11/08/2024
Spoiler: Saya itu cuma s**a baca, merangkumnya lalu posting, moga moga jadi buku, Mudahan tidak ada yang ngerasa tersenggol dengan apa yang saya posting, baik postingan ini maupun postingan lainnya. 🌝
Oke kita mulai dengan catatan kali ini, tentang Do and Dont dalam hipnoterapi, ini bisa jadi keresahan saya, karena ada aja kawan kawan saya yang “Hajar Blehhhh”.
Di hipnoterapi ada rambu-rambunya juga lhoooo. Jadi gak semua bisa di hipnoterapi, gak semua bisa ditangani, Mudahan tulisan kali ini bisa jadi pertimbangan untuk melakukan hipnoterapi baik klien maupun Hipnoterapisnya.
Seperti bentuk terapi lainnya, hipnoterapi memiliki indikasi (kondisi di mana hipnoterapi direkomendasikan) dan kontraindikasi (kondisi di mana hipnoterapi sebaiknya dihindari atau dilakukan dengan hati-hati).
Indikasi Hipnoterapi:
1. Manajemen Nyeri:
- Indikasi: Hipnoterapi efektif dalam mengurangi nyeri kronis, seperti nyeri akibat kanker, fibromyalgia, dan migrain.
- Referensi: Montgomery, G. H., & Schnur, J. B. (2010). "The impact of hypnosis on pain control in adults." Anesth Analg.
2. Gangguan Kecemasan dan Fobia:
- Indikasi: Hipnoterapi dapat membantu dalam mengatasi gangguan kecemasan umum, fobia spesifik, dan serangan panik.
- Referensi: Yapko, M. D. (2018). Trancework: An Introduction to the Practice of Clinical Hypnosis.
3. Gangguan Tidur (Insomnia):
- Indikasi: Hipnoterapi digunakan untuk membantu individu yang mengalami kesulitan tidur, termasuk insomnia.
- Referensi: Kohler, M., et al. (2015). "Hypnosis for Insomnia: A Review." Sleep Medicine Reviews.
4. Mengatasi Kebiasaan Buruk:
- Indikasi: Hipnoterapi sering digunakan untuk menghentikan kebiasaan merokok, makan berlebihan, dan menggigit kuku.
- Referensi: Elkins, G., & Perfect, M. (2006). "Hypnosis for Smoking Cessation: A Randomized Controlled Trial." Journal of Clinical Psychology.
5. Gangguan Psikosomatis:
- Indikasi: Hipnoterapi bermanfaat dalam mengelola gangguan psikosomatis, di mana kondisi fisik dipengaruhi oleh faktor psikologis.
- *mReferensi: Spiegel, D., & Greenleaf, M. (2006). "The use of hypnosis in psychosomatic medicine." Journal of Psychosomatic Research.
Kontraindikasi Hipnoterapi:
1. Gangguan Kepribadian Parah:
- Kontraindikasi: Pada individu dengan gangguan kepribadian, terutama gangguan kepribadian paranoid dan skizotipal, hipnoterapi dapat memperburuk gejala.
- Referensi: Hammond, D. C. (1990). "Hypnosis in the treatment of dissociative disorders." American Journal of Clinical Hypnosis.
2. Psikosis Aktif:
- Kontraindikasi: Hipnoterapi sebaiknya tidak digunakan pada individu dengan psikosis, seperti skizofrenia, karena risiko memperparah delusi atau halusinasi.
- Referensi: Heap, M. (2012). "The Nature of Hypnosis." British Psychological Society.
3. Kondisi Fisik yang Tidak Stabil:
- Kontraindikasi: Individu dengan kondisi fisik yang tidak stabil atau kondisi medis yang tidak terkendali, seperti penyakit jantung parah, sebaiknya tidak menjalani hipnoterapi tanpa evaluasi medis terlebih dahulu.
- Referensi: Spiegel, H., & Spiegel, D. (2004). Trance and Treatment: Clinical Uses of Hypnosis.
4. Kecenderungan Dissociative Identity Disorder (DID):
- Kontraindikasi: Hipnoterapi dapat memperparah gejala pada pasien dengan kecenderungan DID, di mana pasien dapat mengalami disosiasi lebih lanjut.
- Referensi: Lynn, S. J., & Kirsch, I. (2006). "Hypnosis for Dissociative Identity Disorder." Journal of Trauma & Dissociation.
Foto: ini buku dari Michael D. Yapko, beliau merupakan seorang psikolog klinis dan tokoh hipnoterapis.