
14/07/2025
Prospek Cerah Bisnis Minyak Asiri: Harum yang Menembus Pasar Dunia
Di balik aroma lembut serai wangi dan nilam, tersembunyi potensi besar yang kini makin menggoda pelaku usaha—baik di dalam maupun luar negeri. Bisnis minyak asiri bukan sekadar tren musiman, tetapi peluang nyata yang terus berkembang. Dan Martsiano Wija Dirgantara, atau akrab disapa Ano, adalah salah satu pelaku bisnis dari Yogyakarta yang percaya akan masa depan cerah industri ini.
Ano rutin menyuling berbagai jenis minyak asiri, seperti minyak nilam, serai wangi, gagang cengkih, dan daun cengkih. Permintaan ekspor, terutama dari Eropa dan Amerika, terus berdatangan. Sayangnya, produksi lokal masih jauh dari cukup. Contohnya, kebutuhan dunia akan minyak nilam mencapai 1.500 ton per tahun, namun Ano hanya bisa menyuplai 3—10 ton saja. Tak heran jika harga melambung—dari Rp800.000 menjadi Rp2 juta per kg sejak akhir 2023!
Tak hanya nilam, minyak serai wangi juga menjadi incaran. Kebutuhan global sekitar *l1.800 ton per tahun, sedangkan produksi Ano hanya sekitar 36—72 ton setahun. Harga jualnya pun menggiurkan, berkisar antara Rp265.000–Rp285.000 per kg. Ini bukan angka kecil, apalagi jika melihat bahwa bahan baku dan teknik penyulingan bisa dipelajari dan diterapkan dengan modal wirausaha yang kuat.
Namun, bukan berarti bisnis ini tanpa tantangan. Menurut Ano, regulasi pasar yang belum stabil dan kompetisi dari negara lain seperti India dan Vietnam bisa mempengaruhi harga dan permintaan. Ditambah lagi, sebagian petani belum paham manajemen pembukuan dan menghadapi beban pajak besar saat harga minyak melonjak.
Kisah sukses lain datang dari Dharmayugo Hermansyah, peserta Kelas Trubus yang membuktikan bahwa peluang itu nyata. Dari lahan sewa 4 hektare di Sukabumi, ia berhasil memproduksi 140 kg minyak serai wangi per bulan dan mengantongi omzet hingga Rp22,4 juta setiap bulannya. Baginya, kunci sukses adalah konsistensi—tidak goyah saat harga turun, dan tidak terlena saat harga naik.
Dari cerita Ano dan Dharmayugo, jelas bahwa bisnis minyak asiri bukan hanya wangi secara harfiah, tapi juga wangi secara finansial. Dengan kebutuhan pasar yang terus meningkat, peluang ekspor yang terbuka lebar, serta produk turunan yang makin beragam, kini saatnya melihat minyak asiri sebagai ladang emas baru di sektor pertanian dan perkebunan.
📌Bisnis bukan sekadar tentang cuan, tapi juga tentang keberlanjutan dan ketekunan. Dan minyak asiri telah membuktikan, bahwa harum itu bukan hanya untuk dicium—tetapi juga untuk dijadikan masa depan.
Sumber: Trubus.id.