Bekam Magelang Ruqyah Magelang - An Nubuwwah

Bekam Magelang Ruqyah Magelang - An Nubuwwah Bekam Ruqyah Magelang
An Nubuwwah - Bengkel Manusia Jalan Salak IV/102 Call (+62) 813-2871-2147 Bukhari 541)

“Wahai hamba Allah, berobatlah!

Firman Allah Azza Wa Jalla

“Dan apabila aku sakit, Dialah Allah yang menyembuhkan aku” (QS. Asy Syu’ara' 80)

“Dan Kami (Allah) turunkan dari Alquran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Al Israa’ 82)

Sabda Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam

Dari Anas bin Malik RA ditanya mengenai bekam beliau berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah berbekam dan memerintahkan keluarga beliau, dan Rasulullah bersabda: “Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah dengan hijamah (bekam)” (HR. Muslim 1577)

Terbukti Mujarab

Allah dan Rasulullah memberikan jaminan kesembuhan kepada umat Islam. Umat-Nya harus percaya dan yakin terhadap firman Allah dan sabda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam

Rahmatan Lil 'Alamin

Metode ini terbukti ampuh karena sudah diterapkan kepada umat manusia dengan latar belakang suku, agama, ras, dan golongan yang berbeda-beda

Tentang Bengkel Manusia Indonesia

Solusi kesehatan dari Allah dan Rasulullah untuk seluruh umat manusia di dunia sebagaimana sabda Rasulullah;
“Semua penyakit ada obatnya. Jika sesuai antara penyakit dan obatnya maka akan sembuh dengan izin Allah” (HR. Muslim 2204)
“Tidaklah Allah menurukan suatu penyakit kecuali Allah juga menurunkan obatnya” (HR. Bukhari 5354)

Untuk Kita Semuanya

Allah pasti memberikan kesembuhan jasmani dan ruhani makhluk-Nya, sabda Rasulullah;

“Tidak ada yang mampu menyembuhkan kecuali Allah, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit” (HR. Sesungguhnya Allah tidak memberikan penyakit kecuali Allah memberikan obatnya” (HR. Ahmad 4/278)

Keberimbangan Akal dan Keyakinan

Keberhasilan pengobatan dengan Alquran dan Sunnah tergantung keimanan dan keyakinan seseorang. Apabila belum sembuh maka harus bersabar, bertakwa, dan bertawakal! Bekam Magelang Ruqyah Magelang
An Nubuwwah - Bengkel Manusia Indonesia
Jalan Salak IV/102 RT 004 RW 001
Perumnas Kalinegoro Mertoyudan
Magelang Jawa Tengah 56172
Website: www.terapioksidan.or.id
Call: (+62) 813-2871-2147

Ruqyah Akbar di Jembatan I Barelang, Seruan Harapan dan Pencegahan Putus Asa - Ibnu Hakim STAI Al Aziz Batam
19/12/2025

Ruqyah Akbar di Jembatan I Barelang, Seruan Harapan dan Pencegahan Putus Asa - Ibnu Hakim STAI Al Aziz Batam

https://youtu.be/uvNTFNns3_Y?si=hpektkqp1C8zuht5Nama : Ibnu HakimNIM : 2023.02.0002Prodi : Manajemen DakwahSemester VDi tengah meningkatnya persoalan kesehat...

Ruqyah Batam: Was-was dan Syakk dalam Perspektif Islam, Hakikat, Faktor Penyebab, dan PenyembuhannyaWas-was merupakan sa...
16/12/2025

Ruqyah Batam: Was-was dan Syakk dalam Perspektif Islam, Hakikat, Faktor Penyebab, dan Penyembuhannya

Was-was merupakan salah satu penyakit batin yang paling melelahkan jiwa. Banyak yang bertanya apakah was-was bisa disembuhkan atau hilang dengan sendirinya?

Was-was merampas ketenangan, mengganggu kekhusyukan ibadah, bahkan dalam banyak kasus menyeret penderitanya ke dalam lingkaran kecemasan yang berkepanjangan.

Al Qur’an sebagai pedoman yang sangat sempurna tidak hanya menjelaskan asal-usul was-was, tetapi juga memberikan metode penyembuhan yang jelas, rasional, dan aplikatif.

Hakikat Was-was

Al Qur’an secara tegas menyebut bahwa sumber utama was-was adalah bisikan setan.

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ

Artinya:

“Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi” (QS. An-Nas 4).

Was-was bukanlah suara hati yang jujur, bukan p**a intuisi sehat. Was-was adalah bisikan destruktif yang tujuannya merusak keyakinan, ibadah, dan ketenangan seorang hamba.

Perbedaan Was-was dan Syakk

Kesalahan fatal yang sering terjadi adalah menyamakan syakk (keraguan) dengan was-was, padahal keduanya sangat berbeda.

Syakk adalah keraguan yang muncul dari proses berpikir yang seimbang antara iya dan tidak berdasarkan konstruksi rasional.

Sedangkan was-was itu tidak berlandaskan dalil, tidak berpijak pada fakta (kebenaran), bersifat berulang, memaksa, melelahkan, dan mengandung kecemasan tanpa sebab nyata.

Oleh sebab itu para ulama menegaskan bahwa was-was bukanlah masalah keyakinan melainkan gangguan dari setan.

Contoh Ringan Was-was dan Syakk

Was-was dalam Wudhu

Sudah membasuh tangan, tapi muncul pikiran. “Tadi airnya kena semua belum ya?” Lalu diulang berkali-kali meski tidak ada bukti air tidak mengenai anggota wudhu. Ini was-was karena muncul tanpa sebab nyata dan mendorong pengulangan berlebihan.

Was-was dalam Salat

Sudah takbiratul ihram (takbir), tiba-tiba muncul bisikan “Niatku tadi benar atau belum?” Padahal sudah tahu tata cara niat, tapi tetap merasa tidak tenang dan yakin. Ini was-was tidak pernah merasa cukup dan selalu ingin mengulang-ulang.

Was-was tentang Najis

Setelah buang air kecil, merasa selalu ada tetesan keluar atau merasa ada yang merembes dari kemaluan. Padahal tidak terlihat (kering), tidak terasa, dan tidak ada bekasnya. Akibatnya bolak-balik ke toilet dan sulit salat. Ini was-was setan dan bukan kehati-hatian.

Was-was dalam Kebersihan

Menyentuh gagang pintu toilet umum, misalnya toilet masjid, SPBU atau mall lalu berpikir “Ini gagang pasti najis.” Padahal dia tidak tahu asal-muasalnya, tapi langsung menjustifikasi gagang pintu tadi.

Lalu dia mencuci tangannya berulang kali atau mengguyur gagang pintu berulang kali. Pembenaran secara sepihak (justifikasi) adalah was-was yang nyata dalam keseharian.

Was-was dalam Keyakinan

Muncul pikiran buruk atau ragu-ragu tentang iman lalu merasa berdosa padahal tidak diucapkan dan tidak diyakini, hanya terlintas saja. Ini termasuk was-was setan dan bukan sebuah dosa.

Ciri Utama Was-was

❌ Tidak pernah puas
❌ Menimbulkan cemas
❌ Muncul berulang-ulang
❌ Tanpa ada dalil atau bukti
❌ Memaksa untuk mengulang
❌ Diliputi ragu yang terus-menerus

Syakk dalam Aktivitas Sehari-hari

Selesai mengunci pintu, lalu muncul ragu: “Tadi sudah dikunci atau belum ya?” Keraguan ini sekali muncul, tidak berulang-ulang, dan biasanya hilang setelah dicek pintunya.

Syakk dalam Hitungan

Menghitung uang lalu ragu: “Tadi jumlahnya Rp 1 juta atau Rp 900 ribu ya?” Ini syakk normal karena keterbatasan konsentrasi, bukan gangguan.

Syakk dalam Ibadah

Saat sedang salat, ragu-ragu sebentar: “Ini rakaat ke-2 atau ke-3?” Jika jarang terjadi, maka ini syakk biasa. Solusinya ambil yang paling yakin atau melakukan sujud sahwi.

Syakk Kurang Informasi

Ragu apakah makanan ini halal atau tidak karena belum tahu bahannya. Atau makan di rumah makan yang samar-samar tidak ada label halal dari LPPOM MUI.

Ini syakk sehat yang harus dicari kejelasannya (klarifikasi) dan kebenarannya (tabayyun) dan hal ini bukanlah termasuk was-was.

Syakk Hilang Setelah Keputusan

Ragu-ragu memilih jalan, misalnya di persimpangan jalan (pilih belok kanan/kiri/lurus) lalu setelah memilih salah satu, keraguan hilang dan tidak mengganggu pikiran. Ini ciri syakk tidak melekat dan tidak memaksa.

Ciri Utama Syakk

❌ Hilang setelah diambil keputusan
❌ Muncul sesekali, tidak terus-menerus
❌ Bisa diselesaikan dengan ilmu/klarifikasi
❌ Tidak menimbulkan kecemasan berlebihan
❌ Tidak merusak ketenangan ibadah atau aktivitas
❌ Tidak memaksa untuk mengulang-ulang perbuatan
❌ Ada sebab yang masuk akal karena kurang fokus dan lupa

Was-was Menghancurkan Kekhusyukan

Was-was disebut oleh para ulama sebagai perusak ibadah paling berbahaya. Jika seseorang selamat darinya, maka ia telah selamat dari banyak keburukan-keburukan.

Syaikh Ahmad Al-Haitami menjelaskan bahwa was-was bisa menyeret seseorang hingga kehilangan akal sehat jika terus dituruti.

Sebaliknya, orang yang tidak mempedulikannya, justru akan melihat was-was itu lenyap dengan sendirinya.

Lima Jalan Penyembuhan Was-was

Bersikap Tidak Peduli (Al-I‘radh)

Inilah obat paling mujarab yakni masa bodoh atau tidak peduli. Tidak meladeni keraguan, tidak mengulang ibadah, dan tidak menuruti bisikan apa pun.

Syaikh Ahmad Al-Haitami menegaskan bahwa siapa yang menuruti was-was, maka was-was itu akan terus membesar hingga menyerupai kegilaan.

Mengambil Sikap Kebalikannya

Dalam hukum syariat (fikih), penyakit was-was diobati dengan pemahaman dan keyakinan, bukan dengan perasaan. Ini merupakan prinsip mujarab melawan was-was.

Contohnya:

Merasa ada najis → Anggap suci
Ragu batal wudhu → Anggap wudhu sah
Ragu niat salat → Anggap niat sudah benar

Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

إِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ فِي بَطْنِهِ شَيْئًا فَأَشْكَلَ عَلَيْهِ أَخَرَجَ مِنْهُ شَيْءٌ أَمْ لَا، فَلَا يَخْرُجَنَّ مِنَ الْمَسْجِدِ حَتَّىٰ يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيحًا، رواه البخاري (١٣٧) ومسلم (٣٦١)

Artinya:

“Apabila salah seorang dari kalian merasakan sesuatu di dalam perutnya lalu ia ragu apakah ada sesuatu yang keluar darinya atau tidak (kentut), maka janganlah ia keluar dari masjid untuk membatalkan salatnya sampai ia mendengar suara atau mencium baunya” (HR. Bukhari No. 137 dan HR. Muslim No. 361).

Sabar dan Latihan Terus-Menerus

Was-was tidak bisa hilang dalam sehari, dua hari atau tiga hari. Menghilangkan was-was butuh kesabaran, latihan mental, dan bimbingan spiritual secara khusus.

Syaikh Al-‘Izz bin ‘Abdussalam As-Syafi‘iyyah menjelaskan orang yang sedang melawan was-was dengan keyakinan sedang memerangi setan, maka ia mendapatkan pahala jihad, karena dirinya sedang melawan musuh Allah.

Memperbanyak Isti‘adzah dan Zikir

Nabi Muhammad ﷺ menjelaskan adanya setan khusus bernama Khanzab yang mengganggu salat.

أَنَّهُ أَتَى النَّبِيَّ ﷺ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ، إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ حَالَ بَيْنِي وَبَيْنَ صَلَاتِي وَقِرَاءَتِي ، يُلَبِّسُهَا عَلَيَّ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ : ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خِنْزَبٌ ، فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْهُ ، وَاتْفِلْ عَلَى يَسَارِكَ ثَلَاثًا . قَالَ : فَفَعَلْتُ ذَلِكَ فَأَذْهَبَ اللَّهُ عَنِّي . رواه مسلم (٢٢٠٣)

Artinya:

“Aku mendatangi Rasulullah ﷺ dan berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya setan telah menghalangi aku dari salat dan bacaanku, hingga ia mengacaukannya bagiku. Rasulullah ﷺ bersabda: Itu adalah setan yang bernama Khanzab. Jika engkau merasakannya, maka berlindunglah kepada Allah darinya dan meludahlah ke arah kiri tiga kali. Ia berkata: Aku pun melakukannya, lalu Allah menghilangkan gangguan itu dariku” (HR. Muslim No. 2203).

Solusinya:

✔ Berlindung kepada Allah
✔ Meludah ringan ke kiri tiga kali
✔ Memperbanyak zikir pagi dan petang
✔ Zikir benteng terkuat dari gangguan jin dan setan

Belajar dan Memahami Ilmu Ibadah

Mayoritas penderita was-was adalah mereka yang tidak paham standar ibadah, hanya mengikuti perasaan dan bukan ilmu.

Kemudian mengira kehati-hatian yang berlebihan sebagai takwa. Padahal para ulama salaf justru ringkas, tegas, dan yakin dalam ibadah.

Imam Malik meriwayatkan bahwa gurunya, Rabi‘ah, adalah orang yang sangat cepat dalam wudhu dan tidak terjebak keraguan sama sekali, itulah buah ilmu.

Bekam dan Ruqyah Salah Satu Solusi

Selain ikhtiar mental dan spiritual di atas, bekam maupun ruqyah termasuk salah satu sarana penyembuhan yang diakui syariat Islam. Bekam membantu menyeimbangkan sistem saraf, hormon, dan emosi.

Ruqyah syariah membersihkan pengaruh spiritual negatif akibat gangguan setan atau jin. Keduanya sudah dipraktikkan sejak zaman Nabi Muhammad ﷺ.

Was-was yang kronis sering kali bersifat bio-psiko-spiritual, sehingga penyembuhannya juga perlu pendekatan yang menyeluruh.

Was-was bukan takdir permanen, dan bukan p**a tanda lemahnya iman. Ia adalah ujian. Setiap ujian pasti ada jalan keluarnya.

Semoga Allah memberikan kita hati yang tenang, akal yang jernih, dan ibadah yang lurus di atas sunah Rasulullah ﷺ.

Selengkapnya: https://an-nubuwwah.or.id/ruqyah/ruqyah-batam-was-was-dan-syakk-dalam-perspektif-islam,-hakikat,-faktor-penyebab,-dan-penyembuhannya.html

Ruqyah Batam: Kesurupan, Kepanikan, dan Pelajaran Besar dari Surat Al Fatihah Yang Sering DiabaikanSuatu sore, ketika su...
15/12/2025

Ruqyah Batam: Kesurupan, Kepanikan, dan Pelajaran Besar dari Surat Al Fatihah Yang Sering Diabaikan

Suatu sore, ketika suasana kantor saya mulai agak sepi dan sunyi serta aktivitas hampir usai, ponsel saya berdering.

Di ujung sana terdengar suara seorang laki-laki yang jelas diliputi kepanikan. Nada bicaranya terburu-buru, nafasnya tak teratur.

“Pak, Pak. Ini tempat rukiah itukan… Tolong Pak, adik saya sedang kesurupan,” ucapnya nyaris tanpa jeda.

Ia lalu memohon agar saya segera datang ke rumahnya. Dalam kondisi seperti itu, tentu permintaan tersebut sangat bisa dipahami.

Namun pada saat yang bersamaan, saya juga sedang berada dalam pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk ditinggalkan.

Dengan hati berat, saya menjelaskan keadaan saya dan mengatakan bahwa saya belum bisa datang saat itu juga.

Beberapa detik terdiam, lalu ia berkata dengan suara yang lebih pelan namun penuh harap: “Kalau begitu, Pak… bisakah Bapak meruqyah dari telepon saja?” pintanya.

Saya menghela nafas sejenak sebelum menjawab. Saya sampaikan dengan jujur dan tenang.

“Sebaiknya Anda sendiri yang meruqyah langsung adik Anda. Ruqyah lebih efektif bila dilakukan oleh orang terdekat, apalagi Anda berada di tempat dan bisa memastikan kondisi fisiknya aman, sudah berwudhu, posisinya baik, dan tidak membahayakan.”

Ia terdengar ragu. Seakan kepercayaan dirinya runtuh. “Tapi, Pak… saya tidak punya banyak hafalan Al Qur’an dan tidak fasih,” katanya lirih.

Saya tidak langsung menanggapi. Lalu saya bertanya perlahan, bukan untuk menguji, tapi untuk menenangkan. “Kamu hafal surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, An-Naas, ayat Kursi atau surat-surat pendek lainnya?”

Ia terdiam cukup lama sebelum menjawab dengan nada malu. “Tidak, Pak… saya cuma hafal Al-Fatihah saja.”

Mendengar itu, saya tersenyum kecil meski ia tak bisa melihatnya. Saya merasakan ada pelajaran besar yang akan Allah tunjukkan sore itu.

Saya pun berkata dengan mantap. “Kalau begitu, itu sudah cukup.” Ia kembali terdiam, mungkin terkejut.

Saya lanjutkan. “Kamu wudhu dulu dan tenang. Hadirkan niat karena Allah. Lalu bacakan Al-Fatihah kepada adikmu, pelan-pelan tapi yakin.”

“Ulangi beberapa kali. Tiupkan sedikit ke telapak tanganmu, lalu usapkan ke kepala dan punggungnya sambil berdoa. Jangan terburu-buru. Jangan panik. Yang bekerja bukan kamu, tapi Allah.”

Dengan suara yang mulai lebih stabil, ia menjawab. “Baik, Pak. Saya lakukan sekarang.” Telepon pun ditutup dan saya melanjutkan pekerjaan saya yang sempat terhenti.

Beberapa jam berlalu. Malam semakin sunyi. Saya hampir saja terlelap ketika ponsel kembali berdering.

Nomor yang sama muncul di layar. Kali ini, suara di seberang terdengar sangat berbeda, lega, ringan, bahkan nyaris bergetar oleh rasa syukur.

“Pak… alhamdulillah. Adik saya sudah sadar. Sekarang dia normal lagi. Terima kasih banyak, Pak.” Saya spontan menjawab. “Alhamdulillah… itu semua karena rahmat dan pertolongan Allah.”

Setelah panggilan itu berakhir, saya terdiam cukup lama. Hati saya terasa hangat sekaligus tersentuh. Bukan karena keberhasilan metode, bukan p**a karena peran saya.

Justru karena pelajaran sederhana yang kembali ditegaskan. Al-Fatihah, yang sering kita baca setiap hari, ternyata begitu dahsyat ketika dibaca dengan iman, ketundukan, dan ketawakalan.

Kisah ini kembali mengingatkan saya bahwa dalam ruqyah, teknik dan bacaan memang penting, tetapi yang paling menentukan adalah kehadiran hati, keikhlasan, dan izin Allah.

Bahkan dari seorang yang merasa “hanya hafal Al Fatihah” Allah tetap menunjukkan kuasa-Nya.

Karena Al Fatihah bukan sekadar bacaan pembuka salat, melainkan doa, penghambaan, dan permohonan perlindungan yang agung.

Dan malam itu, saya kembali belajar kadang yang paling sederhana, justru menyimpan kekuatan paling besar.

Surat Al Fatihah

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

(Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm)

1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

(Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn)

2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam

ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

(Ar-raḥmānir-raḥīm)

3. Dia Allah Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

مَٰلِكِ يَوْمِ ٱلدِّينِ

(Māliki yaumid-dīn)

4. Yang menguasai di Hari Pembalasan

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

(Iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn)

5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan

ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ

(Ihdinaṣ-ṣhirāṭal-mustaqīm)

6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,

صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ

(Sirāṭallażīna an’amta ‘alaihim ghairil-maghḍụbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn)

7. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (p**a jalan) mereka yang sesat

Tentang Al-Fatiḥah

Surat ke-1 dalam Al-Qur’an Al-Fatihah, artinya Pembukaan. Disebut surat Al-Fatihah (Pembuka) dikarenakan sebagai surat pertama dalam kitabullah.

Disebut juga sebagai Ummul Qur’an (Ibunya Al-Qur’an) karena mengandung seluruh inti ajaran Qur’an, seperti tauhid, ibadah dan lain sebagainya.

Ini adalah tujuh ayat yang paling agung di dalam Al-Qur’an, tujuh ayat yang selalu diulang-ulang. Ringkasan beberapa rujukan penting dari kitab-kitab tafsir, kajian-kajian, dan rujukannya.

1. Tafsir Ibn Katsir, pembahasan tentang nama, faedah, dan penyebutan sebagai asy-syifa’ (obat/penawar)

Ibn Katsir menjelaskan nama-nama Al-Fatiḥah (Umm al-Kitab, Ash-Shifa’, As-Sab‘ul Mathani) dan merangkum hadis serta atsar yang menyebutkannya sebagai penawar (ruqyah). Ini rujukan tafsir klasik yang sering dijadikan rujukan ulama.

2. Riwayat yang menyebut Al-Fatiḥah sebagai “penawar” atau “ruqyah” (contohnya riwayat Abu Sa‘id tentang orang yang diruqyah karena diracuni

Beberapa kitab riwayat mencatat kisah dan hadis yang menyebut Al-Fatiḥah sebagai penawar (al-shifa’/ar-ruqyah). Contoh disebutkan dalam Sunan Ad-Darimi yang dijelaskan di tafsir-tafsir.

3. Kajian modern dan artikel akademik tentang manfaat rohani dan fungsi terapeutik Al-Fatiḥah

Lembaga-lembaga kajian modern, misalnya Yaqeen Institute dan mengulas bagaimana Al-Fatiḥah berfungsi sebagai pusat doa, penyejuk hati, dan dalam tradisi Islam juga digunakan sebagai ruqyah spiritual. Ini berguna untuk melihat perspektif kontemporer dan psikospiritual.

Yaqeen Institute for Islamic Research (Yaqeen Institute) beralamat di 7750 N. MacArthur Blvd, Suite 120237, Irving, Texas, Amerika Serikat. Mereka adalah lembaga penelitian nirlaba yang berfokus pada isu-isu Islam, dipimpin oleh Omar Suleiman.

4. Ringkasan fatwa atau penjelasan kontemporer tentang keutamaan Al-Fatiḥah

Penjelasan ulama kontemporer merangkum keutamaan Al Fatihah sebagai inti ibadah, ringkasan tauhid, doa paling lengkap. Termasuk praktik ruqyah dengan mengutamakan bacaan Al-Qur’an, tawakkal, dan tindakan pencegahan medis bila perlu.

5. Artikel-artikel ringkasan bahasa Indonesia yang mengumpulkan pendapat ulama Ibn Katsir, Musthafa al ‘Adawi

Beberapa kajian-kajian Islam berbahasa Indonesia menyajikan ringkasan tafsir Al-Fatiḥah dari Ibnu Katsir dan penjelasan singkat aplikatif sehingga cocok dipakai untuk umat Islam di Indonesia.

Selengkapnya:

Ruqyah Batam Kesurupan, Kepanikan, dan Pelajaran Besar dari Surat Al Fatihah Yang Sering Diabaikan

Ruqyah Jembatan I Barelang: Dakwah Kehidupan Yang Mendahului Kampanye ModernDi tengah hiruk-pikuk perbincangan publik te...
14/12/2025

Ruqyah Jembatan I Barelang: Dakwah Kehidupan Yang Mendahului Kampanye Modern

Di tengah hiruk-pikuk perbincangan publik tentang kesehatan mental dan pencegahan bunuh diri, satu fakta penting kerap luput disadari: kampanye menjaga kehidupan bukanlah konsep dan hal yang baru.

Jauh sebelum istilah mental health awareness dikenal dunia modern, pesan larangan mengakhiri hidup sudah lebih dulu disuarakan agama, khususnya Islam.

Ruqyah akbar di Jembatan I Barelang Batam adalah kampanye kehidupan yang telah dimulai sejak wahyu pertama kenabian.

Perdebatan seputar kegiatan ruqyah di Jembatan I Barelang Batam yang dilakukan Yayasan An Nubuwwah bersama Ruqyah On The Street Batam (RoS An Nubuwwah Batam) sejatinya membuka ruang diskusi yang lebih luas dan mendasar.

Siapa sebenarnya yang lebih dahulu berkampanye tentang pencegahan bunuh diri, dunia modernkah atau wahyu ilahi?

Ketika dunia internasional sejak 2003 mengusung narasi su***de prevention dan mental health awareness, Islam telah menanamkan pesan tersebut sejak turunnya wahyu pertama pada tahun 610 Masehi. Artinya apa?

Intinya yang dilakukan RoS An Nubuwwah Batam bukanlah tindakan liar, menghasut, menistakan agama, dan menyimpang dari akidah. Kegiatan ini adalah kelanjutan dakwah yang berakar kuat pada Al Qur’an dan hadis Nabi Muhammad ﷺ.

Kampanye Modern vs Kampanye Wahyu

Secara historis, dunia mengenal International Association for Su***de Prevention (IASP) yang didirikan pada tahun 1960 di Vienna, Austria, oleh dua tokoh kesehatan mental dunia, Erwin Ringel dan Norman Farberow.

Sejak saat itu, kampanye pencegahan bunuh diri mulai digaungkan secara global. Namun lebih dari 1.300 tahun sebelum itu, Al Qur’an telah secara eksplisit melarang manusia mengakhiri hidupnya sendiri.

Larangan ini bukan sekadar norma sosial, melainkan perintah langsung dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang menyentuh dimensi akidah, moral, dan tanggung jawab kemanusiaan.

Larangan Tegas dalam Al Qur’an

Firman Allah:

وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu” (QS. An Nisa’ 29).

Ayat ini tidak hanya melarang tindakan bunuh diri, tetapi menegaskan bahwa kehidupan manusia berada dalam naungan kasih sayang Allah. Mengakhiri hidup berarti menolak rahmat Allah tersebut.

Dalam ayat lain:

وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu ke dalam kebinasaan” (QS. Al Baqarah 195).

Para ulama tafsir menjelaskan bahwa ayat ini mencakup segala bentuk tindakan yang membawa kehancuran, baik fisik, mental, maupun spiritual, termasuk halnya bunuh diri akibat keputusasaan.

Dalam ayat lain:

وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang telah Allah haramkan (untuk dibunuh) kecuali dengan alasan yang benar” (QS. Al Isra’ 33).

Para ulama tafsir sepakat bahwa ayat ini merupakan larangan tegas membunuh manusia tanpa hak dan termasuk salah satu pokok penjagaan jiwa (ḥifẓ an-nafs) dalam maqaṣid al-syari’ah.

Dengan demikian, Al Qur’an sejak awal telah membangun narasi pencegahan bunuh diri berbasis iman dan harapan, jauh sebelum dunia modern merumuskannya dalam terminologi psikologi.

Hadis Nabi Muhammad ﷺ tentang Peringatan dan Perlindungan Jiwa

Larangan bunuh diri juga ditegaskan secara keras dalam hadis-hadis Nabi Muhammad ﷺ.
Salah satu hadis Nabi Muhammad ﷺ ditegaskan:

مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ، يَجَأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا

“Siapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu akan berada di tangannya, ia tusukkan ke perutnya di neraka Jahanam untuk selama-lamanya” (HR. Bukhari No. 5778).

Hadis ini bukan untuk menakut-nakuti tanpa tujuan, melainkan untuk menjaga manusia agar tidak terjerumus ke dalam keputusasaan ekstrem. Islam memandang bunuh diri sebagai dosa besar karena ia menutup pintu taubat dan memutus harapan.

Namun Islam tidak berhenti pada larangan semata. Nabi Muhammad ﷺ juga mengajarkan harapan dan ketahanan mental.

Sabda Nabi Muhammad ﷺ:

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ؛ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik baginya, dan hal itu tidak dimiliki oleh siapa pun kecuali orang mukmin. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur maka itu baik baginya. Dan jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar maka itu pun baik baginya” (HR. Muslim No. 2999).

Pesan ini sejalan dengan prinsip kesehatan mental modern: resiliensi, harapan, dan makna hidup.

Ruqyah sebagai Intervensi Spiritual dan Psikologis

Dalam Islam, ruqyah bukan praktik mistik yang samar dan gelap, namun adalah doa-doa, zikir, dan ayat-ayat Al Qur’an yang dibaca untuk memohon kesembuhan dan ketenangan jiwa.

Nabi Muhammad ﷺ sendiri melakukan dan membolehkan ruqyah selama tidak mengandung kesyirikan. Kegiatan ruqyah yang dilakukan RoS An Nubuwwah Batam di Jembatan I Barelang Batam harus dilihat sebagai ikhtiar spiritual kolektif.

Khususnya untuk menghadirkan nilai-nilai harapan di ruang publik yang kerap diasosiasikan dengan keputusasaan. Ruang-ruang yang selama ini dilekati stigma sebagai tempat lahirnya keputusasaan, kesedihan, dan keputusan tragis mengakhiri hidup.

Di tempat semacam inilah pesan tentang harapan justru menjadi paling relevan untuk disuarakan. Menghadirkan doa, zikir, dan ayat-ayat Al Qur’an di ruang publik bukan sekadar simbol keagamaan.

Namun adalah upaya mengembalikan makna ruang keputusasaan menjadi ruang pengingat bahwa hidup masih layak diperjuangkan. Nilai-nilai harapan itu disampaikan bukan dengan paksaan, tetapi dengan pendekatan spiritual yang lembut.

Setiap masalah memiliki jalan keluar dan setiap luka memiliki kesempatan sembuh dan setiap jiwa masih memiliki nilai di hadapan Allah.

Ruqyah di sini bukan menggantikan peran medis atau psikologis, melainkan melengkapi sebuah pendekatan yang sejalan dengan konsep bio-psycho-social-spiritual yang diakui dalam dunia kesehatan modern.

Mengapa Harus di Ruang Publik?

Dakwah Islam sejak awal memang hadir di ruang publik. Nabi Muhammad ﷺ menyampaikan risalah di pasar, masjid, dan tempat-tempat umum.

Maka, menghadirkan ruqyah dan doa di ruang publik seperti Jembatan I Barelang Batam bukanlah penyimpangan, melainkan pengulangan metode dakwah profetik.

Pesan yang dibawa RoS An Nubuwwah Batam pun sangat jelas:

✅ HIDUP INI BERNILAI
✅ PENDERITAAN BUKAN AKHIR SEGALANYA
✅ KAMU TIDAK SENDIRIAN, SELALU ADA HARAPAN
✅ SELALU ADA JALAN KEMBALI JIKA PASRAH SAMA ALLAH

Ketika Ruqyah Dicaci maki dan Dibuli, Masalah Siapa?

Ironisnya, kegiatan ini justru menuai cibiran dan perendahan. Pertanyaannya jika pesan yang disampaikan adalah larangan bunuh diri dan ajakan menjaga kehidupan, di mana letak kesalahannya?

Jika kampanye pencegahan bunuh diri versi lembaga internasional dipuji, sementara kampanye berbasis Al Qur’an direndahkan, maka problemnya bukan pada ruqyah, melainkan pada cara sebagian orang memandang agama.

Meremehkan ruqyah berarti meremehkan ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca di dalamnya. Dan meremehkan ayat-ayat tersebut sama artinya dengan melecehkan perintah Allah tentang menjaga jiwa manusia.

Ruqyah Sebagai Dakwah Kehidupan

Ruqyah akbar di Jembatan I Barelang Batam bukan aksi sensasional, bukan bentuk pelarian dari ilmu pengetahuan. Ruqyah akbar adalah dakwah kehidupan yang berakar pada wahyu, diperkuat oleh hadis, pendapat ulama, dan relevan dengan persoalan manusia modern.

Ketika dunia baru memulai kampanye pencegahan bunuh diri pada 1960, Al Qur’an telah mengajarkannya sejak 610 Masehi. Maka, RoS An Nubuwwah Batam hanya sedang melanjutkan pesan lama yang tak pernah using:

“Hidup Adalah Amanah. Putus Asa Bukan Pilihan. Kembali Kepada Allah (Sang Pencipta) Adalah Jalan Keselamatan”.

Dan pesan inilah yang seharusnya diteladani, bukan direndahkan. Ruqyah akbar di Jembatan I Barelang Batam bukan aksi kontroversial, melainkan manifestasi dakwah kehidupan yang sejati.

Ia berdiri di atas nilai yang sama dengan kampanye global, bahkan lebih tua dan lebih kokoh secara spiritual. Barangkali yang lebih bijak adalah bertanya:

“Mengapa pesan kehidupan dari Al Qur’an masih terasa asing di negerinya sendiri?”

Selengkapnya:

Ruqyah Jembatan I Barelang Dakwah Kehidupan Yang Mendahului Kampanye Modern

Bekam Batam: Hubungan Bekam dengan Kondisi Psikologis Pasien Secara Medis dan Spiritual - Bengkel Manusia Indonesia Call...
13/12/2025

Bekam Batam: Hubungan Bekam dengan Kondisi Psikologis Pasien Secara Medis dan Spiritual - Bengkel Manusia Indonesia Call (+62) 813-2871-2147

Pengobatan bekam (hijamah) selama ini dikenal luas sebagai pengobatan klasik yang sangat bermanfaat bagi kesehatan fisik. Meski demikian, tidak banyak yang mengetahui bahwa bekam juga memiliki hubungan erat dengan kondisi psikologis pasien.

Terutama dalam meredakan stres, kecemasan, dan kelelahan mental. Sejumlah praktisi kesehatan komplementer menyebutkan bekam tidak hanya bekerja pada tubuh. Melainkan juga memengaruhi sistem saraf, emosi, dan ketenangan batin seseorang.

Secara fisiologis, bekam membantu melancarkan peredaran darah dan mengurangi ketegangan otot. Kondisi ini berpengaruh langsung pada kerja sistem saraf pusat, termasuk otak, yang berperan penting dalam mengatur emosi dan suasana hati.

Selengkapnya: https://www.bekam.or.id/blog/bekam-batam-hubungan-bekam-dengan-kondisi-psikologis-pasien-secara-medis-dan-spiritual.html

Ruqyah on The Street An Nubuwwah Batam Gerakan Lokal yang Menggema Hingga AmerikaBeragam tekanan hidup dapat memicu meni...
12/12/2025

Ruqyah on The Street An Nubuwwah Batam Gerakan Lokal yang Menggema Hingga Amerika

Beragam tekanan hidup dapat memicu meningkatnya kasus stres, depresi, bahkan bunuh diri. Kondisi ini menjadi ancaman yang perlu mendapat perhatian serius.

International Association for Su***de Prevention (IASP) atau Asosiasi Internasional untuk Pencegahan Bunuh Diri tampil di garis depan dengan berbagai program edukasi, penelitian, dan advokasi pencegahan bunuh diri.

Lembaga internasional ini tidak hanya bergerak di tingkat global, namun juga mendorong lahirnya berbagai inisiatif di akar rumput. Salah satunya terlihat pada kegiatan ruqyah yang digelar komunitas Ruqyah on the Street (RoS) Yayasan An Nubuwwah Batam.

Aksi mereka mencuri perhatian publik berkat kampanye yang berbeda dari biasanya sebagai upaya nyata di lapangan. IASP didirikan pada tahun 1960 di Vienna, Austria, oleh dua tokoh berpengaruh dalam dunia kesehatan mental, Erwin Ringel dan Norman Farberow.

Keduanya memandang bahwa bunuh diri bukan sekadar persoalan medis, melainkan masalah kemanusiaan yang mencerminkan kesepian, keputusasaan, serta keterputusan seseorang dari lingkungan dan dukungan emosional.

Sejak berdiri, IASP terus berkembang menjadi organisasi global yang bekerja sama dengan World Health Organization (Organisasi Kesehatan Dunia/WHO) untuk memimpin kampanye internasional pencegahan bunuh diri.

Saat ini, anggotanya tersebar di lebih dari 50 negara dan berasal dari beragam latar belakang yang beragam. Mulai dari pemuka agama, tenaga kesehatan, akademisi, psikolog, psikiater, konselor, penggiat komunitas, hingga keluarga penyintas yang pernah terdampak langsung oleh kasus bunuh diri.

IASP kini dipimpin oleh Professor Jo Robinson, pakar kesehatan mental asal Australia, yang mendorong organisasi ini semakin aktif memperkuat kolaborasi lintas negara dan lintas disiplin.

Data WHO menunjukkan lebih dari 700.000 orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahunnya. Angka yang sangat menyedihkan dan mengkhawatirkan. Lebih menyedihkan lagi, 77 persen kasus bunuh diri terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Termasuk beberapa wilayah di Asia Tenggara, salah satunya Indonesia. Di Tanah Air juga menghadapi tantangan besar seiring meningkatnya tekanan mental di kalangan remaja, pekerja, dan masyarakat yang terdampak tekanan ekonomi.

Semuanya membutuhkan perhatian, dukungan, dan bimbingan. Kasus seperti kecemasan akut, depresi berat, halusinasi, atau keputusasaan akibat konflik rumah tangga sering muncul di ruang publik.

Kasus bunuh diri terjadi di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Meskipun jumlah kasus yang tercatat sering kali dipengaruhi stigma sosial, minimnya pencatatan resmi, dan perbedaan budaya setiap daerah.

Namun, menurut WHO Global Health Estimates 2021, Indonesia mencatat sekitar 6.544 kasus bunuh diri pada 2019. Data Pusat Informasi Kriminal Badan Reserse Kriminal (Pusiknas Bareskrim) Polri menyebutkan tren kenaikan kasus bunuh diri pada 2021 tercatat 613 kasus.

Pada 2022 naik menjadi 826 kasus, dan laporan lain menyebut angka lebih dari 1.200 kasus pada 2023. Pada awal 2024 hingga Oktober, tercatat lebih dari 1.000 kejadian bunuh diri di seluruh wilayah Indonesia.

Banyak kasus yang tercatat berasal dari wilayah berpenduduk padat seperti Pulau Jawa dan Bali. Provinsi Jawa Tengah sering menjadi wilayah tertinggi jumlah kasus bunuh diri, diikuti Jawa Timur dan Bali.

Di Bali, data Pusiknas Polri tahun 2023 menunjukkan angka bunuh diri tertinggi di Indonesia, yaitu 3,07 per 100.000 penduduk atau sekitar 135 kasus pada tahun itu. Sebaliknya, di Provinsi seperti Aceh, angka yang dilaporkan jauh lebih rendah, sekitar 0,02 per 100.000 penduduk.

Data lebih rinci menunjukkan bahwa selain Jawa dan Bali, provinsi lain seperti Yogyakarta dan Bengkulu juga memiliki tingkat yang relatif tinggi. Sementara data untuk wilayah Papua, Maluku, dan Papua Barat sangat terbatas dalam laporan statistik publik.

Namun sejumlah penelitian menyebutkan bahwa tren bunuh diri memang tersebar di seluruh provinsi dengan variasi faktor budaya, ekonomi, kesehatan, persoalan seksual, dan sosial yang berbeda.

Di Indonesia, jumlah kasus bunuh diri bisa mencapai ratusan persen dibandingkan angka resmi karena menunjukkan bahwa kasus yang tidak terlapor bisa jauh lebih banyak.

Sebanyak 77 persen pelaku bunuh diri di Indonesia adalah laki-laki. Motif utamanya mencakup masalah ekonomi, tekanan sosial, penyakit, persoalan seksual, dan konflik pribadi.

Berbagai tekanan hidup mulai dari ekonomi, keluarga, kesehatan mental, hingga isolasi dan minimnya dukungan emosional menjadi faktor pendorong terbesar kasus bunuh diri di berbagai provinsi.

Secara umum, tekanan hidup yang terkait dengan ekonomi, keluarga, kesehatan mental, isolasi sosial, dan minimnya dukungan emosional menjadi faktor pendorong utama bunuh diri di berbagai provinsi Indonesia.

Upaya pencegahan yang menyeluruh masih sangat dibutuhkan di semua level masyarakat dan pemerintahan. Dengan kondisi seperti ini, berbagai pendekatan terus diupayakan, baik medis, psikologis, spiritual, maupun pendekatan sosial berbasis komunitas.

Salah satu komunitas yang kini mendapat perhatian publik karena pendekatan spiritualnya adalah RoS An Nubuwwah Batam yang menggabungkan edukasi keislaman, dukungan sosial, dan pembinaan mental.

IASP menyadari bahwa pencegahan bunuh diri tidak bisa mengandalkan satu pendekatan saja. Upaya ini harus melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemuka agama, pemerintah, psikolog, psikiater, konselor, komunitas spiritual, keluarga, hingga gerakan masyarakat.

Pencegahan bunuh diri tanggung jawab bersama yang membutuhkan kolaborasi lintas disiplin dan lintas sektor. Inilah mengapa kegiatan-kegiatan berbasis komunitas seperti RoS An Nubuwwah Batam memiliki tempat penting dalam pendekatan holistik pencegahan bunuh diri.

Komunitas ini memberikan ruang aman bagi masyarakat untuk mengungkapkan tekanan hidup, mendapatkan dukungan emosional, dan merasakan kepedulian sosial yang mungkin tidak mereka dapatkan di tempat lain.

Tidak sedikit pasien RoS An Nubuwwah Batam yang datang dalam kondisi putus asa akibat persoalan ekonomi, konflik rumah tangga, penyakit nonmedis, gangguan kecemasan, bahkan dorongan untuk bunuh diri.

Namun, banyak di antara mereka p**ang dan kembali merasakan makna spiritual serta memperoleh koneksi sosial yang menenangkan dan memberi kekuatan baru.

Ruqyah on The Street (Ros) An Nubuwwah Sejalan dengan Misi IASP

Beberapa poin keselarasan antara misi IASP dan kegiatan RoS An Nubuwwah Batam antara lain:

1. Menciptakan Ruang Aman

IASP lahir tahun 1960 mendorong terciptanya “safe spaces” bagi orang yang mengalami tekanan mental.

RoS An Nubuwwah Batam berdiri 10 Oktober 2025 menyediakan tempat bagi masyarakat untuk datang konsultasi, tanpa stigma, biaya sukarela, dan tanpa dihakimi.

2. Menguatkan Harapan

IASP memakai slogan internasional “Creating Hope Through Action atau Menciptakan Harapan Melalui Tindakan”.

RoS An Nubuwwah Batam memiliki slogan “You Are Not Alone, There Is Hope atau Kamu Tidak Sendirian, Selalu Ada Harapan” yang mengajarkan konsep harapan melalui doa, zikir, dan ayat-ayat Al-Qur’an yang menenangkan.

3. Mengurangi Kesepian

IASP mencatat bahwa isolasi sosial adalah faktor risiko besar. Ruqyah memberikan rasa kebersamaan, persaudaraan, dan pengaruh spiritual yang nyata dengan keimanan.

4. Fokus Pencegahan Dini

IASP menekankan pentingnya tindakan pencegahan sebelum seseorang mencapai fase kritis. Ruqyah membantu mengurangi gangguan psikis, kecemasan, dan tekanan yang berpotensi mengarah pada tindakan fatal.

IASP Apresiasi RoS An Nubuwwah Batam

Ruqyah akbar di Jembatan I Barelang Batam, Kep**auan Riau, Indonesia, Jumat, 21 November 2025, mendapat apresiasi dari International Association for Su***de Prevention (IASP), sebuah organisasi internasional berbasis di Washington DC, Amerika Serikat, yang berfokus pada edukasi, riset, dan kampanye global pencegahan bunuh diri.

Dalam surat resminya kepada Ketua Yayasan An Nubuwwah Batam, Candra P. Pusponegoro, IASP menyampaikan apresiasi atas komitmen dan kontribusi Yayasan melalui gerakan Ruqyah on The Street (RoS) Batam. IASP menilai kegiatan rohani yang dipadukan dengan edukasi kesehatan mental memiliki nilai kemanusiaan yang kuat dan berpotensi membantu menekan risiko bunuh diri di masyarakat.

IASP menegaskan bahwa kampanye antibunuh diri yang digelar di Jembatan I Barelang Batam Kep**auan Riau Indonesia bukan hanya sekadar kegiatan spiritual, tetapi juga bentuk kepedulian nyata untuk menghadirkan ruang aman bagi masyarakat yang sedang menghadapi tekanan psikologis, depresi, maupun kecemasan berat.

“Kami sangat menghargai dedikasi Anda dan pekerjaan bermakna yang dilakukan Yayasan An Nubuwwah dan Ruqyah on The Street (RoS). Kampanye yang Anda selenggarakan merupakan upaya yang menginspirasi dan berdampak besar dalam meningkatkan kesadaran dan memberikan dukungan bagi mereka yang berisiko,” tulis IASP dalam pernyataan resminya, Rabu (10/12/2025).

IASP mendorong Yayasan An Nubuwwah agar kembali mengirimkan laporan kegiatan serta program yang direncanakan pada tahun 2026. Sehingga dapat dipertimbangkan untuk dipromosikan sebagai bagian dari kampanye global secara resmi.

“Kami dengan hangat mendorong Anda untuk mengirimkan kegiatan yang direncanakan tahun depan menjelang Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 2026. Mengirimkan lebih awal memastikan kami dapat membantu membagikan dan mempromosikan upaya berharga Anda sebagai bagian dari kampanye global kami,” lanjut IASP yang berpusat d Washington DC, Amerika Serikat.

Surat itu menegaskan bahwa IASP memandang upaya Yayasan An Nubuwwah sebagai salah satu contoh pendekatan lokal yang efektif dalam memperluas edukasi pencegahan bunuh diri. Terutama di wilayah yang kerap menjadi lokasi kasus bunuh diri seperti kawasan Jembatan I Barelang Batam, Kep**auan Riau, Indonesia.

World Su***de Prevention Day dan Gaungnya ke Indonesia

Peringatan World Su***de Prevention Day (WSPD) atau Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang digelar setiap 10 September oleh IASP dan WHO sejak 2003 telah menjadi gerakan internasional yang berpengaruh dalam menekan angka bunuh diri.

Di Indonesia, berbagai daerah turut mendukung kampanye ini melalui seminar, edukasi kesehatan mental, gerakan sosial, hingga acara keagamaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

Kegiatan Ruqyah Akbar di Jembatan I Barelang Batam, Kep**auan Riau, pada 19 Juli 2024 dan 21 November 2025 juga menjadi salah satu bentuk partisipasi lokal dalam gerakan global pencegahan bunuh diri.

Meskipun menggunakan pendekatan spiritual yang khas bagi masyarakat Indonesia, kegiatan ini dinilai unik dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Metode ruqyah kini mulai mendapat perhatian lebih luas dalam konteks pencegahan bunuh diri.

Beberapa aktivis kesehatan mental melihat bahwa pendekatan spiritual memiliki peran penting di masyarakat yang religius. Karena itu, sejumlah psikolog, psikiater dan konselor di berbagai kota mulai melirik ruqyah sebagai alternatif pendamping intervensi psikologis.

Mereka menilai bahwa praktik spiritual tertentu dapat memberikan ketenangan, harapan, dan kekuatan emosional bagi individu yang sedang mengalami tekanan psikologis berat.

Dalam konteks masyarakat Indonesia, pendekatan spiritual dengan ruqyah dinilai relevan dan bisa menjadi bagian dari upaya pencegahan bunuh diri yang komprehensif. Setiap gerakan kemanusiaan harus didukung bersama-sama.

IASP menegaskan bunuh diri bukan sekadar persoalan individu, melainkan masalah sosial yang membutuhkan respons kolektif. Kegiatan RoS An Nubuwwah Batam menjadi bukti bahwa masyarakat bergerak dan andil menjadi bagian solusi.

Keduanya, IASP di tingkat global maupun RoS An Nubuwwah Batam di tingkat lokal memiliki tujuan yang sama. Yaitu menyelamatkan nyawa melalui pendekatan yang sesuai kebutuhan masyarakat, menguatkan harapan bagi mereka yang tertekan, dan memastikan tidak ada seorang pun merasa sendirian.

Sinergi ini menegaskan bahwa pencegahan bunuh diri dapat dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja selama ada kepedulian dan tindakan nyata.

Pencegahan bunuh diri adalah perjalanan panjang yang memerlukan kepedulian bersama. Setiap langkah kecil, dukungan, dan aksi kemanusiaan memiliki dampak besar.

IASP di tingkat global dan RoS An Nubuwwah Batam di tingkat lokal menunjukkan bahwa harapan dapat diciptakan melalui tindakan nyata. Semoga semakin banyak pihak tergerak untuk berkolaborasi, saling menguatkan, dan menjaga agar tak ada satu pun jiwa kehilangan harapan.

Selengkapnya: https://an-nubuwwah.or.id/berita/an-nubuwwah/ruqyah-on-the-street-an-nubuwwah-batam-gerakan-lokal-yang-menggema-hingga-amerika.html

Address

Mertoyudan
56172

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Bekam Magelang Ruqyah Magelang - An Nubuwwah posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Practice

Send a message to Bekam Magelang Ruqyah Magelang - An Nubuwwah:

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram