Pusat Pengembangan Psikologi Jejak Kaki

Pusat Pengembangan Psikologi Jejak Kaki Konseling & Tes Psikologi (Anak, Remaja & Dewasa), Pelatihan, Parenting, Anak Berkebutuhan Khusus.

Konseling & Tes Psikologi (Orang tua, Anak & Remaja), Pelatihan

16/10/2025

Waduh DARURAT NIH, Bapak dan Ibu!? 🤯
Lagi ramai banget kan ya, berita-berita anak-anak kita yang masih SMP/SMA udah berani bikin ulah kriminal. Mulai dari tawuran, pencurian, bahkan kasus pembunuhan dan kekerasan se*ual. Jujur, sebagai orang tua, ini bikin kita $dag-dig-dug$ nggak sih? 🤦‍♂️🤦‍♀️Kenapa sih kok bisa begini?

Coba d**g, Ayah & Bunda di sini share...
-Di sekitar kalian, ada nggak sih kasus serupa atau mungkin "gejala-gejala" yang kalian lihat di lingkungan tetangga/sekolah anak?

Yuk kita saling mengingatkan antar orangtua!
Coba tulis dikomentar juga, tips apa yang bapak ibu praktekkan agar anak tetap aman?

15/10/2025

Yuk liat kegiatan Jejak Kaki kali ini bersama IMS Khalifah
04 Oktober 2025

Jejak kaki mengadakan Tes Psikologi di IMS Khalifah

Terimakasih kepada pihak IMS Khalifah yang telah mempercayakan Jejak Kaki sebagai penyelenggara semoga kita bisa terus bekerjasama kedepannya!

14/10/2025

TRIBUNFLORES.COM, KUPANG - Siang itu, ruang kerja Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Kupang terasa lengang. Di balik tumpukan berkas laporan, dr. Marciana Halek menatap serius.

Suaranya pelan, namun tegas ketika mengungkap sesuatu yang selama ini mungkin tak disadari banyak orang.

Nada suaranya datar, tapi isi kalimatnya seperti petir di siang bolong.

Marciana mengisahkan semua berawal dari laporan satu sekolah. Dimana seorang murid laki-laki dilaporkan memperlihatkan tubuhnya kepada teman perempuan saat pergantian pakaian untuk pelajaran olahraga

Dari sinilah semuanya terbuka. Petugas menemukan sebuah grup WhatsApp besar bernama "Grup SMP Se-Kota Kupang."

Di dalamnya, ratusan siswa dari berbagai Sekolah Menengah Pertama (SMP) bergabung, saling berbagi gambar, stiker, dan bahasa yang berbau pornografi.

"Anak-anak ini tidak merasa bersalah. Mereka menganggap percakapan seperti itu hal biasa," ujar Marciana.

Dari dunia maya, hubungan itu kemudian berlanjut ke dunia nyata hingga terjadi praktik prostitusi antar-anak.

Salah satu anak, sebut saja M, menjadi perantara.

Ia menjual teman-temannya dengan keuntungan Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per transaksi.

Harga "transaksi" mereka mulai dari Rp 500 ribu. Kasus M akhirnya bergulir ke pengadilan, dan vonis dijatuhkan: 10 tahun penjara.

"Dia sudah divonis bulan lalu," ujar Marciana.

"Dari 25 anak yang kami dampingi, 15 di antaranya kini berada di rumah perlindungan anak. Mereka perlu pemulihan fisik dan psikis yang cukup lama," lanjutnya.

Menurut Marciana, sebagian besar anak-anak itu bukan berasal dari keluarga miskin.

Dorongan mereka bukan soal uang, tapi tentang sesuatu yang lebih dalam, keinginan untuk diterima, untuk punya teman, untuk merasa dicintai.

Salah satu anak, sebut saja M, menjadi perantara.

Ia menjual teman-temannya dengan keuntungan Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu per transaksi.

Harga "transaksi" mereka mulai dari Rp 500 ribu. Kasus M akhirnya bergulir ke pengadilan, dan vonis dijatuhkan: 10 tahun penjara.

"Dia sudah divonis bulan lalu," ujar Marciana.

"Dari 25 anak yang kami dampingi, 15 di antaranya kini berada di rumah perlindungan anak. Mereka

13/10/2025

⚠️ JANGAN TELAT, AYAH & BUNDA! ⚠️

Skizofrenia itu bukan "kesurupan" atau "kurang iman" ya, Sahabat! Ini tuh kondisi kesehatan mental serius yang melibatkan gangguan pada pikiran, perasaan, dan perilaku.

Masalahnya? Kalau telat didiagnosis dan ditangani, bahayanya nggak main-main, lho! 😱

1.Gejala Makin Parah: Halusinasi (dengar/lihat yang tidak ada) dan delusi (yakin sama hal yang nggak nyata) bisa makin intens. Bayangin aja tiap hari hidup di antara yang nyata dan nggak nyata, pasti capek banget!

2.Kualitas Hidup Menurun Drastis: Bisa jadi susah banget buat kerja, sekolah, atau bahkan ngurus diri sendiri. Akhirnya jadi menarik diri dari sosial (mengurung diri).

3.Risiko Kesehatan Fisik: Orang dengan skizofrenia sering kali punya risiko lebih tinggi kena penyakit jantung, diabetes, atau infeksi. Kenapa? Karena telat ditangani bikin pola hidup nggak sehat (malas olahraga, merokok, kurang gizi).

4.Paling Ngeri: Risiko bunuh diri meningkat tajam. Ini yang paling harus kita cegah, Moms!

Intinya, kayak luka kecil yang didiemin, lama-lama bisa jadi infeksi besar. Makin cepat ditangani, makin besar peluang untuk mengelola gejalanya dan punya hidup yang lebih baik! Skizofrenia itu bukan sembuh total, tapi bisa dikelola!

12/10/2025

Healing takes time, and finding help is a coureagous first step

11/10/2025

Punya ekspektasi boleh... Tapi ga gini juga kali!

10/10/2025

Masih banyak stigma yang menghalangi kita mengakses fasilitas kesehatan mental. Bahkan meskipun pemerintah sudah mulai memberikan akses dalam program BPJS, ada banyak beban sosial yang masih kita alami. Sindiran dari tetangga, stereotip dari boss atau rekan kerja, atau diasingkan dari kelompok sosial. Hanya karena banyak yang tidak paham, tidak mau paham, atau hanya tahu dari mitos yang digosipkan.

Untuk kalian yang masih menderita, dan terbeban tetaplah berusaha. Kami siap sedia untuk membantu.

08/10/2025

SERIUS NANYA! ⚠️ Masyarakat Indonesia lebih pilih curhat sama Chatbot daripada Psikolog Ya?

Waduh, lagi tren nih. Sekarang banyak yang milih Curhat ke AI daripada ke gebetan, eh, maksudnya ke Psikolog. Kok bisa?

Makin banyak aja yang comfort cerita masalah hidup ke Chatbot AI.
Alasannya klise, tapi valid: Cepat, gratis, dan anti-dihakimi.

Apakah AI akan menjadi tujuan utama untuk konseling?

Khusus untuk Bestie Para Psikolog: Sebutkan satu hal yang AI TIDAK AKAN PERNAH bisa lakukan di ruang konseling!
We need your professional opinion to educate! 👇

07/10/2025

Kenapa sih kita orangtua ini gampang banget 'ketrigger' kalau anak nggak nurut atau rumah berantakan? Kayak remot TV abis baterai, pengennya ngelempar aja! 😂 atau berubah jadi hulk gara-gara remah-remah kripik nyelip di sofa 😅

Dalam clip ini mas Adjie menjelaskan bahwa marah itu hanyalah topeng saja! Sebenarnya ada berbagai macam emosi yang bersembunyi dibaliknya. Dengerin obrolan ini, jadi refleksi diri banget. Ada cerita, kalau mau marah besar sama anak, ternyata akarnya bukan karena salah si anak, tapi karena kita nggak sanggup hadapi ketakutan kita sendiri sebagai orang tua.

Solusinya? Sebelum mode Hulk aktif, coba deh 'Pause' dulu. Ambil jeda, tarik napas, dan peluk emosi marahnya. Emosi marah itu wajar, yang nggak wajar itu kalau sampai jadi aksi marah yang merusak.

06/10/2025

Apa yang terjadi ketika orang memberikan hadiah atau buah tangan? Sebuah studi tahun 2020* mengatakan ketika kita mengeluarkan uang kepada orang lain diluar diri kita, kita sedang meningkatkan kebahagiaan. Bisa dengan berdonasi, atau memberikan hadiah kepada lingkaran kecil kita ketika liburan. Tindakan ini membuat interaksi antara bagian otak yang berhubungan dengan informasi sosial dengan bagian otak yang berhubungan dengan kebahagiaan.

"Hadiah yang terbaik membutuhkan pengorbanan-uang, waktu, atau keduanya"

05/10/2025

Ngeliat video ini, jadi ngerti kenapa singapura menjadi negara yang maju!

Sebagai psikolog pendidikan, pengen banget nih kita semua mikirin: Seberapa jauh peran orangtua di rumah itu 'ngebantu' atau malah 'nambahin PR' buat mental anak? Gimana caranya bikin lingkungan sekolah jadi tempat yang supportive buat psikologi anak yang sehat? Jangan sampai anak cuma jadi "robot nilai" gara-gara tekanan.

Gimana menurut mas dan mbak psikolog? Komen di bawah, sharing pengalamannya ngadepin drama pendidikan dan anak di rumah! ⬇️

Address

Jalan Bintaro Permai II, No. 24, Depsos, Jakarta Selatan
Karawaci
12330

Opening Hours

Monday 09:00 - 17:00
Tuesday 09:00 - 17:00
Wednesday 09:00 - 17:00
Thursday 09:00 - 17:00
Friday 09:00 - 17:00

Telephone

+628121089144

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Pusat Pengembangan Psikologi Jejak Kaki posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Practice

Send a message to Pusat Pengembangan Psikologi Jejak Kaki:

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram

Category