03/02/2017
TAU KAH ANDA...???Mengapa Perempuan Butuh Waktu Tidur Lebih Panjang?
Kaum hawa itu cenderung multitasking… mereka melakukan segala sesuatu dalam satu waktu secara fleksibel… jadi kinerja otaknya lebih sering diporsir ketimbang laki-laki. Karena itu, kebutuhan tidur mereka pun lebih panjang.” Demikian apa yang disampaikan Jim Horne. Dilihat dari riwayatnya, beliau itu adalah ilmuwan syaraf tidur. Horne juga merupakan mantan direktur Sleep Research Center di Universitas Loughborough, Leicestershire, Inggris.
Pernyataan tersebut langsung direspons dan disebar berbagai media seperti Daily mail, Entrepreneur, Lifehack, dan mungkin yang lainnya. Di satu sisi, hal tersebut merupakan kabar baik. Jadinya perempuan memiliki alasan kuat untuk bangun terlambat. Tapi di sisi lain, anjuran itu mengungkap kenyataan pahit juga. Sebab, pada dasarnya perempuan itu justeru sering mendapatkan jatah tidur yang lebih sedikit. Kalau tidak, kualitasnya tidurnya cenderung kurang baik. Faktornya bisa segudang, ya. Termasuk pada perempuan hamil yang mendadak berat badannya naik atau karena posisi bayi dalam rahimnya, karena faktor usia atau saat masa menopause, karena penggunaan gadget, banyak pikiran, dan sebagainya.
Menurut Horne sebagian besar dari kita memerlukan waktu tidur sekitar 6 jam-an. Tambahan waktu tidur perempuan, khususnya yang berusia 45 tahun ke bawah, mustinya sampai 20 menitan dibanding kaum adam. Mengapa begitu?
1. Multitasking
Otak wanita itu multitasking. Dalam satu waktu, ia bisa mengerjakan atau memikirkan banyak hal. Misalnya ketika memasak, perempuan juga bisa sambil beres-beres rumah. Pikirannya juga bisa sambil berputar untuk beberapa hal.
2. Cerebral Cortices Bekerja Lebih Keras
Di dalam otak, terdapat beberapa bagian vital. Salah-satunya yaitu cerebral cortices atau otak besar. Pada seorang perempuan, bagian yang berfungsi dalam membantu kemampuan berpikir, analisa, perencanaan, memori, dll, ini bekerja lebih keras.
3. Cepat Capek
Segala sesuatu kalau terus dipakai tentu ada titik lelahnya. Keadaan tersebut menandakan kalau kita musti meluangkan waktu untuk istirahat atau re-charge. Kurang tidur membuat otak yang multitasking jadi cepat capek. Jika begitu, wajar saja kalau nantinya sulit difungsikan dengan baik.
4. Waktu Penyembuhan Lebih Panjang
Sudah disinggung sebelumnya, otak perempuan lebih lelah karena penggunaannya memang sedikit lain. Otomatis, perempuan memerlukan waktu lebih banyak untuk recovery atau proses penyembuhannya. Dengan demikian, otak akan kembali segar dan bisa difungsikan seperti sedia kala.
5. Efek Psikologis yang Negatif
Duke Medical Center pernah melakukan studi tentang tidur di tahun 2008. Sebanyak 40% terlihat kekurangan waktu istirahat. Berdasarkan gender, efek yang ditimbulkannya terlihat berbeda. Yang perempuan rentan meluapkannya dengan kemarahan, depresi, atau tertekan secara psikologis. Efek tersebut cenderung tak berlaku untuk laki-laki.
6. Ancaman Lain
Kurang tidur memang mengundang banyak ancaman. Perempuan tak hanya berisiko untuk terusik secara psikologis. Lebih dari itu. Parahnya waktu dan kualitas tidur bisa menggoda kehadiran penyakit lain. Entah itu gangguan jantung, obesitas, serta keluhan lainnya.
Jika laki-laki memang memiliki pekerjaan yang rumit atau menguras, Horne tak menampik, mereka juga butuh waktu tidur lebih panjang. Namun lagi-lagi, perempuan yang musti diutamakan. Ibaratnya kalau tambahan bagi pria sebanyak 10 menit, maka yang perempuan dianjurkan lebih lama.
Semoga bermanfaat...