Rumah Sehat Herba Indonesia

Rumah Sehat Herba Indonesia Pusat Pelatihan, Layanan Kesehatan (Spiritual Healing), Terapi Holistik, Thibbun Nabawiy, dan Apotek Herba. Jalan H.M. Ahmad)

Kadrie Oening, Kompleks Perumahan Kehutanan RT 20 Nomor 34 Kelurahan Air hitam, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia Rumah Sehat Herba Indonesia “AL WAHIDA™, Berdiri pada Hari Senin, 29 Agustus 2010 Masehi, pukul 19.24 Wita, Sebagai Pusat Pelatihan, Layanan Kesehatan (Spiritual Healing), Terapi Holistik, Thibbun Nabawi, dan Apotek Herba. Akun Twitter
Keanggotaan ABI NK.02415/ABI-KALTIM/II/2013
Alamat E-mail rumahalwahida@ymail.com
Laman / Website http://www.rumahalwahida.com
Akun Facebook http://www.facebook.com/rumahalwahida
Contact Person 0856 5428 1924, 0813 4655 9880, 0813 5011 1924

“Berobatlah Kamu, Karena Sesungguhnya Allah SWT yang Menurunkan Penyakit, Dia (Allah SWT) Juga yang Menurunkan Obatnya.” (HR.

MUSUH DALAM SEJUTA ASAPBuleti Gaul Islam edisi 878/tahun ke-17 (14 Shafar 1446 H/ 19 Agustus 2024)Sekarang kita ngobroli...
21/08/2024

MUSUH DALAM SEJUTA ASAP

Buleti Gaul Islam edisi 878/tahun ke-17 (14 Shafar 1446 H/ 19 Agustus 2024)

Sekarang kita ngobrolin soal rokok, ya. Sebenarnya udah biasa kita lihat faktanya sehari-hari, dibahas pun sudah sering oleh banyak orang. But, tetap kita bahas di edisi kali ini tersebab rokok masih aja jadi persoalan. Banyak bahayanya, tetapi sekaligus bejibun penikmatnya.

Ya, rokok bisa dikatakan (kata penikmatnya) sebagai benda yang dapat menghangatkan tubuh sekaligus mengurangi stres. Namun, mereka lupa bahwa beragam keburukan justru mengintai. Coba kita cari tahu pengaruh lain dari rokok. Sekadar tahu aja, rokok telah lama dikenal sebagai salah satu penyebab utama berbagai penyakit serius, termasuk kanker paru-paru, penyakit jantung, dan penyakit pernapasan kronis.

Menurut penelitian, dalam sebatang rokok itu mengandung lebih dari 7.000 jenis senyawa kimia, beberapa jenis di antaranya yakni, nikotin, tar, dan karbon monoksida, diketahui berkontribusi besar terhadap rusaknya kesehatan. Bukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan. Dampak buruk rokok menjadi semakin jelas seiring berjalannya waktu, banyak penelitian yang mengatakan bahwa rokok menjadi salah satu penyebab kematian nomor satu dari sepuluh kematian di seluruh dunia.

Persoalan lebih buruk muncul karena rokok tidak hanya populer di kalangan orang dewasa, tetapi juga anak remaja bahkan anak SD. Pada usia ini, remaja masih dalam proses perkembangan fisik dan mental, sehingga dampak merokok bisa lebih merusak dibandingkan pada orang dewasa. Kini remaja malah menjadi target pemasaran rokok.

Itu sebabnya, butuh kesadaran dari setiap individu, khususnya remaja yang seharusnya masih terbebas dari benda berbahaya itu. Mengapa? Rokok memiliki dampak buruk bagi masa depan mereka. Bisa jadi mereka belum sadar dan belum memahami sepenuhnya mengenai risiko rokok pada kesehatan. Pengetahuan yang baik tentang bahaya rokok bisa membantu remaja untuk membuat keputusan yang lebih bijak dan menjaga kesehatan demi masa depan mereka.

# Menguak Bahaya Rokok

Sobat gaulislam, emang seberapa bahaya rokok sampai harus benar-benar dijauhi? Bahaya banget! Karena masa depan kita dipertaruhkan, dengan rusaknya kesehatan fisik dan mental kita. Aduh, masih muda kok fisik dan mentalnya udah rusak? Rugi d**g! Padahal banyak hal bermanfaat lainnya yang bisa di lakukan di masa remaja. Kalau kata Enau di lagu Krisis Solusi, “Dikasih halal mau yang haram, sudah tahu salah tapi masih aja.”

Emang salahnya apa aja? Salah satunya merusak tubuh. Mulai dari risiko penyakit serius seperti kanker, penyakit jantung, hingga dampak negatif pada organ-organ vital seperti paru-paru, sistem peredaran darah, dan masalah gigi juga mulut. Selain itu, bahan-bahan kimia dalam rokok seperti nikotin, dapat mengganggu pertumbuhan normal dan perkembangan tubuh. Remaja dapat mengalami keterlambatan tumbuh tinggi badan dan perkembangan organ vital. Merokok juga dapat menyebabkan penurunan stamina dan daya tahan tubuh, akibatnya remaja lebih rentan terhadap penyakit.

Sedangkan untuk perkembangan mental, merokok dapat menyebabkan gejala-gejala yang dapat menjadikan remaja kurang fokus belajar, sulit memahami pelajaran karena pengalami penurunan daya tangkap, kurang aktif, mengalami gangguan kecemasan, hingga menyebabkan anak tersebut mengalami depresi. Padahal katanya rokok itu bisa menghilangkan stres? Tapi kok bisa menyebabkan depresi? Haduh, kan remaja tuh masih pelajar, jadi mereka kudu belajar d**g? Sedangkan daya tangkap mereka menurun, gimana bisa fokus belajar kalau memahami pelajaran aja susah, terus entar depresi karena nilainya jelek, belajarnya ga bisa fokus, gampang cemas, dsb.

Coba kita ulik fakta ini lebih dalam. Prevalensi (jumlah total kasus penyakit dalam suatu periode waktu tertentu) perokok aktif di Indonesia terus meningkat. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya perokok berusia 10-18 tahun.

Kelompok anak dan remaja merupakan kelompok dengan peningkatan jumlah perokok yang paling signifikan. Berdasarkan data Global Youth To***co Survey (GYTS) pada 2019, prevalensi perokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun naik dari 18,3% (2016) menjadi 19,2% (2019). Sementara itu, data SKI 2023 menunjukkan bahwa kelompok usia 15-19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak (56,5%), diikuti usia 10-14 tahun (18,4%).

Parah ya? Padahal masih muda banget umur segitu, udah mau coba-coba hal yang berbahaya. Lebih tepatnya rasa penasaran mereka sangat tinggi, makanya penting bagi orang tua untuk memberi arahan yang baik pada anak-anaknya. O iya, meskipun rokok ini dominan laki-laki, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa perempuan juga ada yang merokok. Padahal risiko perempuan perokok aktif itu dapat memperngaruhi produksi hormon, membuatnya mengalami infertilitas atau tidak subur. Pokoknya kalau belom nyoba, jangan di coa-doba deh! Stay halal, sobat.

# Perspektif Remaja

Sobat gaulislam, biasanya orang melakukan suatu hal pasti ada alasannya, kan? Kalau merokok alasannya apa, ya?

Ada beberapa faktor sosial seperti tekanan teman sebaya, pengaruh keluarga yang merokok, dan paparan iklan rokok berperan besar dalam meningkatkan prevalensi merokok di kalangan remaja. Nah, apalagi remaja kini menganggap merokok itu sesuatu yang sangat keren. Aneh ya, padahal merusak kesehatan tubuh kok dibilang keren. Pas udah kena dampak buruknya baru deh nyesel. Sadar, d**g!

Menurut urutan beberapa faktor di atas, urutan paling pertama adalah pengaruh teman sebaya. Memang benar teman itu bisa mempengaruhi kita. Makanya kita kudu mencari teman yang baik agar kita bisa menjadi pribadi yang baik juga. Teman itu bisa menjadi cerminan diri kita loh. Tidak jarang orang menilai kita dari teman dekat kita. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“Seseorang bisa dilihat dari perilaku beragama sahabatnya. Hendaklah kalian memperhatikan bagaimana sahabatmu dalam beragama.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

Setidaknya kalau mau berteman dengan teman yang pergaulannya kurang baik, jangan jadi orang yang terpengaruh. Tapi jadilah orang yang mempengaruhi. Pengaruhi mereka dengan kebaikan. Ajak mereka untuk berbuat kebajikan dan menghindari perbuatan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Sebab, hubungan pertemanan di dunia dapat mempengaruhi kehidupan akhirat kita. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Quran ketika al-Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (QS al-Furqan [25] : 27-29)

Para mufasir menjelaskan kalimat “menggigit dua tangannya” diartikan sebagai penyesalan yang amat sangat dalam, tetapi sia-sia karena sudah tidak mungkin lagi untuk bisa kembali. Jadi, pintar-pintarlah dalam berteman, jangan sampai pertemanan kalian malah merugikan diri di akhrirat kelak.

Faktor lainya yakni, keluarga atau lingkungan. Anak-anak cenderung menjadikan keluarga–terutama orang tua–sebagai panutan mereka. Jika orang tua atau anggota keluarga lainnya merokok, remaja lebih mungkin untuk ikutan merokok. Karena mereka menganggap merokok sebagai perilaku yang normal. Di sinilah peran keluarga sangat penting bagi anak. Harusnya orang tua memberikan contoh yang baik.

Selain pengaruh keluarga, media dan iklan juga berperan penting. Mereka sering kali menggambarkan merokok sebagai sesuatu yang glamor, keren, dan menarik. Iklan rokok sering menampilkan orang-orang yang tampak sukses, kuat, dan independen, yang membuat merokok tampak lebih menarik bagi remaja yang mencari identitas dan citra diri. Ditambah remaja sekarang kurang mendapat edukasi tentang bahaya merokok, mereka cenderung tidak menyadari risiko yang terjadi pada kesehatan mereka. Pentingnya memberi edukasi kepada remaja tentang bahaya rokok, agar mereka memiliki kesadaran sendiri bahwa rokok dapat merusak masa depan mereka.

# Lebih dari Sekadar Asap

Sobat gaulislam, bagi perempuan, kesehatan adalah prioritas utama dalam memilih pasangan. Banyak perempuan menolak untuk memilih pasangan perokok aktif. Bukan hanya berimbas pada pasangannya saja tapi juga berimbas ke dirinya sendiri. Sebab, perokok pasif cederung lebih berbahaya daripada perokok aktif. Sering menghirup asap rokok secara pasif dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, dan aterosklerosis. Apalagi bagi perempuan hamil berisiko lebih tinggi untuk mengalami keguguran, bayi lahir mati, dan bayi dengan berat badan di bawah rata-rata. Selain bikin sakit, rokok juga bisa bikin kanker (kantong kering), dari pada beli rokok mending beli kebutuhan rumah. Makanya banyak perempuan yang lebih memilih pasangan yang tidak merokok, demi masa depan yang lebih sehat.

Pandangan sosial dan budaya juga memainkan peran signifikan dalam perempuan menilai lelaki perokok. Di beberapa budaya, merokok mungkin dianggap sebagai kebiasaan yang buruk, dan tidak pantas. Perempuan yang dibesarkan dalam lingkungan yang menekankan kesehatan dan gaya hidup sehat cenderung memiliki pandangan negatif terhadap rokok. Mereka cenderung merasa bahwa lelaki yang merokok kurang bertanggung jawab atau kurang peduli terhadap kesejahteraan dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Mereka juga mempertimbangkan kesehatan anak-anak di masa depan, karena paparan asap rokok dapat berdampak negatif pada kesehatan anak-anak dan anggota keluarga lainnya.

# Berhenti Merokok

Jadi, merokok meman memiliki dampak yang sangat merusak pada kesehatan remaja, mulai dari penyakit paru-paru, jantung, hingga gangguang perkembangan fisik dan mental. Mereka juga berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan di masa depan. Karena itu, dukungan sosial sangat penting untuk membantu remaja berhenti merokok. Khususnya, perempuan bisa menjadi agen perubahan dengan mendorong pasangan, teman, dan anggota keluarga untuk meninggalkan kebiasaan merokok. Dengan memberi dukungan emosional, dan mempromosikan gaya hidup sehat. Tidak lupa untuk memberikan lingkungan yang baik bagi remaja, agar mereka merasa lebih nyaman dengan lingkungan yang baik tanpa rokok.

Selain itu, kampanye anti-rokok yang efektif dan konsisten sangat diperlukan. Kampanye ini harus melibatkan berbagai pihak, termasuk sekolah, keluarga, dan komunitas untuk menyebarkan informasi tentang bahaya rokok dan meyediakan dukungan kepada remaja yang berusaha untuk berhenti merokok.

Nah, ada beberapa tips agar berhenti merokok. Pertama, tetapkan niat dan tekad yang kuat. Carilah motivasi untuk memperkuat niat kita. Bisa berasal dari keinginan hidup yang lebih sehat, akademis yang lebih baik, atau dukungan dari orang-orang yang kita sayangi. Kedua, cari dukungan. Berbicaralah dengan keluarga atau teman tentang niat untuk berhenti merokok. Ketiga, buat rencana, buat daftar alasan berhenti dan kenali situasi atau orang yang memicu keinginan merokok agar bisa dihindari. Keempat, gantilah kebiasaan. Carilah kegiatan atau hobi baru yang bisa menggantikan waktu yang biasa digunakan untuk merokok seperti olah raga, membaca, belajar, pengajian, dan lain sebagainya.

Perlu juga tuh peran penting bagi keluarga dan sekolah dalam edukasi bahaya rokok. Orang tua harus membangun komunikasi terbuka dengan anak-anak tentang bahaya merokok, agar mereka bisa memahami risiko sebenarnya. Memberikan contoh yang baik bagi anak juga penting, karena anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua mereka. Serta memberikan dukungan emosional dan dorongan ketika anak berusaha berhenti merokok, perasaan dicintai dan didukung dapat memperkuat tekad mereka untuk berhenti.

Sekolah juga harus mengintegrasikan program edukasi tentang bahaya merokok dalam kurikulum, dan mengadakan kegiatan yang dapat menarik perhatian remaja dari merokok, seperti kegiatan olah raga, seni, dsb. Selain itu, menyediakan layanan konseling di sekolah bagi siswa yang mengalami masalah dengan rokok, juga dapat membantu mereka untuk mendapat bimbingan yang diperlukan.

Pengaruh dukungan remaja untuk berhenti merokok tidak cukup sampai di situ, lingkungan tempat tinggal mereka juga harus membantu dalam pencegahan merokok di kalangan remaja. Salah satunya, dukungan komunitas. Seperti mengadakan kampanye anti-rokok yang melibatkan semua masyarakat. Lalu menciptakan lingkungan bebas rokok di tempat-tempat umum, seperti taman, pusat olah raga, dan tempat hiburan.

Selain peran komunitas, terdapat p**a peran ulama. Ulama dapat menggunakan dakwah untuk memberikan pesan tentang bahaya merokok dan pentingnya menjaga kesehatan. Tidak lupa memberikan bimbingan spiritual bagi remaja yang berusaha berhenti merokok, membantu mereka menemukan kekuatan melalui iman.

Peran pemerintah sangat banget diperlukan. Pemerintah harus melakukan regulasi ketat terhadap penjualan rokok, terutama kepada anak di bawah umur. Bisa juga menjalankan kampanye nasional untuk meingkatkan kesadaran tentang bahaya merokok, menggunakan media massa dan media sosial untuk menjangkau remaja dan semua pihak yang masih doyan merokok. Menyediakan fasilitas kesehatan yang mendukung program berhenti merokok, termasuk klinik berhenti merokok dan layanan konseling gratis.

Oke. Kamu siap berhenti merokok? Harus, ya! Jangan membahayakan diri dan orang lain. Catet! []

MARI KITA MEMPERBANYAK SHOLAWAT DI HARI JUMATاللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدأكثِروا الصَّلاةَ على ...
26/07/2024

MARI KITA MEMPERBANYAK SHOLAWAT DI HARI JUMAT

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّد

أكثِروا الصَّلاةَ على النبي ﷺ يومَ الجمُعة وليلةَ الجمعةِ.

Perbanyaklah Sholawat kepada Nabi ﷺ pada Hari Jumat & malam Jumat

ﻣﻦ ﺃﻓﻀﻞ ﺃﻋﻤﺎﻝ يوم ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﺍﻟﺼﻼ‌ﺓ ﻋﻠﻰ نبينا محمد ﷺ

"Sebaik-baiknya Amalan pada Hari Jumat adalah Bersholawat kepada Nabi Kita Muhammad ﷺ"

ﻷ‌ﻥ يوم ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﺧﻴﺮ ﺍﻷ‌ﻳﺎﻡ ﻭنبينا محمد ﷺ خير الأنام

"Karena hari Jumat adalah sebaik-baiknya Hari & Nabi Kita Muhammad ﷺ adalah Sebaik-baik Manusia"

قَالَ رَسُولُ اللَّه ﷺ: « أكثِروا الصَّلاةَ عليَّ يومَ الجمُعةِ و ليلةَ الجمُعةِ، فمَن صلَّى عليَّ صلاةً صلَّى اللهُ عليهِ عَشرًا »

Rasulullah ﷺ bersabda: "Perbanyaklah Sholawat Kepadaku pada Hari Jumat & malam Jumat, Barangsiapa Bersholawat kepadaku 1 Kali maka Allah akan Bersholawat kepadanya 10 Kali."

صحيح الجامع - رقم: (1209)

SHOLAWAT YANG DAPAT MENGHAPUS DOSA 80 TAHUN

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku pada hari Jumat 80 kali maka Allah akan mengampuni dosanya selama 80 tahun.” Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam ditanya: “Ya Rasulullah, bagaimana cara membaca shalawat kepadamu?” Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Katakan:

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ

Allahumma Sholli 'Ala Muhammadin 'Abdika Wanabiyyika Warosuulika Annabiyyil Ummiyyi

“Ya Allah, limpahkanlah shalawat-Mu kepada Muhammad, Hamba, Nabi & Rasul-Mu, seorang Nabi yang ummi”, dan kamu hitung satu kali”. (HR Al Daraquthni)

Hadits ini dinilai hasan oleh al-Imam Ibnu al-Nu’man dan al-Hafizh al-‘Iraqi. Lihat, al-Hafizh al-Sakhawi dalam al-Qaul al-Badi’ hlm 400 & al-Sayyid al-Ghumari, dalam al-Nafhah al-Ilahiyyah fi al-Shalah ‘ala Khair al-Bariyyah (Mausu’ah Juz 9 hlm. 392)

Salam Keberkahan,
💫✍️
SIRAH NABAWIYAH INDONESIA
t.me/dakwahdigitalindonesia

KUMPULAN 10 CHANNEL TELEGRAM BERMANFAATMasya Allah, Berikut Kami Rangkum Daftar Saluran Berfaedah yang Bisa Menambah Keb...
31/03/2024

KUMPULAN 10 CHANNEL TELEGRAM BERMANFAAT

Masya Allah, Berikut Kami Rangkum Daftar Saluran Berfaedah yang Bisa Menambah Kebaikan & Pemahaman Kita, Insya Allah. Selamat Bergabung!

01. Channel Buku Elektronik
t.me/bukudigitalindonesia

02. Channel Maktabah Syariah
t.me/maktabahsyariahindonesia

03. Channel Sirah Nabawiyah
t.me/dakwahdigitalindonesia

04. Channel Media Dakwah
t.me/mediadakwahindonesia

05. Channel Pustaka Digital
t.me/pustakadigitalindonesia

06. Channel Kisah Anak
t.me/ceritaanakindonesia

07. Channel Taman Alquran
t.me/alqurandigitalindonesia

08. Channel Lagu Islami
t.me/musikdigitalindonesia

09. Channel Tahsinul Quran
t.me/metodeummiindonesia

10. Channel Rumah Film
t.me/rumahfilmindonesia

Silakan Dikunjungi, Dipelajari, Diamalkan, dan Disebarkan. Semoga Bermanfaat dan Bernilai Amal Jariyah Untuk Kita Semua.

"Yuk Berbaris dalam Dakwah, Mari Berpeluk dalam Ukhuwah!"

Salam Persaudaraan,
〽️✍️
MEDIA DIGITAL INDONESIA

MAKSIAT SAMPAI AKHIR HAYAT?Buletin Gaul Islam edisi 856/tahun ke-17 (8 Ramadhan 1445 H/ 18 Maret 2024)Ah, jangan d**g. A...
23/03/2024

MAKSIAT SAMPAI AKHIR HAYAT?

Buletin Gaul Islam edisi 856/tahun ke-17 (8 Ramadhan 1445 H/ 18 Maret 2024)

Ah, jangan d**g. Apalagi kalo sampai diniatkan begitu. Mestinya, taat sampai akhir hayat. Itu baru hebat. Semoga kita bisa mempertahankan keimanan kita sampai ajal menjemput. Kalo maksiat, segera bertaubat. Jangan malah kebablasan sampai akhir hayat. Rugi, d**g. Padahal, kesempatan untuk bertaubat selalu ada. Setiap hari selama kita masih diberikan umur oleh Allah Ta’ala adalah kesempatan emas untuk bertaubat. Mumpung di bulan Ramadhan, banyak ampunan asalkan kita mau bertaubat kepada Allah Ta’ala. Maka, manfaatkan kesempatan ini untuk bertaubat, minta ampunan. Salah satunya, dengan menjalankan ibadah puasa. Sebab, puasa yang diniatkan karena iman dan mengharap pahala, maka dosa kita akan diampuni oleh Allah Ta’ala. Penjelasan detilnya udah di edisi pekan sebelumnya, ya. Silakan kamu cek, deh.

Sobat gaulislam, menjadi istiqamah dalam kebaikan itu sulit dan berat. Sulit karena kita harus siap menahan banyak godaan hawa nafsu. Berat karena kita juga harus mempertahankan keyakinan kita sambil kita menghalau berbagai godaan. Namun, kalo kita yakin dengan pertolongan Allah Ta’ala dan berusaha untuk tetap di jalur yang benar, semua akan dimudahkan.

Nah, kalo udah terlanjur berbuat maksiat, segera sadar dan hentikan. Ibaratnya kalo kita lagi jalan menuju suatu tempat, eh ternyata kelewatan dari jalur yang seharusnya kita lalui, ya tentu kita menghentikan laju kita, lalu kita bisa balik lagi sesuai petunjuk jalan yang diseharusnya. Itu baru bener. Jangan malah bablas semau kita, apalagi nggak mau lihat peta. Itu namanya nekat. Belum tentu ketemu jalan yang benar di depan, gimana kalo malah tersesat makin jauh?

Hidup kita juga begitu. Benar bahwa tak selamanya kita bisa berada dalam kenyamanan, ada saatnya kita nggak nyaman. Benar juga bahwa kita nggak selamanya aman, bisa jadi esok atau lusa kita dalam ketakutan. Nggak salah juga kalo ada yang bilang bahwa tak selamanya hidup itu bahagia, karena bisa jadi kita akan alami sengsara. Benar p**a bila kita tak selamanya dalam kesalahan, ada saatnya jadi baik. Hidup berjalan dan mengalami berbagai situasi dan kondisi. Sama seperti perjalanan kita ke suatu tempat yang dituju. Ada jalan menanjak, jalan menurun, tikungan tajam, jalan datar, jalan bergelombang, dan seterusnya dan sebagainya. Intinya, itu semua harus kita hadapi. Jangan lari dari kenyataan.

Perjalanan hidup kita di dunia juga banyak lika-likunya. Padahal, tujuan akhirnya di akhirat yang kekal. Dunia sementara, akhirat selamanya. Sesat di dunia, sesal di akhirat. Rugi banyak, d**g. Iya. Itu sebabnya, kita kudu waspada. Jangan sampai terjerumus lebih dalam kepada keburukan. Jangan terus-terusan bermaksiat. Mau sampai kapan? Jangan sampai maksiat hingga akhir hayat.

# Mengapa Seseorang Berbuat Maksiat?

Ini penting banget kita ketahui. Tujuannya agar kita bisa menghindari penyebab tersebut. Kalo mau dirunut, ada beberapa sebab yang bisa mengantarkan seseorang berbuat maksiat.

Pertama, lemahnya iman. Mengapa bisa begitu? Ya, itu terjadi karena kurangnya ilmu, kurang ma’rifatullah (mengenal Allah). Kalo iman seseorang itu kuat, jika ngadepin maksiat, ia akan memilih membentengi diri dengan rasa takut pada Allah Ta’ala ketimbang kesenangan dunia yang sementara. Jadi, kalo iman kita kuat, insya Allah kita akan terjaga dari segala bentuk maksiat. Itu artinya, kita harus terus menguatkan keimanan kita dengan senantiasa melaksanakan ketaatan. Sebab, iman juga kadang bisa kuat, kadang malah lemah. Kuat karena berbuat taat, dan akan lemah ketika berbuat maksiat.

Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya), “Tidaklah seorang pezina berzina dalam keadaan mukmin dan tidaklah minum minuman keras ketika minumnya dalam keadaan mukmin serta tidaklah mencuri ketika mencuri dalam keadaan mukmin.” (Muttafaqun ‘alaihi, Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)

Ishaaq bin Ibraahim an-Naisaaburi berkata, “Abu Abdillah (Imam Ahmad) pernah ditanya tentang iman dan berkurangnya iman. Beliau rahimahullah menjawab, “Dalil mengenai berkurangnya iman terdapat pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah seorang pezina berzina dalam keadaan mukmin dan tidaklah mencuri dalam keadaan mukmin.” (Diriwayatkan oleh al-Khalaal dalam kitab as-Sunnah no. 1045)

Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah menambahkan, “Iman itu sebagiannya lebih unggul dari yang lainnya, bertambah dan berkurang. Bertambahnya iman adalah dengan beramal. Sedangkan berkurangnya iman dengan tidak beramal. Dan perkataan adalah yang mengakuinya.” (Diriwayatkan oleh al-Khalaal dalam kitab as-Sunnah, jilid 2, hlm. 678)

Kedua, penyebab seseorang berbuat maksiat adalah teman bergaul yang akhlaknya jelek bin buruk. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Itu sebabnya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.” (HR Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2/344, dari Abu Hurairah)

Bener banget ini. Banyak maksiat yang terjadi disebabkan teman bergaul yang jelek. Kamu pengennya taat, tetapi karena kamu bergaul dengan teman yang sering lalai, akhirnya lama-lama kebawa juga. Pengaruh teman gaul itu nyata banget. Kalo bergaul dengan yang akhlaknya baik, kebawa baik. Begitu juga jika gaulnya dengan yang memiliki akhlak buruk bakal kebawa buruk. Udah banyak contohnya. Waspadalah!

Ketiga, maksiat bisa saja dilakukan seseorang tersebab pandangan yang begitu bebas, tidak mau ditundukkan. Biasanya ini terjadi ketika bergaul antar lawan jenis. Mestinya ghadul bashar alias menundukkan pandangan, jangan malah jelalatan ke mana-mana. Nah, karena dari pandangan, panah iblis mulai dimainkan, maka Allah Ta’ala perintahkan, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS an-Nuur [24]: 30)

Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka beliau memerintahkanku supaya memalingkan pandanganku.” (HR Muslim, no. 2159)

Kamu bisa lihat sendiri di zaman sekarang, bukan lagi sekadar memandang, tetapi udah megang-megang. Banyak teman remaja yang pacaran. Mereka merasa udah biasa, udah jadi tradisi. Kalo s**a sama lawan janis, ya pacaran solusinya. Itu yang ada di pikiran mereka. Nggak berpikir panjang akibatnya. Dosa udah jelas, bahaya siap mengancam. Bahaya? Iya. Sebab, kalo yang pacarannya udah kebablasan, bisa berbuat apa aja termasuk zina. Ngeri. Kalo remaja yang imannya kuat, pasti nggak akan nekat melakukan pacaran. Sebaliknya bakalan menjauhinya.

Keempat, banyak waktu luang. Beneran ini. Ketika memiliki banyak waktu luang, kita biasanya kalo nggak bengong malah aktif melakukan apa saja tetapi yang nggak produktif. Berbeda kalo waktu kita sedikit. Banyak kerjaan p**a. Itu kudu pinter bagi waktu.

Waktu luang itu termasuk nikmat sebenarnya, tetapi sering dilalaikan oleh manusia, termasuk kita-kita ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR Bukhari no. 6412, dari Ibnu ‘Abbas)

Jadi, maanfaatkan kesehatan kita dan waktu luang kita untuk berbuat ketaatan agar iman kita bertambah kuat. Jangan malah digunakan untuk kuat berbuat maksiat. Aduh, nggak banget, deh!

Kelima, ngegampangin yang udah jelas haram. Pacaran haram, tetapi dianggap enteng. Alasannya itu sudah lumrah dilakukan banyak orang. Bahkan di bulan Ramadhan seperti sekarang banyak yang tetap pacaran. Malah ada juga yang ngawur, Ramadhan libur pacaran tetapi udah diniatkan akan dilanjut usai lebaran. Waduh, target output dari puasa selama Ramadhan nggak tercapai, d**g. Kan mestinya jadi takwa kalo kita melaksanakan puasa Ramadhan dengan benar.

Itu sebabnya, bermudah-mudahan alias menganggap enteng dalam yang haram bakalan bikin rugi. Mengapa? Karena semakin bermudah-mudahan, kita bisa terjerumus dalam yang haram yang lebih parah. Bahaya banget!

Keenam, penyebab seseorang berbuat maksiat juga karena dekat dengan tempat-tempat yang dapat membangkitkan syahwat. Kayak gimana itu? Ya, seperti duduk-duduk di pinggir jalan. Karena syahwat dapat bangkit lewat pandangan ketika berada di jalan-jalan. Banyak yang bisa kita lihat, sih. Itu sebabnya, jangan sering nongkrong di jalan. Kalo pun ada keperluan, ya jangan berlama-lama. Semisal lagi safar, tentu perlu istirahat, perlu beli makanan di tempat makan, berarti akan duduk-duduk di situ. Namun, jangan terlalu lama dan jangan sering.

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan”. Mereka bertanya, “Itu kebiasaan kami yang sudah biasa kami lakukan karena itu menjadi majelis tempat kami bercengkrama”. Beliau bersabda, “Jika kalian tidak mau meninggalkan majelis seperti itu maka tunaikanlah hak jalan tersebut”. Mereka bertanya, “Apa hak jalan itu?” Beliau menjawab, “Menundukkan pandangan, menyingkirkan gangguan di jalan, menjawab salam dan amar ma’ruf nahi munkar.” (HR Bukhari no. 2465)

Termasuk juga yang mudah membangkitkan syahwat adalah berada di tempat yang melalaikan dari Allah Ta’ala, semisal tempat main, tempat nongkrong dan kumpul-kumpul nggak jelas.

# Sadar, Berhenti, Lalu Taubat

Sobat gaulislam, nggak ada alasan untuk terus berbuat maksiat. Apalagi udah banyak orang yang mengingatkan agar kita berbuat taat dan segera meninggalkan maksiat. Mungkin ada yang udah nyandu berbuat maksiat, sehingga sulit untuk berbuat taat. Namun, jangan putus harapan. Berusahalah untuk menghentikan maksiat. Berat memang karena udah terbiasa. Apalagi maksiat udah jadi tabiat. Meski demikian. Pasti ada di sudut hatimu rasa penyesalan. Nyalakan kesadaran itu untuk memulai taubatmu. Mulai hentikan maksiat, lalu bertaubat.

Jangan berpikir “terlanjur basah karena main air, ya udah sekalian aja nyebur mandi”. Nggak gitu cara berpikirnya dalam urusan ini. Kalo terlanjur berbuat maksiat, segera sadar, berhenti, dan bertaubat.

Allah Ta’ala Maha Pengampun. Berapa pun banyaknya dosa yang kita perbuat, asalkan kita mau bertaubat memohon ampunan, Allah Ta’ala akan mengampuni. Firman-Nya (yang artinya), “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS az-Zumar [39]: 53-54)

Maksud ayat ini adalah kembalilah pada Allah dengan berserah diri pada-Nya sebelum datang siksaan yang membuat mereka tidak mendapat pertolongan, yaitu maksudnya bersegeralah bertaubat dan melakukan amalan shalih sebelum terputusnya nikmat. Demikian uraian Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya. So, ayo bertaubat sebelum wafat. Sebab, pengertian terputusnya nikmat adalah datangnya ajal.

Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS an-Nisaa’ [4]: 110)

Allah Ta’ala di ayat lain berfirman (yang artinya), “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS Ali Imran [3]: 135)

Yuk, bertaubat sebelum wafat. Mumpung masih diberikan umur panjang. Bertaubatlah. Apalagi sudah banyak yang menasihati. Kalo kamu ikutan di grup WhatsApp keluarga besar, atau teman-teman alumni sekolah, pasti ada anggota grup yang nge-share nasihat berupa ayat al-Quran, hadits, perkataan ulama, atau hal-hal inspiratif kebaikan lainnya. Belum lagi di medsos macam Instagram, Tiktok, X, Youtube, Telegram, dan Facebook udah banyak banget nasihat taat disebar (walau tentu bersaing dengan ajakan maksiat). Itu adalah petunjuk yang harus kita ikuti. Jangan malah main delete aja dan nggak s**a dengan hal yang demikian. Atau malah s**anya dengan yang maksiat. Naudzubillahi min dzalik.

Petualangan kita akan berhenti, itu pasti, yakni saat datangnya ajal. Orang baik akan mati, orang jahat juga akan mati. Tentu, kita memilih menjadi orang baik sampai akhir hayat kita. Iman dan taat sampai akhir hayat. Itu sebabnya, hentikan maksiat lalu taubat dan tak mengulanginya lagi. Mumpung masih ada waktu. Isi hari-hari kita dengan amal shalih dan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Semoga dimudahkan. []

PUASA TANPA DOSABuletin Gaul Islam Edisi 855/tahun ke-17 (01 Ramadhan 1445 H/ 11 Maret 2024)Wah, rasa-rasanya sih nggak ...
14/03/2024

PUASA TANPA DOSA

Buletin Gaul Islam Edisi 855/tahun ke-17 (01 Ramadhan 1445 H/ 11 Maret 2024)

Wah, rasa-rasanya sih nggak ada yang bersih dari dosa, ya. Pasti ada aja dosa yang kita lakukan. Sadar atau nggak sadar. Sengaja atau nggak disengaja. Itu sebabnya, agak sulit kalo bener-bener tanpa dosa. Namun demikian, berniat tidak melakukan dosa, apalagi di bulan Ramadhan ini, adalah bagian dari ikhtiar untuk kebaikan kita. Mungkin yang bisa kita lakukan adalah meminimalisir dari perbuatan dosa. Kalo sebelum Ramadhan, tiap hari kita sengaja berbuat dosa, di bulan Ramadhan ini, kita rem, kita perketat jangan sampai berbuat dosa, kendalikan nafsu. Sehingga dosa yang dilakukan itu jadi berkurang. Akan lebih baik lagi jika benar-benar kita tinggalkan. Bahkan di bulan-bulan berikutnya. Semoga, ya. Ini niat dan ikhtiar kita. Insya Allah bagian dari perubahan diri, agar lebih baik lagi.

Sobat gaulislam, manusia memang nggak bisa bersih dari dosa. Pasti ada aja dosa yang kita lakukan. Artinya, setiap dari kita pasti ada dosa yang pernah dilakukan. Namun demikian, kita berikhtiar agar bukan sengaja berbuat dosa (apalagi yang terkategori dosa besar). Kalo nggak sengaja, atau terpaksa karena tekanan pihak tertentu, semoga kita juga bisa segera bertaubat. Misalnya aja, nggak sengaja berdusta atau terpaksa berdusta. Itu harus segera bertaubat, jangan keasyikan nerusin berdusta. Kalo nerusin, apalagi asyik berdusta, berarti sengaja dan menikmati. Nggak boleh. Jangan sampe. Jadinya dosa yang disengaja.

Nah, mumpung di bulan Ramadhan, kita luruskan niat dan maksimalkan ikhtiar agar puasa kita nggak sia-sia, optimalkan beramal shalih lainnya selama bulan Ramadhan. Ini kesempatan yang sedang kita dapatkan. Kita masih diberikan umur untuk menikmati bulan penuh berkah ini. Jadi, manfaatkan sebaik-baiknya, jangan sampe hilang kesempatan untuk berbuat baik, atau malah terhalang dari berbuat baik. Manfaatkan juga untuk senantiasa bertaubat. Semoga di bulan-bulan berikutnya kita juga terbiasa berbuat baik dan menjaga diri agar tak terjerumus ke dalam perbuatan dosa. Yuk, bisa yuk. Sama-sama saling mendoakan, ya.

# Puasa Menghapus Dosa

Sobat gaulislam, kalo kita berpuasa di bulan Ramadhan itu bakalan dihapuskan dosa-dosa kita yang terdahulu. Tentu ada syaratnya, yakni puasa yang dilakukan itu diniatkan karena iman kita dan mengharap pahala. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Barang siapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760)

Nah, yang dimaksud berpuasa atas dasar iman yaitu berpuasa karena meyakini akan kewajiban puasa. Sedangkan yang dimaksud ihtisab adalah mengharap pahala dari Allah Ta’ala. (dalam Fathul Bari, jilid 4, hlm. 115)

Dijelaskan lebih lanjut, al-Khattabi berkata, “Yang dimaksud ihtisab adalah terkait niat yaitu berpuasa dengan niat untuk mengharap balasan baik dari Allah. Jika seseorang berniat demikian, ia tidak akan merasa berat dan tidak akan merasa lama ketika menjalani puasa.”

Baik, poinnya di sini adalah dosa kita yang terdahulu akan dihapus. Kalo Ramadhan tahun kemarin kita puasa, dan di bulan-bulan berikutnya kita melakukan dosa, maka jika di Ramadhan tahun ini kita melaksanakan puasa, maka dosa-dosa tersebut akan diampuni (dihapus) oleh Allah Ta’ala. Syaratnya tadi, puasa yang kita lakukan atas dasar iman atau keyakinan bahwa puasa ini adalah kewajiban yang diperintahkan Allah Ta’ala, juga diniatkan untuk mengharapkan pahala karena Allah Ta’ala ridha atas apa yang kita lakukan. So, ikhlas karena Allah, ya. Meski berat secara fisik, tetapi akan tergantikan dengan pahala yang berlimpah. Semangat!

Selain yang utama melaksanakan shaum (puasa) wajib, ada banyak amal shalih yang bisa kita lakukan selama Ramadhan, misalnya peluang mendapatkan pahala dari shalat tarawih, dari sedekah, dari tilawah al-Quran, dari malam kemuliaan (lailatul qadar). Itu sebabnya, kuatkan fisik, siapkan mental. Memohon pertolongan kepada Allah Ta’ala agar dimudahkan dalam berpuasa, diberikan keberkahan, diberikan kemudahan beramal shalih, diberikan kesempatan mendapatkan pahala di Lailatul Qadar. Yuk, sama-sama berdoa, ya.

Itu sebabnya, selain kita bergembira karena dengan puasa Ramadhan yang kita lakukan mengapus dosa (Allah Ta’ala akan mengampuni dosa), juga kita bersemangat meraih pahala. Jangan disia-siakan kesempatan ini, yang belum tentu bulan Ramadhan tahun depan kita masih ada umur. Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata, “Orang yang terhalangi yang sebenarnya adalah seseorang yang mengetahui jalan menuju Allah, tetapi dia justru berpaling dari jalan tersebut.” (dalam Thariqul Hijratain, hlm. 329)

Jadi, seseorang yang mengetahui keutamaan bulan Ramadhan, tetapi tidak memanfaatkannya dengan memperbanyak dan memperbagus amalannya. Rugi, d**g? Pastinya!

# Saatnya Panen Pahala

Sobat gaulislam, orang yang menanam pasti mengharapkan panen. Kita sedang menanam dalam mengisi bulan Ramadhan ini dengan berbagai amal shalih. Tentu, berharap amal shalih itu menuai pahala berlimpah dari Allah Ta’ala. Berbagai kemudahan beramal itu dibuka lebar-lebar di bulan ini. Rugi kalo kita nggak memanfaatkannya.

Dinukil dari laman rumaysho.com, ketika puasa itu tiba, maka kebaikan akan mudah dilakukan. Kejahatan dan maksiat akan semakin berkurang karena saat itu pintu surga dibuka dan pintu neraka ditutup, setan pun terbelenggu.

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu.” (HR Bukhari no. 1899 dan Muslim no. 1079)

Dalam lafazh lain disebutkan (yang artinya), “Jika masuk bulan Ramadhan, pintu-pintu rahmat dibukan, pintu-pintu Jahannam ditutup dan setan-setan pun diikat dengan rantai.” (HR Bukhari no. 3277 dan Muslim no. 1079)

Al-Qadhi ‘Iyadh menyatakan bahwa yang dimaksud adalah makna secara tekstual dan hakiki. Terbukanya pintu surga, tertutupnya pintu neraka dan terikatnya setan adalah tanda masuknya bulan Ramadhan, mulianya bulan tersebut dan setan pun terhalang mengganggu orang beriman. Ini isyarat p**a bahwa pahala dan pemaafan dari Allah begitu banyak pada bulan Ramadhan. Tingkah setan dalam menggoda manusia pun berkurang karena mereka bagaikan para tahanan ketika itu. (dalam Fath al-Bari, 4: 114 dan Syarh Shahih Muslim, 7: 167)

Al Qadhi juga berkata, “Juga dapat bermakna terbukanya pintu surga karena Allah memudahkan berbagai ketaatan pada hamba-Nya di bulan Ramadhan seperti puasa dan shalat malam. Hal ini berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Di bulan Ramadhan, orang akan lebih sibuk melakukan kebaikan daripada melakukan maksiat. Inilah sebab mereka dapat memasuki surga dan pintunya. Sedangkan tertutupnya pintu neraka dan terbelenggunya setan, inilah yang mengakibatkan seseorang mudah menjauhi maksiat ketika itu.” (dalam Syarh Shahih Muslim, 7: 167)

Syaikh al-Allamah Rabi’ bin Hady al-Madkhali hafizhahullah berkata, “Para salaf memiliki perhatian khusus terhadap bulan yang mulia ini dengan memperbanyak membaca al-Quran, memperbanyak zikir, dan menahan diri dari maksiat. Sebab, sesungguhnya puasa menuntut hal semacam ini.” (dalam Haal as-Salaf fii Ramadhan, hlm. 2)

Mengingat perkataan Ibnu Abdil Hakim tentang kebiasaan Imam Malik, guru dari Imam Syafi’i, selama bulan Ramadhan. Alangkah jauh bedanya. Ibnu Abdil Hakim berkata, ”Jika tiba bulan Ramadhan, Imam Malik menghindar dari membacakan hadits dan bertukar pikiran dengan ahli ilmu.”

Ibnu Abdil Hakim berkata, ”Beliau berkonsentrasi membaca al-Quran dari mushaf.”

Imam az-Zuhri, seorang ‘alim ahli hadits menerangkan, “Ramadhan itu adalah membaca al-Quran dan memberi makan (fakir miskin).”

Ibnu al-Jauzy rahimahullah berkata, “Malam-malam dan hari-hari yang memiliki keutamaan yang tidak pantas–bagi orang yang ingin meraih keutamaan–untuk melalaikannya, karena jika seorang pedagang melalaikan musim untung, maka kapankah dia akan meraih keuntungan?” (dalam Minhajul-Qashidin, jilid 1, hlm. 343)

# Saatnya Bertaubat

Sobat gaulislam, Allah Ta’ala masih memberikan umur kepada kita sehingga kita masih bisa sampai di bulan Ramadhan ini. Itu artinya, selain kita diberikan nikmat yang banyak untuk bisa beramal shalih, juga Allah Ta’ala memberikan kita kesempatan untuk bertaubat. Maka, manfaatkan untuk bertaubat. Jangan melakukan dosa dan hentikan. Semoga di bulan-bulan berikutnya kita bisa menghindari berbagai kemaksiatan. Jangan sengaja berbuat dosa.

Sebaik-baik taubat adalah taubat yang segera, tanpa menunggu dan menunda-nunda. Maka terkumpullah dua keutamaan jika kita bertaubat saat ini: keutamaan karena Ramadhannya dan keutamaan karena menyegerakan taubat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan bersegeralah menuju ampunan Tuhanmu…” (QS Ali Imran [3]: 133)

Allah Ta’ala menyeru kita dengan ayat di atas untuk menyegerakan taubat, juga dalam ayat lainnya (yang artinya), “Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuha.” (QS at-Tahrim [66]: 8)

Allah menyeru hamba-Nya untuk bersegera bertaubat karena Dia menghendaki hamba-Nya mendapatkan ampunan dan surga, sebagaimana firman-Nya (yang artinya), “Dan Allah menyeru kalian kepada surga dan ampunan dengan izin-Nya.” (QS al-Baqarah [2]: 221)

Semoga kita bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk bertaubat kepada Allah Ta’ala dan tidak akan pernah mengulangingnya lagi. Sebab, rugi banget dan nggak disebut bertaubat secara mutlak, kalo cuma bertaubat di Ramadhan aja, dan bahkan berniat melakukan kemaksiatan di bulan lainnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Barang siapa bertekad meninggalkan maksiat di bulan Ramadhan saja, tanpa bertekad di bulan lainnya, maka ia bukan seorang yang bertaubat secara mutlak, akan tetapi ia hanyalah sekadar orang yang meninggalkan perbuatan maksiat di bulan Ramadhan.” (dalam al-Majmu’ al-Fatawa, jilid 10, hlm. 743)

Berkata Bisyr al-Haafi rahimahullah, “Seburuk-buruk kaum (adalah yang) tidak mengetahui hak Allah (untuk disembah) kecuali di bulan Ramadhan (saja). Sesungguhnya orang shalih (adalah yang) menghamba (kepada Allah) dan bersungguh-sungguh (dalam ketaatan kepada-Nya) sepanjang tahun.” (dalam Lathaiful-Ma’arif li Ibni Rajab, hlm. 222)

Semoga kita bisa memanfaatkan bulan Ramadhan ini untuk bertaubat, terutama dari dosa-dosa besar. Betul bahwa ketika kita melaksanakan puasa di bulan Ramadhan atas dasar iman dan mengharapkan pahala, maka dosa-dosa kita yang terdahulu akan diampuni. Namun, menurut para ulama, itu hanya berlaku untuk dosa-dosa kecil yang kita lakukan. Dosa-dosa besar seperti syirik, membunuh, berzina dan lainnya (ada sekitar 70-an yang ditulis dalam Kitab al-Kabaa’ir karya Imam adz-Dzahabi), kalo itu dilakukan tetap harus meminta taubat secara khusus. Dan, kudu bertaubat secara sungguh-sungguh untuk tidak mengulanginya lagi disertai rasa penyesalan.

Yuk bisa yuk, kita ikhtiarkan agar puasa kita tanpa dosa yang disengaja, dan manfaatkan untuk beramal shalih, serta kesempatan untuk memohon ampunan, bertaubat dari dosa-dosa besar yang pernah kita lakukan. Semoga Allah Ta’ala memudahkan puasa kita dan memberikan keberkahan serta menjaga kita dari perbuatan maksiat. []

Address

Samarinda
75124

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Rumah Sehat Herba Indonesia posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Practice

Send a message to Rumah Sehat Herba Indonesia:

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram