menemukan ide-ide baru.

Contohnya, banyak penulis besar yang terkenal pendiam dalam kehidupan sosial, tetapi menghasilkan karya yang riuh di dunia sastra. Diam menjadi bahan bakar kreativitas karena otak punya kesempatan untuk menyambungkan hal-hal yang tampak tidak terkait menjadi gagasan baru.

Diam, dalam hal ini, tidak sekadar menahan suara, melainkan membuka ruang bagi lahirnya hal-hal yang tak terduga.

6. Sensitivitas Emosional yang Tinggi

Elaine Aron dalam The Highly Sensitive Person (1996) menjelaskan bahwa orang yang tampak diam sering kali adalah mereka dengan sensitivitas tinggi. Mereka lebih mudah menyerap nuansa emosi di sekitarnya, sehingga memilih diam agar tidak kewalahan.

Misalnya, dalam sebuah pertemuan yang tegang, mereka bisa merasakan atmosfer emosional lebih kuat dibanding orang lain. Diam menjadi cara melindungi diri, meski di kepala mereka terjadi diskusi emosional yang intens.

Hal ini menjelaskan mengapa orang diam sering terlihat “berisik” di dalam. Mereka sedang mengatur ledakan emosi yang mungkin tidak terlihat dari luar.

7. Diam Bukan Berarti Tidak Punya Suara

Susan Cain juga menekankan bahwa introvert sering kali membutuhkan waktu lebih lama untuk mengekspresikan diri, bukan karena tidak punya suara, melainkan karena memilih waktu yang tepat. Diam adalah fase akumulasi energi, yang kemudian bisa meledak dalam bentuk ide kuat atau tindakan yang berarti.

Dalam dunia kerja, orang yang jarang berbicara dalam rapat bisa jadi adalah orang yang justru menyampaikan ide paling tajam saat waktunya tiba. Diam memberi kesempatan untuk mematangkan gagasan, sehingga ketika keluar, kata-katanya lebih berbobot.

Itulah mengapa kita tidak bisa menilai kedalaman seseorang hanya dari seberapa sering ia berbicara. Diam bisa menjadi tanda bahwa seseorang sedang mendengarkan dunia dengan cara yang lebih dalam.

Pada akhirnya, diam adalah bahasa lain yang sering disalahpahami. Justru di balik hening itu, ada riuh pikiran yang bekerja tanpa henti. Pertanyaannya, apakah kita cukup peka untuk mendengarkan suara yang tidak terucap?

Menurutmu, apakah orang diam memang lebih bijak atau justru lebih tersiksa oleh pikirannya sendiri? Tulis pendapatmu di kolom komentar dan jangan lupa share agar lebih banyak orang ikut merenungkan ini.

05/09/2025

Banyak orang berharap ada peristiwa besar yang datang tiba-tiba mengubah hidup mereka, padahal keajaiban sejati sering kali lahir dari keputusan sederhana: berbuat baik, bekerja keras, atau tidak menyerah ketika keadaan sulit.

Ketika seseorang memilih untuk menghadirkan kebaikan dalam kesehariannya—entah dengan membantu orang lain, menjaga harapan tetap hidup, atau menciptakan peluang baru—maka ia sendiri sedang menjadi keajaiban bagi lingkungannya. Keajaiban itu tidak selalu berupa hal spektakuler, kadang hadir dalam bentuk kecil namun bermakna, seperti memberi semangat kepada teman yang putus asa atau menghadirkan senyum di saat orang lain sedang terpuruk.

Makna terdalam dari ungkapan ini adalah ajakan untuk mengambil peran aktif dalam hidup. Alih-alih menunggu sesuatu yang luar biasa terjadi, kita bisa menjadi sumber keajaiban itu sendiri. Dengan kesadaran, keberanian, dan konsistensi, setiap orang bisa menghadirkan perubahan yang indah—baik untuk dirinya sendiri maupun bagi orang-orang di sekitarnya.

Address

Denpasar

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when SEHAT ITU INDAH posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Practice

Send a message to SEHAT ITU INDAH:

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram