21/05/2025
Hipertensi Silent Killer
Halo teman-teman, selamat pagi. Kali ini saya ingin berbagi cerita pasien yang pernah saya tangani dahulu. Pasien ini datang ke saya dengan keluhan sesak, mudah lelah dan kakinya bengkak. Usianya masih muda, sekitar 40 tahunan. Ketika datang, saya perhatikan wajahnya tampak pucat. Setelah diperiksa, ternyata tekanan darahnya sekitar 170/110 mmHg, jantungnya membesar, melebar beberapa cm ke arah samping. Bunyi jantungnya juga tidak lagi normal, ada bunyi jantung tambahan berupa S3 dan murmur sistolik. Ini menandakan bahwa jantungnya bekerja lebih keras dari seharusnya. Di paru-paru juga terdengar ada ronchi basah halus di basal, yang artinya di paru-paru pasien ini ada cairan yang mengganggu pertukaran oksigen normal sehingga pasien mengeluhkan sesak. Kaki pasien juga mengalami pembengkakan.
Ketika ditanya: "Pak kalau malam bapak bisa tidur terlentang tidak?" Jawabnya: "Tidak dok sudah beberapa hari terakhir saya tidur dalam kondisi duduk, kalu tiduran langsung sesak" Sesak yang memburuk saat tiduran atau secara medis kita kenal sebagai "Ortopnea" adalah gejala klasik gagal jantung.
Saat melakukan pemeriksaan lebih lanjut, kami melakukan serangkaian tes laboratorium yang mengungkapkan beberapa hasil yang mencemaskan. Hemoglobin (Hb) pasien tercatat rendah, sekitar 6, sementara nilai normalnya biasanya berada di kisaran 12-16 g/dL. Kreatinin, sebuah indikator fungsi ginjal, terukur tinggi, sekitar 7.5 mg/dL, sedangkan nilai normalnya biasanya berada dalam rentang 0.5-1.2 mg/dL. Pada pemeriksaan EKG ditemukan ada hipertrofi ventrikel kiri disertai pembesaran atrium kiri.
Nilai hemoglobin (Hb) yang rendah, sekitar 6 gram/dL, mengindikasikan anemia yang serius. Anemia adalah kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh dengan cukup. Selain itu, kadar kreatinin yang tinggi, sekitar 7.5 mg/dL, menunjukkan bahwa ginjal pasien mengalami kerusakan. Kreatinin adalah produk limbah yang biasanya disaring oleh ginjal. Jika kadar kreatinin tinggi, itu menunjukkan bahwa ginjal tidak berfungsi sebaik yang seharusnya, dan ini adalah tanda gagal ginjal kronis. Anemia adalah sebuah temuan yang umum ditemukan pada pasien dengan gagal ginjal kronis. Ini karena salah satu fungsi utama ginjal adalah menghasilkan hormon eritropoetin, yang berperan dalam pembentukan sel darah merah. Ketika ginjal berfungsi normal, eritropoetin diproduksi dalam jumlah yang cukup untuk memastikan produksi sel darah merah yang sehat. Namun, ketika ginjal rusak, dan produksi eritropoetin menurun, produksi sel darah merah juga akan turut menurun. Setelah terjadi anemia berat, barulah akan bergejala.
Ketika saya tanya: "Pak bapak punya tekanan darah tinggi?" Jawabnya: "Punya dok"
"Sudah berapa lama" jawabnya "Sudah lama dok"
"Apa diobati rutin" jawabnya "Tidak dok, kadang-kadang saja, ketika ada keluhan saja"
Semua temuan ini mengindikasikan bahwa pasien saat ini sedang mengalami gagal jantung dan gagal ginjal yang bisa timbul akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol selama waktu yang cukup lama. Untuk mengatasi keluhan pasien banyak hal yang harus kita lakukan… pertama kita harus kurangi beban jantung, ini kita capai melalui pemberian diuretik atau obat kencing untuk mengeluarkan cairan tubuh yang berlebih, pada kasus gagal ginjal kronis yang sudah berat seperti ini, bisa berhasil bisa tidak, tergantung dari ginjalnya apakah masih responsif terhadap diuretik atau tidak. Jika responsif, bisa keluar air kencing, keluhan sesak bisa berkurang cepat. Namun jika tidak respon, pasien harus cuci darah secepatnya untuk mengeluarkan cairan tubuh berlebih yang ada. Usaha untuk mengurangi beban jantung juga bisa kita lakukan dengan menurunkan tekanan darah secepatnya. Maksudnya agar tahanan pembuluh darah menurun dan jantung bisa memompakan lebih banyak darah sehingga kongesti yang terjadi di paru berkurang. Jika kedua hal tersebut bisa dilakukan dan keluhan membaik, barulah bisa direncanakan tranfusi untuk mengatasi anemia-nya. Walau membaik, dengan kadar kreatinin sebesar itu dan keluhan yang berat yang dialami saat ini, sudah jelas kedepannya pasien harus cuci darah rutin…
Teman-teman sampai disini saya ingin mengingatkan bahwa Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah penyakit kronis yang dapat merusak organ-organ vital seperti jantung dan ginjal tanpa menunjukkan gejala yang jelas pada awalnya. Sehingga penting sekali teman-teman mengetahui tanda dan gejala hipertensi sehingga bisa dideteksi dan diobati lebih awal sebelum terjadi komplikasi ini dan itu.
Jadi apa gejalanya?
Banyak influencer di media sosial bilang: Gejalanya sakit kepala, gejalanya sakit leher. Namun, faktanya, gejala utama hipertensi adalah : tidak ada gejala sama sekali.
Ya betul, tidak bergejala.
Sebagian besar orang yang mengidapnya tidak merasakan gejala yang jelas. Inilah sebabnya hipertensi sering disebut sebagai "pembunuh sunyi."
Beberapa orang mungkin mengalami gejala non-spesifik seperti sakit kepala ringan, pusing, atau kadang-kadang gejala yang lebih jelas seperti penglihatan kabur. Namun, ini bukanlah gejala utama hipertensi. Sakit kepala yang disebutkan oleh influencer di media sosial tidak bisa digeneralisasi sebagai tanda utama hipertensi, karena tidak semua orang dengan tekanan darah tinggi akan mengalaminya.
Kenyataannya, tekanan darah tinggi seringkali tidak menunjukkan gejala yang nyata pada awalnya. Barulah setelah beberapa waktu, jika tidak diobati, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh seperti jantung, ginjal, otak, dan mata. Saat hal ini terjadi, barulah ada gejala. Dampak jangka panjangnya dapat sangat serius dan mengancam kesehatan Anda.
Maka dari itu, sangat penting untuk memahami bahwa tes tekanan darah secara rutin adalah cara terbaik untuk mendeteksi hipertensi. Tes tekanan darah sederhana dapat memberikan informasi yang sangat berharga tentang kesehatan Anda. Jika tekanan darah Anda terlalu tinggi, langkah-langkah pencegahan dan pengelolaan dapat segera diambil untuk mengurangi risiko komplikasi yang serius.
Kapan terakhir anda melakukan pemeriksaan tekanan darah?
Setiap orang yang sudah beranjak dewasa sebaiknya melakukan pemeriksaan tekanan darah setahun sekali. Lebih sering jika diketahui berisiko tinggi. Hal yang dapat meningkatkan risiko mengalami tekanan darah tinggi antara lain: merokok, berat badan berlebih, memiliki diabetes, sedang hamil, stress emosional kronis, sering mengkonsumsi alkohol dalam jumlah banyak, ada riwayat keluarga memiliki hipertensi di usia muda. Untuk yang berisiko tolong lebih sering dicek. Kalau ketahuan tinggi dan risikonya rendah, ubah gaya hidup kemudian evaluasi pastikan terkendali. Jika risikonya sedang atau tinggi, langsung obati… kemudian dipastikan terkendali…
Ini penting ya, saya garis bawahi lagi: "pastikan terkendali" karena banyak yang punya hipertensi tidak dievaluasi lagi apakah dengan pengobatan berhasil menurunkan tekanan darah atau tidak. Jika diobati tapi tekanan darah masih tetap tinggi, maka risiko komplikasi juga tetap tinggi. Hati-hati.
Mudah-mudahan tulisan ini bermanfaat, jika berkenan silahkan di share sehingga lebih banyak orang memahami pentingnya memastikan tekanan darah-nya terkendali.