21/11/2025
Metebusin Melik, Hindari "Asal Pragat", Namun Harus sesuai dengan Kaidah sastra dan harapan yang ada. Untuk Mencapai Hal Itu Tentu Perlu di Konsultasikan Lebih Jauh, Agar Makna Yang Tersirat Dalam Melik Mendatangkan Kebaikan Setelah Metebusan Melik.
Berbicara mengenai melik tentu sudah tidak asing lagi dengan Jro Mangku Dalang Badra, yang merupakan seorang Dalang Samirana. Setiap hari kediaman Beliau, selalu didatangi oleh umat dari seluruh Bali & luar Bali untuk melaksanakan penebusan melik.
Tentu tersirat pertanyaan dalam hati semeton pembaca, kenapa Beliau dicari untuk melaksanakan penebusan melik ?
Apa Sebenarnya melik itu ?
Ketika kita berkaca pada tutur/nasehat leluhur terdahulu, “ Cening Yening Pemanudian Cening Medaging Melik, Gelisin Tunasin Penglukatan Sudhamala Lan Asta Pungku, Mangda lantang Tuwuh Ceninge”.
Selain itu jika kita menyaksikan pergelaran Wayang Sapuh Leger, dalam sebuah lakon kawi dalang, sering juga diceritakan bahwa orang yang melik terlahir wuku wayang dan melik lainnya, akan tidak dimangsa oleh Ida Bhatara Kala ( Tidak Umur Pendek ) ketika sudah melaksanakan Pengruwatan oleh Seorang Dalang Samirana.
Karena merupakan sebuah Bisama Dari Ida Bhatara Kala, begini ceritanya dalam sebuah pertujukan kawi dalang Wayang Sapuleger “ Ehh..Pwa Kita Dalang Samirana, apan ingulun pisalah anadah yeki saji, tetadah ingulan, penugran Bhatara Siwa,
kesujatian jatma manusa pemanumadian wuku wayang muang melik, mangke ane bisama ingulan, maring dalang samirana.
Yan ana manusa pemanumadian wuku wayang muang melik maring mercapada, yan sida angelaraken pengruatan maring dalamg samirana, natan ingulun ketadah, gentosange ikanang saji”..
Artinya : “ Ih..engkau Dalang Samirana, saya tersadar salah karena sudah memakan upakara Dalang Samirana ini, sesungguhnya makanan saya adalah orang lahir wuku wayang dan melik, atas anugrah Bhatara Siwa.
Untuk menebus dosa/kesalahan ini, sebagai gantinya siapapun nanti yang terlahir wuku wayang dan melik, kalau sudah mendapatkan Pengruatan oleh dalang samirana, tidak akan saya makan lagi, ia akan jadi manusia yang berbudi dan panjang umur”.
Kalau dihitung dari tahun 2008 beliau sudah rutin mengadakan penebusan melik bersama tiap bulannya untuk meringankan biaya.
Kalau dihitung cloternya sudah mencapai 204 cloter, rata rata peserta yang ikut 250 peserta – 500 peserta.
Jadi kalau dipikir pikir, jam terbang Beliau menangani kasus orang melik sudah tidak perlu diragukan.
Selain itu tiap hari juga banyak umat datang untuk melaksanakan penebusan melik secara pribadi. Ketika hari baik datang,
Beliau sudah terbiasa mumput puluhan kali, dari jam 6 pagi sampe jam 5 :30 pagi dini hari besoknya.
Umat yang sudah pernah mebayuh di Purnama, Tilem, Wuku Wayang dan hari baiknya pasti sudah pernah merasakan mendapat giliran jam 5 pagi. “
Umat sering bilang begini “ Padelam Jrone Pasti Leleh Gati, Sakewale Yensing Mula Titah Niskala, sing ada jatma normal sekuat nika. Pasti suba sakit dan menyerah”
Tapi sekarang sudah banyak tempat tempat yang melaksanakan penebusan melik massal, namun terkadang mendatang cerita baru di Puri Yadnya.
1. Sebut saja nama nya Gusde, sudah pernah metebusan melik ditempat lain/bukan seorang Dalang Samirana. Namun datang lagi ke Jro Dalang Badra. Ketika ditanya, begini jawaban orang tuanya, “ anak tiang niki dumun sampun pernah metebusan melik Jro Dalang.
Sakewanten dugas niki tabrakan sampai niki tangannya patah, titiang mepeluasan, katanya penebusan melik anak tiang durung ketrima/temus ring niskala, duaning durung polih Penglukatan Asta Pungku & Sudhamala ring Dalang Samirana. Nika mawinan tiang jagi ngulang meriki metebusan, soalnya semeton di desa tiange sami metebusan melik driki”.
2. Sebut saja namanya Kadek Ratih, datang dari pengujung barat Pulau Bali, perjalanan kurang lebih 4 jam sampai di Puri Yadnya, dan dapat waktu penebusan melik, kebetulan rainan Purnama dapat jam 5 pagi.
Ketika ditanya “ Dados saking joh metebusan melik meriki ? Polih jam 5 pagi ?
Jawabnya begini “ Jarak ten dados halangan, polih seger nika sane paling utama. Pang ten kadi semeton tiange, takut ngetel payu mekebyos, lebihan hitungan ajak metebusan mriki dumun akhirne batal, mangkin anaknyane sampun melinggih ring Dewa Hyang ( Sudah meninggal dan diaben ).
3. Lain ceritanya dengan Pak Wayan Rudi, semua anaknya dari bayuh oton penebusan melik, menek kelih dilaksanakan di Puri Yadnya.
Ketika ditanya, “sampun sami anak alit mebayuh ? Bwih… anak tiang sami keupekaren driki. Semeton ring desa akhweh taler ajak tiang mriki, duaning nakenan, cingake fotone di Fb.
Bagi tiang pribadi, tiang sangat semangat ikut upacara driki, duaning “ JEG NYUSUP MANTRANE” Mantu tiang 3 tahun mandul, wusan mebayuh sampun hamil mangkin. Mebukti nika sekala niskala, artinya tak sekedar seremonial manten”.
Banyak lagi kisah tentang hal seperti ini yang sudah sering ditulis di media sosial untuk menyadarkan dan memberikan pencerahan. Ini semua merupakan realita dan fakta, jika teman2 berkujung ke Puri Yadnya bisa di cek di buku tamu pendaftaran penangkilan Beliau, dan bisa juga di lihat di fb & Tikt0k “ Puri Yadnya”.
Pesan kami : urusan niskala, punya etika dan sesana masing masing, terkadang tidak bisa ditawar dengan ego manusia. Sebuah mantra bisa dihapalkan dan pakaian putih bisa dibeli. Namun Taksu itulah yang tidak bisa diberikan kepada sembarangan orang.
Makanya ada istilah “ Tusing Karuan Ane Bisa Dadi “, artinya walaupun kita sepinter apapun kita dengan hal hal niskala, kalau tidak “keicen taksu” dan tugas dari niskala, biasanya itu tidak akan menghasilkan apa apa.
Jro Dalang Badra, yang merupakan sarjana Pedalangan yang lulus dengan come laude ini, sebenarnya tidak ingin dan punya angan angan untuk menjadi pengusadha niskala. Beliau merupakan seorang pegawai negeri, yang harus pensiun dini di tahun 2019 untuk mengemban tugas niskala.
Beliau tidak memilih, tapi dipilih oleh “alam nis” ini untuk mengemban tugas ini. Beliau sudah berusaha menolak, tpi apa daya 10 hari Beliau pernah sekarat, hidup terasa mati, kalau minta mati juga tak mau mau meninggal.
Akhirnya Beliau menyanggupi tugas ini, untuk memberi pengruwataan Asta Pungku & Sudhamala, Taksuning Mpu Leger, Gegelaran Dalang Samirana.
Itu sebabnya taksunya tidak putus putus, terbukti dari banyaknya umat yang selalu datang untuk berkonsultasi tentang hal hal niskala.
MENGENAL MELIK DARI PEMAHAMAN DUNIA NISKALA
Untuk Keharmonisan Hidup Sekala Niskala.
Ketika kita mendengar sebuah kata "melik" tentu di benak umat sedarma sudah identik dengan kematian atau bisa melihat makhluk halus.
Namun biar umat sedarma memahami, melik itu tidak semua mendatangkan kematian, ada juga mendatangkan kebaikan dan taksu yang sangat utama setelah orang "eling" pada dirinya untuk melaksanakan penebusan melik.
Bagaimana mengetahui orang itu melik ?
Ini sering menjadi pertanyaan orang yang awam tentang melik ini. Banyak cara untuk mengetahui orang melik, kalau kita mau belajar dan eling ajaran leluhur megama Bali, megama Hindu.
Banyak sebutan untuk orang melik, misalnya Manusa Metapak Dingin, Kepingit, Jatma Sususre, Manusa Mepaban Ngendih, Manusa Indigo (khusus orang yang bisa melihat alam niskala), Pemanumadian Pantes dll.
Apapun itu sebutannya, itulah keberagaman yang sangat indah dari daerah satu dengan daerah yang lainnya. Yang telah diwariskan oleh leluhur kita, untuk kita lestarikan bersama-sama.
Selain itu ada juga orang mengartikan "MELIK NELIK ". Kalau kita terjemahkan ke bahasa Indonesia, nelik itu artinya mata yang melotot. Kalau orang terbangun dari tidurnya dan dia melotot, berarti dia telah tersadarkan dari tidurnya.
Bisa juga jelaskan dengan kata kias jika dikaitkan dengan melik, bahkan orang melik harus NELIK/tersadarkan dirinya melik. Serta dirawat dengan baik secara niskala diawali dengan melaksanakan penebusan melik, agar meliknya berguna dan tidak jadi malapetaka.
Tapi selain NELIK diartikan tersadarkan, "NELIK" bisa juga dialami orang yang akan meninggal atau sudah meninggal. Buktinya orang mati kebanyakan nelik, terus ditutupi dengan tangan agar terpejam disertai doa.
Kalau seperti itu bisa juga melik nelik itu kita hiasi dengan pemaknaan kata kias "Datangnya kematian atau penyebab kematian orang melik". Tapi ini hanya kata kias, semakin pinter orang merangkainya bisa akan jadi indah dan semakin serem. Hehehe..
Namun di zaman sekarang ini sudah banyak "meboye"dengan ajaran Leluhurnya terdahulu tentang hal-hal niskala. Karena segala hal selalu dicerna dengan logika.
Padahal kalau urusan niskala dilogikan terkadang tidak masuk logika. Karena urusan niskala, merupakan urusan keyakinan serta rahasia alam yang tentu hanya dirasakan orang bersangkutan sesuai keyakinan.
Terkait melik, sekarang banyak orang membuat postingan, video tentang melik. Kadang dibuat berseberangan agar viral, terkadang baru tau sedikit referensi dari membaca buku, atau di download dari online sudah merasa tau tentang melik, melebihi kuasa Tuhan. Semua disalahkan sesuai dengan pemahamannya, padahal tanpa sadar dia telah merasa lebih pinter dari leluhurnya dengan pemikiran egonya.
Sadarlilah referensi melik itu tidak saja berpaku pada pengetahuan yang ditulis. Namun ada juga referensi niskala yang diberikan kepada orang khusus yang menjadi pilihan yang Ida Sang Hyang Widhi. Disana akan banyak yang datang dan terselamatkan karena bakti dan keyakinannya.
Sejatinya kita hidup ini atas kuasa dari Ida Sang Hyang Widhi, apapun yang ada di dunia ini atas ciptaan Beliau. Kita harus belajar untuk memahami melihat sisi baiknya serta menghilangkan dari sisi buruknya sesuai dengan aturan dan keyakinan yang selalu diajarkan para leluhur terdahulu.
Jika diibaratkan leluhur kita orang tua yang menasehati anaknya, misalnya ada di dekat jurang.
Orang tua pasti akan mengingatkan "Eh...cening de kemu, jurang ditu, melahang ulung, bisa belah sirah ceninge, bisa cening mati salah pati". Kata kata dari orang tua ini sangat keras, mengingatkan anaknya, tujuannya agar anak itu terhindar dari mara bahaya.
Sekarang tergantung anak itu, kalau dia menuruti kata kata orang tuanya, pasti dia akan mendapatkan kebaikan. Kalau tidak, silahkan teman-teman pembaca renungkan sendiri.
Sama halnya terkait melik ini, kami berusaha memberi tahu, teman-teman pembaca agar menjadi sebuah pengetahuan dan tentu kalau teman yang mengalami kelahiran melik bisa diantisipasi sejak mengatakan "mencegah lebih baik dari mengobati".
Banyak yang tidak percaya hal niskala, ketika bayune nu gede. Yening kari seger napi dados orang, Ida Bhatara orang sing ada dados, yen suba ten yakin dan meboye". Namun ketika sudah sakit tak sembuh sembuh baru kesana kesini bawa canang nunas Urip, tentu hal seperti ini patut direnungkan.
Selain itu ada juga orang yang baru bisa berteori belum menjadi Praktisi, mengatakan Melik itu tidak ada apa, cukup berdoa saja dan berpikir positif.
Mereka itu tidak mengalami bisa saja mereka berkata seperti itu, tapi bagi yang mengalami mereka akan sulit menerima itu karena hidupnya dalam penderitaan hidup, rejeki seret, dan kesakitan atau ada salah satu keluarganya sudah meninggal karena melik.
Sama seperti melihat orang sakit dirumah sakit, pasien tidak hanya cukup dengan berpikir positif dan berdoa, TAPI MEMERLUKAN TINDAKAN MEDIS UNTUK KESEHATANNYA.
Begitu juga halnya seperti penyakit niskala dan melik, tidak cukup hanya berdoa dan berpikir positif, semua perlu TINDAKAN SESUAI PETUNJUK NISKALA.
KEMBALI KAMI TEGASKAN, KAMI HANYA MENGINGATKAN, KARENA INI MASALAH KEYAKINAN YANG DIAJARKAN OLEH PARA TETUA KITA DULU MELALUI WEJANGAN, SASTRA SASTRA, PAWISIK DAN LAIN SEBAGAINYA.
JIKA TEMAN-TEMAN PEMBACA, MASIH MEYAKINI AJARAN LELUHUR KITA TERDAHULU, MARI KITA TEMPUH "PEMARGI PEMARGI NISKALA" AGAR SEMUA MENJADI BAIK.
TAPI KALAU TEMAN-TEMAN TIDAK MEYAKINI ATAU MEBOYE, ITU ADALAH HAK PRIBADI. TAPI PESAN TERAKHIR KAMI " JANGAN MENYESALI KETIKA SEMUA EFEK MELIK ITU TERJADI PADA KEHIDUPAN DI MASA YANG AKAN DATANG".
BEGINI CARA UNTUK MENGETAHUI ORANG ITU MELIK.
PERTAMA : NGALUANG/NUNAS BAOS. Melik itu biasanya bisa diketahui ketika orang "ngaluang" / mepeluasan setelah seorang anak lahir diatas 42 hari.
Biasanya disana akan dijelaskan, siapa leluhur yang manumadi dan akan dijelaskan p**a jika anak yang terlahir itu melik.
Hal yang terlihat pada fase ini adalah melik khusus panumadian saja (artinya kelahirannya memang melik dari roh yang reinkarnasi). Serta akan diingatkan saat itu oleh leluhurnya untuk ditebusin atau extra khusus untuk merawat hidupnya.
KEDUA : MEWACAKAN KELAHIRAN. Orang melik itu bisa diketahui dari kelahirannya, dari lontar kelahiran atau lontar yang mengisahkan/menjelaskan tentang melik.
Misalnya kalau dari gabungan Wariga, Saptawara, Pancarawa & Wukunya tersirat misalnya orang akan meninggal salah pati, meninggal tenggelam atau umur pendek. Maka orang ini ketika meninggal akan disebut melik atau kelahiran melik.
Hasil wacakan dari wariga ini akan diketahui ketika orang bersangkutan datang ke tempat mewacakan yang memang mendalami wacakan kelahiran dan kemelikan jatma manusia. Atau bisa dikonsultasikan SECARA GRATIS clik : wa.me/+6281231899594
KETIGA : DITENUNG SECARA NISKALA. Orang melik biasanya akan bisa dilihat oleh orang yang mempunyai spiritual yang tinggi.
Maka sering terjadi ketika orang tangkil ke tempat spiritual atau tempat suci. Pemangku atau tokoh spiritual disana akan keceplosan bilang " nike anak ibu/bapak melik".
Mungkin alam berusaha membantu umatnya dengan jembatan orang suci tersebut untuk mengetahui meliknya. Tujuan terbaiknya agar bisa segera ditebusin dan tidak mendatangkan hal yang tidak diinginkan.
KEEMPAT : KETIKA SALAH PATI ULAH PATI. Artinya orang melik juga bisa diketahui melik, ketika dia sudah meninggal dengan tidak wajar, misalnya tabrakan, tertimpa kayu, mati tenggelam, bunuh diri dll. Karena saat mepeluasan leluhur/roh nya sendiri akan mengatakan dia melik. Karena lambat ditebusin mengakibatkan meninggal tidak wajar.
KELIMA : KETIKA KEBANG SAMAR/MEMEDI. Orang melik seperti ini akan hilang dari kehidupan ini tanpa jejak. Bisa dipantai, ditegalan, disawah, atau dirumah juga ada. Terus keluarganya akan mencari dengan membawa & menabuhkan gamelan beleganjur, keliling tukad tegalan, hutan dll. Pernah teman-teman lihat prosesi ini ? Hal hal seperti ini sering ada, dan beberapa kali sudah ada yang ngapload videonya ke media sosial.
KEENAM : BERADA DI PUNCAK PUNCAK KEMATIAN. Orang melik seperti ini biasanya diketahui, ketika orang ini sakit keras. Segala obat tidak bisa menyembuhkan di medis. Karena tak kunjung sembuh, keluarga akan mengambil jalan niskala. Dengan mepeluasan maka leluhurnya akan mengatakan orang ini melik.
Bagaimana caranya mengantisipasi hal seperti ini? Silahkan Konsultasi SECARA GRATIS Konsultasi Melik Bisa Secara Online Dengan Jro Mangku Dalang Badra wa.me/081339765505
BERIKUT INI KAMI JABARKAN RANGKUMAN BERBAGAI JENIS MELIK DARI BERBAGAI SUMBER.
UNTUK DIPAHAMI DAN DIMENGERTI, SERTA DIJADIKAN ILMU PENGETAHUAN UNTUK KEHIDUPAN KE DEPAN.
APA ITU MELIK ?
MELIK ADNYANA/WIDHI, Orang melik adnyana, biasanya diawali dengan mimpi mimpi ke Pura, Ketemu orang Pakain Putih, Ketemu Petapakan Bhatara ( Rangda atau Barong ), Mimpi bersenggama dengan orang tak dikenal/keluarga, Mimpi Mesiat dengan Leak.
Celakanya kalau dia ( orang melik ) kalah dalam mesiat lawan LIak, besok ia akan sakit dan bahkan meninggal saat tidur.
Orang melik adnyana biasanya berpotensi jadi Balian atau mangku kalau dia punya keturuan/waris mangku/balian dan senang belajar spiritual.
Kalau meliknya sudah keras, lama ditebusin orang melik adnayana ini akan bisa merasakan, atau bisa melihat Roh Halus, dan bahkan bisa berkominikasi dengannya.
TANDA TANDA MELIK CECIREN
1.MELIK CAKRA, Artinya Ada berupa salah satu sanjata dewata nawa sanga dalam tubuhnya, kadang hanya bisa dilihat tokoh spiritual atau kelihatan nyata di kulit.
2. Kadengan Apit Wangke, ada kadengan di kelamin/disekitaranya. Kadengan Celedung Nginyah ada di tengah tengah alis.
3.Sujenan Di Bokong, 4. Rambut Putih Hanya Beberapa Helai Tak Bisa Hilang, 5. Rambut Gimbal, 6 Jari Tangan/Kaki Lebih, 7. Lidah Poleng, 8.Isuan Lebih dari satu dll.
MELIK KELAHIRAN:
1. Orang yang lahir di Wuku Wayang
2. Anak Tunggal ( tak bersaudara )
3. Tiba sampir ( anak yang lahir berkalungfkan tali pusar )
4. Tiba Angker ( anak yang lahir berbelit tali pusar/tidak menangis )
5. Jempina ( anak lahir premature )
6. Margana ( anak lahir ditengah perjalanan )
7. Wahana ( anak lahir ditengah keramaian )
8. Julungwangi ( anak lahir tatkala matahari terbit )
9. Julungsungsang ( anak lahir tatkala tepat tengah matahari )
10. Julung sarab / julung macan / julung caplok ( anak lahir menjelang matahari terbenam )
11. Walika ( orang kerdil )
12. Wujil ( orang cebol )
13. Kembar ( dua anak lahir bersamaan dalam sehari )
14. Buncing / Dampit ( dua anak beda jenis kelamin lahir bersamaan dalm sehari )
15. Tawang Gantungan ( anak kembar selisih satu hari )
16. Pancoran Apit Telaga ( tiga bersaurdara – perempuan – laki – perempuan )
17. Telaga Apit Pancoran ( laki – perempuan – laki )
18. Sanan Empeg ( anak lahir diapit saudaranya meninggal )
19. Pipilan ( Lima bersaurdara empat perempuan satu laki )
20. Padangon ( Lima bersaudara empat laki satu perempuan)
21.Lulang ( Bersaudara 2, Keduanya Perempuan )
22. Luluta ( Bersaudara 3, Ketiganya Lelaki )
23. Kedukan ( Bersaudara 3, Ketiganya perempuan )
24. Melik Rangda Tiga, Lahir Wuku Wariga, Warigadian, Pujut, Pahang, Prangbakat
25. Melik Nemu Kala Pati, Wuku Tolu, Dunggulan, Menail, Dukut, Klawu
26. Lintang Bade, Wuku Ukir, Watugunung, & Kamis Pon
27. Melik Waspenganten, Wuku Tolu, Krulut, Dunggulan, Menail, Dukut
Selain kelahiran melik diatas ada juga beberapa kelahiran yang sangat memerlukan ruwatan khusus, untuk menetralisir efek negative kelahiran yang sangat lebih dominan mempengaruhi kelahiran seseorang.
KELAHIRAN MENURUT WUKU : Diantaranya Wuku Sinta, Ukir, Kulantir, Gumbreg, Wariga, Warigadian, Sungsang, Dunggulan, Kuningan, Langkir, Medangsia, Pujut, Pahang, Merakih, Tambir, Medangkungan, Uye, Perangbakat, Bala, Wayang, Dukut, dan Watugunung.
KELAHIRAN MENURUT SAPTAWARA PANCAWARA, Diantaranya : Redite Umanis, Redite Pon, Redite Kliwon, Coma Paing, Coma Pon, Coma Kliwon, Anggara Umanis, Anggara Wage, Anggara Kliwon, Buda Umanis, Buda Wage, Buda Kliwon, Wraspati Umanis, Wraspati Pahing, Wraspati Pon, Wraspati Kliwon, Sukra Umanis, Sukra Umanis, Sukra Paing, Sukra Pon, Sukra Kliwon, Saniscara Umanis, Sanicara Wage, Sanicara Kliwon.
ADAPUN LINTANG DAN KELAHIRAN YANG WAJIB DIBAYUH, KARENA “ PANAS “
1. Orang yang Lintangan Bade ( Lahir Kamis Pon atau Wuku Watugunung dan Wuku Ukir )
2. Orang yang Lintangan Bubu Bolong. ( Lahir Jumat Paing )
3. Orang yang Lahir saat Tumpek, Tumpek Landep, Tumpek Kandang, dll
4. Lintang Salah Ukur ( Lahir Kamis Paing )
5. Lintang Prahu Pegat.( Kelahiran Jumat Pon )
6. Lintang Kala Sungsang ( Lahir Minggu Umanis )
7. Lintang Tangis ( Kelahiran Rabo Umanis )
8. Lintang Prahu Pegat ( Kelahiran Jumat Pon )
ADAPUN PETEMON/PERKAWINAN YANG SEBAIKNYA DIBAYUH, KALAU HASILNYA KURANG BAIK, MENURUT SAPTAWARA .
Diantarnya :
• Minggu - Minggu berakibat sering sakit-sakitan
• Senin-Senin berakibat buruk
• Selasa-Selasa berakibat buruk
• Rabu-Rabu berakibat buruk
• Kamis-Kamis berakibat yuana (awet), senang
• Jumat-Jumat berakibat melarat
• Sabtu-Sabtu berakibat yuana, senang
• Minggu-Senin berakibat banyak penyakit
• Minggu - Selasa berakibat melarat
• Minggu- Rabu berakibat yuana, senang
• Minggu-Kamis berakibat konflik
• Minggu-Jumat berakibat yuana, senang
• Minggu-Sabtu berakibat melarat
• Jumat-Sabtu berakibat celaka
• Senen-Selasa berakibat yuana (rupawan), senang
• Senen-Rabu berakibat beranak wadon (perempuan)
• Senen Kamis berakibat dis**ai orang
• Senen-Jumat berakibat yuana, senang
• Senen-Sabtu berakibat rezekian
• Selasa-Rabu berakibat kaya
• Selasa-Kamis berakibat kaya
• Selasa-Jumat berakibat pisah/cerai
• Selasa-Sabtu berakibat sering konflik
• Rabu-Kamis berakibat yuana, senang
• Rabu-Jumat berakibat yuana, senang
• Rabu-Sabtu berakibat baik
• Kamis-Jumat berakibat yuana, senang
• Kamis-Sabtu berakibat pisah/cerai
PERKAWINAN BEDA KASTA/BEDA SOROH “ Panes” Juga Sebaiknya Dibayuh Karena “Panes”
PERKAWINAN DUDU “ artinya telah terjadi pengianatan/selingkuh juga sebaiknya dibayuh.
PERKAWINAN SEDARAH ”panes” juga sebaiknya dibayuh.
PENEBUSAN LARE KEBEBUTAN DAN SALAH ARAN
Pebayuhan ini untuk anak anak yang membandel,tidak mau menurut kata orang, tidak mau masuk sekolah dll. Salah aran yang dimaksud disini ketika nama seseorang memada mada dewa, contoh misalnya namanya Dewa Acinta Putra atau Kadek Dewi Prabawati. Nama ini terkadang kurang baik bisa mendatangkan kebingungan, kesakitan, dan lain lain.
PENEBUSAN SALAH WETON
Menimnya pengetahuan orang tua di zaman serba moderen ini, membuat beberapa orang Tua Salah menentukan Oton anaknya.
Misalnya ketika ibu hamil masuk rumah sakit hari senin jam 11 malam, dan anaknya lahir jam 2 malam dihitung lahir hari selasa. Ini salah! Anak otonan nya hari Senin!!
Kenapa?
Perhitungan waktu bali untuk menentukan kelahiran "kedas lemahe" artinya jam 6 pagi. Bukan jam 12 malam.Kalau secara nasional pergantian waktu memang jam 12 malam, makanya tahun baru berganti jam 12 malam.Tapi secara Hindu, pergantian waktu/tahun baru mulai jam 6 pagi. Makanya nyepi dan pergantian tahun baru caka itu mulai jam 6 pagi selesai jam 6 pagi.
Dari Kelahiran di atas, menurut Saptawara, Pancawa & Wuku, sebenarnya ada yang indikasi melik, ada yang Lintang Panes, Membuat Rejeki Merosot, Kesakitan, Mandul dll.
HATI-HATI METEBUSAN MELIK, JANGAN ASAL PRAGAT, ASAL PAEK, ASAL ENGGAL. NAMUN TIDAK SESUAI TIDAK METAKSU & SESUAI KARENA SASTRA.
BANYAK YANG METEBUSAN MELIK ULANG DI GEDONG SUCI, KARNA HAL INI YANG TIDAK DIKETAHUI.
Ada 5 Hal Yang Harus Benar Diperhatikan Saat Ingin Metebusan Melik, Agar Efeknya secara niskala memang baik, tidak hanya sekadar seremonial belaka.
Di Gedong Suci Usadha Agui Bali Niskala, ribuan orang sudah melaksanakan penebusan segala jenis melik dan upacara lainnya.
1. Menurut petuah ajaran leluhur, tetua terdahulu dan tokoh-tokoh spiritual yang memahami sarinin sarinin sastra kelahiran melik' banyak yang menyarankan dan meyakini bahwa orang melik sebaiknya mendapatkan penglukatan Sudha Mala dan Asta Pungku dari seorang Dalang Samirana saat melaksanakan penebusan/pebayuhan/metubah melik.
Mungkin teman-teman pernah lihat ketika ada instansi pemerintah atau yayasan yang mengadakan penebusan melik massal & Salah Leger massal, pasti disana ada Dalang Samirananya.
2. Seorang Dalang Samirana itu juga harus mempunyai TAKSU YANG BAIK. Terbuktikan oleh banyak punya murid dan banyak umat yang datang untuk melaksanakan upacara. Agar mantra yang diucapkan benar "nyusup" pada orang yang di upacarai. Ciri kalau tidak/kurang metaksu, jarang/tidak akan ada orang yang mencari.
3. Radius Penebusan Melik, akan sangat dasyat secara niskala jika di dukung oleh tempat. Misalnya langsung di Ajeng Sesuwunan, tidak dilapangan, parkiran atau tempat umum lainnya. Sama halnya seperti kita sembahyang di Pura dan di Lapangan,kan memang lain rasanya. Serta kebetulan penebusan melik langsung di Gedong Suci dilaksanakan di Ajeng 26 Sesuwunan yang melinggih di Gedong Suci Usadha Agung Bali Niskala.
4. Tapak Widhi, Saat Prosesi acara Penebusan, Ida Sesuwunan langsung tedun Napak Umat. Hingga yang kena gangguan niskala, misalnya di ganggu wong samar, cetik, pepasangan, bebai, akan langsung keluar di tempat, tanpa di sentuh Jro Dalang. Teman-teman yang ikut nanti, tentu akan merasakan merinding sekali, betapa sakralnya peristiwa itu, peserta mendadak kesurupan, dan lain sebagainya. INI TIDAK ADA DI TEMPAT LAIN KHUSUS DI GEDONG SUCI.
5. BANYAK YANG TIDAK TAHU, mana penebusan melik, mana bayuh oton, mana bayuh petemon, mana bayuh manusa kesakitan, mana bayuh manusa atma katuran dll.
SERING KALI BAYUH OTON ITU DIANGGAP BAYUH MELIK. PADAHAL ITU UPAKARANYA BEDA, TEMPATNYA BEDA, TUJUANNYA BEDA, MANTRANYA PUN BEDA.
Namun tidak bisa kami jelaskan satu persatu, karena terlalu panjang penjabarannya.
Untuk lebih jelasnya silahkan saja, datang ke Gedong Suci Usadha Agung Untuk Mewacakan Kelahiran, sambil Ngelereh Sewitra, Nanti kita bahas bersama sama.
Kami Gelar Penebusan SEGALA JENIS MELIK PEMACEKAN AGUNG 24 NOVEMBER 2025
UPACARA ATMA PRATISTA, Pebayuhan Semara Rekha & Warak Keruron SELASA 25 NOVEMBER 2025.
Upacara Diperuntukan Bagi yang pernah keguguran/Mekiret, dari usia seminggu & seterusnya. Agar tidak ngerubeda kehidupan orang tuanya.
Informasi/Daftar Tlp WA 081231899594 / 081339765505
BISA JUGA DATANG KONSULTASI SAAT JADWAL BUKA
Selasa : Pukul 19 :00 –21 : 00 Wita
Kamis : Pukul 19 :00 –21 : 00 Wita
Sabtu : Pukul 09:00 –12 : 00 Wita
Minggu: Pukul 09:00 –12 : 00 Wita
ALAMAT : GEDONG SUCI USADHA AGUNG BALI NISKALA
Banjar Pengosekan, Desa Mas, Kecamatan, Ubud, Kabupaten Gianyar. Selatan Pura Desa dan Puseh, LIHAT PAPAN NAMA.