13/01/2018
Apa itu energi?
Energi adalah properti, yang dapat disimpan, dikeluarkan, serta dipindahkan untuk menghasilkan Kerja.
Karena energi adalah properti, maka harus dapat dijabarkan dengan jelas sifat-sifatnya, serta harus ada cara untuk melakukan pengukuran kuantitas, walau dengan sangat sederhana.
Ketika energi dipindahkan untuk menghasilkan kerja, maka ia akan memiliki arah (vector) dan disebut sebagai daya (force). Di alam semesta ini , hanya ada 4 jenis force yang teramati, yakni:
strong force yang mengikat nukleus atom (nuclear force)
electromagnetic yang mengikat atom menjadi molekul (interaksi antar atom)
weak force, yang merupakan hasil dari pelemahan radioaktif
gravity, yang merupakan interaksi antara objek-objek massive.
cahaya, panas, kinetik, suara dan berbagai energi yang sehari-hari kita alami dan manfaatkan, pada umumnya termasuk kategori electromagnetic, karena merupakan hasil interaksi antar atom.
Demikian juga energi kundalini, reiki, tenaga dalam dan sejenisnya, juga termasuk kategori electromagnetic karena juga merupakan hasil interaksi antar atom.
Untuk mempermudah penjelasan, untuk semua jenis energi tersebut kita gunakan istilah baku, yakni bioenergi
Adalah tidak benar jika dikatakan bioenergi sampai sekarang tidak ada alat deteksinya; peralatan kedokteran yang disebut sebagai PET-CT Scan sudah bertahun-tahun ada dan mampu mendeteksi kondisi energi pada sel-sel tubuh, hanya saja alatnya masih sangat besar dan sangat mahal, termasuk biaya operasionalnya juga masih sangat tinggi.
Peralatan kedokteran terbaru yang disebut sebagai nuclear thermal detector bahkan bisa mendeteksi energi yang dikeluarkan oleh setiap sel dalam tubuh, dan dengan demikian secara efektif dapat mendeteksi keberadaan seluruh bioenergi pada saat aktif.
Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, apapun topiknya, adalah penting untuk memahami topik tersebut sampai sedetil mungkin, agar dapat melakukan penelitian lanjutan dan meningkatkan (mengembangkan pengetahuan) terhadap topik tersebut.
contoh sederhana: kalau kita hanya tahu bahwa padi itu kalau ditanam, bisa tumbuh dan disa dipanen, bagaimana caranya kita bisa mengetahui berapa banyak padi yang harus ditanam untuk mendapatkan hasil panen 1 kwintal? sudah tentu kita harus tahu hasil panen jenis-jenis padi, tingkat keberhasilannya, dsb. Apalagi kalau kita bicara soal meningkatkan hasil panen, semakin banyak yang harus kita pahami tentang padi.
Kalau kita hanya sekedar tahu bahwa padi itu bisa ditanam dan dipanen, lalu kalau dijadikan beras bisa dimakan, maka ketika terjadi sesuatu diluar kebiasaan, misalnya musim kemarau panjang, atau serangan hama, maka yang dapat kita lakukan hanya melongo melihatnya.
Demikian juga dengan bioenergi, untuk dapat mengembangkan pengetahuan tentang bioenergi, kita harus paham jenis-jenis bioenergi, sifat-sifatnya, bagaimana diproduksinya, bagaimana mengukur kuantitasnya dan kualitasnya, dsb , barulah kita dapat meningkatkan pemanfaatannya dalam kehidupan kita.
Kalau kita hanya sekedar "bisa merasakan adanya energi" atau "bisa menerawang energi", tanpa tahu itu jenis bioenergi apa, manfaatnya untuk apa, dsb, lalu bagaimana kita dapat menyusun suatu prosedur terapi yang efektif dan efisien terhadap kondisi tertentu? Bagaimana kita bisa mencari jalan keluar jika tindakan standar yang kita lakukan ternyata tidak efektif?
Mengapa energi harus dapat dibuktikan secara empiris?
Keberadaan bioenergi jelas sudah diketahui oleh kedokteran; yang belum mereka akui adalah bahwa pengalihan bioenergi dapat secara efektif dimanfaatkan sebagai tindakan penyembuhan. Mengapa belum diakui? Karena terlalu banyak praktisi bioenergi yang berpraktek secara serampangan dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Sampai hari ini , mayoritas praktisi bioenergi beranggapan, asal sudah ada sensasi, itu berarti sudah ada bioenergi yang mengalir, padahal bioenergi itu adalah sesuatu yang memang sudah ada di tubuh semua makhluk hidup, oleh karena itu sensasi yang dirasakan oleh klien, hanya bukti empiris bahwa ada bioenergi yang sedang aktif, bukan bukti empiris bahwa telah terjadi pengalihan bioenergi dari terapis ke klien
Sugesti dan efek placebo adalah 2 hal yang paling mendasar untuk menjelaskan mengapa suatu tindakan terapi bisa menghasilkan perbaikan atau bahkan kesembuhan, walau terapi tersebut belum tentu benar-benar berjalan, atau bahkan terapi palsu. Jika terapi dilakukan tanpa adanya bukti empiris yang dapat dipertanggungjawabkan, maka kedokteran akan dengan cepat menilai bahwa hasil terapi itu adalah efek sugesti atau placebo
Lalu seperti apa bukti empiris yang dapat diterima, bahwa telah terjadi pengalihan bioenergi, bukan sugesti dan placebo?
1. tidak ada usaha dari terapis untuk meyakin-yakinkan klien sebelum melakukan terapi.
contoh sederhana yang sering dilakukan oleh praktisi energi adalah mengupload gambar ke medsos, disertai pesan, "silahkan diserap energinya".
ini disebut bahasa sugesti, bahasa hipnotis, sama seperti kalau anda membeli gado-gado, lalu ditanya "pakai telornya satu atau dua?" anda bisa menjawab "tidak pakai telor", tapi mayoritas orang akan menjawab "satu" atau "dua"
2. ada bukti visual atau hasil pemeriksaan lab sebelum dan sesudah terapi.
jika anda melakukan terapi pada klien yang mengaku sakit kepala, lalu setelah anda terapi, klien mengatakan sakit kepalanya berkurang atau bahkan sembuh, itu tidak menunjukkan apapun.
jika anda melakukan terapi pada klien yang hasil tes kolesterolnya 260, lalu setelah anda terapi, hasil tes kolesterolnya di hari yang sama turun ke 200, itu namanya bukti empiris.
jika anda melakukan terapi pada klien yang lengannya bengkok, lalu setelah anda terapi, lengannya berkurang bengkoknya, dan dapat terlihat dari foto sebelum dan sesudah terapi, itu namanya bukti empiris
3. harus dapat dibuktikan secara berulang-ulang, dengan tingkat keberhasilan yang memadai.
jika anda melakukan terapi pada satu klien dan berhasil serta dapat dibuktikan secara empiris, anda baru dinilai "beruntung". jika anda melakukan terapi pada dua klien dan keduanya berhasil, anda baru dinilai "kebetulan". jika anda melakukan terapi pada tiga klien dan ketiganya berhasil, anda dinilai "mungkin benar bisa, tapi masih harus dipelajari"
hanya ketika anda melakukan terapi yang berhasil pada 4 dari 5 klien (80 persen), baru terapi anda dinilai "terbukti secarah sah dan meyakinkan berhasil"
Dalam hal anda memberikan suatu pelatihan, karena sulit mendapatkan bukti empiris langsung dari proses pelatihan itu sendiri, maka proses pelatihan anda baru dianggap terbukti jika minimal 80 persen dari siswa anda mampu menghasilkan terapi yang sukses dan terbukti secara empiris.
Untuk pelatihan tingkat yang masih dasar sekali, yang tidak memungkinkan bagi siswa untuk menghasilkan sesuatu yang konkrit, maka minimal harus ada indikator yang jelas dan terukur bagi siswa.
perkataan dari anda sebagai guru, bahwa "seluruh cakra anda sudah terbuka", bukan indikator tersebut.
siswa merasakan seluruh tubuhnya hangat, bukan indikator tersebut.
siswa merasakan bahwa aliran energinya tadinya berasal dari daerah tulang ekor, setelah anda latih, dia merasakan bahwa aliran energinya berasal dari daerah dada, baru merupakan indikator.
(by Irwan Effendi)