12/12/2025
Ruqyah on The Street An Nubuwwah Batam Gerakan Lokal yang Menggema Hingga Amerika
Beragam tekanan hidup dapat memicu meningkatnya kasus stres, depresi, bahkan bunuh diri. Kondisi ini menjadi ancaman yang perlu mendapat perhatian serius.
International Association for Su***de Prevention (IASP) atau Asosiasi Internasional untuk Pencegahan Bunuh Diri tampil di garis depan dengan berbagai program edukasi, penelitian, dan advokasi pencegahan bunuh diri.
Lembaga internasional ini tidak hanya bergerak di tingkat global, namun juga mendorong lahirnya berbagai inisiatif di akar rumput. Salah satunya terlihat pada kegiatan ruqyah yang digelar komunitas Ruqyah on the Street (RoS) Yayasan An Nubuwwah Batam.
Aksi mereka mencuri perhatian publik berkat kampanye yang berbeda dari biasanya sebagai upaya nyata di lapangan. IASP didirikan pada tahun 1960 di Vienna, Austria, oleh dua tokoh berpengaruh dalam dunia kesehatan mental, Erwin Ringel dan Norman Farberow.
Keduanya memandang bahwa bunuh diri bukan sekadar persoalan medis, melainkan masalah kemanusiaan yang mencerminkan kesepian, keputusasaan, serta keterputusan seseorang dari lingkungan dan dukungan emosional.
Sejak berdiri, IASP terus berkembang menjadi organisasi global yang bekerja sama dengan World Health Organization (Organisasi Kesehatan Dunia/WHO) untuk memimpin kampanye internasional pencegahan bunuh diri.
Saat ini, anggotanya tersebar di lebih dari 50 negara dan berasal dari beragam latar belakang yang beragam. Mulai dari pemuka agama, tenaga kesehatan, akademisi, psikolog, psikiater, konselor, penggiat komunitas, hingga keluarga penyintas yang pernah terdampak langsung oleh kasus bunuh diri.
IASP kini dipimpin oleh Professor Jo Robinson, pakar kesehatan mental asal Australia, yang mendorong organisasi ini semakin aktif memperkuat kolaborasi lintas negara dan lintas disiplin.
Data WHO menunjukkan lebih dari 700.000 orang meninggal akibat bunuh diri setiap tahunnya. Angka yang sangat menyedihkan dan mengkhawatirkan. Lebih menyedihkan lagi, 77 persen kasus bunuh diri terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Termasuk beberapa wilayah di Asia Tenggara, salah satunya Indonesia. Di Tanah Air juga menghadapi tantangan besar seiring meningkatnya tekanan mental di kalangan remaja, pekerja, dan masyarakat yang terdampak tekanan ekonomi.
Semuanya membutuhkan perhatian, dukungan, dan bimbingan. Kasus seperti kecemasan akut, depresi berat, halusinasi, atau keputusasaan akibat konflik rumah tangga sering muncul di ruang publik.
Kasus bunuh diri terjadi di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua. Meskipun jumlah kasus yang tercatat sering kali dipengaruhi stigma sosial, minimnya pencatatan resmi, dan perbedaan budaya setiap daerah.
Namun, menurut WHO Global Health Estimates 2021, Indonesia mencatat sekitar 6.544 kasus bunuh diri pada 2019. Data Pusat Informasi Kriminal Badan Reserse Kriminal (Pusiknas Bareskrim) Polri menyebutkan tren kenaikan kasus bunuh diri pada 2021 tercatat 613 kasus.
Pada 2022 naik menjadi 826 kasus, dan laporan lain menyebut angka lebih dari 1.200 kasus pada 2023. Pada awal 2024 hingga Oktober, tercatat lebih dari 1.000 kejadian bunuh diri di seluruh wilayah Indonesia.
Banyak kasus yang tercatat berasal dari wilayah berpenduduk padat seperti Pulau Jawa dan Bali. Provinsi Jawa Tengah sering menjadi wilayah tertinggi jumlah kasus bunuh diri, diikuti Jawa Timur dan Bali.
Di Bali, data Pusiknas Polri tahun 2023 menunjukkan angka bunuh diri tertinggi di Indonesia, yaitu 3,07 per 100.000 penduduk atau sekitar 135 kasus pada tahun itu. Sebaliknya, di Provinsi seperti Aceh, angka yang dilaporkan jauh lebih rendah, sekitar 0,02 per 100.000 penduduk.
Data lebih rinci menunjukkan bahwa selain Jawa dan Bali, provinsi lain seperti Yogyakarta dan Bengkulu juga memiliki tingkat yang relatif tinggi. Sementara data untuk wilayah Papua, Maluku, dan Papua Barat sangat terbatas dalam laporan statistik publik.
Namun sejumlah penelitian menyebutkan bahwa tren bunuh diri memang tersebar di seluruh provinsi dengan variasi faktor budaya, ekonomi, kesehatan, persoalan seksual, dan sosial yang berbeda.
Di Indonesia, jumlah kasus bunuh diri bisa mencapai ratusan persen dibandingkan angka resmi karena menunjukkan bahwa kasus yang tidak terlapor bisa jauh lebih banyak.
Sebanyak 77 persen pelaku bunuh diri di Indonesia adalah laki-laki. Motif utamanya mencakup masalah ekonomi, tekanan sosial, penyakit, persoalan seksual, dan konflik pribadi.
Berbagai tekanan hidup mulai dari ekonomi, keluarga, kesehatan mental, hingga isolasi dan minimnya dukungan emosional menjadi faktor pendorong terbesar kasus bunuh diri di berbagai provinsi.
Secara umum, tekanan hidup yang terkait dengan ekonomi, keluarga, kesehatan mental, isolasi sosial, dan minimnya dukungan emosional menjadi faktor pendorong utama bunuh diri di berbagai provinsi Indonesia.
Upaya pencegahan yang menyeluruh masih sangat dibutuhkan di semua level masyarakat dan pemerintahan. Dengan kondisi seperti ini, berbagai pendekatan terus diupayakan, baik medis, psikologis, spiritual, maupun pendekatan sosial berbasis komunitas.
Salah satu komunitas yang kini mendapat perhatian publik karena pendekatan spiritualnya adalah RoS An Nubuwwah Batam yang menggabungkan edukasi keislaman, dukungan sosial, dan pembinaan mental.
IASP menyadari bahwa pencegahan bunuh diri tidak bisa mengandalkan satu pendekatan saja. Upaya ini harus melibatkan berbagai pihak, mulai dari pemuka agama, pemerintah, psikolog, psikiater, konselor, komunitas spiritual, keluarga, hingga gerakan masyarakat.
Pencegahan bunuh diri tanggung jawab bersama yang membutuhkan kolaborasi lintas disiplin dan lintas sektor. Inilah mengapa kegiatan-kegiatan berbasis komunitas seperti RoS An Nubuwwah Batam memiliki tempat penting dalam pendekatan holistik pencegahan bunuh diri.
Komunitas ini memberikan ruang aman bagi masyarakat untuk mengungkapkan tekanan hidup, mendapatkan dukungan emosional, dan merasakan kepedulian sosial yang mungkin tidak mereka dapatkan di tempat lain.
Tidak sedikit pasien RoS An Nubuwwah Batam yang datang dalam kondisi putus asa akibat persoalan ekonomi, konflik rumah tangga, penyakit nonmedis, gangguan kecemasan, bahkan dorongan untuk bunuh diri.
Namun, banyak di antara mereka p**ang dan kembali merasakan makna spiritual serta memperoleh koneksi sosial yang menenangkan dan memberi kekuatan baru.
Ruqyah on The Street (Ros) An Nubuwwah Sejalan dengan Misi IASP
Beberapa poin keselarasan antara misi IASP dan kegiatan RoS An Nubuwwah Batam antara lain:
1. Menciptakan Ruang Aman
IASP lahir tahun 1960 mendorong terciptanya “safe spaces” bagi orang yang mengalami tekanan mental.
RoS An Nubuwwah Batam berdiri 10 Oktober 2025 menyediakan tempat bagi masyarakat untuk datang konsultasi, tanpa stigma, biaya sukarela, dan tanpa dihakimi.
2. Menguatkan Harapan
IASP memakai slogan internasional “Creating Hope Through Action atau Menciptakan Harapan Melalui Tindakan”.
RoS An Nubuwwah Batam memiliki slogan “You Are Not Alone, There Is Hope atau Kamu Tidak Sendirian, Selalu Ada Harapan” yang mengajarkan konsep harapan melalui doa, zikir, dan ayat-ayat Al-Qur’an yang menenangkan.
3. Mengurangi Kesepian
IASP mencatat bahwa isolasi sosial adalah faktor risiko besar. Ruqyah memberikan rasa kebersamaan, persaudaraan, dan pengaruh spiritual yang nyata dengan keimanan.
4. Fokus Pencegahan Dini
IASP menekankan pentingnya tindakan pencegahan sebelum seseorang mencapai fase kritis. Ruqyah membantu mengurangi gangguan psikis, kecemasan, dan tekanan yang berpotensi mengarah pada tindakan fatal.
IASP Apresiasi RoS An Nubuwwah Batam
Ruqyah akbar di Jembatan I Barelang Batam, Kep**auan Riau, Indonesia, Jumat, 21 November 2025, mendapat apresiasi dari International Association for Su***de Prevention (IASP), sebuah organisasi internasional berbasis di Washington DC, Amerika Serikat, yang berfokus pada edukasi, riset, dan kampanye global pencegahan bunuh diri.
Dalam surat resminya kepada Ketua Yayasan An Nubuwwah Batam, Candra P. Pusponegoro, IASP menyampaikan apresiasi atas komitmen dan kontribusi Yayasan melalui gerakan Ruqyah on The Street (RoS) Batam. IASP menilai kegiatan rohani yang dipadukan dengan edukasi kesehatan mental memiliki nilai kemanusiaan yang kuat dan berpotensi membantu menekan risiko bunuh diri di masyarakat.
IASP menegaskan bahwa kampanye antibunuh diri yang digelar di Jembatan I Barelang Batam Kep**auan Riau Indonesia bukan hanya sekadar kegiatan spiritual, tetapi juga bentuk kepedulian nyata untuk menghadirkan ruang aman bagi masyarakat yang sedang menghadapi tekanan psikologis, depresi, maupun kecemasan berat.
“Kami sangat menghargai dedikasi Anda dan pekerjaan bermakna yang dilakukan Yayasan An Nubuwwah dan Ruqyah on The Street (RoS). Kampanye yang Anda selenggarakan merupakan upaya yang menginspirasi dan berdampak besar dalam meningkatkan kesadaran dan memberikan dukungan bagi mereka yang berisiko,” tulis IASP dalam pernyataan resminya, Rabu (10/12/2025).
IASP mendorong Yayasan An Nubuwwah agar kembali mengirimkan laporan kegiatan serta program yang direncanakan pada tahun 2026. Sehingga dapat dipertimbangkan untuk dipromosikan sebagai bagian dari kampanye global secara resmi.
“Kami dengan hangat mendorong Anda untuk mengirimkan kegiatan yang direncanakan tahun depan menjelang Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia 2026. Mengirimkan lebih awal memastikan kami dapat membantu membagikan dan mempromosikan upaya berharga Anda sebagai bagian dari kampanye global kami,” lanjut IASP yang berpusat d Washington DC, Amerika Serikat.
Surat itu menegaskan bahwa IASP memandang upaya Yayasan An Nubuwwah sebagai salah satu contoh pendekatan lokal yang efektif dalam memperluas edukasi pencegahan bunuh diri. Terutama di wilayah yang kerap menjadi lokasi kasus bunuh diri seperti kawasan Jembatan I Barelang Batam, Kep**auan Riau, Indonesia.
World Su***de Prevention Day dan Gaungnya ke Indonesia
Peringatan World Su***de Prevention Day (WSPD) atau Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia yang digelar setiap 10 September oleh IASP dan WHO sejak 2003 telah menjadi gerakan internasional yang berpengaruh dalam menekan angka bunuh diri.
Di Indonesia, berbagai daerah turut mendukung kampanye ini melalui seminar, edukasi kesehatan mental, gerakan sosial, hingga acara keagamaan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Kegiatan Ruqyah Akbar di Jembatan I Barelang Batam, Kep**auan Riau, pada 19 Juli 2024 dan 21 November 2025 juga menjadi salah satu bentuk partisipasi lokal dalam gerakan global pencegahan bunuh diri.
Meskipun menggunakan pendekatan spiritual yang khas bagi masyarakat Indonesia, kegiatan ini dinilai unik dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Metode ruqyah kini mulai mendapat perhatian lebih luas dalam konteks pencegahan bunuh diri.
Beberapa aktivis kesehatan mental melihat bahwa pendekatan spiritual memiliki peran penting di masyarakat yang religius. Karena itu, sejumlah psikolog, psikiater dan konselor di berbagai kota mulai melirik ruqyah sebagai alternatif pendamping intervensi psikologis.
Mereka menilai bahwa praktik spiritual tertentu dapat memberikan ketenangan, harapan, dan kekuatan emosional bagi individu yang sedang mengalami tekanan psikologis berat.
Dalam konteks masyarakat Indonesia, pendekatan spiritual dengan ruqyah dinilai relevan dan bisa menjadi bagian dari upaya pencegahan bunuh diri yang komprehensif. Setiap gerakan kemanusiaan harus didukung bersama-sama.
IASP menegaskan bunuh diri bukan sekadar persoalan individu, melainkan masalah sosial yang membutuhkan respons kolektif. Kegiatan RoS An Nubuwwah Batam menjadi bukti bahwa masyarakat bergerak dan andil menjadi bagian solusi.
Keduanya, IASP di tingkat global maupun RoS An Nubuwwah Batam di tingkat lokal memiliki tujuan yang sama. Yaitu menyelamatkan nyawa melalui pendekatan yang sesuai kebutuhan masyarakat, menguatkan harapan bagi mereka yang tertekan, dan memastikan tidak ada seorang pun merasa sendirian.
Sinergi ini menegaskan bahwa pencegahan bunuh diri dapat dilakukan oleh siapa saja dan di mana saja selama ada kepedulian dan tindakan nyata.
Pencegahan bunuh diri adalah perjalanan panjang yang memerlukan kepedulian bersama. Setiap langkah kecil, dukungan, dan aksi kemanusiaan memiliki dampak besar.
IASP di tingkat global dan RoS An Nubuwwah Batam di tingkat lokal menunjukkan bahwa harapan dapat diciptakan melalui tindakan nyata. Semoga semakin banyak pihak tergerak untuk berkolaborasi, saling menguatkan, dan menjaga agar tak ada satu pun jiwa kehilangan harapan.
Selengkapnya: https://an-nubuwwah.or.id/berita/an-nubuwwah/ruqyah-on-the-street-an-nubuwwah-batam-gerakan-lokal-yang-menggema-hingga-amerika.html