27/02/2024
Suami tidak peka? Istri banyak bicara? Ini alasannya…
Komunikasi sangat penting dalam mempertahankan rumah tangga. Komunikasi bukan hanya sekedar berbicara dengan pasangan namun bagaimana kita membentuk pola komunikasi yang sehat dalam keluarga. Komunikasi yang sehat akan memudahkan pasangan suami istri untuk saling memahami, membangun kepercayaan serta terjalinnya ikatan emosional sehingga dapat meminimalisir dan menyelesaikan konflik dalam rumah tangga. Tanggung jawab membangun komunikasi yang sehat bukan hanya tugas istri atau suami saja, namun tugas bersama oleh karena itu dibutuhkan kerja sama dalam menjalankan peran masing-masing.
Banyak perbedaan komunikasi laki-laki dan perempuan dalam memandang masalah rumah tangga, salah satu pengaruhnya karena ada perbedaaan otak laki-laki dan perempuan. Dan penting untuk kita ketahui agar bisa memahami komunikasi pasangan untuk mencegah terjadinya masalah dalam rumah tangga. Menurut Michael Gurian dalam bukunya yang berjudul Boys and Girls Learn Differently!: A Guide for Teachers and Parents, mengungkapkan bahwa otak laki-laki dan perempuan memang berbeda dan perbedaaan itu mengakibatkan adanya perbedaaan dalam komunikasi diantara nya:
1. Perbedaan Verbal
Sebuah studi di Amerika Serikat mengatakan bahwa dalam sehari perempuan bisa mengucapkan sekitar 20 ribu kata per hari, sedangkan laki-laki hanya sekitar 7 ribu kata per hari. Kondisi tersebut disebabkan karena perempuan memiliki verbal center pada otak kanan dan kiri, sedangkan laki-laki hanya memiliki verbal center pada otak kiri saja. Ketika menghadapi suatu masalah, perempuan cenderung senang berbicara. Perempuan akan menceritakan pikiran dan perasaannya. Di saat seperti ini, suami perlu mendengarkan secara aktif dan memahami apa yang dirasakan oleh pasangan. Tapi hati-hati, jangan terburu-buru memberikan solusi. Sebab, biasanya perempuan bercerita hanya untuk melampiaskan pikiran dan perasaannya, bukan untuk mendapatkan solusi. Jika terburu-buru memberikan solusi, perempuan mungkin akan merasa disalahkan atau dinasehati yang membuat ia semakin tidak nyaman.
Beda halnya dengan perempuan, laki-laki cenderung akan diam ketika menghadapi tekanan atau masalah. Laki-laki cenderung membutuhkan waktu untuk berpikir memahami dan menyelesaikan masalah. Jadi, jika suami pulang kerja dan tiba-tiba menjadi diam, istri perlu mengobservasi apakah suami sedang ada masalah sehingga istri dapat memposisikan diri dengan tidak berperilaku yang membuat suami tidak nyaman. Hal-hal yang membuat suami tidak nyaman seperti, bertanya berlebihan atau menasehati ketika tidak diminta. Laki-laki cenderung memiliki harga diri yang tinggi, suami mungkin akan merasa terluka jika istrinya berusaha menyelesaikan masalahnya.
2. Kalimat Langsung VS Tidak Langsung
Dalam kemampuan berbicara, perempuan cenderung lebih cepat berbicara karena bagian otak kemampuan bahasanya berkembang lebih cepat. Secara struktur otak kemampuan berbahasa antara laki-laki dan perempuan pun berbeda. Hal tersebut membuat gaya komunikasi perempuan dan laki-laki berbeda. Dalam struktur kalimat ketika laki-laki berbicara, mereka akan menggunakan kalimat langsung atau to the point. Sedangkan perempuan dengan kalimat tidak langsung, seperti menggunakan perumpamaan dan menceritakan latar belakang topik pembicaraan. Ketika dalam komunikasi pasutri kerap timbul masalah apabila suami dan istri tidak saling pahami bahkan timbul salah paham. Kalimat tidak langsung sulit dipahami oleh suami, sehingga istri perlu belajar menggunakan kalimat langsung agar pesan yang ingin disampaikan tersampaikan dengan baik kepada suami. Pun sebaliknya, suami perlu melatih diri memahami kalimat-kalimat tidak langsung agar istri merasa dipahami.
3. Banyaknya Topik Pembicaraan
Perbedaan lainnya dalam gaya komunikasi perempuan dan laki-laki terletak pada kemampuan dalam membicarakan topik tertentu. Berbeda dengan laki-laki yang hanya menggunakan satu sisi otak kiri, perempuan berbicara menggunakan dua sisi otak, yaitu bagian depan kiri dan kanan sebagai pusat pengendalian bahasa. Hal tersebut membuat perempuan memiliki kemampuan untuk membicarakan berbagai topik. Bahkan, saat berbicara pun telinga perempuan tetap aktif sehingga mudah beralih ke topik lain yang tidak saling berkaitan. Berbeda halnya dengan laki-laki, mereka tidak memiliki kemampuan seperti perempuan. Sehingga, laki-laki lebih sedikit menggunakan kosa kata dan hanya fokus pada satu topik pembahasan.
Di atas merupakan perbedaan mendasar yang menyebabkan laki-laki dan perempuan berbeda dalam gaya komunikasi. Perbedaan tersebut bukan untuk mencari siapa yang lebih unggul dari keduanya, melainkan agar dapat memahami, memberi pemakluman dan belajar membangun komunikasi yang lebih sehat terlebih dalam lingkup rumah tangga. Karena salah satu kunci ketahanan rumah tangga adalah komunikasi yang sehat.
Referensi:
Gurian, M., Henley, P., & Trueman, T. (2001). Boys and girls learn differently!: A guide for teachers and parents. Jossey-Bass.
John Gray, Ph.D. 2018. Men are from Mars, Women are from Venus. Gramedia Pustaka Utama