
02/02/2024
**Pasutri Mendadak Fantasi-1**
author: Dew.lifestory
Namaku Bagas, usia 33 thn dan istriku Sandrina, 28 thn. Kami sama2 berprofesi sebagai karyawan swasta, aku di perusahaan manufacture sedangkan istriku di perbankan.
Ceritaku ini berawal saat aku melakukan kunjungan ke salah satu kantor cabang di wilayah Bandung bersama Dhani, rekan kerjaku di kantor. Pagi itu Dhani menjemputku sekitar jam 7 pagi, kami langsung menuju Bandung. Siang itu kami meeting dengan team Cabang dan setelahnya kami langsung kembali ke Jakarta dan baru tiba dirumah ku sekitar jam 9 malam. Karena lelah berkendara seharian aku mengajak Dhani untuk santai sejenak di rumahku sambil beristirahat menikmati minuman dan cemilan yg sdh disiapkan Sandrina, istriku. Sejenak kami bertiga asyik mengobrol di ruang tengah, Dhani bukanlah orang baru bagi Sandrina, karena Aku dan Dhani sudah bekerja bersama sekitar 5 tahun jadi tentunya mereka sudah bertemu beberapa kali dan cukup akrab satu sama lain. Apalagi Dhani type pria yang sangat luwes dlm bergaul, dan pandai dlm komunikasi. Ditopang dgn perawakan dan wajahnya yang cukup menarik, memudahkannya untuk diterima dalam pergaulan, terutama di kalangan wanita.
Sesaat aku pamit untuk mandi sebentar dan meninggalkan Dhani dan istriku berdua di ruang tengah. Saat sedang mandi di bawah guyuran shower, tiba2 aku teringat sebuah film yg pernah aku tonton, dimana menceritakan seorang istri yang bersetubuh dgn teman suaminya saat si suami sedang mandi. Sangat mirip dgn situasiku saat ini, membuat aku membayangkan yang tidak2. Dan gilanya seketika p***sku menegang dan berdiri tegak membayangkan istriku berselingkuh dengan Dhani. Seketika aku menggenggam p***sku dan mengocoknya perlahan, sambil membayangkan istriku bersetubuh dgn Dhani.
"Hahhh....gilaaa..gilaa..gilaa...apa2an aku ini" seketika aku tersadar dan berhenti mengocok p***sku. Aku segera menyelesaikan mandiku, mengganti pakaian, dan segera menuju ruang tengah. Jujur dalam hatiku masih deg2an menduga2 pemandangan apa yg akan aku temui di ruang tengah nanti, setelah kutinggalkan mereka berdua sekitar 40 menitan. Dan gilanya lagi dalam hati kecilku masih terbersit harapan bahwa mereka sedang bercumbu atau bersetubuh disana.
Setibanya di ruang tengah, aku melihat mereka sedang bercanda dgn akrab dan tertawa lepas. Perasaanku bercampur aduk antara lega dan kecewa. Lega karena kekhawatiranku tidak terjadi dan kecewa karena harapanku melihat mereka sedang mesum tidak menjadi nyata. Aku sendiri bingung dengan pikiran dan keinginan anehku malam itu.
Aku pun bergabung dgn mereka melanjutkan obrolan.
Sekitar jam 11.00 istriku pamit tidur duluan, dia memang tak terbiasa begadang. Sedangkan aku dan Dhani melanjutkan obrolan kami ditemani beberapa kaleng beer sambil menonton film p***o. Celakanya film p***o itu kembali menceritakan sepasang suami istri yg tinggal di sebuah apartemen, dan istrinya sering bersetubuh dgn pemuda tetangga mereka tepat disamping sang suami yang sedang mabuk.
Uhhh....pikiranku jd melayang lagi membayangkan yg tidak2.
Hahhh....Apa benar aku menginginkan istriku bersetubuh dgn pria lain? Atau hanya imajinasi liarku saja? Aku pun tdk bisa mencerna keinginanku sendiri.
Setelah menghabiskan bbrp kaleng beer, Dhani pamit ke toilet sedangkan aku melanjutkan menonton film sendiri dan tenggelam makin jauh dalam imajinasi liarku.
Tiba2 aku tersentak, kulihat ke arah jam dinding, sekitar 20 mnt sudah Dhani pamit ke toilet, tapi sampai sekarang blm juga kembali. Seketika jantungku berdetak kencang, otakku yg sdh dipenuhi imajinasi gila langsung menebak2 apa yang sedang dilakukan oleh Dhani. Dan pikiran kotorku tadi pun kembali menyelinap, aku membayangkan Dhani sedang menyetubuhi Sandrina di kamar.
Aku pun beranjak dari dudukku berjalan pelan mencari keberadaan Dhani ke arah toilet. Langkahku terhenti ketika melihat pintu kamarku yg tdk tertutup rapat. Aku mendekati pintu kamar dan seketika jantungku terasa berhenti berdetak, nafasku pun terasa sulit, kaget luar biasa melihat Dhani sedang mengocok p***snya tepat dihadapan Sandrina, ujung p***snya sangat dekat, nyaris menempel di bibir istriku yg sedang tertidur pulas. Aku kaku sejenak, bingung melihat kejadian ini, perasaanku bercampur aduk tak tau harus melakukan apa. Apakah ini nyata, atau hanya imajinasi liarku saja. Tapi, bukannya menegur Dhani, aku malah refleks mengambil hp di kantongku dan merekam adegan itu. Badanku terasa panas dingin melihat kejadian didepan mataku, antara cemburu, marah, dan horni bercampur aduk, entah perasaan mana yg dimenangkan.
Aku tertegun saat Dhani mempercepat kocokan p***snya dan mendesah tertahan, pertanda dia akan segera ejakulasi. Perasaanku makin tak karuan, detak jantungku sangat kencang dan nafasku tak beraturan menantikan Dhani memuncratkan spermanya diwajah istriku. Tapi disaat terakhir tiba2 Dhani bersimpuh dan croott...croootttt....crootttt....semburan spermanya tumpah mengotori lantai.
Perasaanku bercampur aduk tak karuan, ada rasa kecewa, tapi bukan krn sahabatku melecehkan istriku, melainkan krn Dhani batal memuncratkan spermanya diwajah Sandrina, bahkan aku berharap spermanya mengenai bibir Sandrina dan dijilatnya.
Ahhhh....makin gila saja khayalanku ini.
Aku bergegas mematikan kamera dan kembali ke sofa ruang tengah. Sekitar 5 menit kemudian Dhani muncul dgn wajah tegang dan tingkahnya seperti orang kebingungan. Aku berpura2 tidak tau, dan bersikap biasa2 saja seolah tak terjadi apa2. Hanya 10 menit berselang Dhani pamit pulang, mungkin dia merasa bersalah atau takut ketauan.
Setelah Dhani pulang, aku merebahkan diriku disofa masih dgn adegan2 film p***o di TV. Tapi kali ini perhatianku ke layar HP, aku memutar kembali rekaman aksi Dhani bermasturbasi didepan wajah istriku. Aku memperhatikan setiap detail kejadian di rekaman itu, tak terasa p***sku berdiri tegak sekeras2nya. Aku sangat2 bernafsu melihat adegan itu, bahkan berharap mereka melakukan lebih dari itu. Tiba2 aku melihat ada kejanggalan dari rekaman itu, aku pun memutarnya berulang2, pada momen saat Dhani akan mencapai puncaknya, saat itu Dhani mendesah tertahan sambil mempercepat kocokannya. Tepat saat itu aku melihat ekspresi wajah Sandrina sedikit aneh, terlihat bibirnya bergetar dan dia menggigit bibir bawahnya. Aku makin penasaran dan ku putar berulang2 lagi dan lagi. Tak salah lagi, Sandrina menggigit bibir bawahnya saat Dhani mengocok p***snya dgn cepat dan memuntahkan sperma ke lantai.
"Ahhh....apakah benar yg aku liat??? "
"Apa sebenarnya Sandrina tdk tidur?"
"Apa dia tau yg dilakukan Dhani didepannya???"
"Tapi kenapa dia tdk mencegah atau berteriak??"
"Knp dia tdk marah dan mengusir Dhani??"
"Apa istriku menyukai pemandangan itu???"
Pikiranku semakin kalut, menerka2 apa yg sebenarnya dirasakan istriku atas kejadian itu. Insiden yg tak terduga ini membuat emosiku bercampur aduk. Sama sekali tak pernah kuduga sahabatku sendiri sampai melecehkan istriku spt itu dirumah kami sendiri, dan yang paling diluar nalar, aku pun membiarkan saja bahkan berpura2 tidak tau, bahkan aku horni sendiri melihat rekaman insiden tersebut. Begitu pun dgn istriku, seperti membiarkan dan menikmati pemandangan itu.
Masih dgn pikiran dan emosi yg bercampur aduk, akhirmya aku melangkah masuk ke kamar, aku melihat posisi istriku sudah berubah ke arah sebaliknya. Aku merebahkan tubuhku disampingnya. Aku menatap tajam wajah istriku yg masih memejamkan matanya. Wajahnya merona merah, dan terlihat nafasnya pun tidak tenang, tidak seperti org yg sedang terlelap. Aku jadi semakin yakin, Sandrina tidak benar2 tidur.
Kenyataan itu membuat birahiku semakin tinggi saja, bukankah seharusnya aku marah?? Entah lah semua seperti gila rasanya. Akal sehatku tenggelam disapu tingginya badai birahiku.
Tiba2 Sandrina membalikkan posisi tubuhnya membelakangiku. Masih berpura2 tidur, tapi aku yakin dia hanya ingin menyembunyikan wajahnya yg merona merah seolah menahan birahi itu.
Melihat paha mulus istriku dan bongkahan pantatnya yg menantang. Aku pun memeluknya dari belakang, p***sku yg berdiri tegak sejak tadi menempel tepat disela pantatnya.
Terdengar olehku Sandrina melenguh pelan, aku pun terpancing, birahiku tak terbendung lagi. Kuciumi leher istriku dari belakang. Sandrina tak mampu lagi berpura2, dia kelepasan menggeliat dan mendorong pantatnya menekan p***sku. Kami pun mulai bercumbu dengan penuh nafsu. Otakku dipenuhi khayalan Sandrina sedang bercumbu dan bersetubuh dengan Dhani. Aku tak tau apa yg ada dipikiran istriku ini, tapi sangat terasa olehku nafsu Sandrina tak seperti biasanya. Kali ini dia sangat agresif, terlihat bahwa dia sedang tak kuasa menahan birahi yang memuncak. Sandrina yg biasanya kalem, menunggu dicumbu terlebih dahulu, kini sangat agresif, dia melepaskan pakaianku satu per satu dgn tergesa2 saat kami sedang berciuman panas, seolah tak sabar ingin bercinta. Begitupun aku, tanganku bergerilya ke payudara dan va**nanya. Dalam sekejap dia sudah menggenggam dan mengocok p***sku. Seraya berbisik lirih, "mas, entotin aku, aku pengen kontol sekarang..." pintanya.
Deggg....aku terkaget2 mendengar ucapannya, tak prnh Sandrina menggunakan kata2 vulgar spt itu. Membuat nafsuku makin menjadi2.
Tanpa diminta 2x, aku langsung mengambil posisi diatas dan memasukkan p***sku ke liang va**na Sandrina. Dia pun melenguh tertahan, menikmati gesekan p***sku menerobos va**nanya. Segera aku keluar masukkan p***sku dgn cepat mengikuti alunan birahiku yg sdh sangat tinggi. Ritme permainanku makin cepat dibarengi dgn desahan2 kami yang sdh tak beraturan. Sandrina pun ikut menggoyang pantatnya mengimbangi ritme permainan p***sku.
"Aku diatas ya mas..." pinta istriku. Tak biasanya Sandrina spt ini, setauku selama ini dia terkesan pasif diranjang, tdk prnh ekspresif apalagi agresif.
Kami pun berganti posisi, aku merebahkan tubuhku dan Sandrina mengambil posisi diatas dan mengendalikan permainan. Dengan sigap dia mengarahkan p***sku dan memasukkannya perlahan. Sandrina mulai menggoyangkan pantatnya dgn cepat, matanya terpejam dan tangannya sibuk meremas payudaranya sendiri, terlihat sangat menikmati persetubuhan ini. Sebuah pemandangan yg sangat indah bagiku, melihat ekspresi wajah Sandrina yg dikuasai nafsu, ditambah liuk tubuhnya, tangannya yg meremas payudaranya sendiri, dan desah nafasnya yg berat dan tersengal2 mengejar kepuasan birahinya terlihat begitu seksi dimataku. Aku pun terpacu birahi untuk memuaskan istriku yg sdh kalap akan nafsu ini. Aku imbangi goyangannya dgn menghujam2kan p***sku makin dalam dan disambut desahan keras yg tak beraturan. Dgn nafas yg tersengal2 aku berbisik "aku mau nyampe sayangg..."
Sandrina menatapku tajam dengan ekspresi wajah nakal. Dan tiba2 dia beranjak dan mengambil posisi berlutut, dikocok dan dikulumnya p***sku dgn penuh nafsu.
Aku kaget, biasanya aku memohon pun Sandrina tak pernah mau menerima spermaku dimulutnya. Tapi kali ini dia mengulum p***sku yg berlumuran cairan kewanitaannya sendiri dan akan ejakukasi.
"Kamu yakin sayang??" tanyaku. Tapi tak dijawab, dan dia masih asyik mengocok dan mengulum p***sku.
Aku pun tak lagi kuasa menahan ledakan ejakulasi, kemudian spermaku muncrat didalam mulut Sandrina, yang disambut dengan sedotan mulut istriku yang menelan habis spermaku.
Persetubuhan kami sangat menggebu2 malam itu, jauh berbeda dari biasanya. Gilanya nafsuku malah menggelora krn ulah Dhani yg bermasturbasi didepan wajah istriku, dan aku yakin gairah liar Sandrina bangkit pun karena dia sebenarnya tau yg dilakukan Dhani, dia hanya pura2 tidur saja.
Apakah ini istriku yg sebenarnya?? Jadi selama ini sikap "sopan" nya hanya topeng?? Apa dia diam2 memendam fantasi atau dia menyukai Dhani?? Apa dia membayangkan Dhani saat bersetubuh dgnku tadi??
Pertanyaan2 itu menghantui pikiranku sepanjang malam sampai kami terlelap berpelukan.
To be continued
*****meseks **ex