Catatan Tebe

Catatan Tebe Contact information, map and directions, contact form, opening hours, services, ratings, photos, videos and announcements from Catatan Tebe, Medical and health, Purbalingga.

27/11/2021

Ambil cangkir ku sedu kopi, ku tambahkan gula tak terlalu manis, santai sejenak melupakan penatnya hari ini.









Semoga Pandemi ini segera berlalu...
05/08/2021

Semoga Pandemi ini segera berlalu...

Pengunaan antibiotik pada kelompok umurAntibiotik adalah suatu jenis obat yang pemakaianya harus dengan resep dokter dan...
15/08/2019

Pengunaan antibiotik pada kelompok umur

Antibiotik adalah suatu jenis obat yang pemakaianya harus dengan resep dokter dan digunakan dengan tepat karena apabila tidak digunakan dengan tepat seperti tidak dihabiskan dapat menyebabkan resistensi bakteri.

Sumber : Permenkes RI No 2406/Menkes/Per/XII/2011

Endoskopi pada gastritis harus dilakukan berdasarkan indikasi yang sesuai. Sejak penemuan dan penggunaan endoskopi serat...
02/08/2019

Endoskopi pada gastritis harus dilakukan berdasarkan indikasi yang sesuai. Sejak penemuan dan penggunaan endoskopi serat optik pada dekade 1970, perkembangan teknologi pencitraan saluran cerna atas telah melesat dengan cepat. Hal tersebut memungkinkan dokter membedakan berbagai penyebab gangguan lambung seperti gastritis atropik, ulkus lambung, kanker lambung, dan limfoma lambung. [1] Namun, terdapat sejumlah bukti ilmiah yang mengungkap bahwa tak semua tindakan endoskopi saluran cerna atas dilakukan berdasarkan indikasi yang tepat[2,3]. Bahkan, penggunaan dua kriteria yang berbeda untuk menilai kepatutan indikasi tindakan endoskopi lambung, mengisyaratkan bahwa tingkat kepatutan rujukan pasien endoskopi masih rendah[4].

Peran Pemeriksaan Endoskopi pada Kasus Gastritis

Secara umum, peran pemeriksaan endoskopi terletak pada identifikasi kelainan makroskopik dan mikroskopik pada pasien dengan gejala dan tanda yang mengarah pada gastritis. Pada pasien-pasien ini, mukosa esofagus, lambung, dan duodenum proksimal perlu diamati dengan saksama dan biopsi dilakukan pada area anatomi yang dianggap mencurigakan.

Di wilayah geografis dengan prevalensi infeksi H. pylori yang rendah, gastritis umumnya bukanlah indikasi tersering untuk endoskopi saluran cerna atas, kecuali terdapat hasil pemeriksaan yang mengarah pada penyakit gastroduodenal atau esofageal. Sementara itu, pada area dengan prevalensi infeksi H. pylori yang tinggi, endoskopi saluran cerna atas yang disertai pemeriksaan non-invasif dapat membantu diagnosis yang akurat serta stratifikasi risiko lanjutan terhadap kanker lambung[1].

Selain itu, endoskopi saluran cerna atas juga dapat dipertimbangkan pada pemantauan lanjutan berbagai kasus gastritis. Walaupun demikian, hingga kini belum ada rekomendasi khusus tentang indikasi endoskopi lanjutan pada berbagai kasus gastritis. Beberapa situasi pada penanganan kasus gastritis yang dapat dipertimbangkan untuk rujukan endoskopi lanjutan adalah gastritis yang disertai hasil H. pylori positif pada sampel dari korpus lambung, tukak lambung dan duodenum yang sedang dalam pengobatan[5]

endoscopy

Pertimbangan Sebelum Merujuk Kasus Gastritis Untuk Endoskopi

Hingga kini belum terdapat satu kriteria khusus untuk membantu dokter melakukan pertimbangan sebelum merujuk kasus gastritis untuk endoskopi. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, gastritis pada prinsipnya merupakan suatu diagnosis histologis yang kemudian berkembang menjadi diagnosis klinis. Penelitian menunjukkan bahwa kriteria gambaran makroskopik yang tampak pada endoskopi tak selalu sinkron dengan temuan mikroskopik [7].

Kedua, terdapat bukti ilmiah yang menemukan bahwa pemeriksaan endoskopi cahaya putih standar semata tidak akurat dalam membedakan berbagai kondisi preneoplastik di lambung. Artinya, kriteria temuan endoskopik yang relevan untuk kondisi gastritis tak selalu khas untuk gastritis saja, dan masih mungkin disebabkan oleh kondisi preneoplastik lainnya[8].

Ketiga, walaupun kriteria kepatutan rujukan endoskopi telah diusulkan oleh beberapa panel ahli, pertimbangan klinis dari dokter pemeriksa tetap disarankan dan tidak hanya mengandalkan keputusan menurut rekomendasi kriteria kepatutan semata. [9–12]

Dengan kata lain, penentuan indikasi rujukan endoskopi saluran cerna atas merupakan langkah kompleks yang menggabungkan rekomendasi menurut kriteria rujukan yang berlaku secara nasional dan lokal, serta penilaian klinis dokter. Sebagai panduan umum, kriteria American Society of Gastrointestinal Endoscopy (ASGE) berikut ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan patut atau tidaknya merujuk pasien dengan kecurigaan mengalami gastritis:

Indikasi Umum Endoskopi

Terdapat perubahan tata laksana yang ditentukan dari hasil endoskopi
Gejala nyeri perut atas yang tidak membaik dengan pengobatan empiris yang memadai
Metode evaluasi awal alternatif terhadap pemeriksaan radiologi
Ketika prosedur terapeutik primer dipertimbangkan
Endoskopi Tidak Disarankan

Hasil endoskopi tidak mengubah pilihan tata laksana lanjutan
Pemantauan berkala untuk penyakit saluran cerna atas jinak yang telah sembuh (kecuali untuk surveilans kondisi prekanker)
Kontraindikasi Relatif Endoskopi

Apabila risiko terhadap kesehatan dan nyawa pasien lebih besar dibandingkan manfaat dari prosedur endoskopi
Jika pasien tidak kooperatif atau tidak menyetujui pelaksanaan endoskopi
Jika terdapat kecurigaan atau bukti perforasi saluran cerna [9]
Kepatutan Indikasi Endoskopi pada Gastritis

Meskipun endoskopi saluran cerna atas memiliki peran dalam menegakkan diagnosis gastritis serta memantau eradikasi infeksi H. pylori, terdapat sejumlah kekhawatiran tentang performa endoskopi dalam penegakan diagnosis penyakit lambung yang relevan. Dalam sebuah studi observasi prospektif di Italia, Bersani et al membandingkan kriteria American Society of Gastrointestinal Endoscopy (ASGE) terhadap kriteria European Panel on the Appropriateness of Gastrointestinal Endoscopy (EPAGE) untuk menguji kepatutan rujukan endoskopi saluran cerna atas pada sebuah klinik di Italia.

Sebanyak 2300 partisipan turut serta dan menjalani endoskopi serta data perbandingan kriteria kepatutan ASGE dan EPAGE yang dianggap lengkap dari 2000 pasien dimasukkan dalam analisis. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa area under the curve/AUC dari receiver operating characteristics/ROC untuk ASGE dan EPAGE masing-masing adalah 0,553 dan 0,523. AUC yang mendekati angka 0,5 tersebut mengindikasikan bahwa kriteria ASGE dan EPAGE memiliki ketepatan diagnostik yang rendah dalam menyeleksi kepatutan rujukan endoskopi[4].

Dalam studi lain, Aljebreen et al menelaah secara retrospektif rekam medis pasien yang dirujuk untuk gastroskopi pada sebuah rumah sakit pendidikan. Kriteria ASGE digunakan untuk menentukan kepatutan endoskopi, sedangkan temuan endoskopi dikelompokkan menurut relevansinya berdasarkan kelainan yang ditemukan. Selain itu, asal rujukan juga dibedakan menurut kompetensi dokter perujuk (dokter umum, spesialis saluran cerna, penyakit dalam, ahli bedah) dan unit perujuk (unit rawat jalan vs rawat inap)[3].

Data dari 505 rekam medis yang dijadikan sampel penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna proporsi rujukan endoskopi yang dianggap tidak patut pada kelompok tenaga medis yang berbeda. Sebanyak 47% dan 48% rujukan endoskopi yang dilakukan dokter layanan primer dan ahli bedah tidak memenuhi kriteria kepatutan ASGE, dan hanya 20% kasus rujukan endoskopi yang dilakukan oleh gastroenterolog yang dianggap tidak patut dirujuk.

Di sisi lain, temuan abnormal yang relevan pada endoskopi lebih banyak pada kasus rujukan yang dilakukan oleh gastroenterolog dan ahli bedah dibandingkan dokter layanan primer (masing-masing 78,5%, 78%, dan 49,7%) [3]. Studi ini mengungkap bahwa pada layanan spesialistik dengan sistem rujukan terbuka sekalipun tingkat ketidakpatutan rujukan endoskopi saluran cerna atas masih cukup tinggi.

Strategi Efisiensi Rujukan Endoskopi Saluran Cerna Atas

Sebuah strategi efisiensi rujukan endoskopi saluran cerna atas perlu diimplementasikan untuk menekan beban ekonomi akibat rujukan endoskopi yang belum sesuai indikasi. Salah satu langkah untuk mencapai hal ini adalah dengan menerapkan prioritas endoskopi saluran cerna atas menurut ada atau tidaknya gejala yang berbahaya (alarm symptoms) pada pasien. Penerapan strategi ini diketahui meningkatkan spesifisitas deteksi kanker hingga 40-98%.

Kelebihan dari strategi ini dibandingkan penggunaan panduan kepatutan seperti ASGE dan EPAGE adalah kemudahannya untuk diterapkan oleh dokter perujuk. Hal tersebut disebabkan adanya persepsi bahwa lebih mudah menilai keberadaan gejala yang berbahaya daripada melakukan klasifikasi gejala pasien menurut kriteria ASGE dan EPAGE [2].

Menurut British Society of Gastroenterology (BSG), gejala berikut ini termasuk dalam daftar gejala yang mengarah pada kemungkinan suatu kanker saluran cerna atas dan dapat membantu menempatkan prioritas pasien untuk rujukan endoskopi:

Disfagia
Nyeri perut atas dan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
Massa perut atas dengan atau tanpa dispepsia
Muntah persisten disertai penurunan berat badan
Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
Anemia defisiensi besi
Perburukan gejala dispepsia tanpa sebab yang jelas
Dispepsia awitan baru, persisten, tanpa sebab yang jelas (setelah penghentian terapi inhibitor p***a proton) pada pasien berusia 55 tahun

Kesimpulan

Secara umum, peran pemeriksaan endoskopi terletak pada identifikasi kelainan makroskopik dan mikroskopik pada pasien dengan gejala dan tanda yang mengarah pada gastritis. Endoskopi juga dapat membantu menentukan stratifikasi risiko kanker lambung dan berperan dalam monitoring pasien gastritis.

Hingga kini belum terdapat satu kriteria khusus untuk membantu dokter melakukan pertimbangan sebelum merujuk kasus gastritis untuk endoskopi. Kriteria oleh American Society of Gastrointestinal Endoscopy (ASGE) dapat membantu menentukan kepatutan rujukan endoskopi pada pasien yang dicurigai gastritis. Namun demikian, studi menunjukkan ketepatan diagnostik dari kriteria ini masih rendah.

Untuk mengatasi hal tersebut, dokter dapat mengenali tanda bahaya (red flag) yang menunjukkan kemungkinan adanya keadaan kanker saluran cerna, sehingga pasien yang memiliki tanda bahaya dapat diprioritaskan untuk menjalani endoskopi.

Referensi
Alodokter

09/07/2019
04/07/2019

Apa itu Hipotensi ?

Darah rendah atau hipotensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di bawah 90/60 mmHg. Hipotensi umumnya tidak berbahaya dan dapat dialami oleh siapa saja. Namun pada beberapa orang, hipotensi dapat menyebabkan pusing dan lemas.

Tekanan darah normal berkisar antara 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg. Ketika tekanan darah berada di bawah rentang tersebut, maka seseorang dapat dikatakan menderita hipotensi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, hipotensi dapat menjadi gejala dari suatu penyakit yang sedang diderita.

hipotensi - Alodokter

Penyebab Hipotensi
Tekanan darah dapat berubah sepanjang waktu, tergantung kondisi dan aktivitas yang dilakukan tiap orang. Kondisi ini merupakan hal yang normal, karena tekanan darah dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pertambahan usia dan keturunan.

Selain itu, hipotensi juga bisa disebabkan oleh kondisi atau penyakit tertentu, seperti:

Kehamilan
Tekanan darah selama masa kehamilan akan menurun seiring berkembangnya sirkulasi darah dalam tubuh ibu hamil.
Konsumsi obat-obatan tertentu
Beberapa jenis obat dapat menimbulkan efek menurunnya tekanan darah, di antaranya adalah furosemide, atenolol, propranolol, levodopa, dan sildenafil.
Ketidakseimbangan hormon
Beberapa penyakit, seperti diabetes dan penyakit tiroid, menyebabkan penurunan kadar hormon dalam darah, dan berdampak pada menurunnya tekanan darah.
Dehidrasi
Ketika kekurangan cairan atau mengalami dehidrasi, volume darah juga dapat berkurang. Kondisi ini dapat memicu penurunan tekanan darah.
Infeksi
Ketika infeksi yang terjadi dalam suatu jaringan mulai memasuki aliran darah (sepsis), tekanan darah dapat
Penyakit jantung
Terganggunya fungsi jantung menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh, sehingga tekanan darah akan menurun.
Kekurangan nutrisi
Kekurangan vitamin B12 dan asam folat dapat menyebabkan anemia dan berakhir pada penurunan tekanan darah.
Perdarahan
Kehilangan darah dalam jumlah besar akibat cedera dapat menurunkan volume dan aliran darah ke berbagai jaringan tubuh, sehingga tekanan darah menurun drastis.
Reaksi alergi parah
Beberapa pemicu alergi (alergen) dapat menimbulkan reaksi alergi parah (anafilaksis) yang berdampak pada menurunnya tekanan darah.
Selain karena beberapa faktor penyebab di atas, hipotensi dapat terjadi ketika mengubah posisi dari duduk atau berbaring ke posisi berdiri. Jenis hipotensi ini dikenal dengan hipotensi ortostatik atau hipotensi postural.

Hipotensi juga dapat terjadi saat seseorang berdiri terlalu lama hingga darah menumpuk di bagian tungkai. Kondisi ini disebut juga neural mediated hypotension (NMH). Sebagian besar penderita hipotensi jenis ini adalah anak-anak.

Gejala Hipotensi
Meskipun tidak selalu menimbulkan gejala, kondisi hipotensi atau darah rendah berisiko menimbulkan gejala sebagai berikut:

Pusing
Mual dan muntah
Lemas
Pandangan buram
Konsentrasi berkurang
Tubuh terasa tidak stabil
Pingsan
Sesak napas
Kapan Harus ke Dokter
Periksakanlah diri ke dokter jika Anda mengalami gejala hipotensi. Bila setelah diperiksa tekanan darah Anda di bawah normal, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mencari tahu penyebab hipotensi tersebut.

Segera hubungi dokter atau kunjungi rumah sakit terdekat jika mengalami gejala syok, seperti jantung berdebar, keringat dingin, hingga sesak napas. Tekanan darah yang sangat rendah hingga menimbulkan syok perlu segera ditangani karena dapat membahayakan nyawa.

Diagnosis Hipotensi
Hipotensi atau darah rendah dapat diketahui melalui pemeriksaan tekanan darah. Dokter akan menggunakan alat pengukur tekanan darah atau sfigmomanometer untuk mengukur tekanan darah.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan angka yang cukup rendah disertai adanya gejala tertentu, maka dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendeteksi kemungkinan kondisi atau penyakit tertentu yang menyebabkan hipotensi. Pemeriksaan yang akan dilakukan dokter meliputi:

Tes darah
Pemeriksaan ini dilakukan dokter untuk memeriksa kadar gula dan kadar hormon di dalam darah pasien.
Elektrokardiografi (EKG)
Elektrokardiografi bertujuan untuk mendeteksi struktur jantung yang tidak normal dan detak jantung yang tidak beraturan.
Ekokardiogram
Tes ini dilakukan untuk memeriksa fungsi jantung dan mendeteksi kelainan yang terjadi pada jantung.
Uji latih jantung (stress test)
Tes ini dilakukan untuk menilai fungsi jantung saat melakukan aktivitas, dengan cara membuat jantung bekerja lebih keras, misalnya dengan meminta pasien berjalan atau berlari di atas treadmill atau memberikan obat tertentu yang meningkatkan kerja jantung.
Manuver valsalva
Tes ini dilakukan dengan meminta pasien mengambil napas panjang, kemudian menutup hidung dan membuang napas melalui mulut. Tes ini bertujuan untuk memeriksa kondisi saraf dalam sistem pernapasan.
Tilt table test
Tes ini dilakukan terhadap pasien hipotensi ortostatik untuk melihat perbedaan tekanan darah saat berbaring dan berdiri. Dalam pemeriksaan ini, pasien akan dibaringkan di atas meja yang bisa digerakkan ke posisi tegak dan melintang dengan kecepatan tertentu.
Pengobatan Hipotensi
Jika Anda mengalami hipotensi yang disertai gejala, tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah duduk atau berbaring. Posisikan kaki lebih tinggi dari jantung dan pertahankan posisi tersebut selama beberapa saat. Jika gejala tidak juga mereda, maka perlu dilakukan penanganan oleh dokter.

Pengobatan hipotensi ditentukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Tujuan pengobatan adalah untuk meningkatkan tekanan darah, meredakan gejala yang muncul, dan mengobati kondisi yang menyebabkan hipotensi.

Penanganan hipotensi yang utama adalah perubahan pola makan dan gaya hidup, seperti:

Memperbanyak konsumsi makanan dengan kadar garam tinggi, karena garam dapat meningkatkan tekanan darah.
Memperbanyak konsumsi cairan, karena cairan dapat meningkatkan volume darah dan membantu mencegah dehidrasi.
Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan tekanan darah.
Menggunakan stoking khusus pada tungkai (stoking kompresi) untuk memperlancar aliran darah.
Jika hipotensi disebabkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu, dokter akan mengurangi dosisnya, atau mengganti jenis obat bila perlu.

Hipotensi yang disertai gejala syok merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan darurat. Dokter akan memberikan cairan infus, obat, hingga transfusi darah untuk meningkatkan tekanan darah, sehingga mencegah kerusakan fungsi organ.

Setelah menstabilkan tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pernapasan pasien, dokter akan memberikan pengobatan untuk mengatasi penyebabnya. Misalnya, memberikan obat antibiotik untuk mengatasi infeksi yang sudah masuk ke dalam darah.

Pencegahan Hipotensi
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi gejala hipotensi, yaitu:

Menghindari konsumsi minuman berkafein pada malam hari dan membatasi konsumsi alkohol.
Makan dalam porsi kecil namun sering, dan tidak langsung berdiri setelah makan.
Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur (sekitar 15 cm).
Berdiri secara perlahan dari posisi duduk atau berbaring.
Menghindari terlalu lama berdiri atau duduk, dan menghindari duduk bersila.
Tidak membungkuk atau mengubah posisi tubuh secara tiba-tiba.
Menghindari mengangkat beban berat.
Komplikasi Hipotensi
Pusing dan lemas yang disebabkan hipotensi berisiko menimbulkan cedera pada penderita akibat terjatuh. Sedangkan hipotensi berat hingga menimbulkan syok, dapat membuat tubuh kekurangan oksigen. Kondisi ini berdampak pada terganggungnya fungsi berbagai organ, seperti otak dan jantung.

Sumber : dr. Tjin W***y





DETEKSI KECERDASAN ANAKWanita ini Beberkan, "Ranking 1 Bukan Kunci Sukses", ini Cara Deteksi Kecerdasan Anak yang TepatM...
26/06/2019

DETEKSI KECERDASAN ANAK

Wanita ini Beberkan, "Ranking 1 Bukan Kunci Sukses", ini Cara Deteksi Kecerdasan Anak yang Tepat

Mungkin bunda selama ini melihat kecerdasan anak berdasarkan ranking, tapi taukah selama ini bunda salah, ada ilmu dan tips yang tepat mendeteksi kecerdasan ana lewat nilai rapor yang ada perhitungannya.

Salah satu akun facebook membagikan ilmunya untuk para orang tua, supaya bisa melihat potensi yang dimiliki anak bunda.

Pasti bunda juga sering melihat rapor anak seusai pembagian, tapi kadang hanya melihatnya saja, atau jika dapat ranking ya sudah dibiarkan saja.

Padahal mengetahui kemampuan, kecerdasaan, potensi anak sangat penting juga, karena bisa dikembangkan dan didukung agar lebih maju dan lebih sukses nantinya.

Akun facebook bernama Diana Agustin, menuliskan ilmu yang sangat berguna dan bermanfaat bagi bunda yang ingin mejadikan anaknya sukses nanti.

Seperti ini tulisan asli Diana Agustin yang diunggah di akun facebooknya

Akhir bulan Juni ini adalah penerimaan raport buat para putra-putri kita.

Saya ikut bahagia di hari yang penuh ceria ini , dan ijinkan saya berbagi tips buat bapak ibu semua.

Tips berikut barangkali memiliki sudut pandang yang mungkin berbeda. Namun jika perspektifnya sama, alhamdulillah.

Yang utama semoga bermanfaat untuk kita semua.

Raport adalah *Progress Report Pembelajaran* laporan perkembangan ananda selama satu semester dalam menempuh seperangkat materi pelajaran dan *BUKAN hasil akhir*

Oleh karenanya saat menerima raport lakukan hal2 berikut :

1. *Tutup raport* terlebih dulu ! Tanyakan kpd ananda Pelajaran apa yg ia s**ai dan siapakah guru yg ia s**ai.

Ini akan berpengaruh terhadap nilai di dalam raport.

Belajar adalah hasil kerja mental emosional (EQ) yg kemudian mengarahkan kemampuan kognitif nya (IQ) untuk meresponnya untuk memperoleh nilai2 belajar.

2. *Buka raport.* Fokus kepada nilai TERTINGGI yg ada di raport.

Coba cek adakah signifikansi dg pelajaran yg diminati anak dan guru nya yg dia s**ai.

Sekali lagi

*FOKUS lah kepada NILAI TERTINGGI* karena disitulah *KELEBIHAN* ananda. Itulah Anugerah terindah dari Tuhan Alloh yg diberikan. Terima dan Syukuri !

Berikan senyuman dan ucapan dg kalimat yg berisi pujian, apresiasi dan penghargaan dg tulus kpd ananda atas prestasinya.

3. *Perhatikan nilai nilai yg tertinggi dan nilai nilai pelajaran yg rendah.*

Perhatikan pembagian secara sederhana untuk memudahkan memetakan Oka (otak kanan) dan Oki (otak kiri)

kelompok pelajaran *otak kiri* (matematika, IPA/sains, fisika, kimia, biologi, teknik dll)

*Otak Kanan* ( bahasa, seni, IPS,)

Jika Ananda dominannya di Oki maka arahkan nantinya ke jurusan sesuai bidang Otak kiri. Demikian sebaliknya.

Raport Ini juga bermanfaat u deteksi kecerdasan sekaligus penjurusan !!!

Jangan sekali kali memaksakan anak yg dominan di pelajaran otak kanan, misalnya, untuk kuliah / sekolah menengah di jurusan golongan otak kiri semisal Matematika, IPA , kedokteran, teknik dll .

Selain kasihan kepada anak, karena menjadi beban, juga kecerdasan anak memang bukan disitu,akhirnya hasilnya/prestasiny menjadi kurang maksimal.

4. *Tanyakan kepada ananda, nilai pelajaran apa yg rendah, mengapa bisa terjadi dan bagaimana solusinya untuk selanjutnya !*

Ini sekaligus berguna bagi penguatan fondasi jiwa dan mental anak.

Melatih anak agar ia menerima diri apa adanya. Memaafkan diri dan ikhlas atas kekurangan kita sbg hamba Alloh yg lemah, kurang, sehingga memotivasi diri untuk memperbaiki.

Kecerdasan spiritual (SQ) dan keimanan yg kokoh dibangun dg melihat diri bahwa manusia memiliki sekian banyak KELEBIHAN sekaligus KELEMAHANNYA...!

Maka latihlah ananda untuk belajar menerima diri apa adanya.

5. *Jangan sekali kali MEMBANDING BANDINGKAN dg anak lain!* Karena anak anda adalah unik, berbeda dan HANYA SATU DI DUNIA tidak ada duanya.

Alloh sdh memberi Fitroh terbaik !
bakat, minat, kecerdasan, modalitas belajar dan potensi yg khas yg berbeda dg anak lain.

So Jangan dibandingkan !!! Karena putra putri Anda Tidak ada bandinganya.

Tulisan dari sahabat berikut ini juga layak untuk diperhatikan :

1. BERHENTILAH anda memamerkan ranking puta-putri anda!

Yang TERPENTING dari Pendidikan itu BUKAN ranking.

Hakekat dari pendidikan itu adalah menjadikan anak anda:
• mencintai aktivitas membaca untuk mencari pengetahuan
• bisa berpikir logis
• tahu nilai-2 benar & salah
• mampu mengembangkan bakatnya, dan
• punya semangat juang untuk mewujudkan apa yang dia inginkan secara disiplin & konsisten.

2. BERHENTILAH anda menjadikan ranking putra-putri sebagai kunci dari keberhasilan !

Ketika kita menjadikan ranking sebagai bukti keberhasilan pada anak kita, dampak terbesar adalah pada titik itulah kita berfokus. Kenyataannya TIDAK !!

• Saat anak anda mencintai membaca maka mereka menguasai banyak pengetahuan, tidak peduli apakah mereka punya ranking baik atau buruk.

• Saat anak anda bisa bepikir logis maka mereka akan mampu membangun visi dan impian mereka. Visi dan impian mereka itu tidak bisa dinilai per semester atau per semester untuk diperbandingkan antara anak satu dengan anak lainnya.

• Saat anak anda tahu mana nilai yang benar dan mana yang salah maka mereka akan punya integritas

• Saat mereka mengenal bakat mereka yang sesungguhnya maka mereka akan mampu menghasilkan karya dan dedikasi yang terbaik

• Saat anak anda punya semangat juang maka itulah kunci sejatinya kesuksesan hidup.
Dan ini semua tidak bisa diranking.

Jika anda fokus pada ranking maka anda akan kehilangan nilai-nilai yang hakiki dalam pendidikan.

Kalau anda harus kompromi dengan sistem pendidikan sekolah maka “kompromi” anda adalah, usahakan anak anda SELALU naik kelas dan bergairah menjalani aktivitas sekolahnya.

Terakhir,
Maknai nilai raport anak anda *HANYA* sebagai *SALAH SATU* indikator untuk tahu mana titik lemahnya, mana titik unggul ...

Semoga dg raportan yg bapak ibu terima, semakin memotivasi untuk tumbuh kembangnya potensi dan kecerdasan serta bakat minat ananda !

Raportan bukan Raport Amal Baik dan Buruk Hari Akhir, bukan!!!

Buku Raport ananda bukan catatan amal baik dan buruk hari akhir nanti, yg tidak bisa diperbaiki.

Raport bukan hasil akhir, ia adalah catatan hasil belajar ananda yg masih bisa dievaluasi dan diperbaiki !

Sumber : Mas Endro

Selamat malam sahabat TebePernah dengar nama obat digoxin ga? Pasti kalo anak farmasi sudah tidak asing lagi, apalagi bu...
09/05/2019

Selamat malam sahabat Tebe
Pernah dengar nama obat digoxin ga? Pasti kalo anak farmasi sudah tidak asing lagi, apalagi buat yang s**a farmakologinya pasti sudah hafal, bagi yang belum tau ayo kita belajar bareng - bareng....
Selain untuk memgatasi gangguan "listrik" di jantung, digoxin ini bekerja dengan menambah "kekuatan jantung" untuk memompa darah atau sering di sebut sebagai obat golongan kardiotonika.

Seperti kita tahu, jantung gunanya untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kalau ia tidak sanggup memompa darah secara normal, maka ini yang disebut dengan gagal jantung.
Untuk pasien yang menggunakan obat ini, harus sangat memperhatikan dosis dan frekuensi penggunaannya.
Karena digoxin merupakan salah satu obat dengan indeks terapi sempit.
Apa maksudnya?
Perbedaan "dosis yang memulihkan kerja jantung" dengan "efek yang membuat jantung kejang" sangat kecil.
Digoxin akan memberikan efek terapi yang kita inginkan jika jumlahnya pada darah sebanyak 0,5-2,0 ng/ml.
Dan memberikan efek toksik (menjadi racun)saat kadarnya di dalam darah besar dari 2,5 ng/ml.
Sangat kecil kan jaraknya? Hanya 0,5 nano gram tiap ml darah.
Jadi minumlah obat ini sesuai aturan. Sesuai dosis yang telah ditetapkan.
Tapi jangan takut minum obat ini ya, aman jika sesuai aturan.
Nah digoxin termasuk obat kategori C, yang tidak disarankan untuk ibu hamil.
Oya, karena tidak mengganggu lambung, minum digoxin ini saat perut kosong ya. 30 menit-1jam sebelum makan.
Semoga bermanfaat ya infonya sahabat.
Ayo lihat keluarganya yang minum obat ini. Harus diberi perhatian ya :))
Like and share. :))
Sumber : e-apoteker
Referensi: Medscape




Selamat pagi, selamat beraktifitas.....Hamil adalah sesuatu yang biasa terjadi pada wanita, tetapi ketika hamil banyak s...
27/04/2019

Selamat pagi, selamat beraktifitas.....

Hamil adalah sesuatu yang biasa terjadi pada wanita, tetapi ketika hamil banyak sekali perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Termasuk perlakuan tubuh terhadap obat.

Oleh sebab itu penggunaan obat pada ibu hamil, juga harus diperhatikan.

FDA sudah membagi obat menjadi beberapa kategori berdasarkan keamanannya.

KATEGORI A. Penelitian pada wanita hamil menunjukan penggunaan obat kategori ini tidak menimbulkan resiko pada janin. Jadi aman digunakan.
KATEGORI B. Penelitian pada hewan menunjukkan obat kategori B tidak menimbulkan resiko atau resikonya minor. sedangkan penelitian yang dilakukan kepada wanita hamil tidak menunjukan adanya resiko.
Kategori C. Penelitian pada hewan menunjukkan adanya resiko, namun study pada wanita hamil datanya tidak tersedia. Obat kategori C ini sebaiknya dihindari, tapi boleh digunakan asalkan keuntungan pemakaiannya besar dan harus dilakukan monitoring.
KATEGORI D. Pemakaian obat kategori D ini pada wanita hamil telah terbukti memberikan resiko kepada janin. Hanya boleh digunakan saat kondisi mendesak (mengancam jiwa) atau emergensi disaat tidak ada obat lain yang tersedia.
KATEGORI X. Obat ini tidak boleh digunakan karena penelitian menunjukkan obat ini memberikan bahaya lebih besar daripada keuntungan.
Setelah kita tahu pembagian obat diatas, penggunaan obat kategori A sudah terbukti aman. Dan penggunaan obat kategori D dan X sudah jelas harus dihindari.
Sedangkan kategori B, masih mungkin digunakan karena tidak menunjukan resiko pada hewan atau resikonya sangat kecil.
Lalu obat yang menjadi abu-abu dan membuat kita ragu adalah kategori C. Pada hewan menunjukan resiko pada janinnya. sedangkan pada wanita hamil, belum ada penelitian menunjukkan hal yang sama. Jadi obat ini sebaiknya dihindari dan gunakan obat yang pasti aman.
Tapi jika obat yang sudah pasti aman tersebut tidak mempan, maka obat KATEGORI C boleh digunakan asalkan KEUNTUNGAN penggunaannya lebih besar. Dan tentu penggunaanya harus dikonsultasikan dengan tenaga kesehatan.

Sumber : e - apoteker

ORANG INDONESIA KURANG TERLATIH MENGGUNAKAN OTAKNYA Di kantor saya, MACS909, ada seorang temen namanya Adhi Djimar (Seka...
21/03/2019

ORANG INDONESIA KURANG TERLATIH MENGGUNAKAN OTAKNYA

Di kantor saya, MACS909, ada seorang temen namanya Adhi Djimar (Sekarang udah almarhum). Dia sering bercerita tentang pengalamannya dulu sewaktu kuliah di New York. Ada satu kisahnya yang sangat menarik. Waktu itu Adhi sedang mengikuti mata kuliah Business Development. Adhi berkisah bagaimana selama 1 semester itu dosennya mengajar dengan cara yang unik.

Hari pertama, semua mahasiswa dalam kelas ditanya bisnis apa yang akan mereka bangun. Jawaban ditulis di kertas lalu kertas tersebut dikumpulkan di meja dosen. Adhi menulis bahwa dia akan membangun sebuah cafe. Hahahaha... Adhi itu satu spesies sama saya. Dulu kami doyan banget hang out di kafe.

"Okay, selama 1 semester ini kalian harus membuat proposal bisnis ke investor. Jadi silakan susuri kota New York untuk merealisasi business plan kalian," kata Sang Dosen.

"Ke investor? Yang nyari investornya siapa?" tanya seorang mahasiswa.

"Saya yang akan bawa investornya," jawab Pak Dosen.

"Jadi tiap kuliah kita akan diskusi rame-rame ngebahas proposal masing-masing?" tanya yang lain.

"Kita gak ada jadwal kuliah lagi. Jadi siapa yang mau menyampaikan progress report bisnisnya, silakan telepon saya. Kita akan bikin janji bertemu. Kalian akan saya hadapi satu persatu."

"Gak ada kuliah di kelas sama sekali?" tanya Adhi keheranan.

"Gak ada. Kuliahnya berlangsung one on one. Kita bisa ketemu di resto, kafe atau di perpustakaan."

Minggu depannya, setelah blus**an di kota Big Apple untuk mencari lokasi, Adhi menelpon Sang Dosen dan bikin janji untuk mempresentasikan progress reportnya.

"Kamu mau buat kafe di distrik ini?" tanya Sang Dosen sambil menunjuk peta yg digelar Adhi di meja.

"Betul, Pak."

"Pertanyaan saya. Ada berapa kafe di sana? Apakah ada pengkategorian dari kafe-kafe tersebut? Kafe yang terdapat dalam 1 kategori punya diferensiasi apa dibanding yang lain?"

Adhi yang tidak siap mendengar pertanyaan dosennya langsung gagap. Dia minta waktu untuk untuk menjawab pertanyaan itu di pertemuan berikutnya. Sang dosen mengangguk tanda setuju.

"Jadi kapan kita bisa ketemu lagi, pak?" tanya Adhi.

"Kamu gak usah tanya kapan waktunya. Silakan atur waktu sendiri. Pokoknya setiap kamu merasa ada progress yang pantas dilaporkan, silakan telpon saya."

Di pertemuan kedua, Adhi sudah siap dengan jawaban dan dengan PD langsung mempresentasikannya pada Sang Dosen.

"OK, jadi kamu punya 20 kompetitor. Nah, berapa sewa lokasi yang harus kamu keluarkan? Datanya harus tepat. Tidak boleh berdasarkan perkiraan."

"OK, nanti saya cari datanya."

"Hitung juga berapa biaya untuk design interiornya. Perhitungannya harus akurat dari interior designer beneran."

Di pertemuan ketiga, Sang Dosen mempertanyakan soal target audience. "Target yang akan kamu tuju apakah konsumen baru atau merebut pasar kompetitor?"

"Mencari konsumen baru..." jawab Adhi ragu-ragu.

"Mereka itu siapa? Kenapa selama ini mereka gak pernah nongkrong di kafe? Lalu apa strategi kamu supaya orang-orang tersebut akhirnya mau pergi ke kafe dan memilih kafe kamu?"

Adhi makin bingung, "Eeee...mungkin saya akan merebut konsumen kafe lain juga. Jadi saya punya dua target sasaran."

"Konsumen biasanya sangat loyal pada tempat nongkrongnya. Mereka sulit diajak berpindah tempat. Strategi apa yang membuat kamu berharap mereka akan eksodus ke kafe kamu."

"Harga bir di kafe saya jauh lebih murah..." jawab Adhi sekenanya.

"Berapa harga bir di tempat lain?"

"Belum saya cek."

"Silakan dicek harga bir di 20 kafe kompetitor kamu. Apakah semua harganya sama. Supaya datanya akurat, kamu bisa memotret harga-harga tersebut di buku menu yang terdapat di sana."

"Ok, Pak."

"Kalo harganya beda, coba cek kenapa bisa beda. Pilih yang paling murah lalu hitung, kafe kamu bisa ngasih lebih murah sampe berapa persen. Perhitungannya harus akurat dari orang finance beneran. Karena berbisnis gak boleh rugi."

Pertemuan berikutnya, Adhi kembali dicecar pertanyaan. "Apakah kamu menyediakan entertainment? Kalo iya, berapa biaya yang harus kamu keluarkan untuk itu. Seberapa signifikan entertainment itu mempengaruhi jumlah pengunjung?"

Pertemuan selanjutnya, "Kamu mau bikin dapur gak? Apa pengunjung cuma dikasih snack-snack aja? Kalo pake dapur berapa investasi yang harus dikeluarkan?"

Karena capek harus bolak-balik melulu, Adhi nanya, "Bisa gak semua pertanyaan Bapak disampaikan sekarang sekaligus? Supaya kerja saya lebih efisien..."

"Gak bisa. Saya tidak pernah menyiapkan pertanyaan apapun. Pertanyaan saya spontan berdasarkan progress report yang kamu sampaikan."

"Okay kalo begitu. Saya sempurnakan lagi proposalnya." Kata Adhi dengan hati gundah. Sudah berbulan-bulan dia mengerjakan proposal tersebut tapi dosen ini gak pernah puas. Selalu saja dia menemukan suatu kesalahan yang gak terpikirkan oleh Adhi.

"Kalo datanya sudah lengkap, coba kamu ulik lagi strategi bisnis kamu berdasarkan data yang baru."

"Baik, Pak."

"Yang paling penting, kamu harus bikin estimasi berapa lama bisa mencapai Break Even Point. Makin singkat waktunya, investor makin tertarik."

"Siap, Pak."

"Jika proposal kamu sudah selesai dan saya anggap layak present, saya akan bawa investor untuk penilaian akhir proposal kamu." sahut Si Dosen menepuk-nepuk pundak Adhi lalu meninggalkannya sendiri di resto kecil tempat diskusi mereka.

Waktu berlari begitu kencang dan tau-tau Adhi sudah berada di ujung semester. Akhirnya hari yang mendebarkan itu tiba. Di sebuah resto, Adhi mempresentasikan proposal bisnisnya. Semua sudah dilengkapi dengan detil sampai ke angka-angkanya pun sudah aktual.

Sesuai janji, hari itu Sang Dosen mengajak investor untuk ikut menilai tugas Adhi. Selesai presentasi, ketiganya terdiam. Adhi menunggu mas**an dari Sang Dosen sementara Si Dosen menunggu komentar Sang Investor.

Setelah menghela napas panjang, Si Investor berkata, "Bisnis Kafe di New York sudah red ocean. Selama 5 tahun belakangan ini, saya tidak pernah melihat ada kafe baru yg sukses."

Adhi mulai putus asa. Sementara Sang dosen masih terdiam sampai si investor melanjutkan omongannya.

"Kecuali kalo kamu punya sesuatu yang breakthrough, mungkin saya akan pertimbangkan. Tapi saya gak menemukan sesuatu yang baru. Dari segi bisnis, proposal ini terlalu basic. Saya tidak tertarik sama sekali. Sorry."

Hancurlah perasaan Adhi. Dengan langkah lunglai, dia pun pulang ke apartemennya. Hampir setengah tahun dia menghabiskan waktu mengubek-ubek kota New York demi membuat proposal bisnis yang keren. Dan tragisnya, jerih payah itu berakhir cuma dengan kalimat, "Proposal kamu terlalu basic. Saya tidak tertarik. Sorry."

Tapi Tuhan itu memang maha humor. Di papan pengumuman ternyata nama Adhi tercantum sebagai mahasiswa yang lulus. Bukan cuma lulus tapi lulus dengan nilai A. Yeay! Saking senengnya, Adhi langsung menelpon dosennya dan menanyakan alasannya kenapa dia bisa lulus.

"Kok pake ditanya segala? Alasannya pasti karena proposal bisnis kamu keren. Yang kamu lakukan selama 1 semester ini adalah beneran yang ada di dunia nyata." Terdengar jawaban dosen di ujung telepon.

"Tapi investor itu menolak proposal saya?" tanya Adhi masih bingung.

"Semua investor pasti akan menolak proposal kamu. Tapi itu bukan berarti proposal kamu jelek, kan?"

Adhi masih belum mengeluarkan suara sampai terdengar lagi suara dari seberang sana.

"OK, congratz Adhi. Go somewhere and celebrate. Bye!" kata Pak Dosen menutup teleponnya.

Saya terkagum-kagum mendengar cerita Adhi. Selama jadi mahasiswa, saya selalu kuliah beramai-ramai. Dan biasanya kami sering memilih tempat duduk paling belakang biar gak ditemukan dan ditanya-tanya sama guru.

Yang terjadi pada Adhi adalah sebaliknya. Dia yang harus mencari dosennya. Dia harus berhadapan sendiri di depan dosen tanpa teman. Bahkan Adhi jugalah yang harus menentukan sendiri jadwal kuliahnya.

Tapi yang paling saya s**a dari cerita Adhi adalah cara dosennya mengajar. Metode yang digunakannya sangat membuat mahasiswanya BERPIKIR. Membuat mahasiswanya terlatih untuk senantiasa menggunakan otaknya. Keren ya?

Semoga kisah diatas menginspirasi kita, bahwa untuk menjadi sukses diperlukan kerja keras dan selalu belajar ..........

By : Budiman

Address

Purbalingga

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Catatan Tebe posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram