Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel saraf di otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Stroke adalah penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa (Jauch, 2005). Bila dapat diselamatkan, kadang-kadang penderi
ta mengalami kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicaranya. Beberapa tahun belakangan ini makin populer istilah serangan otak. Istilah ini berpadanan dengan istilah yang sudah dikenal luas, "serangan jantung". Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. Klasifikasi
1.1 Stroke hemorragik
1.2 Stroke iskemik
1.2.1 Sistem klasifikasi etiologis
1.2.1.1 Sistem TOAST
1.2.1.2 Sistem CCS
1.2.1.3 Sistem ASCO
1.2.1.4 Sistem UCSD Stroke DataBank
1.2.1.5 Sistem HCSR
1.2.1.6 Sistem NINCDS Stroke Data Bank
1.2.2 Sistem lain
2 Patofisiologi
2.1 Eksitotoksisitas asam glutamat
2.2 Stres oksidatif
2.3 Peroksidasi lipid
2.4 Disfungsi sawar darah otak
2.5 Infiltrasi leukosit
2.6 Pendarahan
3 Faktor risiko
3.1 Hipertensi
3.2 Fibrilasi atrial
3.3 Aterosklerosis
3.4 Diabetes mellitus
3.5 Transient Ischemic Attack (TIA)
3.6 Cardiac papillary fibroelastoma (CPF)
3.7 Cryptogenic cerebral infarction (CCI)
3.8 Patent foramen ovale (PFO)
4 Diagnosis
4.1 Simtoma klinis
4.2 Simtoma paraklinis
4.2.1 S100-β
4.2.2 Glial fibrillary-associated protein (GFAP)
4.2.3 Myelin basic protein (MBP)
4.2.4 Fatty acid-binding proteins (FABPs)
4.2.5 Neuron-specific enolase (NSE)
4.2.6 Protein tau (TP)
5 Penanganan
5.1 Pemulihan
6 Pencegahan