10/03/2020
PERANG HARGA KUTUS-KUTUS
Demam Kutus-Kutus menjangkiti makin banyak orang setiap harinya. Dan seperti halnya demam lainnya, biasanya diikuti dengan gejala munculnya penyakit. Dalam hal ini, penyakit itu bernama PERANG HARGA.
Di WAG reseller Minyak Kutus-Kutus (MKK) yang saya ikuti, belakangan ini ramai dengan perbincangan tentang reseller-reseller yang jor-joran harga MKK. Bahkan di sebuah toko online ternama, MKK dijual dengan harga dibawah ketentuan pabrik.
Sebagai kelompok reseller yang masih memegang teguh prinsip untuk menjual sesuai ketentuan, tentu kami merasa kesal dengan perilaku penjual yang seperti itu. Tapi, apa yang bisa kami lakukan untuk menghentikannya? Sampai sekarang belum ada jawaban yang manjur untuk mengatasinya.
Maka ijinkan saya membagikan apa yang ada dalam pikiran saya terkait perang harga MKK ini.
Pendiri, pemilik pabrik, dan sekaligus peracik Kutus-Kutus pernah menyampaikan visinya, yang intinya, sehat bersama sejahtera bersama. Melalui Kutus-Kutus, selain membagikan sarana kesembuhan , beliau juga ingin banyak orang yang bisa sejahtera dengan berjualan Kutus-Kutus. Untuk itulah, beliau menetapkan satu standar harga ecer terendah resmi dari pabrik. Tujuannya adalah agar para reseller yang baru memulai atau yang bermodal kecil, yang baru bisa menjual dalam jumlah sedikit, yang uangnya terbatas untuk kulakan sedikit tetap bisa merasakan keuntungan yang cukup. Itu ide dasar yang saya tangkap dari artikel yang menulis tentang beliau.
Dan lagi-lagi karena visinya lah, beliau tidak mau menjebak orang dalam sistem dagang MLM. Dia membuat sistem dagang yang paling sederhana dan alami. Sistem jual-putus, mau jualan ya kulakan, makin banyak kulak, makin murah harga satuannya. Tanpa ribet, yang penting ubet.
Sistem yang adil, siapa saja bisa sejahtera dengan sistem ini tanpa melihat siapa upline siapa downline. Tapi sepertinya sistem ini punya kelemahan yang kemudian dimanfaatkan oleh mereka para pemilik modal besar. Dengan keangkuhan dompetnya, mereka memborong produk lalu menjualnya kembali dengan harga jauh dibawah harga ecer terendah yang ditentukan oleh pabrik. Alhasil, banyak pelanggan dan calon pelanggan yang lari tunggang langgang menuju sang pemilik modal besar tadi demi mendapat Kutus-Kutus yang didambakan dengan harga yang tak lagi punya rasa kepedulian.
Salahkah?
Secara rasional dan logikal, menurut saya, TIDAK.
Baik penjual mapun pembeli, sama-sama punya hak atas pilihan mereka.
Di sisi penjual, dengan sistem jual-putus, setelah barang mereka bayar, maka itu jadi hak mereka sepenuhnya, mau diminum semua kek, mau dipakai mandi kek, atau mau dijual murah, itu hak mereka. Sah-sah saja.
Demikian juga di sisi pembeli, punya hak apa kita melarang seseorang membeli dengan duit mereka sendiri.
Tapi apakah itu sepenuhnya benar?
Ada pepatah jawa mengatakan Sing Bener Durung Tentu Pener.
Artinya, dalam kehidupan ini, kita sebagai manusia, tidak hanya cukup menilai sesuatu hanya secara logika matematika saja. Ada norma, ada etika, ada nurani yang berperan di dalamnya. Benar secara logika belum tentu bisa dibenarkan secara norma, etika, dan nilai-nilai luhur manusia. Bahkan binatangpun punya normanya sendiri.
Jadi, apa hubungannya dengan penjual kemaruk dan pembeli yang kurang bijak tadi?
1. Bagi anda, yang kebetulan saat ini dititipi rizki yang banyak oleh Sang Pemberi, yang memampukan anda kulakan dalam jumlah besar yang kemudian memungkinkan anda menjual kembali dengan harga sangat rendah, ketahuilah bahwa UNTUK SAAT INI, anda telah berhasil MERUSAK JALAN RIZKI banyak orang diluar sana yang sedang berjuang membangun usahanya dengan susah payah, yang sedang merintis dari kecil, yang bahkan hanya bisa mengandalkan penjualan 6 botol Kutus-Kutusnya karena hanya itu yang mereka punya untuk kulakan. Pernahkah terbersit di pikiran anda, betapa gundah gulananya mereka jika jualan mereka tidak lagi laku karena ulah serakah anda? Tidak apa-apa kalau tidak pernah, tapi perlu anda ingat, Sang Pemberi yang menitipkan kelebihan rizki kepada anda saat ini, juga tidak kurang kuasaNya untuk merusak jalan rizki anda NANTI. Karena ada satu hukum alam yang pasti berlaku dimanapun dan kapanpun. TABUR-TUAI, apa yang kau tabur, itulah yang akan kau tuai.
2. Bagi anda, pemuja hukum ekonomi, yang kemudian menuntun anda untuk membeli produk di bawah harga standar, saya hanya ingin mengatakan, yang pertama, semoga yang anda beli itu asli, yang kedua, ketahuilah bahwa minyak kutus-kutus murah yang anda harapkan dapat memberikan manfaat kesembuhan bagi anda dan keluarga itu, anda dapatkan dari jalan yang MERUGIKAN ORANG LAIN, jadi kalau TIDAK MUJARAB, ya JANGAN TANYA KENAPA.
Demikianlah untaian kalimat yang dari kemarin menjejali otak saya, yang bisa saya uraikan disini. Semoga ada yang betah membacanya sampai akhir. Maaf kalau ada yang kurang berkenan di hati pembaca budiman sekalian.
Sekian dan terimakasih.