04/05/2018
Mempunya anak abk bingung jika anak tiba tiba ada perilaku tertawa sendiri ,dan lari lari tanpa sebab ... Lalu Bab tidak teratur ,kadang keras kadang lembek dan bau ..
Kita harus bagaiman ..???
Benahi pencernakan ya detok pencernakan ingin tahu bagaimana detok pencernakan silahkan gabung di Grub wa griya abk
Copas dari dr Lavinia ahli biomedik anak abk
Program MDKS ( Modifikasi Diet Karbohidrat Spesifik) ini saya susun untuk membantu pasien-pasien dengan gangguan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan fungsi fisik dan psikis / mental. Gangguan fisik meliputi masalah pada sistem pencernaan ( konstipasi, diare, IBS, celiac disease, gastritis, colitis, dll), alergi, penyakit autoimun, ketidaksemibangan hormonal, infertilitas. Gangguan psikis meliputi austisma, ADD, ADHD, kesulitan perilaku, masalah emosional, depresi, bipolar, OCD, schizophrenia.
Modifikasi Diet Karbohidrat Spesifik (MDKS) ini bertujuan untuk menghentikan siklus penyerapan makanan yang buruk dan mengurangi populasi mikroorganisme yang merugikan dengan menghentikan sumber makanan mereka. Dengan mengikuti MDKS ini, proses pencernaan menjadi normal kembali, sehingga keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan menjadi seimbang. Diet ini dimulai dengan fase pengenalan dimana kita akan banyak sekali membatasi bahan makanan, tetapi begitu masuk pada fase berikutnya kita akan diperbolehkan mengkonsumsi jenis makanan yang lebih banyak.
Siap untuk mendapatkan pencernaan yang sehat ?
Program Utama MDKS : DIET, DETOKSIFIKASI dan SUPLEMENTASI
Diet MDKS terdiri dari tiga fase :
- Fase Pengenalan ( Introduksi / Intro ) , fase ini terdiri dari enam fase
- Fase MDKS Penuh
- Fase BEBAS MDKS
Fase Pengenalan merupakan fase yang paling menantang tetapi yang paling ”menyembuhkan”. Fase Pengenalan dan Fase MDKS Penuh biasanya dijalankan dalam masa 6 bulan – 2 tahun. Untuk anak autisme biasanya 2 tahun minimal atau bahkan lebih, sebelum masuk ke Fase Bebas MDKS.
Sebelum mengikuti MDKS, mohon terlebih dahulu membaca sampai selesai panduan ini. Jika anda siap, anda dapat mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Ada kalanya pada beberapa pasien dibutuhkan masa transisi dari sehingga tubuh tidak ”kaget”. Masa transisi dapat dilakukan selama 2-4 minggu dengan mengeliminasi makanan-makanan yang biasa dikonsumsi dalam jumlah banyak dan sering. Hal penting yang perlu dilakukan adalah PENCATATAN / membuat JURNAL harian. Pencatatan harian ini berguna untuk memantau makanan yang memberikan reaksi, kondisi kesehatan, dan sebagai panduan untuk melangkah pada tahap berikutnya.
Hal yang paling sering ditanyakan dan memberatkan orang tua pasien dan pasien adalah : tidak boleh makan nasi pada tahap pengenalan, dan setelah itu pasien akan ”menawar” dengan pangan selain nasi / pengganti nasi lainnya yaitu singkong, ubi, jali-jali, dan biji-bijian lainnya yang sedang naik daun seperti quinoa, millet, jali-jali, dll. Jawaban saya selalu MAAF TIDAK BOLEH !. Penawaran tidak berhenti sampai disitu , pertanyaan lain muncul : ”kenapa tidak boleh , saya kan pakainya yang organik ”, ”loh bukannya quinoa itu termasuk superfood ?”. Mohon diteliti lagi ya saya bilang TIDAK BOLEH bukannya TIDAK BAGUS.
Secara singkatnya begini, permeabilitas usus yang terganggu berarti sel-sel pada dinding usus itu melebar sehingga mengakibatkan makanan yang belum diproses secara sempurna dan racun-racun metabolik akan memasuki peredaran darah. Tubuh secara otomatis akan mengenali zat-zat tersebut sebagai musuh dan berusaha melawannya, terjadilah yang seringkali kita sebut dengan alergi makanan. Proses yang berlangsung terus menerus akan mengakibatkan inflamasi kronis (microvilli pada sel dinding usus mengalami kerusakan) yang menurunkan salah satu sistem pertahanan tubuh yang namanya IgA. IgA ini berfungsi untuk melindungi saluran cerna dari mikroorganisme yang merugikan seperti bakteri dan jamur. Bakteri akan tumbuh subur pada usus halus dan akan merusak enzim yang berguna untuk proses pencernaan dan penyerapan. Tahap akhir pencernaan karbohidrat terjadi di microvilli dimana karbohidrat kompleks (nasi, singkong, dll) harus dipecah molekulnya terlebih dahulu, tetapi jika mikrovilli mengalami kerusakan maka hanya karbohidrat simplek yang dapat diserap oleh tubuh. Karbohidrat yang tidak dapat dipecah ini akan menjadi makanan bagi bakteri dan jamur yang merugikan. Proses ini akan menjadi ”lingkaran setan”.
Pertanyaan berikutnya adalah darimana saya mulai ?
Fase Pengenalan , dianjurkan untuk :
- Individu yang memiliki gangguan pencernaan yang berat, misalnya diare (walaupun di sela-sela episode diare, kadang-kadang ada juga kejadian konstipasi), sakit perut, perut terasa penuh, banyak gas, dll. Terutama untuk individu dengan penyakit Crohn’s dan Ulcerative Colitis. Untuk individu dengan konstipasi juga berespon baik dengan Fase Pengenalan. Untuk individu yang mengalami konstipasi bisa melakukan E***a
- Anak-anak dengan ASD ( Autism Spectrum Disorder )
- Anak – anak dengan Diabetes tipe I dan atau Celiac Disease
- Orang dewasa dan anak-anak dengan kesulitan belajar yang berat, seperti Down’s Syndrome, Cerebral Palsy, Autism berat
- Individu dengan alergi dan intoleransi makanan yang berat
- Diare apapun penyebabknya : virus, bakteri, parasit, dll
Fase MDKS Penuh, dianjurkan untuk :
- Individu dengan masalah belajar dan mental tetapi tidak memiliki gangguan pencernaan yang berat : ADD, ADHD, Dyslexia, Dyspraxia, dan individu dengan penyakit autoimun (MS, arthritis, lupus, dll).
- Individu dengan konstipasi
- Orang dewasa yang memiliki jadwal padat, banyak berpergian, tidak memiliki waktu untuk menyiapkan makanan
- Individu yang berkeberatan mengganti pola makannya secara drastis
Alat dan Bahan yang dibutuhkan :
- Alat masak yang aman (bebas toksik dan logam berat) : kaca, keramik bebas timbal
- Sutil yang terbuat dari kayu
- Tempat penyimpanan makanan yang terbuat dari kaca
- Pressed Juicer yang berkualitas baik
- Blender yang berkualitias baik
- Food processor yang berkualitas baik
- Talenan kayu
- Stoples yang berkualitas baik untuk membuat acar dan makanan fermentasi lainnya
- Garam laut ( yang masih mengandung trace mineral )
- Air suling ( RO )
- Organic Apple Cider Vinegar (cuka apel)
- Organic raw unpasteurized honey ( madu )
- Yoghurt maker
- Probiotic untuk membuat makanan fermentasi
- Steriliser
FASE INTRODUKSI I
- Kaldu daging dan ikan
- Kaldu tulang
- Sup dari kaldu daging dan tulang (daging dan sayuran)
- Sayuran berserat halus : labu siam, beligo, brokoli tanpa batang, kembang kol tanpa batang, wortel, labu buttenut, labu parang, zucchini, bawang bombai, lobak, bit, sawi putih ( semua dimasak sampai lunak dalam kaldu daging / tulang ). Jika sudah berlangsung sekitar 1 minggu boleh ditambahkan kangkung, bayam, selada air, bokchoi, sawi hijau ( hanya daunnya saja )
- Jus ( cairan ) dari makanan yang difermentasi (home made ) seperti sauerkraut, acar, sayur asin, yoghurt dari santan ( tidak boleh santan komersial) jika tidakbisa membuat atau tidak yakin membuat tidak usah dikonsumsi !
- Teh herbal seperti jahe, chammomile dengan madu (raw, organic, cold extracted)
- Pemakaian bumbu hanya terbatas pada Garam laut
- Boleh mengkonsumsi Extra Virgin Coconut Oil 1-2 sdm per hari
- Air minum berkualitas baik
Tahap ini berlangsung selama 7 hari atau lebih tergantung reaksi setiap individu. Menu yang sama bisa disajikan sepanjang hari, jenis daging dan sayuran dirotasi setiap hari sehingga kita mudah untuk menilai reaksi. Jika satu jenis makanan menimbulkan reaksi kita dapat mencoret makanan itu untuk sementara dan mencoba 1-2 bulan kemudian.
Suplementasi pada tahap I :
Inulin, Probiotik, Enzyme, Cod liver oil dan Betaine HCl ( jika perlu) dan suplemen lainnya atas petunjuk dokter.
Jika pasien mengalami diare boleh mengkonsumsi yoghurt ( homemade ) tanpa jus dari fermentasi sayuran.
Jika pasien mengalami konstipasi konsumsi jus dari fermentasi sayuran.
Jika diare terus menerus STOP semua sayuran dan tambahkan kuning telur mentah / setengah matang.
FASE INTRODUKSI II
- Semua makanan seperti tahap I
- Kuning telur organik mentah / setengah matang.
- Boleh ditambahkan ghee (jika ada) / lemak hewan lebih banyak
- Pada sup boleh ditambahkan bawang putih ( tidak mentah )
Bagaimana penggunaan dengan bumbu dapur lainnya ? Bumbu dapur lainnya boleh digunakan tetapi pada tahap awal tetapi tidak sekaligus untuk melihat reaksi. Kenalkan satu persatu dan amati reaksinya jika aman, semua bumbu dapur bisa digunakan. Lebih baik penggunaan bumbu dapur selain bawang putih dilakukan pada tahap introduksi V atau VI
FASE INTRODUKSI III
- Semua makanan seperti tahap II
- Alpukat matang
- Telur orak-arik ( memakai lemak hewan)
- Tumisan daging dan sayuran (dengan lemak hewan, ghee, minyak kelapa)
- Sayuran fermentasi seperti sauerkraut dan acar boleh dimakan termasuk sayurannya tidak hanya jusnya.
- Boleh berikan nut butter ( almond, kacang tanah, mente) harus di soaking kemudian boleh di roasted dengan oven dengan panas dibawah 150C baru diolah
FASE INTRODUKSI IV
- Semua makanan seperti tahap III
- Daging boleh ditumis dan dipanggang
- Minyak zaitun organik (cold pressed) 1 sendok teh tiap hari
- Jus wortel (pressed juice) tanpa ampas awal coba 2- 4 sendok jika tidak ada reaksi buruk boleh 50 cc per hari
- Sayuran boleh ditambah kol dan seledri
FASE INTRODUKSI V
- Semua makanan seperti tahap IV
- Apel hijau kukus (dibuat puree ) boleh ditambahkan lemak hewan / ghee
- Sayuran mentah secara perlahan ( tahap awal bagian dalam dari ketimun)
- Jus sayuran dan buah-buahan
- MDKS milkshake (lihat resep)
- Kacang mete, walnut dan almond organik sebagai snack
- Sayuran baru (dimasak) mulai dikenalkan tomat, kacang panjang dan buncis
FASE INTRODUKSI VI
- Semua makanan seperti tahap V
- Buah potong (apel hijau), kemudian mangga, pepaya, nanas , pear, tahap selanjutnya pisang dan beri-berian
- Secara perlahan konsumsi buah potong lainnya
- Secara perlahan tingkatkan konsumsi madu
- Kue yang terbuat dari tepung kacang (contoh : almond flour )
FASE MDKS PENUH
Fase MDKS PENUH jika dalam GAPS disebut FULL GAPS merupakan fase yang lebih mudah. Fase ini boleh dijalankan setelah melewati Fase Introduksi atau bagi individu yang belum siap masuk ke Tahap Introduksi bahkan untuk orang-orang yang ingin menjaga kesehatan.
Daftar makanan yang TIDAK BOLEH DIKONSUMSI :
• Semua biji-bijian ( nasi, quinoa, millet, couscous, jali-jali , gandum, oat) dan produk turunannya tepung terigu , tepung beras
• Sayuran berpati (kentang, ubi, singkong, dll) dan produk turunannya seperti tepung singkong (sagu), maizena, dll
• Gula dan semua pemanis komersial
• Susu
• Kacang berpati ( kedelai, kacang hijau, kacang merah, dll)
• Yang harus dihindari pada PEDOMAN UMUM ( makanan olahan dan makanan aditif)
Daftar makanan yang DIANJURKAN :
• Semua daging
• Semua ikan (berkualitas baik)
• Jerohan (ati, ampla, otak, dll)
• Telur
• Sayuran yang tidak berpati
• Buah-buahan matang
• Kacang-kacangan dan seeds (flaxseed, chiaseed, selasih)
• Makanan fermentasi dari produk susu (yoghurt, kefir)
• Madu murni yang tidak dipasteurisasi
• Kaldu daging dan tulang
• Kaldu sayuran
• Infused water (lemon, ketimun, dll)
• MDKS Milkshake
• Roti, kue, muffin, pancake, waffle ( tepung dari kacang-kacangan dan biji-bijian kecil, telur, ghee, minyak kelapa, wortel, labu-labuan, pisang, garam, rempah-rempah, krem yang difermentasi)
• Produk susu (hanya organik) : ghee, mentega, homemade yoghurt, homemade keju
• Lemak alami : lemak hewani, mentega, ghee, minyak kelapa, minyak zaitun cold pressed
• Hindari margarin, minyak nabati, pengganti mentega
FASE BEBAS MDKS
Semua pasien yang berkonsultasi kepada saya pasti menanyakan kapan Diet akan berakhir ?. Untuk tahap awal apalagi untuk anak berkebutuhan khusus yang masalahnya agak berat (low function) pasti saya bilang masih lama dijalanin dulu saja biasanya sekitar minimal dua tahun. Setelah keadaan normal kembali semua individu bisa BEBAS. Keinginan semua pasien di Indonesia adalah boleh makan NASI.
• Secara bertahap mulailah dengan biji-bijian bebas gluten yang sudah difermentasi misalnya nasi, quinoa, millet
• Mulailah dengan satu jenis dan dalam jumlah yang sedikit untuk kemudian ditambah secara perlahan
• Setelah itu coba dengan makanan berpati ( kentang, kacang merah, singkong, ubi )
• Coba dengan biji-bijian tanpa melakukan fermentasi
CARA MEMBUAT KALDU DAGING ATAU TULANG :
Cuci bersih tulang dan atau daging yang ingin dibuat kaldu (1-1.5kg). Jika ayam (ayam utuh) , sapi (tulang besar, tulang iga, buntut).
Siapkan air bersih dan masak dalam panci sampai mendidih ( banyak air sampai tulang dan daging terendam 3 cm di bawah air), kemudian mas**an bahan-bahan yang ingin dibuat kaldu ke dalam air yang sudah mendidih, masukkan dua sendok makan organic apple cider vinegar. Kecilkan api lanjutkan hingga 2.5 – 3 jam. Jika daging sudah lunak sebelum waktunya bisa dipisahkan terlebih dahulu untuk kemudian lanjutkan merebus sisa tulang. Setelah selesai matikan api. Setelah agak dingin (hangat) bisa langsung dikonsumsi. Sisa air kaldu didinginkan dan dipindahkan ke dalam wadah yang lebih kecil (tiap wadah berisi sekitar 150 cc kaldu) dan disimpan dalam freezer untuk dikonsumsi kemudian.
MDKS MILKSHAKE
2 buah apel hijau (apel malang / manalagi) dijus ambil air
1 buah wortel dijus ambil air
½ buah nanas dijus ambil air
¼- ½ bit dijus ambil air
Semua jus dicampur jadi satu kemudian ditambahkan / diblender dengan
1 butir telur mentah organik
4 sdm (yoghurt/ kefir + minyak kelapa murni organik)
Keadaan kesehatan anak-anak harus dilihat secara komprehensif baik fisik, jiwa, emosi dan energi.
Fisik : pola buang air besar, dan bak, gangguan pencernaan (kembung, sendawa, colic, susah menelan, picky eater), imunitas (sering sakit), rash pada kulit penyakit kulitm kulit kuning, masalah gigi dan gusi, bau mulut dan badan, kuku rapuh, rambut , otot hipotonus atau hipertonus.
Jiwa dan emosi : tantrum, moodswing, self injury, tertawa tanpa sebab. Emosi : lemas, fatigue. Semua ini berkaitan erat dan tidak bisa dipisahkan jadi ibarat menyusun puzzle, cari bagian demi bagian supaya lengkap.
Intervensi secara holistik juga saya tekankan dari kesehatan, pola asuh, terapi yang tepat, lingkungan sekitar. Para orang tua harus men "jot down" apa yang dibutuhkan anak dan yang harus dilakukan, bukan ikut-ikutan orang tua lain. Please jangan buang-buang waktu, makin lama makin besar keterlambatannya.
Misalnya : Faktor orang tua : pola asuh harus diberesin, orang tua harus berdamai dengan dirinya masing-masing, menerima seutuhnya dan menjaga kewarasannya dan perilakunya ; Faktor lingkungan : keadaan rumah, orang sekitar anak (saudara, pengasuh, terapis, kakek nenek, dsb) Makanan dan gaya hidup anak : diet, pemakaian antibiotik dan obat, kurang gerak, kurang stimulus, dll)