10/07/2022
Apa yang akan kita latih dengan ikut melaksanakan kurban. Ada banyak hikmah yang terkandung namun saya akan coba membahas tiga hikmah saja yaitu tentang Keimanan, Pengorbanan, dan Keberkahan.
1. Keimanan
Keimanan lahir dari sebuah keyakinan. Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail adalah suatu kisah yang pernah terjadi dan itulah yang mendasari terjadinya Ibadah Kurban. Meskipun kita tidak pernah menyaksikan secara langsung, namun sebagai hamba-Nya dan dengan keimanan yang dimiliki kita harus yakin bahwa kisah itu betul-betul terjadi dan terkandung perintah dari Allah SWT kepada kita untuk melaksanakan ibadah Kurban. Keimanan yang didasarkan kepada keyakinan akan menimbulkan sikap kepatuhan seorang hamba yang selanjutnya akan termanifestasi dalam bentuk ketaatan, keikhlasan, dan ketulusan.
Di saat kecintaan kita kepada Allah SWT jauh lebih besar daripada kecintaan terhadap anak, isteri, harta, bahkan dunia dan seisinya, itu akan menjadikan perintah yang terasa berat akan menjadi terasa ringan. Di sisi lain kita juga harus yakin bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan kita dan Dia-lah yang akan memberikan balasan yang terbaik untuk kita. Sehingga, apa pun bentuk yang diperintahkan Allah, kita harus melaksanakannya dengan penuh rasa patuh sebagai seorang hamba. Hal inilah yang akan berdampak positif terhadap peningkatan keimanan kita kepada Sang Pencipta.
2. Pengorbanan
Kisah Nabi Ibrahim tidak disangsikan lagi merupakan kisah pengorbanan yang sangat luar biasa dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang pilihan. Dalam hati pasti sadar bahwa kita tidak akan mungkin bisa berbuat hal yang sama dengan Nabi Ibrahim karena sangat berat untuk ukuran manusia biasa seperti kita. Tapi, paling tidak kita juga bisa ikut melatih rasa pengorbanan dengan cara menyisihkan sebagian harta yang kita miliki untuk membeli binatang ternak, dijadikan sebagai Kurban, dan diberikan kepada yang lebih membutuhkan.
Harta kita, mungkin, adalah salah satu "berhala" dalam kehidupan kita yang terkadang terasa berat untuk dikeluarkan. Kita tidak sadar bahwa semua harta yang kita miliki itu asalnya dari Allah SWT dan Dia dengan mudahnya dapat mengambil itu semua bahkan hanya dalam hitungan detik.
Lihatlah kisah Karun. Seorang multi-billioner pada zamannya yang Allah lenyapkan ke dalam muka bumi bersama harta-hartanya. Atau apakah kita sudah lupa dengan kejadian Tsunami tahun 2006 kemarin di mana Allah kembali menunjukkan kekuasan-Nya dan seluruh harta benda orang-orang Aceh lenyap seketika. Bahkan, ratusan ribu nyawa juga melayang hanya dalam hitungan jam.
3. Keberkahan
Dengan menyisihkan harta kita Insya Allah keberkahan akan datang. Satu hal yang harus selalu diingat bahwa di dalam harta kita ada hak-hak orang lain yang membutuhkan (fakir miskin, anak yatim, anak jalanan, dan sebagainya). Seharusnya kita bersyukur bahwa Allah menjadikan kita sebagai perantara-Nya untuk membantu orang-orang yang kurang mampu tersebut.
Keberkahan bisa datang dengan berbagai bentuk. Baik itu yang terlihat (harta kita bertambah) atau pun yang tidak terlihat oleh kasat mata. Jadi kalau uang kita tidak bertambah jangan khawatir. Karena, mungkin saja Allah menggantinya di tempat lain yang terkadang kita tidak sadar. Seperti diberikan kebahagiaan dan ketentraman dalam hidup. Atau mungkin keluarga kita diberikan kesehatan dan panjang umur. Atau mungkin kita diselamatkan oleh Allah dari bencana. Atau mungkin usaha-usaha dan pekerjaan kita diberikan kelancaran, dan berbagai macam bentuk keberkahan lainnya.
Selamat Hari Raya Idul Adha
10 Juli 2022/11 Zulhijjah 1443 H1
==============
Sumber : https://news.detik.com/opini/d-1249140/idul-adha-esensi-kepatuhan-seorang-hamba
==============
Layanan Konsultasi
0821-3697-6622 Telemedicine PKBI Pemalang
0896-5265-9431 Content Creator PKBI Pemalang
==============