13/04/2024
ANEMIA APLASTIK
Kondisi yang jarang terjadi ketika tubuh berhenti memproduksi cukup sel darah baru. Anemia aplastik berkembang sebagai akibat kerusakan sumsum tulang. Kerusakan dapat hadir saat lahir atau terjadi setelah paparan radiasi, kemoterapi, bahan kimia beracun, obat tertentu, atau infeksi.
Secara umum, anemia aplastik disebabkan oleh rusaknya sel punca pada sumsum tulang. Karena sumsum tulang rusak, produksi sel darah pun menjadi berkurang, baik itu sel darah merah, sel darah putih, dan keping darah (trombosit).
Penyakit ini merupakan tipe anemia aplastik terbanyak dan biasanya terkait dengan kelainan yang mengganggu sistem imun (penyakit autoimun), seperti:
- Riwayat infeksi virus.
- Penggunaan obat-obatan seperti kloramfenikol.
- Riwayat infeksi seperti hepatitis.
- Zat kimia berbahaya seperti pestisida.
- Kehamilan.
- Radiasi ataupun kemoterapi.
Ada beberapa faktor tertentu yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini pada seseorang, antara lain:
- Ras Asia.
- Ibu hamil.
- Usia 20-25 tahun.
- Memiliki kelainan sistem imun.
- Mengidap kanker.
- Menjalani terapi radiasi atau kemoterapi.
- Terpapar lama pada zat kimia berbahaya.
Berbagai cara untuk dapat mengurangi risiko terjadinya anemia aplastik, antara lain:
- Menjaga kebersihan, misalnya dengan rajin mencuci tangan.
- Mengonsumsi obat-obatan sesuai dengan aturan pakai, untuk antibiotik harus berdasarkan resep dan anjuran dokter.
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
- Olahraga secara teratur.
- Menghindari stres.
- Istirahat yang cukup.