26/03/2022
πππ
*QUANTUM KHUSNUDZON*
Kalau ada sebuah adonan dan cetakan, kira-kira dari pernyataan ini yang mana yang lebih tepat...
Adonan mengikuti cetakan atau cetakan yang mengikuti adonan?
Tentunya Anda semua setuju bahwa adonan-lah yang mengikuti cetakan.
Nah, alam semesta ini sebenarnya adalah adonan, karena terdiri dari quantum yang merupakan bahan penyusun terkecil dari segala sesuatu.
Lalu apa yang menjadi cetakannya?
Cetakannya adalah dzon atau sangkaan kita yang muncul dari pikiran dan perasaan kita. Quantum berubah-ubah wujudnya merespon kesadaran dan mengikuti prasangka manusia.
Maka apapun yang kita sangkakan dengan kuat, itulah yang terjadi. Jangan heran ketika Anda menyangka hal-hal buruk (su'udzon), maka yang terjadi adalah yang buruk. Sebaliknya, ketika Anda menyangka hal-hal baik (khusnudzon), maka yang terjadi adalah yang baik.
Orang-orang yang terbiasa berkhusnudzon, ketika dihadapkan pada suatu peristiwa yang menggelisahkan hati, maka secara otomatis kecenderungan doa yang muncul dari lisan maupun batinnya adalah doa-doa baik yang siap terkabul.
Sehingga, seandainya realita di luaran sana benar-benar tidak baik, maka dengan khusnudzon yang dominan, realitanya bisa berubah 180 derajat.
Masih ingat kan hukum tadi?
Adonan mengikuti cetakan.
Ketika Anda berkhusnudzon, maka Anda sebenarnya sedang mencetak adonan realita di luar sana supaya membentuk wujud-wujud yang baik.
Contohnya sudah terlalu banyak...
Coba ingat-ingat di dalam kehidupan Anda, apa saja yang entah sengaja atau tidak, Anda cetak dengan dzon Anda lalu menjadi realita, yang buruk maupun yang baik. Atau cerita-cerita dari orang-orang sekitar Anda, pasti ada, bahkan banyak sekali.
Tapi terkadang muncul pertanyaan, "Saya sudah berkhusnuzon, tapi kok realita yang saya temui tidak sesuai dengan yang saya sangkakan?"
Mari kita kembalikan ke hukum tadi, adonan mengikuti cetakan.
Tentu hukum ini ada syarat dan ketentuannya, yaitu cetakannya harus lebih kuat daripada adonannya.
Kalau cetakan terbuat dari plastik lalu adonannya adalah cairan besi panas, tentunya malah terbalik, cetakannya yang justru mengikuti adonan.
Jadi, prasangka kita harus benar-benar kuat, jangan setengah-setengah. Yakin, tanpa keraguan. Kalau sudah begitu, apapun adonannya, cetakannya tidak akan hancur.
Nabi Musa 'Alaihissalam yakin full tanpa ragu kepada kuasa Allah ketika mencetak laut supaya terbelah.
Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam juga begitu, yakin full tanpa ragu ketika berbicara tentang masa depan yang baik, dan akhirnya sampai sekarang banyak sekali "ramalan" beliau yang terjadi. Dan banyak lagi contohnya...
Maka, kalau Anda menginginkan perubahan hidup menuju yang lebih baik, ingatlah tentang hukum Quantum Khusnudzon, bahwa adonan mengikuti cetakan.
Kalau khusnudzon Anda belum juga menjadi realita yang baik, coba cek lagi, jangan-jangan masih kurang dominan dibanding su'udzon Anda.
Yang jelas, ada satu hal yang penting dan perlu diingat, bahwa sekuat-kuatnya cetakan bagi Alam Semesta adalah prasangka Anda terhadap Sang Pencipta Alam Semesta.
Karena sejatinya Dia-lah yang mencetakkan Alam Semesta untuk kita, dan dengan Sifat Pengasih dan Penyayang-Nya, sampai sekarang selalu berkenan mencetaknya terus-menerus mengikuti prasangka Anda dan semua manusia.
Maka, kunci keberhasilan dari Quantum Khusnudzon adalah meng-khusnudzoni-Nya. π