02/02/2020
Apa itu serangan panik/ panic attack?
Cathy Frank M.D., direktur Outpatient Behavioral Health Services di Henry Ford Hospital, menjelaskan bahwa serangan panik, atau panic attack, terjadi secara spontan dan bukan sebagai reaksi dari sebuah situasi yang penuh tekanan. Serangan panik terjadi tanpa alasan dan tidak dapat diprediksi. Selama serangan panik berlangsung, orang yang mengalaminya akan terjebak dalam teror dan ketakutan yang luar biasa hingga merasa seperti akan mati, kehilangan kontrol atas tubuh dan pikiran, atau mengalami serangan jantung. Lebih lanjut lagi, penderita akan diteror perasaan khawatir terhadap munculnya serangan panik selanjutnya.
Bagaimana mendeteksi panic attack?
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM 5), serangan panik dikarakteristikan oleh empat atau lebih dari gejala di bawah ini:
Jantung berdebar kencang, laju jantung cepat
Keringat deras
Gemetaran, menggigil
Sensasi kehabisan napas, kesulitan bernapas
Merasa tercekik atau seperti tersedak
Nyeri atau rasa tidak nyaman di dada
Mual, atau perut bergejolak
Kepala berkunang-kunang, kehilangan keseimbangan, pingsan
Derealisasi dan depersonalisasi, perasaan terpisah dari tubuh atau kenyataan
Rasa seperti kehilangan kontrol atas tubuh, merasa gila
ketakutan akan mati
Mati rasa atau paresthesia
Keringat dingin, panas dingin, atau tubuh memerah dan menghangat
Kecemasan yang dialami mengakar pada sebuah peristiwa atau kejadian traumatis, pengalaman buruk, mimpi buruk, kematian seseorang, dan hal-hal yang berhubungan dengan emosi dan pikiran.
Ada banyak teknik terapi yang bisa dilakukan untuk membantu dan Hipnoterapi merupakan sebuah teknik teraputik yang terbukti efektif membantu menyelesaikan permasalahan serangan panik karena langsung merujuk akar masalah klien.