08/01/2021
LAGI VIRAL NANEM CONGLACCONG
MENGUNTUNGKAN. . ( copy pasteh )
PORANG adalah fenomena zaman.
Beratus ratus tahun Porang ada di bumi pertiwi ini. di pinggir jurang. di bawah rumpun bambu, di bawah pohon duku dan pepohonan yang rindang. di semak belukar , di hutan lebat, tanpa ada orang kita sudi menengok atau bisa memanfaatkan nya.
bahkan jadi gulma dan musuh bagi petani karena lebatnya daun porang yg mengalahkan tanaman sayur dll.
di cabut, di babat di buang ke jurang.
Tahun 1943, Jepang datang menjajah negri ini.
bukan untuk mencari rempah rempah seperti orang eropa.
bukan mencari emas..
tapi mencari porang atau badul atau konjak untuk memberi makan ratusan ribu pasukan yang sedang berperang di hampir seluruh daratan asia. korea, cina dll.
Makanan utama mereka ( orang jepang ) bukanlah beras atau gandum. tapi konjak atau porang.
tetapi proses pengolahan porang jadi makanan sangat dirahasiakan oleh mereka.
mengapa...???
karena kalau sampai kita orang indonesia tahu cara mengolah porang menjadi makanan, jadi beras shiratake, jadi konyaku, jadi mie Porang. maka mereka khawatir nanti porang kita di konsumsi semdiri dan mereka tidak dapat lagi suplay porang untuk prajurit mereka di luar negri.
bahkan saat armada pengangkut porang mau lewat. yaitu porang yabg di kumpulkan dari anak sekolah dan perangkat desa yang di wajibkan setor porang itu. mereka membunyikan alarm. agar rakyat pribumi berlindung atau ngumpet di rumah atau di goa goa..
tujuannya agar rakyat tidak tahu bahwa meraka sedang konvoi ratusan truk pengangkut porang ke pelabuhan.
sehingga sampai saat ini nenek moyang kita tidak mewarisi kita cara pengolahan porang yg memang mereka tidak tahu.
Allah maha adil..
jepang dan china sebagai pengkonsumsi porang belakangan ini kesulitan stok karena faktor alam dan pertambahan penduduk yang makin banyak butuh porang sangat banyak.
tahun 2014 kemarin datanglah mereka ke indonesia untuk cari porang. karena memang sumber/pusat porsang dunia ada di indonesia
pada dasarnya porang sudah di kirim ke sana sejak tahun 1962 oleh PT Ambico Pasuruhan dan PT Sanindo bandung
tapi kebutuhan di sana makin banyak.
maka wakil pemerintah mereka datang langsung untuk kerjasama atau MOU pembelian dan penanaman porang. awalnya dengan Perhutani madiun di saradan sana.
mulai saat itu porang berkembang makin pesat dan luasan lahan porang khususnya di jatim (madiun, nganjuk, ngawi, bojonegoro) makin luas .
di tambah lagi tahun ini Badan Pangan Dunia FAO