16/11/2025
Rasa lapar sering dianggap hal yang harus ditahan, padahal saat itu tubuh sedang bekerja keras dari dalam. Ketika kamu tidak makan selama beberapa jam, tubuh mengaktifkan sistem alami bernama autophagy (baca: otofagi), yaitu proses pembersihan sel yang membuang bagian sel yang rusak dan menggantinya dengan yang baru.
Bayangkan tubuhmu seperti ponsel yang mulai lemot karena kebanyakan file. Begitu kamu berhenti memberi “input baru” (makanan), sistem di dalam tubuh mulai bersih-bersih. Sisa-sisa sel lama diurai, lalu bahan yang masih bisa dipakai didaur ulang jadi energi dan sel baru yang lebih sehat.
Beberapa studi menemukan bahwa saat orang berpuasa antara 17 sampai 19 jam, gen yang berperan dalam proses ini seperti ATG5 dan BECN1 jadi lebih aktif. Bahkan puasa yang lebih pendek, sekitar 12 jam per hari, juga bisa memicu efek yang sama. Artinya, tubuh tidak butuh waktu lama untuk mulai memperbaiki dirinya sendiri.
Manfaatnya bisa terasa langsung. Energi jadi lebih stabil, peradangan berkurang, daya tahan tubuh meningkat, dan pikiran terasa lebih jernih. Banyak orang menggambarkannya seperti menekan tombol refresh di tubuh sendiri.
Menariknya, semua itu terjadi tanpa bantuan obat atau alat apa pun. Hanya dengan memberi jeda bagi tubuh untuk berhenti mencerna makanan, sistem alami pembersih sel bisa bekerja maksimal.
Jadi, rasa lapar yang kamu rasakan saat berpuasa bukan tanda kelemahan. Itu justru sinyal bahwa tubuh sedang sibuk memperbaiki diri dari dalam. Kadang, diamnya perut adalah cara tubuh menjaga kesehatannya dengan paling efektif.
Sumber Referensi:
PMC, Autophagy in Health and Disease, 2023
ScienceDirect, Intermittent Fasting and Autophagy in Humans, 2023
Springer, Ramadan Fasting and Autophagy, 2020
---
👇
Cecep Hermawan