02/01/2021
Cinta tak harus memiliki ala Qais Majnun
_______
Qais Majnun sebenarnya adalah tokoh fiktif yang dihidupkan oleh seorang penyair kenamaan Persia abad ke-12, tepatnya pada era Dinasti Saljuk, yaitu Nizami Ganjavi. Kisah romantika antara Qais dan Laila pada dasarnya bisa dibedah dari dua sisi. Pertama, sisi falsafi. Bahwa kisah ini secara keseluruhan sejatinya merupakan alegori atau simbol-simbol buat memahami hakikat cinta kepada Tuhan. Kedua, sisi tekstual. Dimana kita hanya cukup membaca dan menginterpretasikannya sesuai dengan teks yang tertulis. Nah, untuk rumus cinta tak harus memiliki ini, kita pakai pendekatan yang kedua.
Singkatnya begini, Qais mencintai Laila, juga sebaliknya, Tapi cinta mereka tehalang tabir tebal bernama; kelas sosial. Alhasil, pihak keluarga Laila berupaya untuk memisahkan keduanya dengan jalan menjodohkan Laila dengan lelaki lain. Dan di sinilah letak pelajaran yang bisa Anda ambil sebagai obat penawar kecewa.
Kalau orang-orang menyebut Qais gila (majnun) lantaran sering bermonolog sendiri di jalan-jalan seolah sedang berbicara dengan Laila. Sering kedapatan memeluk dan menciumi tembok rumah Laila seolah sedang memeluk dan menciumi Laila. Dan pernah suatu kali ketika dia sakit dan hendak dioperasi oleh dokter, dia malah berujar, “Jangan, jangan bedah tubuhku. Jika aku merasakan sakit, nanti Laila juga akan sakit. Karena dalam diriku ada Laila.”
Melihat fenomena tersebut, saya justru memandangnya sebagai sikap legawa dari si Qais, yang cintanya harus bertepuk sebelah tangan. Sebab baginya, Laila bukan lagi entitas di luar dirinya. Laila adalah dirinya sendiri. Laila bukan lagi sosok yang tak tejangkau. Tapi apa pun yang berkaitan dengan Laila, katakanlah tembok rumahnya, itu adalah wujud lain dari Laila. Maka, dia sudah tidak butuh lagi memiliki Laila secara badani. Sebab dia bisa terus mencintai Laila dengan medium yang lain.
Ini kalau Anda contoh, misalnya saja pujaan hati Anda penyayang kucing dan s**a bagi-bagi Whiskas gratis sama kucing jalanan, ya salurkan saja rasa cinta Anda dengan memperlakukan kucing sebagaimana yang pernah pujaan hati Anda lakukan. Kalau cium-cium tembok rumahnya, saya belum berani menyarankan. Qais atau kita mungkin nggak bisa memiliki atau bahkan menikahi Laila atau perempuaan dambaan. Tapi kita sudah berkesempatan mencintainya. Dan itu harusnya sudah lebih dari cukup. Kata Puthut EA,”Tidak selalu ada hubungannya antara pernikahan dengan cinta. Cinta ya cinta. Menikah ya menikah. Hanya orang yang beruntung jika bisa saling mencintai lalu menikah.”