29/03/2023
Bagaimana Cara Kerja Obat Aborsi
Ada obat tertentu yang dapat digunakan untuk memfasilitasi aborsi medis. Contohnya adalah:
Mifepristone - Sering dijuluki sebagai pil aborsi, dan juga diidentifikasi sebagai RU 486, obat ini adalah salah satu dari dua obat yang digunakan di klinik aborsi. Obat ini bekerja dengan menghalangi produksi dan efek dari hormon progesteron, yang berfungsi untuk menstabilkan dinding rahim. Setelah progesteron terhambat, lapisan rahim akan rusak dan rahim tidak akan dapat mendukung kehamilan.
Metotreksat - Ini adalah obat yang telah digunakan di pengobatan kanker selama bertahun-tahun dan telah digunakan untuk aborsi medis sejak awal tahun 1900. Obat ini bekerja dengan mencegah implantasi telur yang efektif. Di beberapa negara, obat ini setara dengan mifepristone.
Misoprostol - Obat ini lebih dikenal dengan nama merek, seperti Misotrol, Cytotec, dan Cyprostol. Tujuan dari obat sekunder ini adalah untuk mengosongkan rahim sepenuhnya dengan merangsang kontraksi. Studi menunjukkan bahwa di sekitar 90% kasus, menggunakan misoprostol saja berhasil mengakhiri kehamilan. Namun prosedur yang ditentukan dan dilakukan melalui layanan aborsi yang aman dan legal dengan pengawasan dokter adalah prosedur yang menggunakan dua obat.
Prosedur ini biasanya dimulai dengan ultrasound untuk mengetahui tahap kehamilan yang sebenarnya. Setelah ditentukan bahwa kehamilan dalam periode yang diperbolehkan, obat dapat diberikan, baik secara oral atau intravena, oleh seorang dokter di klinik atau kantor. Biasanya, prosedur ini menggunakan kombinasi obat. Methotrexate akan diberikan terlebih dulu, dan misoprostol beberapa hari setelahnya. Dokter yang mengawasi aborsi akan memberikan petunjuk lengkap kepada pasien tentang cara mengonsumsi misoprostol. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk suksesnya aborsi berbeda pada setiap wanita. Dalam beberapa kasus, kandungan berhasil digugurkan hanya beberapa jam setelah mengonsumsi misoprostol. Namun pada kasus lain, mungkin diperlukan beberapa hari.
Setelah mengonsumsi methotrexate, pasien mungkin akan mengalami pendarahan, tetapi ini tidak berarti tindakan ini telah berakhir. Selama beberapa hari ke depan, pasien harus mengonsumsi misoprostol pada waktu tertentu dan persis seperti yang diperintahkan. Karena obat akan mulai mengosongkan rahim, beberapa gejala yang mirip menstruasi dapat terjadi. Ini termasuk:
Kram perut yang sangat menyakitkan – Gejala ini bisa diredakan dengan bantuan kompres hangat atau obat nyeri ringan seperti ibuprofen atau parasetamol
Pendarahan mirip dengan haid berat - Pendarahan bisa berlangsung hingga tiga minggu setelah aborsi, umumnya sama dengan jumlah pendarahan yang dialami oleh wanita yang baru saja melahirkan. Periode ini berbeda pada tiap wanita. Namun, pendarahan yang membasahi dua pembalut dalam satu jam selama dua jam berturut-turut harus dilaporkan ke dokter.
Mual
Merasa lelah
Beberapa gejala lain yang juga dapat dialami adalah:
Demam
Kedinginan
Mual
Muntah
Setelah waktu yang diberikan untuk mengonsumsi misoprostol telah berlalu dan obat-obatan telah dihabiskan seperti yang disarankan, pasien perlu kembali ke dokter untuk pemeriksaan lanjutan. Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memastikan bahwa aborsi telah selesai. Hal ini dilakukan dengan melakukan pemeriksaan panggul dan ultrasound scan.